UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ekstrak metanol daun C. sintoc 50 mgml juga mempunyai aktivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus maupun bakteri Pseudomonas
aeruginosa meskipun diameter zona hambat yang dihasilkan tidak lebih besar
dari zona hambat ekstrak etil asetat, diameter zona hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus
adalah 7,575 mm sedangkan terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa
adalah 10,05 mm. Dengan penggolongan kekuatan zat uji berdasarkan diameter zona hambat menurut Davis Stout 1971, maka
ekstrak metanol dapat dikatakan sebagai antibakteri sedang terhadap bakteri Staphylococcus aureus
dan antibakteri kuat terhadap Pseudomonas aeruginosa
. Berdasarkan hasil KLT, terdapat senyawa dengan nilai Rf yang sama pada ekstrak metanol dan ekstrak etil asetat, oleh karena itu ekstrak
metanol kemungkinan juga mempunyai senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri, dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas antibakteri
ekstrak metanol daun C.sintoc.
Ekstrak n – heksana daun C. sintoc 50 mgml tidak menunjukkan
adanya penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus maupun bakteri Pseudomonas aeruginosa. Hal ini dapat disebabkan karena
ekstrak n – heksana mengandung lebih banyak minyak dan lemak daripada
ekstrak etil asetat dan metanol. Minyak dan lemak yang mempunyai ukuran molekul besar, menganggu proses difusi, menjadi penghalang masuknya
senyawa fenolik maupun senyawa antibakteri lainnya ke dalam sel dan melindungi bakteri dari senyawa antibakteri, sehingga ekstrak n
– heksana tidak cukup untuk berdifusi dan tidak mampu menghambat pertumbuhan
bakteri Agustina dkk, 2011.
4.6 Kadar Air Ekstrak Etil Asetat daun Cinnamomum sintoc
Hasil pengukuran kadar air ekstrak etil asetat daun C.sintoc yaitu 8,23. Menurut literatur, kadar air dalam ekstrak tidak boleh lebih dari 10.
Hal ini bertujuan untuk menghindari cepatnya pertumbuhan jamur dalam ekstrak Soetarno dan Soediro, 1997.
Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan daya tahan ekstrak dan terkait dengan aktivitas mikroorganisme selama
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penyimpanan. Ekstrak yang mempunyai kadar air yang tinggi lebih mudah rusak karena ekstrak tersebut dapat menjadi media yang kondusif bagi
pertumbuhan mikroorganisme. Ekstrak dengan kadar air rendah relatif lebih stabil dalam penyimpanan jangka panjang daripada ekstrak dengan kadar air
tinggi Pardede antoni, 2013.
4.7 Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat
Uji fitokimia untuk mengetahui jenis senyawa yang ada di dalam ekstrak etil asetat daun C. sintoc, sehingga dapat diketahui senyawa berpotensi
sebagai antibakteri. Hasil uji fitokimia dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Etil Asetat
Parameter Uji Hasil Pengamatan
Hasil Uji
Terpenoid Terbentuk warna hijau gelap
+ Steroid
Terbentuk warna hijau gelap -
Alkalloid Tidak ada perubahan warna
- Saponin
Tidak terbentuk busa -
Fenol Terbentuk warna hijau kehitaman
+ Flavonoid
Tidak ada perubahan warna -
Tannin Terbentuk warna hijau kehitaman
+
4.8 Fraksinasi Ekstrak Etil Asetat Menggunakan Kromatografi Kolom
Berdasarkan hasil pemisahan 10 g ekstrak etil asetat menggunakan kromatografi kolom dengan fasa diam silika gel 60 0,040
– 0,063 mm mesh 230
– 400 dan fasa gerak n – heksana : etil asetat, diperoleh eluat sebanyak 125 vial. Eluat tersebut diuji dengan KLT untuk melihat pola noda dari
masing – masing eluat. Profil KLT eluat dapat dilihat pada lampiran 10.
Dari 125 eluat diperoleh 10 fraksi gabungan yang memiliki pola noda dengan nilai Rf yang sama. Fraksi tersebut yaitu:
Fraksi 1 merupakan gabungan fraksi no. 1 – 14 Fraksi 2 merupakan gabungan fraksi no. 16 – 23
Fraksi 3 merupakan gabungan fraksi no. 24 – 29 Fraksi 4 merupakan gabungan fraksi no. 30 – 37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fraksi 5 merupakan gabungan fraksi no. 38 – 40 Fraksi 6 merupakan gabungan fraksi no. 41 – 64
Fraksi 7 merupakan gabungan fraksi no. 65 – 85 Fraksi 8 merupakan gabungan fraksi no. 86 – 92
Fraksi 9 merupakan gabungan fraksi no. 93 – 103 Fraksi 10 merupakan gabungan fraksi no. 104 – 125
Setelah digabungkan, fraksi
– fraksi tersebut kemudian dikering anginkan untuk menguapkan pelarut yang terdapat dalam fraksi. Bobot
masing – masing fraksi ditimbang saat fraksi telah kering atau pelarut telah
menguap. Bobot masing – masing fraksi dapat dilihat pada Tabel 4.4. Profil
KLT masing – masing fraksi yang telah digabungkan dapat dilihat pada
lampiran 11.
Tabel 4.4 . Bobot Masing
– Masing Fraksi
Fraksi Bobot
1 1,5299 g
2 1,7406 g
3 0,9461 g
4 1,0519 g
5 0,0984 g
6 0,6825 g
7 0,7841 g
8 0,111 g
9 0,087 g
10 0,107 g
4.9 Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi dari Ekstrak Etil Asetat Dengan Metode