2.1.4. Analisis Biaya
Menurut Niswonger 1992:732 biaya adalah jumlah yang terpakai atau jasa
yang digunakan dalam proses menghasilkan pendapatan. Adapun biaya menurut Mulyadi 2002:8 adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan menurut Rasyaf 1993:256 biaya tetap merupakan biaya-biaya yang
dalam batas-batas tertentu tidak berubah apabila tingkat kegiatan produksi berubah. Biaya tidak tetap variable merupakan biaya yang berubah secara langsung
dan berbanding lurus terhadap jumlah suatu produk Revino,2006:65. Biaya variable adalah biaya yang secara langsung berkaitan dengan jumlah tanaman yang
diusahakan dan dengan input variable yang dipakai, seperti penyiangan, pupuk, tenaga kerja tdak tetap, bibit, dan sebagainya Makeham dan Malcolm,1991: 93.
Biaya variable merupakan besar kecilnya biaya yang dikeluarkan tergantung pada kapasitas produksi yang bersangkutan Rasyaf,2000:18, sedang menurut Usry
2004:59 biaya variable sebagai biaya yang secara total meningkat terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun terhadap penurunan dalam aktivitas. Untuk
merencanakan, menganalisis, mengendalikan atau mengevaluasi biaya pada tingkat aktivitas yang berbeda, biaya tetap dan biaya variabel harus dipisahkan.
26
2.1.5. Analisis Pendapatan Usahatani
Menurut Soemarso 2002:274, pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul dari penyerahan barang atau jasa atau aktivitas
usaha lainnya dalam suatu periode. Menrut Niswonger 1992:197 pendapatan dari penjualan adalah seluruh total tagihan kepada pelanggan atas barang yang dijual, baik
secara tunai maupun kredit. Pendapatan adalah pertambahan harta diluar tambahan investasi yang mengakibatkan modal bertambah. Pendapatan usaha adalah
pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha pokok perusahaan untuk perusahaan dagang penjualan, sedangkan pendapatan diluar usaha adalah pendapatan yang
diperoleh dari bukan usaha pokok perusahaan diluar pokok usaha.
Rasio penerimaan atas biaya RC ratio menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam produksi
usaha. Dengan kata lain analisis rasio atas biaya produksi dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relative kegiatan usaha. Artinya dari angka rasio
penerimaan atas biaya tersebut dapat diketahui apakah usaha tersebut menguntungkan
atau tidak Harmono dan Andoko, 2005:67. Tingkat pendapatan usaha dapat diukur
menggunakan analisis penerimaan dan biaya RC ratio analysis yang didasarkan pada perhitungan secara finansial. Analisis ini menunjukkan besar penerimaan usaha
yang akan diperoleh pengusaha untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usaha. Jika RC ratio meningkat menunjukkan peningkatan penerimaan.
Usaha dikatakan layak jika RC ratio bernilai lebih besar dari satu RC 1 yang
27
artinya setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya atau secara sederhana kegiatan
usaha menguntungkan. Bila RC ratio bernilai lebih kecil dari satu RC 1 yang artinya tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan
yang lebih kecil daripada tambahan biaya atau secara sederhana kegiatan usaha
mengalami kerugian.
Anlisis BC ratio adalah perbandingan antara tingkat keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha
dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai BC lebih besar dari nol 0, semakin besar nilai BC maka semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari
usaha tersebut Rahardi dan Hartono,2003:69.
Menurut Umar 1997:202 analisis pulang pokok adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel di dalam
kegiatan perusahaan seperti jumlah produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan serta pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya.
BEP break even point merupakan titik impas usaha. Dari nilai BEP diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha tidak memberikan
keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian Wiryanta, 2002:79. Ada dua jenis perhitungan BEP, yaitu BEP volume produksi dan BEP harga produksi.
Payback Periode adalah masa pengembalian modal, artinya lama periode waktu
untuk mengembalikan modal investasi. Cepat atau lambatnya sangat tergantung pada sifat aliran kas masuknya, jika aliran kas masuknya besar atau lancar maka proses
28
pengembalian modal akan lebih cepat dengan asumsi modal yang digunakan tetap atau tidak ada penambahan modal selama umur proyek Sofyan, 2002:18.
2.2.
Kerangka Pemikiran Konseptual
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pendapatan usahatani tebu.
Pendapatan diperoleh dari penerimaan dikurangi dengan biaya produksi. Penerimaan ini berasal dari total produksi dikali dengan harga jual. Sedangkan biaya produksi
berasal dari jumlah antara total biaya tetap dan total biaya tidak tetap. Analisis pendapatan usahatani tebu ini menggunakan Indikator RC rasio, BC rasio, Payback
Period PP, dan Break Even Point BEP. Berdasarkan uraian di atas maka gambaran kerangka pemikiran konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
29
Analisis Pendapatan RC Rasio
BC Rasio BEP Break Event Point
PP Payback Period Biaya Produksi :
- Biaya Tetap
- Biaya Variabel
Penerimaan
Hasil Usahatani Tebu
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian