Hubungan Keterpasangan Transmitter Electric Pada Peralatan Pendukung Sistem Kerja

IV.2 Hubungan Keterpasangan Transmitter Electric Pada Peralatan Pendukung

Gambar 4.1 Keterpasangan Transmitter Electric Pada Peralatan Pendukung Set Point adalah besar proses yang diinginkan. Sebuah controller akan selalu berusaha menyamakan proses variable dengan set point. Proses variabel adalah signal yang keluar dari Differensial Transmitter, besaran ini merupakan besarnya signal sistem pengukuran yaitu 4 – 20 mA. Control Variabel adalah besaran atau variable yang dikendalikan, besaran ini disebut Manivulated Variabel MV. Error adalah selisih antara Set Point dengan Proses Variabel. Differensial Transmitter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal proses menjadi sinyal instrumen yang dapat dimengerti oleh Level Recorder Controller 32 LRC. Controller adalah suatu alat yang membandingkan harga Set Point dengan harga yang di ukur PV. Converter adalah suatu alat yang berguna untuk mengubah sinyal electric sinyal pneumatic. Control valve Final Control adalah bagian akhir dari instrumentasi sistem pengendalian dan berfungsi untuk mengubah Variable Proses dengan cara mengatur manivulated variable pada suatu alat controller.

IV.3 Sistem Kerja

Transmitter Electric Pada Tangki D1 Transmitter merupakan alat atau kelanjutan dari sensor, dimana transmitter Ini dapat mengubah signal proses yang di terima oleh detektor di ubah menjadi signal listrik serta mengirimkan signal listrik tersebut ke alat penerima seperti pencatat recorder, pengatur dan penunjuk. Transmitter Electric mempunyai blok transmitter yang dapat merubah hasil sensor menjadi hasil pengukuran. Adapun yang disensor adalah tekanan dari pada aliran cairan air yang mengalir melalui pipa penyalur ke tangki D1. Output dari rangkaian ini berupa signal arus yang melalui kabel ruang sistem atau Level Recorder Control LRC. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada gambar 4.2. Gambar 4.2 Diagram Blok Sistem Transmitter 33 Rangkaian transmitter di bangun dalam beberapa diagram, dimana blok diagram ini bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Tegangan yang dibangkitkan oleh transmitter ini adalah tegangan DC, tegangan DC ini di berikan ke rangkaian dan disalurkan ke transmitter, tegangan ini di berikan untuk pengirim signal juga berfungsi untuk power. Input dari rangkaian ini berupa signal proses yang di sensor oleh Bagian Perasa, jenis sensor yang digunakan adalah jenis diafragma dimana penyensoran menjadi hasil pengukuran. Signal output yang dihasilkan transmitter sebesar 4 – 20 mA. Tekanan udara diberikan oleh kompresor dan dikirim ke converter, dimana converter berfungsi untuk mengubah signal electric ke pneumatic untuk mengatur aksi Control Valve. Control Valve mengatur laju aliran yang keluar dari tangki D1. Pengimbang utama menghasilkan gerak-gerak mekanik dari batang pemuntir bagian perasa, sedangkan pengimbang kedua berfungsi sebagai batang yang meneruskan gaya gerak melawan terhadap gaya gerak pengimbang utama. Maka pada kesatuan magnet terjadi gaya tolak menolak yang akhirnya menghasilkan pergerakan pada penghubung keduanya dan pada pegas bias didapat nilai batas dari operasi transmitter. Sistem ini berupa signal arus sebesar 4 -20 mA DC yang dikirimkan LRC Level Recorder Control dan akan di ubah menjadi suatu perintah-perintah yang telah diset pada memori LRC tersebut. 34

IV.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transmitter Pada Saat Beroperasi