Batasan Masalah Tujuan Penulisan Karya Akhir Metodologi Penulisan Hasil Pengamatan

Pengukuran level air pada tangki D1 dilakukan secara elektronik otomatis. Karena pengukuran secara manual memperlambat proses kerja, maka digunakan alat ukur level air dengan menggunakan transmitter electric UNE II SHK I.

I.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan pada karya akhir ini tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi pembahasan pada : 1. Hanya membahas bagian-bagian utama alat ukur level 2. Hanya membahas cara kerja alat ukur level 3. Hanya membahas tentang proses pengoperasian alat ukur level 4. Tidak membahas lebih jauh dengan spesifikasi alat 5. Tidak membahas tentang aplikasi di lapangan.

I.4 Tujuan Penulisan Karya Akhir

Untuk mengetahui ketinggian level air pada tangki D1 dan juga memperdalam wawasan penulis dalam beberapa hal tentang alat ukur level, yaitu cara kerja alat ukur level dan pengoperasian alat ukur level.

I.5 Metodologi Penulisan

Dalam menulis karya akhir ini penulis memperoleh data langsung di lapangan dan juga bersumber dari buku – buku serta referensi internet yang berhubungan dengan fokus pembahasan.

I.6 Sistematika Penulisan

Dalam metode penulisan karya akhir ini penulis akan menjelaskan isi dari tiap-tiap bab sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan karya akhir, metodologi penulisan dan sistematika penulisan. 2 3 Bab II : Dasar Teori Pada bab ini menjelaskan tentang teori dasar mengenai alat ukur level dan beberapa metode-metode pengukuran level. Bab III : Transmitter Secara Umum Pada bab ini menjelaskan tentang transmitter, signal transmitter, terminologi pengukuran dari transmitter dan transmitter electric. Bab IV : Pengukuran Level Air Dalam Tangki D1 Pada bab ini menjelaskan tentang sistem kerja alat ukur level serta pengoperasian dari alat ukur level. Bab V : Penutup Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang kesimpulan dari karya akhir dan beberapa saran yang dianggap perlu. BAB II DASAR TEORI

II. 1 Pengertian Alat Ukur Level

Alat ukur level adalah alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan air. Dimana alat ukur ini memiliki beberapa tujuan yaitu : 1. Mencegah kerusakan dan kerugian akibat air terbuang 2. Pengontrolan jalannya proses 3. Mendapatkan spesifikasi yang diinginkan

II. 2 Metode-Metode Pengukuran Level

Metode pengukuran level permukaan air ada dua macam cara, yaitu : 1. Pengukuran dilihat langsung Gambar 2.1 memperlihatkan metode dilihat langsung dimana tinggi permukaan air dapat dilihat langsung dan diduga kedalamannya dan ditunjukkan dalam satuan pengukuran panjang meter. Dengan diketahuinya tinggi permukaan air maka volume air yang diukur dapat dicari bila dikehendaki. Dilihat Langsung Tinggi Air Gambar 2.1 Metode dilihat langsung 4 Alat ukur menurut metode pengukuran dilihat langsung ada dua jenis, yaitu : 1. Gelas Penduga Level Glass Gelas Penduga dapat menunjukkan tinggi permukaan air dalam suatu bejana secara langsung. Prinsip yang dipergunakan pada gelas penduga adalah prinsip Bejana Berhubungan. Gelas Penduga terdiri dari dua jenis yaitu Gelas Penduga ujung terbuka dan Gelas Penduga ujung tertutup. Gambar 2.2 memperlihatkan sebuah bejana dan Gelas Penduga Ujung Terbuka. Pemasangan dari gelas penduga ini sangat sederhana. Pada bejana disediakan suatu pipa pengambilan dimana Gelas Penduga ditempatkan. Seal packing disediakan agar sambungan jangan sampai bocor. Klem juga disediakan agar Gelas Penduga tetap pada posisinya. Gambar 2.2 Gelas Penduga ujung terbuka 5 Sebagian dari air dalam bejana akan mengalir ke dalam Gelas Penduga. Tinggi permukaan air pada Gelas Penduga dan bejana biasanya sama, karena bejana dan Gelas Penduga adalah merupakan dua bejana yang berhubungan. Gelas Penduga ujung terbuka dipergunakan pada tangki-tangki tidak bertekanan yang tingginya tidak melebihi 1,5 meter. Seperti tangki-tangki penampung minyak diesel, motor bakar dan lain-lain. Gambar 2.3 memperlihatkan Gelas Penduga Ujung Tertutup dengan bejana bertekanan tinggi. Kedua ujung Gelas Penduga dihubungkan dengan bejana. Ujung bagian bawah tersambung dengan bagian bejana berisi air, sedangkan ujung bagian atas tersambung dengan bagian bejana berisi uap kosong. Level Glass yang dipergunakan untuk air bertekanan tinggi harus diberi pelindung kaca tahan banting dan harus diperlengkapi dengan kerangan-kerangan isolasi yang memungkinkan level glass dilepas dari sistem sewaktu perbaikan atau pembersihan. Gambar 2.3 Gelas Penduga ujung tertutup Level Glass yang dipergunakan untuk air dengan temperatur yang tinggi harus diperlengkapi dengan saluran buangan. Saluran ini 6 berfungsi untuk mencegah Thermal Shock yang dapat memecahkan level glass sewaktu menjalankan kembali sesudah perbaikan. Level Glass juga sering diperlengkapi dengan lampu penerang untuk mempermudah pemeriksaan terutama pada malam hari. 2. Pemberat dan Pita Gambar 2.4 merupakan cara termudah untuk mengukur tinggi permukaan air dalam tangki-tangki yaitu dengan menggunakan sebuah pipa pengukur yang diberi bobot pemberat. Bobotnya diturunkan ke dalam tangki dan tinggi permukaan air dilihat langsung pada pipa pengukuran pipa ini telah diberi skala. Disamping itu pada tangki harus disediakan lubang agar bobot dapat masuk dan diturunkan. Gambar 2.4 Pemberat dan Pita 7 2. Mekanik Gambar 2.5 memperlihatkan metode mekanik. Gaya pada air menghasilkan gerak mekanik. Pergerakan mekanik ini kemudian dikalibrasi ke dalam bentuk skala angka-angka. Skala Angka Gerak Mekanik Gaya Pada Cairan Gambar 2.5 Metode Mekanik Alat ukur menurut metode mekanik ada dua jenis, yaitu : 1. Menurut Gaya Apung bouyancy dengan menggunakan Penggeser displacer. Disebut displacer adalah karena prinsipnya nilai gerak apung yang dihasilkan oleh displacer didesain untuk menggantikan displacement nilai volume air yang menghasilkan gerak apung tersebut. Gambar 2.6A memperlihatkan sebuah Penggeser di dalam silinder kosong, digantungkan pada sebuah dacing timbangan. Pada Gambar 2.6B air setinggi 7 inchi pada silinder mengurangi berat dacing sebesar 1lb, dan pada Gambar 2.6C air setinggi 14 inchi menggantikan mengurangi berat dari dacing sebesar 2lb sehingga berat dari dacing kini hanya sebesar 1lb. 8 Gambar 2.6 Displacement Ada tiga hal yang penting untuk diperhatikan pada kejadian ini, yaitu : 1. Dacing tidak akan terapung di atas air, melainkan sebagian akan terbenam, karena dacing itu sendiri mempunyai berat tertentu dan terikat pada gantungan. 2. Naiknya tinggi permukaan air akan membuat dacing naik, karena adanya gaya apung yang lebih besar dari air. Akan tetapi pergerakan dari dacing hanya kecil sekali dibandingkan dengan naiknya tinggi permukaan air. 3. Perubahan pada kedudukan dacing akan mengakibatkan perubahan pada kedudukan penunjuk dari timbangan. Gambar 2.7 memperlihatkan Displacement dengan Meteran Penunjuk. tabung pemuntir dipergunakan langsung untuk menggerakkan penunjuk pointer. Baik untuk indikator maupun kontroler, Penggeser selalu dihubungkan dengan Transmitter sinyal. Output dari Transmitter kemudian dikirimkan ke Meteran Penunjuk. Output ini bisa berupa sinyal pneumatik maupun sinyal listrik. 9 Gambar 2.7 Displacement dengan Meteran Penunjuk Prinsip kerja dari alat ukur dengan Displacement pada umumnya dapat dikatakan sebagai berikut : 1. Perubahan pada tinggi permukaan air yang diukur akan mengakibatkan perubahan pada gaya apung dari air tersebut. Ini akan membuat Penggeser bergerak turun atau naik. 2. Pergerakan Penggeser akan menghasilkan gerak memuntir pada Tabung Pemuntir. 3. Pergerakan dari Tabung Pemuntir kemudian dipergunakan menghasilkan sinyal pneumatik atau listrik. Kemudian sinyal ini dikirimkan ke Meteran Penunjuk. Meteran Penunjuk dapat berupa Meteran dengan Tabung Bourdon. Meteran-meteran ini sebelumnya telah dikalibrasi ke dalam bentuk persen. 10 2. Menurut Gaya Tekan tekanan dengan menggunakan Sistem Gelembung bubble system dan Beda Tekanan differential pressure. Gaya Tekan tekanan dengan Sistem Gelembung bubble system Gambar 2.8 memperlihatkan alat ukur tinggi permukaan air dengan menggunakan Sistem Gelembung. Meteran Penunjuk untuk alat ukur ini umumnya adalah Pressure Gage dengan Tabung Bourdon yang telah dikalibrasi sebelumnya ke dalam bentuk skala persen. Alat ukur tinggi permukaan air dengan sistem gelembung dipergunakan pada tangki-tangki tidak bertekanan tekanan statis. Gambar 2.8 Sistem Gelembung Sistem gelembung memerlukan catu udara bertekanan yang kontinyu. Biasanya tekanan udara ini maksimum 50 Psi. Udara ini dimasukkan ke dalam yang terbenam tegak pada cairan yang akan diukur. Semakin tinggi permukaan air yang diukur semakin besar tekanan udara yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi tekanan statis yang diberikan air. Dengan demikian, tinggi permukaan air dapat diukur melalui besaran tekanan udara yang dibutuhkan ini. 11 12 Gaya Beda Tekanan Differential Pressure Gambar 2.9 memperlihatkan skematik dari Bellows yang dipergunakan dalam pengukuran tekanan. Bellows seperti ini juga dapat dipergunakan untuk pengukuran tinggi permukaan cairan. Gambar 2.9 Bellows untuk Transmitter Tinggi Permukaan Air Diafragma dan Bellows seperti yang dibicarakan pada alat-alat ukur tekanan dapat dipergunakan untuk mengukur tinggi permukaan air akan tetapi, sama halnya dengan Penggeser maka Diafragma dan Bellows selalu dihubungkan dengan transmitter, baik pneumatik maupun listrik. Kemudian tekanan sinyal pneumatik atau tegangan listrik ini diteruskan ke Meteran penunjuk yang telah dikalibrasi sebelumnya. BAB III TRANSMITTER SECARA UMUM III.1 Transmitter Transmitter berfungsi untuk mengubah sinyal proses menjadi sinyal instrumen serta mengirimkan sinyal instrumen itu ke alat penerima seperti pencatat, pengatur dan penunjuk. Transmitter ada dua jenis yaitu transmitter pneumatic dan electric. Dimana transmitter ini memiliki dua bagian yaitu bagian perasa detector dan bagian pengirim. Karena variabel proses yang umum ada empat macam yaitu Pressure, Level, Temperature dan Flow, maka transmitter yang mengirimkan sinyal proses dari ke empat variabel ini disebut Pressure Transmitter PT, Level Transmitter LP, Temperature Transmitter TT dan Flow Transmitter FT. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram dari bagian-bagian transmitter. Dimana Detektor dan Gaya Seimbang dihubungkan melalui Batang Pemuntir. Batang Pemuntir termasuk bagian Detektor sedangkan Relai adalah termasuk pada bagian pengirim. Pencatat, kontroller dan penunjuk bukanlah bagian dari transmitter akan tetapi adalah alat yang menerima sinyal instrumen hasil dari transmitter. Sinyal proses masuk ke detektor menghasilkan tekanan. Tekanan tadi diteruskan ke batang pemuntir maka terjadi gerak pada batang pemuntir dan diteruskan ke bagian pengimbang tekanan. Relai mengatur adanya tekanan pada gaya seimbang melalui pemancar yang akan menghasilkan sinyal instrumen. 13 Gambar 3.1 Blok Diagram Bagian-bagian Transmitter III.1.1 Bagian Perasa Detector Bagian Perasa berfungsi untuk mengubah sinyal proses ke dalam bentuk gerak-gerak mekanik. Misalnya suhu dari minyak lumas sebelumnya adalah 75 o C, beberapa detik kemudian naik menjadi 76 o C. Perubahan sebesar 1 o C ini merupakan sinyal yang harus diubah oleh Detektor ke dalam bentuk pergerakan mekanik. Detektor yang umumnya dipergunakan pada sistem Transmisi Pneumatik adalah : 1. Meter Bodi Meter Body 2. Penggeser Displacer 3. Bola Berisi Cairan Liquid Filled Bulb 4. Sel Beda Tekanan Differential Pressure Cell 14 Gambar 3.2 Meter Bodi Gambar 3.2 menunjukkan penampang dari meter bodi yang dipergunakan untuk mendeteksi tekanan mutlak maupun tekanan gage. Meter bodi seperti ini disebut Remote Seal Diaphram Bourdon Tube Meter Body. Remote Seal Diaphram Bourdon Tube Meter Body terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut : 1. Plensa Penghubung Process Connecting Flange 2. Diafrakma Penyekat Seal Diaphram 3. Pipa Kapiler Capillary Tube 4. Elemen Perasa Sensing Element 5. Lengan Pemuntir Torque Arm 6. Batang Pemuntir Torque Rod 7. Badan Body 8. Penutup Cover Prinsip kerja dari Remote Seal Diaphram Bourdon Tube Meter Body adalah sebagai berikut : 1. Pipa kapiler, bagian dalam diafrakma penyekat dan Tabung Bourdon diisi dengan cairan kental. 15 2. Perubahan tekanan proses mengakibatkan dafrakma penyekat bergerak mundur-maju. Ini mengakibatkan tekanan cairan kental berubah. 3. Berubahnya tekanan cairan kental pada Elemen Perasa Sensing Element mengakibatkan Tabung Bourdon itu bergerak mengembang atau menyusut. Pergerakan Tabung Bourdon mengakibatkan Lengan Pemuntir bergerak mundur-maju. 4. Pergerakan Lengan Pemuntir kemudian diterima oleh Batang Pemuntir dan diteruskan ke Bagian Pengirim dari Transmitter Tekanan Pressure Transmitter. 5. Dengan kalibrasi yang sempurna maka pergerakan dari Batang Pemuntir dapat dibuang sebanding dengan perubahan tekanan peoses. Meter Bodi dari jenis Diafrakma Penyekat bila tidak dilengkapi dengan Pipa Kapiler, Diafrakma Penyekat dan cairan kental disebut sebagai Meter Bodi Tabung Bourdon. 1. Perasa 2. Lengan Pemuntir 3. Batang Pemuntir 4. Badan 5. Penutup Gambar 3.3 Meter Bodi Tabung Bourdon Gambar 3.3 menunjukkan penampang dari Bourdon Tube Meter Body. Meter Bodi ini sebenarnya sama dengan Remote Seal Diaphram Meter Body tanpa 16 Diafrakma Penyekat dan Pipa Kapiler. Berbeda dengan Seal Diaphram Meter Body dimana gas atau cairan tidak langsung berhubungan dengan elemen perasa maka pada meter bodi tabung bourdon dari gambar 3.3, materi proses adalah berhubungan langsung dengan elemen perasa, karena itu meter bodi seperti ini tidak cocok dipergunakan untuk uap, gas-gas korosif dan cairan-cairan berat. Untuk uap, gas-gas korosif dan cairan-cairan berat biasanya dipergunakan Seal Diaphram Meter Body. Gambar 3.4 Meter Bodi Bellows Gambar 3.4 menunjukkan penampang meter bodi jenis lain yang disebut Meter Bodi Bellows. Perbedaan antara Bellows dan Meter Bodi Tabung Bourdon adalah terletak pada Elemen Perasanya dimana Meter Bodi Tabung Bordon memakai Tabung Bourdon sedangkan Meter Bodi Bellows memakai Bellows sebagai Elemen Perasa. Sama halnya dengan Meter Bodi Tabung Bourdon, Meter Bodi Bellows juga dapat dimodifikasi sehingga menjadi Remote Seal Diaphram Bellow Meter Body dengan menambahkan Diafrakma Penyekat, Pipa Kapiler dan cairan kental di dalamnya. Cairan ini umumnya sama seperti yang digunakan pada Termometer Isi Cairan Liquir Filled Thermometer. Prinsip kerja dari Meter Bodi Bellows juga sama seperti Meter Bodi Tabung Bourdon dimana perubahan 17 tekanan proses menghasilkan gerak mundur-maju pada Bellows. Kemudian gerak mundur-maju diubah menjadi gerak setengah melingkar pada Batang Pemuntir melalui Lengan Pemuntir. Gambar 3.5 Displacement Gambar 3.5 menunjukkan penampang dari Penggeser. Penggeser dapat dipergunakan sebagai Detektor pada Level Transmitter. Perubahan tinggi permukaan cairan akan menghasilkan pergerakan pada Penggeser Elemen Perasa. Selanjutnya pergerakan dari Penggeser diteruskan melalui Batang Pemuntir yang dihubungkan dengan Lengan Pemuntir sehingga menghasilkan gerak memuntir pada Batang Pemuntir. 18 Bola Berisi Cairan Liquid Filled Bulb yang disambungkan dengan meter bodi dapat dipergunakan sebagai Detektor untuk Suhu Transmitter Temperature Transmitter. Gambar 3.6 Bola Berisi Cairan Gambar 3.6 menunjukkan Bola Berisi Cairan. Perubahan suhu proses menyebabkan cairan pada bola mengembang dan memberikan tekanan yang lebih besar pada Meter Bodi Elemen Perasa sehingga Elemen Perasa ini bergerak. Gambar 3.7 Sel Beda Tekanan Jenis Diafrakma Gambar 3.7 menunjukkan penampang dari Detektor Beda Tekanan. Elemen Perasa dari Detektor ini tidak mempunyai Batang Pemuntir dengan gerak memuntir, melainkan hanya mempunyai Batang Lentur yaitu Batang Penghubung yang menghubungkan Diafrakma dengan Batang Gaya. Detektor Beda Tekanan terdiri dari dua ruangan yaitu ruang tekanan tinggi dan ruang tekanan rendah. 19 Untuk Level Transmitter, ruang tekanan tinggi dihubungkan dengan tekanan cairan pada bejana, sedangkan ruang tekanan rendah dihubungkan dengan tekanan uap pada bejana. Untuk Flow Transmitter, ruang tekanan tinggi dihubungkan dengan tekanan hulu orifice sedangkan ruang tekanan rendah dihubungkan tekanan hilir orifice. Demikian juga untuk Pressure Transmitter. Skematik ini dapat dilihat pada gambar 3.8 DETECTOR Ruang Tekanan Rendah Gambar 3.8 Cara menghubungkan Sel Beda Tekanan pada Level, Flow dan Pressure Transmitter III.1.2 Bagian Pengirim Bagian Pengirim dari transmitter berfungsi untuk merubah gerak-gerak mekanik Detektor ke dalam bentuk sinyal instrumen. Salah satu contoh dari Bagian Pengirim transmitter pneumatic adalah Transmitter Gaya Seimbang Force Balance Transmitter. Gambar 3.9 menunjukkan skematik dari Bagian Pengirim Transmitter Gaya Seimbang. 20 Gambar 3.9 Force Balance Transmitter Bagian-bagian pokok dari Transmitter ini adalah : 1. Penyetel Titik Nol Zero Adjusment Berfungsi untuk mendapatkan titik nol dari batasan operasi transmitter. 21 2. Pengimbang Kedua Secondary Beam Berfungsi sebagai batang yang meneruskan gaya gerak balas terhadap gaya gerak Pengimbang Utama. 3. Kapsul Pengimbang Balik Rebalancing Capsule Kapsul yang berisi diafrakma penggerak Pengimbang Kedua. 4. Pemancar Nozzle Berfungsi sebagai buangan udara penggerak Diafrakma Besar pada Relai Pilot. 5. Pembalik Baffle Berfungsi sebagai pelat penutup. 6. Pembatas Beban Balik Berlebih Riverse Overload Stop Adalah sebagai ganjal pembatas gerak Pengimbang Utama pada kedudukan maksimum. 7. Pengimbang Utama Primary Beam Adalah sebagai batang penerus gerak-gerak mekanik setengah melingkat dari Batang Pemuntir pada Detektor. 8. Pipa-pipa Kapsul Pengimbang Balik CapsuleTubing Pipa penyalur udara penghasil gaya gerak balas terhadap gaya gerak Pengimbang Utama. 9. Pipa untuk Pemancar Nozzle Tubing Pipa penyalur udara untuk Pemancar. 10. Penyetel Batasan Lebar Coarse Span Adjusment Sebagai penyetelan untuk memperlebar bidang gerak Pengimbang Utama. 22 11. Penyetel Batasan Sempit Fine Span Adjusment Sebagai penyelan untuk mempersempit bidang gerak Pengimbang Utama. 12. Relai Pilot Pilot Relay Sebagai kerangan pengatur tekanan udara instrumen out-put dari transmitter. 13. Pegas Peninggi atau Penekan Suppression atau Elevation Spring Sebagai penyetelan untuk menaikkan skala perbandingan antara variabel peoses dengan tekanan udara instrumen out-put. Prinsip kerja dari Transmitter Gaya Seimbang yaitu : 1. Pergerakan dari Batang Pemuntir menghasilkan pergerakan mundur- maju pada Pengimbang Utama. 2. Bergeraknya Pengimbang Utama akan mengubah kedudukan Pembalik sehingga menjauhi atau mendekati Pemancar. 3. Bila Pembalik menjauhi Pemancar maka tekanan balik udara penggerak Diafrakma Besar pada Relai Pilot akan berkurang dari sebelumnya. Sebaliknya bila Pembalik mendekati Pemancar, Tekanan Balik udara penggerak Diafrakma Besar dari Relai Pilot akan bertambah dari sebelumnya. 4. Berubahnya tekanan balik udara penggerak Diafrakma Besar pada Relai Pilot akan mengubah kedudukan Kerangan Pilot pada relai untuk membuka atau menutup. 5. Bila Kerangan Pilot membuka maka tekanan udara instrumen out-put bertambah. Sebaliknya, bila Kerangan Pilot menutup, tekanan udara instrumen out-put menjadi berkurang. Dengan demikian pergerakan 23 dari Batang Pemuntir menghasilkan perubahan pada tekanan udara instrumen out-put. 6. Perhatikan bahwa udara instrumen out-put juga dikirimkan ke Kapsul Pengimbang Balik Rebalancing Capsule. 7. Tekanan udara instrumen out-put akan terus bertambah atau berkurang sampai Pengimbang Utama mendapat gaya balas yang sama besar dari Kapsul Pengimbang Balik melalui Pengimbang Utama. 8. Sekali gaya pada Pengimbang Utama sama dengan gaya pada Pengimbang Kedua maka tekanan udara instrumen out-put tidak berubah lagi. III.2 Signal Transmitter Signal Transmitter ada dua jenis yaitu signal pneumatic dan signal elektric. Signal Pneumatic dihasilkan dari Transmitter Pneumatic berkisar antara 0,2 sampai 1,0 kgm 2 sedangkan signal electric dihasilkan dari transmitter electric yang berkisar antara 4 sampai 20mA. III.3 Terminologi Pengukuran Terminologi yang umumnya digunakan dalam teknik instrumen dan kontrol adalah : 1. Process Variable Besaran fisis atau kimia suatu keadaan yang dapat berubah suhu, tekanan, cahaya, pH dan sebagainya, yang berubah terhadap waktu. 24 2. Controlled Variable Besaran atau keadaan yang di ukur dan diatur oleh peralatan automatic controller. 3. Control Agent medium Bahan atau energi yang terdapat di dalam proses yang mempengaruhi harga dari Controlled Variable dan alirannya diatur oleh Final Control Element. 4. Measurino Element Elemen-elemen yang ikut serta dalam pengukuran perubahan dari Controlled Variable. 5. Primary Control Element Bagian dari Controller yang menyebabkan pergerakan atau variasi dari besaran yang di ukur untuk menjalankan Controller System. 6. Final Control Element Bagian dari Controller System misalnya katup membran, electrical heater yang mengerjakan langsung suatu alat kontrol. 7. Automatic Controller Suatu mekanisme yang mengukur harga-harga dari suatu besaran atau keadaan dan bekerja mempertahankannya di dalam batas-batas yang tertentu. 8. Set Point Harga dari Controlled Variable yang ingin dicapai dan dipertahankan. Suatu Controller biasanya dilengkapi dengan suatu jarum penunjuk untuk set point dan peralatan untuk pengaturan set point tersebut. 25 9. Control Point Harga rata-rata dari Controlled Variable yang dipertahankan Controller pada keadaan beban konstan. 10. Controller Response Operasi yang terjadi oleh Controller sebagai akibat dari perubahan pada Controlled Variable. 11. On-Off Response Suatu Controller Response dimana Final Control Element berubah dengan cepat dari suatu nilai ekstrim ke nilai ekstrim secara periodik sebagai akibat dari perubahan Controlled Variable. 12. Direct Acting Controller Suatu Controller yang memperbesar tekanan udara bagi kontrol unit jika terjadi kenaikan pada harga Controlled Variable. 13. Reverse Acting Controller Suatu Controller yang memperkecil tekanan udara bagi kontrol unit jika terjadi kenaikan pada harga Controlled Variable. 14. Adjustable Sensitivity atau Propotional Response Suatu respon dari Controller yang sebanding dengan perubahan dari Controlled Variable. 15. Throttling Range atau Propotional Band Batas dari harga maksimum dan minimum dari perubahan Controlled Variable untuk membuat pergerakan atau operasi dari Control Element yang terakhir dari batas maksimum ke batas minimum. 26 16. Sensitivity Suatu unit dari Propotional Response yang dinyatakan dalam satuan tertentu. Untuk alat yang bekerja dengan tekanan Sensitivity dapat dinyatakan dengan p.s.i atau inch, Sensitivity dapat didefinisikan sebagai perbandingan dari Controller out-put dengan perpindahan jarum penunjuk yang di ukur dari Set Pointer. 17. Offset Perbedaan antara besaran yang diinginkan Set Point dengan besaran yang terjadi sebagai out-put Control Pont dari sebuah Propotional Controller. 18. Load Change perubahan beban Suatu perubahan di dalam keadaan-keadaan proses yang membutuhkan suatu perubahan dari posisi dari Control Element yang terakhir untuk menjaga harga yang diinginkan bagi Control Point. 19. Synchronization Proses untuk menyetel Controller out-put melalui posisi dari Control Element yang terakhir sedemikian rupa hingga Control Point yang diinginkan dijaga pada suatu posisi yang tetap dengan Set Point. 20. Reset Rate Suatu satuan pengukuran untuk menyatakan reset respon. Perbandingan antara kecepatan perubahan dari Control Element yang terakhir sesuai dengan reset respon dan juga terhadap Propotional Response yang mengikuti suatu keadaan perubahan dari alat ukur. Reset Rate biasanya dinyatakan dalam cycle per menit. 27 III.4 Transmitter Electric Transmitter Electric berfungsi untuk mengubah sinyal proses menjadi sinyal elektrik serta mengirimkan sinyal elektrik tersebut ke alat penerima seperti pencatat, pengatur dan penunjuk. Transmitter Electric juga terdiri dari dua bagian yaitu bagian perasa detektor dan bagian pengirim. Gambar 3.10 Transmitter Electric Gambar 3.10 menunjukkan skematik dari Bagian Pengirim Transmitter Electric. Transmitter ini juga termasuk jenis Transmitter Gaya Seimbang. Detektor untuk transmitter ini dapat berubah Meter Bodi, Sel Beda Tekanan, Bola Berisi Cairan dan Penggeser. Detektor pada gambar 3.10 bukanlah detektor bagian perasa melainkan adalah Detektor dari bagian pengirim itu sendiri. Detektor ini terdiri dari dua potong ferrite dimana yang satu terikat pada 28 29 Penghubung Utama sedangkan yang satunya lagi terikat pada dasar dari transmitter. Perhatikan bahwa ferrite yang satu ini mempunyai pick up koil yang dapat menangkap magnet tersambung dengan lingkaran osilator pada Kesatuan Detektor Daya Osilator OPD. Cara kerja dari Transmitter Electric ini adalah Batang Pemuntir dari Detector bagian perasa di sambungkan dengan Pengimbang Utama dari bagian pengirim, sehingga pergerakan dari Batang Pemuntir menghasilkan pergerakan pada Pengimbang Utama. Pergerakan dari Pengimbang Utama mengubah jarak antara kedua ferrite dari Detector bagian pengirim. Berubahnya jarak antara kedua ferrite menghasilkan perubahan pada induktansi dari pick up koil. Perubahan induktansi dari pick up koil menghasilkan perubahan pada out put osilator dari kesatuan OPD. Perubahan pada out put osilator menghasilkan perubahan pada nilai arus listrik yang keluar dari Transmitter, perubahan pada variabel proses yang dirasakan oleh Detector pada bagian perasa dapat menghasilkan perubahan pada nilai arus listrik yang keluar dari bagian pengirim. Sebagian dari out put osilator dikirim ke kesatuan magnet sehingga akan terjadi gaya tolak menolak pada kesatuan magnet. Gaya tolak menolak pada kesatuan magnet akhirnya akan menghasilkan pergerakan pada Penghubung Kedua. Pergerakan gaya pada Penghubung Kedua diteruskan ke Pengimbang Utama melalui Penyetelan Batasan Span Rider. Gaya dari Pengimbang Kedua adalah melawan gaya pada Pengimbang Utama sehingga pergerakan Pengimbang Utama diimbangi oleh pergerakan Penghubung Kedua. Dengan demikian akan dihasilkan kedudukan dimana perubahan jarak kedua ferrite akan sebanding dengan perubahan variabel proses yang dirasakan oleh detector. BAB IV PENGUKURAN LEVEL AIR DALAM TANGKI D1 DENGAN MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL TRANSMITTER ELECTRIC

IV.1 Hasil Pengamatan

Untuk mendapatkan data-data yang lengkap mengenai pengukuran level dalam tangki D1 dengan menggunakan transmitter electric sebagai alat ukurnya adapun data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan adalah sebagai berikut : 1. Compressor Type : 0,2 OP – 5 S Size : 50 mm x 18 mm x 1 mm Supply : DC 220 Volt Frekuensi : 50 Hz No. Seri : WA 259721 Max. Pressure : 5 kgcm 2 Kapasitas : 25 Lmin 2. Control Valve Type : V – S 5110 Size : 20 mm x 20 mm Material Body : FC 25 Material Trim : SUS 304 Flange Rating : JIS 10 K Input Range : 0,2 – 1,0 kgcm 2 No. Seri : 62845 Acting : Air to close 30 3. Converter Type : 5502 – 2101 No. Seri : 247UA 258 Supply : 1,4 kgcm 2 Input : DC 4 – 20 mA Output : 0,2 – 1,0 kgcm 2 4. Transmitter Jenis : Transmitter Electric Type : UNE II – SHK I Supply : DC 24 V Signal Input : DC 4 - 20 mA No. Seri : 2475 A 636 Material : SUS 316 L 5. Tangki Tinggi : 700 mm Diameter : 109,5 mm Material : Stainless Steel 6. Controller Supply : 80 – 138 VA20 – 130 VDC Frekuensi : 47 – 63 Hz 7. Recorder Supply : 80 – 130 VAC20 – 130 VDC Frekuensi : 47 – 63 Hz 31

IV.2 Hubungan Keterpasangan Transmitter Electric Pada Peralatan Pendukung