Tata Cara perhitungan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak pertambahan Nilai PPN

B. Tata Cara perhitungan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak pertambahan Nilai PPN

Jumlah Terbayar-Jumlah Terhutang=Bila masih plus, maka terjadi lebih bayar. Misalnya : total PPN dipungut atas penjualan barang dalam negeri Pt. ABC dalam masa bulan desembaer adalah sebesar Rp 10.000.000; sementara disisi lainnya PT. ABC memiliki kredit pajak yang berupa fadktur pajak masukan atas pembelian bahan baku sebesar Rp 15.000.000 maka : Rp 15.000.000 – 10.000.000 = Rp 5.000.000 Berarti ada kelebihan sebesar Rp 5.000.000.Nah inilah jumlah yang bias direstitusikan. Tentunya setelah kewajiban-kewajiban pajak lain juga dihitung. Proses Penyelesaian Permohonan restitusi PKP berbeda dari PKP tertentu, untuk pkp tertentu, penyelesaian restitusi hanya meneliti seperti lebih bayarnya saja. Kelebihan pembayaran pajak akan dilakukan pihak otoritas dalam jangka waktu 1 bulan sejak permohonan diterima secara lengkap dengan menerbitkan skp pendahuluan kelebihan pajak SKPPKP. Sementara untuk PKP, setelah dilakukan pemeriksaan dengan permohonan restitusi, Dirjen Pajak harus menerbitkan surat ketetapan pajak paling lama 12 bulan sejak permohonan diterima. Meski demikian, mengecek pada ketentuan peraturan Dirjen Pajak Nomor Per-16 PJ 209 , pemeriksaan bias kurang dari 12 bulan, tergantung dari kategori tingkat risiko pkp yang bersangkutan. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan dirjen pajak tidak menerbitkan SKP untuk pkp atau SKPPKP untuk PKP tertentu, maka permohonan pengembalian dianggap dikabulkan.SKLB atau SKPPKP ini harus diterbitkan paling lambat 1 bulan setelah jangka waktu tersebut berakhir. Setelah SKP diterbitkan, kelebihan pembayaran pajak harus diperhitungkan terlebih dahulu dengan utang pajak yang di administrasikan di kpp domisili dan atau dikpp lokasi. Utang Universitas Sumatera Utara pajak ini bias berbagai macam jenisnya, bias berupa surat tagihan pajak STP dan surat keputusan pembetulan yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah. Bisa juga berupa SKPKB, SKPBT, dan surat keputusan keberatan yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar, untuk masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak. Bisa berdasarkan hasil penghitungan kelebihan pembayaran pajak ternyata masih terdapat kelebihan pembayaran pajak, maka PKP dapat mengajukan permohonan untuk memperhitungkan kelebihan pembayaran pajak tersebut dengan pajak yang akan terutang dengan utang pajak atas nama WPPKP lain. Adanya sisa kelebihan pembayaran pajak hasil dari pengurangan kelebihan pembayaran pajak dari utang pajak akan dikembalikan dalam jangka waktu 1 bulan sejak SKPLB ,sejak SKPKP di terbitkan. Proses ini di tandai dengan diterbitkannya surat keputusan pengembalian kelebihan pembayaran pajak SKPKPP oleh KPP. SKPKPP ini diterbitkan untuk per jenis pajak dan permasa pajak tahun pajak. Atas dasar SKPKPP tersebut, kepala KPP atas nama menkeu menerbitkan SPMKP Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak untuk per jenis pajak dan per masa pajak tahun pajakSPMKP dibuat dalam rangkap 4 dengan diperuntukan lembar ke : 1. Untuk KPPN 2 3.WP 4. KPP yang menerbitkan SPMKP Jangka waktu menerbitkan SMPKP berserta SKPKPP harus disampaikan paling lambat 2 hari kerja sebelum jangka waktu 1 bulan terlampaui. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kepada WP KPPN atas nama Menkeu Menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana Universitas Sumatera Utara SP2D paling lama 2 hari kerja. Sejak SPMKP diterima. Dalam hal ini, kepada KPPN mengembalikan lembar ke-2 SPMKP disertai dengan lembar ke-2 SP2D kepada penerbit SPMKP setelah dibubuhi, cap tanggal dan nomor penerbitan SP2D. SPMKP tersebut kemudian akan dibebankan pada mutu anggaran pengembalian pendapatan pajak tahun anggaran berjalan yaitu pada mata anggaran yang sama dengan mutu anggaran penerima semula. Terbitnya SP2D merupakan sinyal bahwa kelebihan pembayaran pajak akan segera diterima oleh PKP dan PKP tertentu. C. Masalah-masalah Yang sering Dihadapi Dalam Pelaksanaan Restitusi PPN di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah Dalam pelaksanaan restitusi PPN, petugas sering mengalami berbagai masalah. Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam pelaksanaan restitusi PPN adalah : 1. SPT Masa PPN yang diajukan restitusi atas Faktur Pajak Masukan atau pembelian bila dikonfirmasi ke KPP lawan transaksi, surat konfirmasi tersebut sering terlambat. 2. SPT Masa PPN yang diajukan restitusi atas Faktur Pajak Masukan atau pembelian bila dikonfirmasi ke KPP lawan transaksi, surat konfirmasi tersebut tidak dijawab sehingga tidak ada kepastian kebenaran Pajak Masukan. 3. SPT Masa PPN yang diajukan restitusi atas Faktur Pajak Masukan atau pembelian bila dikonfirmasi ke KPP lawan transaksi, surat konfirmasi dijawab “tidak ada”, sementara Faktur Pajak Masukan dikreditkan dan dilaporkan ke SPT Masa restitusi dan arus kas, arus barang, arus dokumennya ada. Universitas Sumatera Utara Kelebihan pembayaran PPN timbul karena Pajak Masukan yang lebih besar dari pada Pajak Keluaran, yang paling umum adalah Pajak Masukan untuk barang yang akan diekspor karena Pajak Keluarannya dikenakan tariff 0. Untuk memastikan apakah Pajak Masukan yang diklaim oleh pihak pembeli memang dapat dikreditkan atau tidak, biasanya petugas pajak melakukan prosedur pemeriksaan yang biasa disebut klarifikasi atau lebih dikenal dengan istilah konfirmasi untuk meyakinkan apakah Pajak Masukan yang diklaim tersebut oleh si penjual sudah dilaporkan dalam SPTnya sebagai Pajak Keluaran. Jawaban Permintaan Konfirmasi diisi sebagai berikut : 3.1 Ada dan sesuai Faktur Pajak belum direkam 3.2 Ada dan sesuai Faktur Pajak terlambat dilaporkan PKP 3.3 Ada tetapi tidak sama tanggal dan atau kode nomor seri Faktur Pajak 3.4 Tidak ada Faktur Pajak tidak sah karena Wajib Pajak belum dikukuhkan sebagai PKP 3.5 Tidak ada Faktur Pajak tidak sah karena PKP tidak pernah melakukan penyerahan Barang Kena PajakJasa Kena Pajak 4. Petugas Fungsional Pemeriksaan sedikit, dan ada pula yang dimutasi pada saat proses pemeriksaan, menyebabkan jumlah petugasnya semakin berkurang sehingga beban kerja tinggi dan menjadi tidak maksimal. 5. Pembukuan Wajib Pajak seperti arus kas, arus barang, dan arus dokumen tidak memenuhi pengujian pemeriksaan. Universitas Sumatera Utara 6. PKP restitusi sering tidak memberikan keterangan yang dibutuhkan oleh Fungsional Pemeriksa, terutama data omzetperedaran usaha WP yang sebenarnya pada proses pemeriksaan.

D. Jumlah Wajib Pajak yang Mengajukan Permohonan Restitusi dari Tahun 2012 Sampai Tahun 2014.