1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Metematika adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam IPA yang mempunyai peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi IPTEK.Matematika juga merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat mejadikan siswa mampu berfikir kritis, logis dan tepat.Matematika adalah
salah satu ilmu yang penting dalam dan untuk hidup kita Setyono, 2007. Kehidupan kita sehari-hari tidak lepas dari hubungan dengan matematika,
contohnya dalam proses jual beli, menukar uang, dan lain-lain. Matematika juga berkaitan dengan mata pelajaran lain, seperti fisika, biologi, ekonomi, dan lain-
lain. Dalam hasil wawancara dengan murid SMP Diponegoro mereka
menyatakan bahwa 90 dari mereka tidak menyukai pelajaran matematika.Bagi mereka matematika merupakan pelajaran yang sulit dan tidak menyenangkan.
Pembelajaran yang kurang melibatkan peserta didik secara tidak langsung membuat peserta didik kurang berminat mengikuti pembelajaran.Sehingga dalam
pembelajaran matematika perlu diciptakan suasana yang mendukung. Pembelajaran adalah proses transfer atau perpindahan pengetahuan dari
guru kepada peserta didik Arifin, 2010. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan peserta kedalam proses belajar sehingga mereka dapat
memperoleh tujuan belajar sesuai dengan yang diharapkan yaitu keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar, membentuk kemampuan agar peserta didik
dapat memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya. Pembelajaran disini, guru dituntut harus menjadi motivator, fasilitator, dan juga
pengontrol jalannya pembelajaran di dalam maupun di luar.Peserta didik diarahkan agar menjadi seseorang yang mandiri dan harus belajar untuk
memecahkan setiap masalah yang ada.Dalam hal ini peserta didik diharapkan mandiri untuk mencari lebih banyak referensi dalam memahami materi dan
penyelesaian soal. Sehingga peserta didik dapat mempunyai lebih dari satu cara
2
untuk menyelesaikan suatu permasalahan soal tanpa berpaku dengan satu cara yang monoton.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga diperlukan agar siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran. Keaktifan siswa yang dimaksud
disini adalah siswa dapat memberikan pendapat dalam diskusi secara klasikal ketika penyampaian materi, bertanya apabila belum memahami materi
pembelajaran, dan bekerjasama dengan siswa lainnya dalam diskusi kelompok, serta mampu menyampaikan materi yang telah dipahami kepada siswa yang
belum memahanmi materi. Keaktifan siswa yang baik dalam proses pembelajaran dapat memberikan respon yang baik setelah proses pembelajaran.
Seringkali dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran matematika guru menggunakan metode ceramah yang menjadikan peserta didik
duduk diam mendengarkan penjelasan dan mengerjakan soal-soal yang ada dibuku panduan atau LKS. Metode ini seringkali membuat peserta didik cepat
jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Dampak dari proses pembelajaran yang jenuh menjadikan hasil akhir yang kurang memuaskan. Sering kali nilai
peserta didik tidak sesuai dengan harapkan karena peserta didik kurang memahami materi. Maka, diperlukan metode-metode yang tepat agar peserta didik
tidak bosan dalam proses pembelajaran matematika. Guru perlu membuat inovasi baru dalam proses pembelajaran.
Inovasi baru yang diperlu diterapkan guru dalam proses pembelajaran matematika salah satunya dengan cara mencoba menerapkan model pembelajaran
baru yang belum pernah diterapkan dalam proses pembelajaaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial Trianto, 2007. Model pembelajaran yan dimaksud disini ialah model
pembelajaran sebagai pola interaksi siswa dan guru didalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatakan, metode, dan tehnik pembelajaran yang
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas Zainal, 2010. Sehingga, inovasi model pembelajaran perlu diterapkan dalam proses
pembelajaran namun guru harus pandai memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas dan siswa.
3
Model pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP adalah model pembelajaran yang terstruktur seperti halnya SPM Struktur Pembelajaran
Matematika. Missouri Mathematics ProjectMMP bercirikan siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang disampaikan guru Jannah,
dkk.2013. Sehingga guru menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Salah satu kelebihan model pembelajaran efektif untuk matematika berpusat pada pengajaran
yang meningkatkan keaktifan peserta didik, pembelajaran yang dilakukan tanpa atau dengan sedikit waktu saja yang digunakan untuk ceramah. Dalam Missouri
Mathematics Project MMP guru mengarahkan peserta didik untuk dapat mengeluarkan ide, pemikiran dan kemampuan berimajinasi sampai mendapatkan
pemahaman konsep yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Setengah waktu lainnya digunakan untuk berlatih mengembangkan konsep dan aplikasinya, untuk
pemantauan kesiapan siswa dan untuk pemeriksaan pemahaman siswa. Hasil pengalaman mengajar saat PPL adalah siswa banyak yang
mengalami kendala dalam menghitung, kebanyakan dari mereka masih belum menghafal perkalian dasar.Serta dalam menghitung penjumlahan dan
pengurangan juga masih banyak yang salah.Permasalahan ternyata terletak pada tingkat IQ siswa yang rendah, mereka masih memerlukan pendekatan dan banyak
latihan soal untuk memicu kemandirian siswa dalam menyelesaikan soal. Pada model Missouri Mathematics Project MMP mempunyai tahapan
pembelajaran, tahapan-tahapan model Missouri Mathematics Project MMP yaitu Review Pengulasan kembali, Pengembangan, kerja kooperatif Latihan
Terkontrol , Seat Work Kerja Mandiri, dan Penugasan Noviyanti, 2013. Dengan menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP
pada materi bangun ruang sisi datar untuk mencari luas permukaan dan volume prisma, dan limas diharapkan dapat membantu siswa menghafal perkalian ketika
menyelesaikan soal-soal pada materi bangun ruang sisi datar serta dapat memicu keaktifan siswa didalam kelas sehingga menimbulkan kemandirian siswa dalam
menyelesaikan latihan soal dan tugas. Tujuan dari menerapkan model pembelajaran Missouri Mathematics
Project MMP agar siswa aktif menyampaikan pendapat dari materi pembelajaran yang dipelajari, siswa mampu berinteraksi dengan baik dengan
4
teman sebangku maupun kelompok, dan siswa lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat dalam latihan terkontrol dan Seat
Work latihan mandiri yang diberikan guru, serta mampu menyelesaikan tugas rumah dengan baik. Meningkatnya keaktifan dan kemandirian siswa dalam proses
pembelajaran matematika di dalam kelas dengan menggunakan model pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP, diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebalumnya.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian