Pembiayaan Merupakan BAB HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, yang

Setiap pemberian pembiayaan sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam mengandung beberapa arti. Sehingga, jika kita bicara pembiayaan maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Yang meliputi : a Kepercayaan Yaitu diberikan kepada debitur baik dalam bentuk uang, jasa maupun barang akan benar-benar dapat diterima kembali oleh bank dalam jangka waktu yang telah ditentukan. b Kesepakatan Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban. Kesepakatan penyaluran pembiayaan dituangkan dalam akad pembiayaan yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak, yaitu bank dengan nasabah. c Jangka waktu Setiap pembiayaan yang diberikan mempunyai jangka waktu masing- masing sesuai dengan kesepakatan. Jangka waktu ini mencakup waktu pengambilan pembiayaan yang telah disepakati. Hamper dapat dipastikan bahwa tidak ada pembiayaan yang tidak memiliki jangka waktu. d Resiko Dalam memberikan pembiayaan kepada perusahaan, bank tidak selamanya mendapatkan keuntungan, bank juga bisa mendapat resiko kerugian. Seperti ketika terjadinya Side Streaming, lalai dan kesalahan yang disengaja, maupun penyembunyian keuntungan oleh nasabah. 12 Suatu resiko ini muncul karena ada tenggang waktu pengembalian. Semakin lama jangka waktu pembiayaan maka semakin besar resiko tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. e Balas jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu pembiayaan atau jasa tersebut yang kita kenal dengan bagi hasil. Balas jasa dalam bentuk bagi hasilini dan biaya administrasi ini merupakan keuntungan bank. Berdasarkan unsur tersebut di atas membuktikan bahwa pada dasarnya pembiayaan merupakan pemberian kepercayaan dan berarti pula prestasi yang diberikan benar-benar diyakini dapat dikembalikan oleh penerima pembiayaan sesuai dengan waktu dan syarat yang telah disepakati oleh semua pihak. 3. Tujuan Dan Fungsi Pembiayaan Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: pembiayaan untuk tingjkat makro dan pembiayaan untuk tingkat mikro. Secara makro pembiayaan bertujuan: a. Meningkatkan ekonomi umat artinya masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatkan taraf ekonominya. 12 Syafii. Hal. 94 b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya untuk mengembangkan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh melalui aktifitas pembiayaan. Pihak yang surplus dana menyalurkan pada pihak yang minus dana, sehingga dapat tergulirkan. c. Meningkatkan produktifitas, artinya: adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat usaha mampu meningkatkan daya produkssinya, sebab upaya produksi tidak akan dapat jalan tanpa adanya dana. d. Membuka lapangan kerja baru, artinya: dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti menambah atau membuka lapangan kerja baru. 13 Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk: a. Upaya memaksimalkan laba, artinya: setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap pengusaha menginginkan mampu mencapai laba maksimal. Untuk dapat menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana yang cukup. b. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat dikembalikan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya modal. Jika sumber daya alam dan 13 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UUP AMP YKPN 2005, h. 17 sumber daya manusianya ada dan sumber modalnya tidak ada, maka diperlukan pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumber-sumber daya ekonomi. c. Penyaluran kelebihan dana, artinya: dalam kehidupan masyarakat ada pihak yang memiliki kelebihan sementara yang lain ada pihak yang kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan surplus kepada pihak yang kekurangan minus dana. 14 4. Jenis-jenis Pembiayaan Perbankan a. Pembiayaan Mudharabah ﺎَﮭﱡﯾَأﺎَﯾ َﻦﯾِﺬﱠﻟا اﻮُﻨَﻣاَء ﺎَﻟ اﻮُﻠُﻛْﺄَﺗ ْﻢُﻜَﻟاَﻮْﻣَأ ْﻢُﻜَﻨْﯿَﺑ ِﻞِﻃﺎَﺒْﻟﺎِﺑ ﺎﱠﻟِإ ْنَأ َنﻮُﻜَﺗ ًةَرﺎَﺠِﺗ ْﻦَﻋ ٍضاَﺮَﺗ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ﺎَﻟَو اﻮُﻠُﺘْﻘَﺗ ْﻢُﻜَﺴُﻔْﻧَأ ﱠنِإ َﮫﱠﻠﻟا َنﺎَﻛ ْﻢُﻜِﺑ ﺎًﻤﯿِﺣَر “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. QS’ 4:29 Landasan hukum Mudharabah Mengambil ayat diatas, adapun pengertian pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan antara bank dengan nasabah dimana bank menyediakan 100 pembiayaan bagi usaha kegiatan tertentu 14 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, h. 17 dari nasabah. Sedangkan nasabah mengelola usaha tersebut tanpa campur tangan bank. 15 Bank mempunyai hak untukmengajukan usul dan melakukan pengawasan atas penyediaan dana, dari pembiayaan tersebut bank mendapat imbalan atau keuntungan yang besarnya ditetapkan atas dasar persetujuan kedua belah pihak. Apabila terjadi kerugian, maka kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung oleh bank, kecuali kerugian akibat kelalaian nasabah. b. Pembiayaan Murabahah … ﱠﻞَﺣَأَو ُﮫﱠﻠﻟا َﻊْﯿَﺒْﻟا َمﱠﺮَﺣَو ﺎَﺑﱢﺮﻟا … َ “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatukan harga perolehan dan keuntungan margin yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli bank dan nasabah. 16 Sedangkan pembiayaan murabahah yaitu suatu perjanjian dimana bank membiayai barang yang diperlukan nasabah dengan system pembayaran ditangguhkan. c. Pembiayaan Musyarakah … ﱠنِإَو اًﺮﯿِﺜَﻛ َﻦِﻣ ِءﺎَﻄَﻠُﺨْﻟا ﻲِﻐْﺒَﯿَﻟ ْﻢُﮭُﻀْﻌَﺑ َﻠَﻋ ﻰ ٍﺾْﻌَﺑ ﺎﱠﻟِإ َﻦﯾِﺬﱠﻟا اﻮُﻨَﻣاَء اﻮُﻠِﻤَﻋَو ِتﺎَﺤِﻟﺎﱠﺼﻟا ٌﻞﯿِﻠَﻗَو ﺎَﻣ ْﻢُھ … 15 Warkum sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam Dan Lembaga TerkaitBAMUI dan Takafuly di indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997 h. 86 16 Adiwarman Karim, Analisis Fiqih Dan Keuangan, Jakarta: IIIT Indonesia 2003, edisi pertama cet-4, h. 161 “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini”.QS 38:24 Musyarakah atau syirkah yaitu suatu perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek dimana masing-masing pihak mempunyai hak untukikut serta, mewakilkan atau menggugurkan haknya dalam proyek. Keuntungan dari hasil usaha bersama dapat dibagikan baik menurut proporsi penyertaan modal masing- masing sesuai dengan kesepakatan bersama. d. Pembiayaan Istisna Pembiayaan atas dasar pesanan, pembiayaan kontruksi manufaktur merupakan salah satu skim pembiayaan bank syariah yang digunakan untuk kasus dimana obyek atau barang yang diperjualbelikan belum ada. Kasus ini sering kali ditemui pada proses pembangunan rumah atau gedung, usaha konfeksi dan lain-lain. 17 e. Pembiayaan Salam ﺎَﮭﱡﯾَأﺎَﯾ َﻦﯾِﺬﱠﻟا اﻮُﻨَﻣاَء اَذِإ ْﻢُﺘْﻨَﯾاَﺪَﺗ ٍﻦْﯾَﺪِﺑ ﻰَﻟِإ ٍﻞَﺟَأ ﻰﻤَﺴُﻣ ُهﻮُﺒُﺘْﻛﺎَﻓ … 17 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim, 2003, h. 73 “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya” QS 2 : 282 Pembelian dengan pembayaran dimuka atas hasil pertanian dengan kriteria tertentu dari petani nasabah dan dijual kembali ke pihak lain nasabah ke- 2 yang membutuhkan dengan jangka waktu pengirirman yang ditetapkan bersama. Sebelum membeli hasil pertanian dari nasabah pertama, bank terlebih dahulu telah menawarkan kepada nasabah kedua untuk membeli hasil pertanian dari nasabah pertama dalam ketetapan harga pembelian dan penjualan yang disepakati bersama antara nasabah pertama dengan nasabah kedua. 18 5. Jaminan Dalam Pembiayaan Perbankan Sesuai dengan fatwa DSN No 7 tentang jaminan, bahwa: “jaminan hanya dapat dicairkan apabila nasabah melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, dan menyalahi perjanjian”. 19 Artinya adalah jaminan dalam perbankan syariah hanya dijadikan sebagai alternative terahir setelah meyakini bahwa usaha nasabah dianggap tidak bisa ditolong atau diselamatkan, sehingga jaminan menjadi alternative terahir bank untuk mendapatkan peengembalian modal yang telah dicairkan dalam pembiayaan kepada nasabah. 18 S. Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, h. 73 19 Euis Amalia, M Taufiqi dan Dwi Nuraini I, Konsep dan Mekanisme Bank Syariah, FSH UIN Syahid Jakarta: 2007, h. 29

B. Tinjauan Umum Mengenai Pembiayaan Bermasalah

Pembiayaan bermasalah adalah membayar cicilan sejumlah uang tertentu dari harga yang disepakati dengan waktu yang melampaui batas pembayaran atau angsuran yang telah ditentukan. Kemungkinan masalah keterlambatan peminjam melunasi cicilannya serta berbagai konsekuensinya yang membahayakan pemberi pinjaman termasuk persoalan penting. Bila masih ada beberapa problemantika yang dikomentari yaitu barometer yang bersifat permanen, tidak bisa diubah. 1 Timbulnya Pembiayaan Bermasalah Pembiayaan bermasalah dapat disebabkan oleh salah satu atau beberapa factor yang harus dikenali secara dini oleh pejabat pembiayaan karena adanya unsur kelemahan baik dari sisi debitur, sisi bank maupun ekstern debitur dan bank, yaitu: a Sisi Nasabah 1 Faktor keuangan a Hutang meningkat sangat tajam, b Hutang meningkat tidak seimbang dengan peningkatan aset, c Pendapatan bersih menurun, d Penurunan penjualan, biaya umum dan administrasi meningkat, e Perubahan kebijakan dan syarat-syarat penjualan secara pembiayaan f Rata-rata umur piutang bertambah lama sehingga perputaran piutang semakin lambat, g Piutang tak tertagih meningkat, h Perputaran persediaan semakin meningkat, i Keterlambatan memperoleh neraca nasabah secara teratur, j Tagihan yang terkonsentrasi pada pihak tertentu. 2 Faktor operasional a Hubungan nasabah dengan mitra usahanya makin turun, b Terhambatnya pasokan bahan bakubahan penolong, c Kehilangan satu atau lebih pelanggan utama, d Pembianaan sumber daya manusianya kurang baik, e Tertundanya penggantian mesian dan peralatan yang sudah ketinggalan, f Sistem operasional tidak efesien, g Distribusi pemasaran yang terganggu, h Operasional perusahaan mencemari lingkungan. b Sisi Eksternal Yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab pembiayaan bermasalah: 1 Perubahan kebijakan pemerintah di sektor riil, 2 Peraturan yang bersifat membatasi dan berdampak besar atas situasi keuangan dan operasional serta manajemen nasabah, 3 Kenaikan harga faktor-faktor produksi yang tinggi, 4 Perubahan teknologi yang sangat kuat dalam industri yang diterjuni oleh nasabah, 5 Meningkatnya suku bunga pinjaman, 6 Ressesi, devaluasi, inflasi, deflasi, dan kebijakan moneter lainnya, 7 Peningkatan persaingan dalam bidang usahanya, 8 Bencana alam, 9 Munculnya protes dari masyarakat sekitar lokasi usaha. c Sisi Bank Yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab pembiayaan bermasalah: 1 Buruknya perencanaan finansial atas aktifa tetapmodal kerja, 2 Adanya perubahan waktu dalam permintaan pembiayaan musiman, 3 Menerbitkan cek kosong, 4 Gagal memenuhi syarat-syarat dalam perjanjian pembiayaan, 5 Adanya over pembiayaan atau under financing, 6 Manipulasi data, 7 Over taksasi agunan atau penilaian agunan terlalu tinggi, 8 Pembiayaan topengan, tampilan atau fiktif, 9 Kelemahan analisa oleh pejabat pembiayaan sejak awal proses pemberian pembiayaan, 10 Kelemahan dalam pembianaan dan monitoring pembiayaan. 20 2 Penggolongan Kualitas Pembiayaan 20 Suhardjono. Hal 268-270

Dokumen yang terkait

Analisis Penyelesaian Pembiayaan Masyarakat Mutanaqisah Bermasalah Pada Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan Kepurtusan DSN NO.01/DSN-MUI/X/2013

10 146 127

STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada Pembiayaan Murābahah(Studi Kasus KJKS BMT Kube Colomadu Sejahtera).

0 2 15

STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI KJKS BMT SYARIAH SEJAHTERA BOYOLALI Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di KJKS BMT Syariah Sejahtera Boyolali.

0 1 13

STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI KJKS BMT SYARIAH SEJAHTERA BOYOLALI Strategi Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di KJKS BMT Syariah Sejahtera Boyolali.

0 1 15

KEBIJAKAN PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH PADA BANK SYARIAH Kebijakan Penanganan Pembiayaan Mudharabah Bermasalah Pada Bank Syariah (Studi di Bank Danamon Syariah Surakarta).

0 2 14

Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di Bank Syariah Melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas).

0 0 14

PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH MELALUI CARA NON LITIGASI PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DI SURAKARTA.

0 1 6

STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK BSM GADAI EMAS DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PALUR.

0 0 15

Penyelesaian Pembiayaan bermasalah Melalui Cara Nonlitigasi pada PT. Bank Syariah mandiri di Surakarta AWAL

0 0 14

BAB II TINJAUAN UMUM PENYELESAIAN NASABAH BERMASALAH DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK SYARI’AH MANDIRI KCP BELITANG - Penyelesaian Nasabah Bermasalah Dalam Pembiayaan Murabahah Pembelian Kebun Karet di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belit

0 0 56