12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Partisipasi Politik
1. Pengertian Partisipasi Politik
Keikutsertaan    warga  Negara  berusaha  untuk  mencapai  tujuan  Negara merupakan  bentuk  partisipasi  politik  warga  Negara  serta  mempengaruhi
kebijakan  atau  keputusan  yang  diambil  oleh  negara.  Dalam  ilmu  politik partisipasi  diartikan  sebagai  upaya  warga  masyarakat  baik  secara  individual
maupun  kelompok,  untuk  ikut  serta  dalam  mempengaruhi  pembentukan kebijakan publik dalam sebuah Negara.
1
Partisipasi  adalah  penentuan  sikap  dan  ketertiban  hak  setiap  individu dalam  situasi  dan  kondisi  dalam  rangka  mengwujudkan  kepentingan  dan
kebutuhan,  sehingga  pada  akhirnya  mendorong  individu  tersebut  untuk berperan  serta  dalam  pencapaian  tujuan organisasi,  serta  ambil  bagian  dalam
setiap pertanggung jawaban bersama.
2
Menurut  Huntington,  partisipasi  politik  hanya  sebagai  kegiatan  warga negara  preman  private  citizen  yang  bertujuan  mempengaruhi  pengambilan
keputusan  oleh  pemerintah  serta  di  dalamnya  menentukan  pemimpin  sebuah
1
Afan  Gafar,  Merangsang  Partisipasi  Politik  Rakyat,  dalam  Syahrifin  Arbab  editor, demitologi politik Indonesia: Mengusung Elitisisme dalam Orde Baru, Jakarta: Pustaka Cesindo,
1998, hal. 240.
2
Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia dalam Perspektif Fungsional, Surabaya: SIC, 2002, hal. 128.
13
pemerintahan.
3
Beriringan dengan  Huntington, Ramlan Subakti, sebagaimana dikutip  Arifin  Rahman  mengartikan  partisipasi  politik  sebagaimana  kegiatan
warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijaksanaan  umum  dan  ikut  serta  dalam  menentukan  pemimpin
pemerintahan.
4
Dengan  partisipasi  politik kita mengacu  pada  semua  aktivitas yang  sah  oleh  yang  semua  warga  negara  untuk  mempengaruhi  pemilihan
pejabat pemerintahan dan mengawasi segala   tindakan-tindakan yang mereka ambil  apakah  tindakkan  benar-benar  memperhatikan  kepentingan  warga
negara. Pada umumnya partisipasi politik masyarakat ada yang sifatnya mandiri
autonomous  dimana  individu  dalam  melakukan  kegiatannya  atas  dasar inisiatif  dan  keinginan  sendiri  tanpa  ada  tekanan  dari  pihak  manapun  tetapi
terkadang  partisipasi  mereka  dipengaruhi  oleh  faktor-faktor  disekeliling mereka.  Hal  ini  boleh  jadi  atas  dasar  rasa  tanggung  jawabnya  dalam
kehidupan  politik,  atau  karena  didorong  oleh  keinginan  untuk  mewujudkan kepentingannya ataupun kepentingan kelompoknya.  Namun tidak jarang pula
partisipasi  yang  dilakukan  bukan  karena  kehendak  individu  yang bersangkutan, akan tetapi karena diminta atau digerakkan oleh orang lain dan
bahkan dipaksa oleh kelompoknya demi kepentingan tertentu suatu kelompok. Partisipasi dalam bentuk yang terakhir ini adalah partisipasi yang digerakkan
atau sering disebut dengan mobilized political participation. Partisipasi politik
3
Samuel P. Huntington dan John M. Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, hal. 6.
4
Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia Dalam Prespektif Struktural Fungsional , hal. 129.