PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HAIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 6 MEDAN T.P. 2014/2015.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II
SMA NEGERI 6 MEDAN T.P. 2014/2015
Oleh:
Nissi Riahta Halawa
NIM 4113121045
Program Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Nissi Riahta Halawa dilahirkan di Kabanjahe, pada tanggal 17 Oktober
1992. Ayah bernama Siniaro Halawa dan Ibu bernama Nurida Vebrintina Tamba.
Merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk
SD Santo Xaverius 2 Kabanjahe dan lulus tahun pada tahun 2005. Pada tahun
2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Santo Xaverius 1 Kabanjahe, dan lulus
tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1
Kabanjahe, dan lulus tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program
Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan jalur ujian tulis SNMPTN.
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAPHASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II
SMANEGERI 6 MEDAN T.P. 2014/2015
Nissi Riahta Halawa (NIM 4113121045)
ABSTRAK
Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipengaruhpenggunaan
model
pembelajaranInquiry
Trainingterhadaphasilbelajarsiswapadamateripokoklistrikdinamis di Kelas X
Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalahquasi eksperimen. Populasi penelitian adalah
seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas
secara acak yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 42 orang
dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 42 orang. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: 1) Tes hasil belajar
dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban sebanyak 15 soal yang
telah dinyatakan valid oleh validator dan 2) Lembar observasi aktivitas belajar
siswa. Untuk menguji hipotesis digunakan uji beda, setelah uji prasyarat
dilakukan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Data penelitian menunjukkan, nilai rata-rata pretes kelas eksperimen
47,93 dan nilai rata-rata kelas kontrol 43,81, hasil uji t diperoleh thitung = - 0,41 dan
ttabel=1,99 karena thitung ttabel maka Ha diterima yang berati hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry traininglebih tinggi
dibandingkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Kata Kunci :Inquiry Training, Hasilbelajar
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Defenisi Operasional
1
4
5
5
6
6
7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
2.1.
2.1.1.
2.1.2.
2.1.3.
2.1.4.
2.1.5.
2.1.6.
2.1.7.
2.1.8
2.1.9.
2.2.
2.3.
Kerangka Teoritis
Pengertian Belajar
Hasil Belajar
Aktivitas Belajar
Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Inquiry Training
Model Pembelajaran Konvensional
Materi Pelajaran
Media Pembelajaran
Hasil Penelitian Sebelumnya
Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3.
Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
8
8
9
12
14
15
21
22
31
33
34
35
36
36
36
36
36
36
36
vii
3.3.2.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
3.8.
3.9.
3.9.1.
3.9.2.
3.9.3.
3.9.4.
Variabel Terikat
Jenis dan Desain Penelitian
Prosedur Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian
Teknik Analisis Data
Teknik Pengolahan Data
Menghitung Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji Hipotesis
36
37
38
41
41
43
44
44
45
46
47
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasa
50
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.2 Pengujian Analisis Data
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian
4.1.4 Observasi
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
50
50
53
54
55
57
BAB V : Kesimpulan dan Saran
61
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
61
62
DAFTAR PUSTAKA
63
LAMPIRAN
64
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara
tersebut, karena pendidikan berkaitan erat dengan pembentukan sumber daya
manusia pada suatu negara. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan
mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
sebaliknya jika kemampuan sumber daya manusia rendah maka manusia tidak
akan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat akhir-akhir ini. Jika pendidikan merupakan salah satu instrumen
utama pengembangan sumber daya manusia maka guru sebagai tenaga
kependidikan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan tugas dan
mengatasi permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan khususnya dalam
proses pembelajaran.
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)
dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap perserta didik. Hal ini tampak dari
rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.
Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu
bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa
proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan
tidak memberi akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui
penemuan dalam proses bepikirnya. (Trianto, 2010:5)
Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai yang cukup rendah dan
kurang diminati oleh siswa adalah mata pelajaran fisika. Ada banyak hal yang
menjadi penyebab rendahnya hasil belajar ini, salah satunya adalah proses
pembelajaran yang tidak berpusat pada siswa karena dalam pembelajaran
seringkali siswa bersifat hanya sebagai pendengar saja dan guru yang bersifat
dominan (teacher centered). Hal tersebut juga didukung oleh hasil angket yang
disebarkan kepada 41 siswa kelas X SMA Negeri 6 Medan. Diperoleh 27% siswa
2
merasa tidak senang belajar fisika, 51% menyatakan bahwa pelajaran fisika itu
biasa saja, 22 % menyatakan bahwa pelajaran fisika itu sulit. Dari angket juga
diperoleh data bahwa 61% siswa menginginkan cara pembelajaran fisika yang
menarik serta 30 % siswa menginginkan cara pembelajaran fisika dengan
melakukan praktikum atau eksperimen.Data angket juga menunjukkan bahwa
sebanyak 58,5% siswa yang jarang mengemukakan pendapatnya pada saat
pelajaran fisika berlangsung dan 30 % siswa tidak pernah mengemukakan
pendapatnya pada saat pelajaran fisika berlangsung akibatnya proses belajar
mengajar hanya terpaku pada guru saja.
Dominasi guru dalam pembelajaran menyebabkan siswa lebih banyak
menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan, akibatnya siswa hanya dapat menghapal
tanpa mengerti apa yang dipelajari dan apa hubungannya dengan kehidupan
sehari-hari. Padahal hakikat fisika diantaranya adalah proses atau melakukan
sendiri prosedur-prosedur untuk menggali atau memahami konsep sains. Oleh
karena itu, diperlukan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga
dapat
mengubah
ketergantungan
siswa
terhadap
guru
menjadi
proses
pembelajaran yang terpusat pada siswa (student centered). Maka upaya
peningkatan
kualitas
pendidikan
terus-menerus
dilakukan,
baik
secara
konvensional maupun inovatif. Peningkatan yang dilakukan berupa perubahanperubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan misalnya kurikulum,
strategi pembelajaran, alat bantu belajar, sumber-sumber belajar dan sebagainya.
Dengan adanya upaya tersebut diharapkan pembelajaran tidak hanya mempelajari
tentang konsep, teori dan fakta, tetapi juga aplikasinya dalam kehidupan seharihari.
Akan tetapi pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di SMAN 6
Medan khususnya pelajaran fisika selama ini lebih banyak didominasi metode
ceramah. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara dengan guru fisika SMAN 6
Medan yaitu selama proses pembelajaran, guru berperan aktif dalam
menyampaikan materi pelajaran, sedangkan siswa pasif dalam menerima pelajaran
(pembelajaran berpusat pada guru). Aktivitas siswa pada umumnya mencatat,
3
mendengarkan, dan mengerjakan soal-soal latihan dalam LKS atau buku teks yang
telah ditentukan untuk membuktikan informasi yang diberikan oleh guru. Hal ini
bertentangan dengan hakekat fisika yang menyatakan bahwa siswa harus terlibat
dalam penemuan informasi dan prinsip serta dapat bersikap secara ilmiah seperti
fisikawan. Hal ini menyebabkan anak kurang berperan aktif sehingga akhirnya
nilai yang diperoleh pun kurang dari yang diharapkan.
Selama proses pembelajaran, guru sangat jarang sekali mengajak siswa
melakukan pengamatan atau praktikum untuk materi yang sedang dipelajari saat
itu secara nyata. Sebagai gantinya guru melakukan demonstrasi di depan kelas,
demonstrasi dilakukan karena guru memiliki pertimbangan bahwa kegiatan
demonstrasi tidak menghabiskan waktu yang banyak dan dapat menyelesaikan
materi dengan cepat. Penerapan pembelajaran seperti ini akan mengakibatkan
siswa kurang mampu melakukan praktikum, sehingga kemampuan siswa seperti
melakukan
pengamatan,
merumuskan
hipotesis,
menggunakan
alat,
mengumpulkan data, mengidentifikasi variabel, membuat kesimpulan dan
kegiatan lain yang dapat mengembangkan keterampilan proses ilmiah yang ada
pada diri siswa tidak tampak.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti mengenai sarana dan
prasarana laboratorium di SMA Negeri 6 Medan sudah cukup lengkap tetapi
belum digunakan secara maksimal karena keterbatasan waktu. Maka penulis
menawarkan Model Pembelajaran Inquiry training, dengan model pembelajaran
ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut karena rangkaian kegiatan
pembelajaran Inquiry training menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Melalui model pembelajaran inquiry training, siswa akan diperkenalkan
dan dilatih dengan seperangkat prosedur yang biasa dilakukan oleh para ahli
dalam mengorganisasikan pengetahuan sampai menghasilkan prinsip yang
menjelaskan sebab akibat. Prosedur yang dimaksud antaralain mengidentifikasi
variabel yang ada pada suatu gejala/objek, menggali informasi yang ada pada
suatu objek sebanyak-banyaknya melalui pengajuan pertanyaan, membuat
4
hipotesis dan menguji hipotesis dengan cara mengumpulkan data, kemudian
menganalisisnya melalui kegiatan praktikum, menarik kesimpulan dengan
menganalisis data dari informasi yang diperoleh selama melakukan praktikum,
dan tahap terakhir yaitu menganalisis proses inkuiri. Melalui serangkaian kegiatan
tersebut, sangat dimungkinkan keterampilan proses ilmiah siswa akan meningkat.
Penelitian yang terkait dengan model Inquiry training telah diteliti oleh
beberapa peneliti yaitu Fitriani (2014) diperoleh nilai rata – rata prites 43,08
setelah diberi perlakuan yaitu dengan Model Pembelajaran Inquiry training maka
hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 88,06 dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran Inquiry training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Elastisitas Kelas XI Semester I di MAN 1 Medan T.P 2013/2014”.
Kesimpulan yang dapat dilihat dari skripsi tersebut bahwa model ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan namun penelitian ini memiliki
kelemahan yaitu kurang lengkapnya ketersedian alat yang akan digunakan dalam
praktikum serta pengalokasian waktu yang masih kurang efisien sehingga
kegiatan belajar dan hasil belajar yang diperoleh masih kurang baik
Upaya yang akan dilakukan peneliti untuk mengatasi kelemahan tersebut
pada penelitian ini adalah dengan mengecek terlebih dahulu ketersediaan alat
yang akan digunakan dalam praktikum, selain itu peneliti akan memberikan
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan kehidupan sehari-hari sehingga
siswa lebih mudah mengerjakannya dan membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan pengalokasian waktu seefisien mungkin sehingga
diharapkan hasil belajar siswa akan lebih baik.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry
Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis
Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
5
1. Rata-rata hasil belajar siswa masih di bawah KKM.
2. Anggapan siswa mengenaipelajaran fisika yang sulit dan kurang menarik.
3. Kurang aktifnya siswa pada saat pelajaran fisika berlangsung.
4. Model pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi
5. Penggunaan media pembelajaran masih kurang.
1.3
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Modelpembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran pada kelas
eksperimenadalah Model Pembelajaran Inquiry Training
2. Subjekpenelitian adalah siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan
T.P.2014/2015.
3. Materipokok adalah Listrik Dinamis KelasX Semester II SMA Negeri 6
Medan T.P.2013/2014.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana
aktivitas
siswa
dalam
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok
Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.
2014/2015?
2. Bagaimana
aktivitas
siswa
dalam
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik
Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015?
3. Bagaimana hasil belajar siswa di kelas ekperimen dengan menggunakan
Model Pembelajaran Inquiry Training materi pokok Listrik Dinamis Kelas
X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.2014/2015?
4. Bagaimana
hasil
belajar
siswa
menggunakanpembelajaran konvensional
di
pada
kelas
materi
kontrol
dengan
pokok
Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015?
Listrik
6
5. Bagaimana pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Traininghasil belajar
siswa pada materi Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMANegeri 6
Medan T.P.2014/2015?
1.5
Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin diperoleh
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok
Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri6Medan T.P.2014/2015.
2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran konvensional pada Listrik Dinamis di Kelas
X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.2014/2015.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan
menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok
Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan
T.P.2014/2015.
4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di kelas kontrol dengan
menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik
Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015.
5. Untuk mengetahui pengaruh Model PembelajaranInquiry Training
terhadap hasil belajar siswa pada materi Listrik Dinamis
Kelas X
Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.2014/2015.
1.6
Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat, yakni:
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar menggunakan Model Pembelajaran
Inquiry Trainingpada materi pokok listrik dinamis Kelas X Semester II di
SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015.
7
2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran di
SMA Negeri 6 Medan
1.7
Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran Inquiry training adalah model yang membawa siswa
secara langsung kedalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat
yang bertujuan melibatkan kemampuan siswa dalam meneliti, menjelaskan
fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah.
2. Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang
biasa ataupun yang sering diterapkan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian
yang dilakukan dan pengujian
hipotesis maka disimpulkan bahwa:
1. Aktivitassiswadalam
proses
pembelajarandenganmenggunakan
model
pembelajaranInquiry Trainingpadamateripokoklistrikdinamiskelas X semester
II SMA Negeri 6 Medan T.A.2014/2015mengalami peningkatan pada
pertemuan I 73,59 % atau cukup aktif, pertemuan II 79,67 % dan pada
pertemuaan III 81,03 % atau aktif.
2. Aktivitassiswadalam
proses
pembelajarandenganmenggunakan
model
pembelajaranKonvensionalpadamateripokoklistrikdinamiskelas X semester II
SMA Negeri6 MedanT.A.2014/2015mengalami peningkatan pada pertemuan
I 64,66 % atau kurang aktif, pertemuan II 67,34% atau cukup aktif, pertemuan III
70,68 atau cukup aktif.
3. Hasilbelajarsiswa
di
kelaseksperimendenganmenggunakan
model
pembelajaranInquiry Trainingpadamateripokoklistrikdinamiskelas X semester
II SMA Negeri 6 Medan T.A.2014/2015sebelumdiberikanperlakuan rata-rata
pretesdigolongkan
kurang
baikdansetelahdiberikanperlakuan
rata-rata
postessiswa digolongkan baik.
4. Hasilbelajarsiswa
di
kelaskontroldenganmenggunakan
model
pembelajaranKonvensionalpadamateripokoklistrikdinamiskelas X semester II
SMA Negeri 6 Medan T.A.2014/20145 sebelumdiberikanperlakuan rata-rata
pretesdigolongkan baikdandiberikanperlakuan rata-rata postesdigolongkan
baik.
5. Ada
pengaruh
yang
signifikanmodel
pembelajaranInquiry
Trainingterhadaphasilbelajarsiswapadamateripokoklistrikdinamiskelas
semester II SMA Negeri 6 Medan T.A. 2014/2015.
X
62
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang dikemukakan maka untuk
tindak lanjut penelitian ini, peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Trainingdisarankan agar memilih
kelas yang sudah terbiasa dalam membentuk dan bekerja kelompok dan lebih
membimbing siswa dengan cara aktif bertanya kepada siswa tentang kendala
yang dihadapi, memotivasi, serta mengarahkan agar setiap siswa aktif
berdiskusi dalam kelompok.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama
disarankan
untuk
memperhatikan
kemampuan
awal
siswa
dan
mempersiapkan permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa
sehingga siswa termotivasi untuk menemukan jawaban dari permasalahan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2012), Dasar-dasar
Aksara, Jakarta.
Evaluasi
Pendidikan
Edisi
2,Bumi
Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. PT. Erlangga, Jakarta.
Dormatio., 2013. http://dormatio.blogspot.com/2013/01/model-pembelajarankonvensional.html (DiaksesJanuari 2014)
Fitriani, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Elastisitas Kelas XI Semester I di MAN
1 Medan T.P 2013/2014., Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Furahasekai (2011), http:/www.wordpress.com/2011/09/06/pembelajaran
konvensional (DiaksesJanuari2014)
–
Joyce et al., 2009. Models of Teaching, Model-model Pembelajaran, Edisi
Delapan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Minardikitong., 2010. http://minardikitong.wordpress.com/2010/08/05/belajardan-model-pembelajaran-fisika/ (DiaksesJanuari 2014)
Ritonga, R.,(2014),Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis
Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok
Besaran dan Satuan di Kelas X Semester Ganjil SMAN 11 Medan T.A.
2013/2014., Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sanjaya, W., (2011). StrategiPembelajaran,KencanaPrenada Media, Bandung.
Sardiman., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press,
Jakarta.
Slameto.,(2010),Belajar&Faktor-faktor
Jakarta.
yang
Mempengaruhi,RinekaCipta,
Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N, (2009), PenilaianHasil Proses BelajarMengajar, RemajaRosdakarya,
Bandung.
Supraptama., (2011), MetodePembelajaran, GaungPersada Press, Jakarta.
Trianto,
(2009).Mendesain
Model
KencanaPrenada Media Group, Jakarta.
PembelajaranInovatif-Progresif,
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II
SMA NEGERI 6 MEDAN T.P. 2014/2015
Oleh:
Nissi Riahta Halawa
NIM 4113121045
Program Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Nissi Riahta Halawa dilahirkan di Kabanjahe, pada tanggal 17 Oktober
1992. Ayah bernama Siniaro Halawa dan Ibu bernama Nurida Vebrintina Tamba.
Merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk
SD Santo Xaverius 2 Kabanjahe dan lulus tahun pada tahun 2005. Pada tahun
2005, penulis melanjutkan sekolah di SMP Santo Xaverius 1 Kabanjahe, dan lulus
tahun 2008. Pada tahun 2008, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1
Kabanjahe, dan lulus tahun 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program
Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan jalur ujian tulis SNMPTN.
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING
TERHADAPHASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II
SMANEGERI 6 MEDAN T.P. 2014/2015
Nissi Riahta Halawa (NIM 4113121045)
ABSTRAK
Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipengaruhpenggunaan
model
pembelajaranInquiry
Trainingterhadaphasilbelajarsiswapadamateripokoklistrikdinamis di Kelas X
Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalahquasi eksperimen. Populasi penelitian adalah
seluruh siswa kelas X yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas
secara acak yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 42 orang
dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 42 orang. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: 1) Tes hasil belajar
dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban sebanyak 15 soal yang
telah dinyatakan valid oleh validator dan 2) Lembar observasi aktivitas belajar
siswa. Untuk menguji hipotesis digunakan uji beda, setelah uji prasyarat
dilakukan, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Data penelitian menunjukkan, nilai rata-rata pretes kelas eksperimen
47,93 dan nilai rata-rata kelas kontrol 43,81, hasil uji t diperoleh thitung = - 0,41 dan
ttabel=1,99 karena thitung ttabel maka Ha diterima yang berati hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry traininglebih tinggi
dibandingkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
Kata Kunci :Inquiry Training, Hasilbelajar
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Defenisi Operasional
1
4
5
5
6
6
7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
2.1.
2.1.1.
2.1.2.
2.1.3.
2.1.4.
2.1.5.
2.1.6.
2.1.7.
2.1.8
2.1.9.
2.2.
2.3.
Kerangka Teoritis
Pengertian Belajar
Hasil Belajar
Aktivitas Belajar
Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Inquiry Training
Model Pembelajaran Konvensional
Materi Pelajaran
Media Pembelajaran
Hasil Penelitian Sebelumnya
Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3.
Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
8
8
9
12
14
15
21
22
31
33
34
35
36
36
36
36
36
36
36
vii
3.3.2.
3.4.
3.5.
3.6.
3.7.
3.8.
3.9.
3.9.1.
3.9.2.
3.9.3.
3.9.4.
Variabel Terikat
Jenis dan Desain Penelitian
Prosedur Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian
Teknik Analisis Data
Teknik Pengolahan Data
Menghitung Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku
Uji Normalitas
Uji Homogenitas
Uji Hipotesis
36
37
38
41
41
43
44
44
45
46
47
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasa
50
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.2 Pengujian Analisis Data
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian
4.1.4 Observasi
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
50
50
53
54
55
57
BAB V : Kesimpulan dan Saran
61
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
61
62
DAFTAR PUSTAKA
63
LAMPIRAN
64
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kemajuan suatu negara dapat diukur dari kemajuan pendidikan di negara
tersebut, karena pendidikan berkaitan erat dengan pembentukan sumber daya
manusia pada suatu negara. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan
mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
sebaliknya jika kemampuan sumber daya manusia rendah maka manusia tidak
akan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat akhir-akhir ini. Jika pendidikan merupakan salah satu instrumen
utama pengembangan sumber daya manusia maka guru sebagai tenaga
kependidikan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan tugas dan
mengatasi permasalahan yang muncul dalam dunia pendidikan khususnya dalam
proses pembelajaran.
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)
dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap perserta didik. Hal ini tampak dari
rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.
Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu
bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa
proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan
tidak memberi akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui
penemuan dalam proses bepikirnya. (Trianto, 2010:5)
Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai yang cukup rendah dan
kurang diminati oleh siswa adalah mata pelajaran fisika. Ada banyak hal yang
menjadi penyebab rendahnya hasil belajar ini, salah satunya adalah proses
pembelajaran yang tidak berpusat pada siswa karena dalam pembelajaran
seringkali siswa bersifat hanya sebagai pendengar saja dan guru yang bersifat
dominan (teacher centered). Hal tersebut juga didukung oleh hasil angket yang
disebarkan kepada 41 siswa kelas X SMA Negeri 6 Medan. Diperoleh 27% siswa
2
merasa tidak senang belajar fisika, 51% menyatakan bahwa pelajaran fisika itu
biasa saja, 22 % menyatakan bahwa pelajaran fisika itu sulit. Dari angket juga
diperoleh data bahwa 61% siswa menginginkan cara pembelajaran fisika yang
menarik serta 30 % siswa menginginkan cara pembelajaran fisika dengan
melakukan praktikum atau eksperimen.Data angket juga menunjukkan bahwa
sebanyak 58,5% siswa yang jarang mengemukakan pendapatnya pada saat
pelajaran fisika berlangsung dan 30 % siswa tidak pernah mengemukakan
pendapatnya pada saat pelajaran fisika berlangsung akibatnya proses belajar
mengajar hanya terpaku pada guru saja.
Dominasi guru dalam pembelajaran menyebabkan siswa lebih banyak
menunggu sajian dari guru daripada menemukan sendiri pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan, akibatnya siswa hanya dapat menghapal
tanpa mengerti apa yang dipelajari dan apa hubungannya dengan kehidupan
sehari-hari. Padahal hakikat fisika diantaranya adalah proses atau melakukan
sendiri prosedur-prosedur untuk menggali atau memahami konsep sains. Oleh
karena itu, diperlukan proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga
dapat
mengubah
ketergantungan
siswa
terhadap
guru
menjadi
proses
pembelajaran yang terpusat pada siswa (student centered). Maka upaya
peningkatan
kualitas
pendidikan
terus-menerus
dilakukan,
baik
secara
konvensional maupun inovatif. Peningkatan yang dilakukan berupa perubahanperubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan misalnya kurikulum,
strategi pembelajaran, alat bantu belajar, sumber-sumber belajar dan sebagainya.
Dengan adanya upaya tersebut diharapkan pembelajaran tidak hanya mempelajari
tentang konsep, teori dan fakta, tetapi juga aplikasinya dalam kehidupan seharihari.
Akan tetapi pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di SMAN 6
Medan khususnya pelajaran fisika selama ini lebih banyak didominasi metode
ceramah. Hal ini diperoleh dari hasil wawancara dengan guru fisika SMAN 6
Medan yaitu selama proses pembelajaran, guru berperan aktif dalam
menyampaikan materi pelajaran, sedangkan siswa pasif dalam menerima pelajaran
(pembelajaran berpusat pada guru). Aktivitas siswa pada umumnya mencatat,
3
mendengarkan, dan mengerjakan soal-soal latihan dalam LKS atau buku teks yang
telah ditentukan untuk membuktikan informasi yang diberikan oleh guru. Hal ini
bertentangan dengan hakekat fisika yang menyatakan bahwa siswa harus terlibat
dalam penemuan informasi dan prinsip serta dapat bersikap secara ilmiah seperti
fisikawan. Hal ini menyebabkan anak kurang berperan aktif sehingga akhirnya
nilai yang diperoleh pun kurang dari yang diharapkan.
Selama proses pembelajaran, guru sangat jarang sekali mengajak siswa
melakukan pengamatan atau praktikum untuk materi yang sedang dipelajari saat
itu secara nyata. Sebagai gantinya guru melakukan demonstrasi di depan kelas,
demonstrasi dilakukan karena guru memiliki pertimbangan bahwa kegiatan
demonstrasi tidak menghabiskan waktu yang banyak dan dapat menyelesaikan
materi dengan cepat. Penerapan pembelajaran seperti ini akan mengakibatkan
siswa kurang mampu melakukan praktikum, sehingga kemampuan siswa seperti
melakukan
pengamatan,
merumuskan
hipotesis,
menggunakan
alat,
mengumpulkan data, mengidentifikasi variabel, membuat kesimpulan dan
kegiatan lain yang dapat mengembangkan keterampilan proses ilmiah yang ada
pada diri siswa tidak tampak.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti mengenai sarana dan
prasarana laboratorium di SMA Negeri 6 Medan sudah cukup lengkap tetapi
belum digunakan secara maksimal karena keterbatasan waktu. Maka penulis
menawarkan Model Pembelajaran Inquiry training, dengan model pembelajaran
ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut karena rangkaian kegiatan
pembelajaran Inquiry training menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan.
Melalui model pembelajaran inquiry training, siswa akan diperkenalkan
dan dilatih dengan seperangkat prosedur yang biasa dilakukan oleh para ahli
dalam mengorganisasikan pengetahuan sampai menghasilkan prinsip yang
menjelaskan sebab akibat. Prosedur yang dimaksud antaralain mengidentifikasi
variabel yang ada pada suatu gejala/objek, menggali informasi yang ada pada
suatu objek sebanyak-banyaknya melalui pengajuan pertanyaan, membuat
4
hipotesis dan menguji hipotesis dengan cara mengumpulkan data, kemudian
menganalisisnya melalui kegiatan praktikum, menarik kesimpulan dengan
menganalisis data dari informasi yang diperoleh selama melakukan praktikum,
dan tahap terakhir yaitu menganalisis proses inkuiri. Melalui serangkaian kegiatan
tersebut, sangat dimungkinkan keterampilan proses ilmiah siswa akan meningkat.
Penelitian yang terkait dengan model Inquiry training telah diteliti oleh
beberapa peneliti yaitu Fitriani (2014) diperoleh nilai rata – rata prites 43,08
setelah diberi perlakuan yaitu dengan Model Pembelajaran Inquiry training maka
hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata 88,06 dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran Inquiry training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Pokok Elastisitas Kelas XI Semester I di MAN 1 Medan T.P 2013/2014”.
Kesimpulan yang dapat dilihat dari skripsi tersebut bahwa model ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan namun penelitian ini memiliki
kelemahan yaitu kurang lengkapnya ketersedian alat yang akan digunakan dalam
praktikum serta pengalokasian waktu yang masih kurang efisien sehingga
kegiatan belajar dan hasil belajar yang diperoleh masih kurang baik
Upaya yang akan dilakukan peneliti untuk mengatasi kelemahan tersebut
pada penelitian ini adalah dengan mengecek terlebih dahulu ketersediaan alat
yang akan digunakan dalam praktikum, selain itu peneliti akan memberikan
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan kehidupan sehari-hari sehingga
siswa lebih mudah mengerjakannya dan membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan pengalokasian waktu seefisien mungkin sehingga
diharapkan hasil belajar siswa akan lebih baik.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry
Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis
Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015”.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:
5
1. Rata-rata hasil belajar siswa masih di bawah KKM.
2. Anggapan siswa mengenaipelajaran fisika yang sulit dan kurang menarik.
3. Kurang aktifnya siswa pada saat pelajaran fisika berlangsung.
4. Model pembelajaran yang digunakan masih kurang bervariasi
5. Penggunaan media pembelajaran masih kurang.
1.3
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Modelpembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran pada kelas
eksperimenadalah Model Pembelajaran Inquiry Training
2. Subjekpenelitian adalah siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan
T.P.2014/2015.
3. Materipokok adalah Listrik Dinamis KelasX Semester II SMA Negeri 6
Medan T.P.2013/2014.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana
aktivitas
siswa
dalam
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok
Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.
2014/2015?
2. Bagaimana
aktivitas
siswa
dalam
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik
Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015?
3. Bagaimana hasil belajar siswa di kelas ekperimen dengan menggunakan
Model Pembelajaran Inquiry Training materi pokok Listrik Dinamis Kelas
X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.2014/2015?
4. Bagaimana
hasil
belajar
siswa
menggunakanpembelajaran konvensional
di
pada
kelas
materi
kontrol
dengan
pokok
Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015?
Listrik
6
5. Bagaimana pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Traininghasil belajar
siswa pada materi Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMANegeri 6
Medan T.P.2014/2015?
1.5
Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin diperoleh
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok
Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri6Medan T.P.2014/2015.
2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran konvensional pada Listrik Dinamis di Kelas
X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.2014/2015.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di kelas eksperimen dengan
menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok
Listrik Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan
T.P.2014/2015.
4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di kelas kontrol dengan
menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik
Dinamis Kelas X Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015.
5. Untuk mengetahui pengaruh Model PembelajaranInquiry Training
terhadap hasil belajar siswa pada materi Listrik Dinamis
Kelas X
Semester II SMA Negeri 6 Medan T.P.2014/2015.
1.6
Manfaat Penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat, yakni:
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar menggunakan Model Pembelajaran
Inquiry Trainingpada materi pokok listrik dinamis Kelas X Semester II di
SMA Negeri 6 Medan T.P. 2014/2015.
7
2. Sebagai bahan informasi alternatif pemilihan model pembelajaran di
SMA Negeri 6 Medan
1.7
Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran Inquiry training adalah model yang membawa siswa
secara langsung kedalam proses ilmiah dalam waktu yang relatif singkat
yang bertujuan melibatkan kemampuan siswa dalam meneliti, menjelaskan
fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah.
2. Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang
biasa ataupun yang sering diterapkan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian
yang dilakukan dan pengujian
hipotesis maka disimpulkan bahwa:
1. Aktivitassiswadalam
proses
pembelajarandenganmenggunakan
model
pembelajaranInquiry Trainingpadamateripokoklistrikdinamiskelas X semester
II SMA Negeri 6 Medan T.A.2014/2015mengalami peningkatan pada
pertemuan I 73,59 % atau cukup aktif, pertemuan II 79,67 % dan pada
pertemuaan III 81,03 % atau aktif.
2. Aktivitassiswadalam
proses
pembelajarandenganmenggunakan
model
pembelajaranKonvensionalpadamateripokoklistrikdinamiskelas X semester II
SMA Negeri6 MedanT.A.2014/2015mengalami peningkatan pada pertemuan
I 64,66 % atau kurang aktif, pertemuan II 67,34% atau cukup aktif, pertemuan III
70,68 atau cukup aktif.
3. Hasilbelajarsiswa
di
kelaseksperimendenganmenggunakan
model
pembelajaranInquiry Trainingpadamateripokoklistrikdinamiskelas X semester
II SMA Negeri 6 Medan T.A.2014/2015sebelumdiberikanperlakuan rata-rata
pretesdigolongkan
kurang
baikdansetelahdiberikanperlakuan
rata-rata
postessiswa digolongkan baik.
4. Hasilbelajarsiswa
di
kelaskontroldenganmenggunakan
model
pembelajaranKonvensionalpadamateripokoklistrikdinamiskelas X semester II
SMA Negeri 6 Medan T.A.2014/20145 sebelumdiberikanperlakuan rata-rata
pretesdigolongkan baikdandiberikanperlakuan rata-rata postesdigolongkan
baik.
5. Ada
pengaruh
yang
signifikanmodel
pembelajaranInquiry
Trainingterhadaphasilbelajarsiswapadamateripokoklistrikdinamiskelas
semester II SMA Negeri 6 Medan T.A. 2014/2015.
X
62
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang dikemukakan maka untuk
tindak lanjut penelitian ini, peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Trainingdisarankan agar memilih
kelas yang sudah terbiasa dalam membentuk dan bekerja kelompok dan lebih
membimbing siswa dengan cara aktif bertanya kepada siswa tentang kendala
yang dihadapi, memotivasi, serta mengarahkan agar setiap siswa aktif
berdiskusi dalam kelompok.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama
disarankan
untuk
memperhatikan
kemampuan
awal
siswa
dan
mempersiapkan permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa
sehingga siswa termotivasi untuk menemukan jawaban dari permasalahan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2012), Dasar-dasar
Aksara, Jakarta.
Evaluasi
Pendidikan
Edisi
2,Bumi
Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. PT. Erlangga, Jakarta.
Dormatio., 2013. http://dormatio.blogspot.com/2013/01/model-pembelajarankonvensional.html (DiaksesJanuari 2014)
Fitriani, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Elastisitas Kelas XI Semester I di MAN
1 Medan T.P 2013/2014., Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Furahasekai (2011), http:/www.wordpress.com/2011/09/06/pembelajaran
konvensional (DiaksesJanuari2014)
–
Joyce et al., 2009. Models of Teaching, Model-model Pembelajaran, Edisi
Delapan. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Minardikitong., 2010. http://minardikitong.wordpress.com/2010/08/05/belajardan-model-pembelajaran-fisika/ (DiaksesJanuari 2014)
Ritonga, R.,(2014),Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis
Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi Pokok
Besaran dan Satuan di Kelas X Semester Ganjil SMAN 11 Medan T.A.
2013/2014., Skripsi, FMIPA Unimed, Medan.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sanjaya, W., (2011). StrategiPembelajaran,KencanaPrenada Media, Bandung.
Sardiman., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press,
Jakarta.
Slameto.,(2010),Belajar&Faktor-faktor
Jakarta.
yang
Mempengaruhi,RinekaCipta,
Sudjana., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N, (2009), PenilaianHasil Proses BelajarMengajar, RemajaRosdakarya,
Bandung.
Supraptama., (2011), MetodePembelajaran, GaungPersada Press, Jakarta.
Trianto,
(2009).Mendesain
Model
KencanaPrenada Media Group, Jakarta.
PembelajaranInovatif-Progresif,