PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN STAD DI KELAS VII SMPN 1 PERCUT SEI TUAN T.A 2015/2016.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN STAD
DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PERCUT
SEI TUAN TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh :

Febri Yanti
NIM. 4123111024
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

2016

iii

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
MAKE A MATCH DAN STAD DI KELAS VII SMPN 1
PERCUT SEI TUAN T.A 2015/2016
Febri Yanti (4123111024)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match di
kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan, (2) peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII SMPN 1
Percut Sei Tuan, (3) manakah hasil belajar yang lebih baik, dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Make a match dibandingkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan.Jenis
penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pretestposttest Control Group Design. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas
yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dan STAD,
sedangkan variabel terikat yaitu hasil belajar matematika siswa. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran
2015/2016 yang terdiri dari 10 kelas, sedangkan sampel dalam penelitian ini
adalah kelas VII-8 (kelas eksperimen A) dan kelas VII-9 (kelas eksperimen B),
masing-masing sampel kelas berjumlah 40 orang. Instrumen penelitian ini berupa
pretes dan postes yang berbentuk essay tes. Sebelum pengujian hipotesis terlebih
dahulu diuji normalitas data dengan menggunakan uji chi – kuadrat dan
homogenitas data menggunakan uji F.Dari pengujian yang dilakukan diperoleh
bahwa sampel berdistribusi normal dan homogen, dengan demikian penulis bisa
memberikan perlakuan kepada kedua sampel. Untuk uji hipotesis, berdasarkan
perhitungan data posttest siswa diperoleh pada dk = 78 dan taraf nyata α = 0,05
diperoleh ttabel = 1,66 dan thitung = 2,27. Karena thitung > ttabel (2,27 > 1,66) maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Maka disimpulkan hasil belajar matematika siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperati tipe Make A Match
lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Kata kunci : Hasil belajar, Make A Match, STAD.

iv

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
penyertaan, kasih dan anugrah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Skripsi yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan
STAD di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan T.A 2015/ 2016”, disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta seluruh Wakil
Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan
FMIPA UNIMED beserta Wakil Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED,
Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si selaku Ketua Program Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati
Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga
kepada bu Prihatin Ningsih Sagala, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan
skripsi ini, kepada Bapak Dr. Togi, M.Pd, M.Si, Bapak Drs. W.L. Sihombing,
M.Pd, dan Bapak Budi Halomoan Siregar, S.Pd, M.Sc selaku Dosen Penguji yang
telah banyak memberikan saran dari perencanaan penelitian sampai selesainya
penyusunan skripsi ini, kepada Bapak Dr. Togi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing

Akademik, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED.
Penghargaan ini juga disampaikan kepada Ibu Dra.Risna Wahyuni, MA
selaku Kepala Sekolah dan Ibu Riefni Diana Lubis, S.Pd dan guru mata pelajaran
lainnya di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan yang tidak bisa disebutkan satu per satu
yang telah banyak membantu penulis selama penelitian. Teristimewa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda E. Hasibuan dan Ibunda M. Butar butar yang telah memberikan saya kesempatan untuk menimba ilmu sampai ke
jenjang ini dan selalu memberikan saran, motivasi, dan doa demi keberhasilan
penulis menyelesaikan skripsi ini.

v

Terima kasih juga saya sampaikan kepada kakak dan adik tercinta, ka
Netty, ka Melati, ka Isnya, ka Riris, Relita dan Relina yang telah memberikan
semangat dan doa. Terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh keluarga
yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu saya selama
perkuliahan, baik dalam materiil maupun memotivasi saya untuk terus
bersemangat meraih cita-cita.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat terkasih,
Diamony Sri Hana Sirait dan Robertus F. Sormin, untuk doa dan senantiasa

mendukung penulis dalam suka maupun duka, dalam tawa maupun tangis, serta
teman-teman Koordinasi 2016 Unit Pelayanan FMIPA Unimed dan teman-teman
seangkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu, khususnya
untuk kelas Matematika Dik C 2012. Terima kasih juga buat teman-teman
seperjuangan Eva Kartika, Venina Sinaga, Yulitaria Marcelina, dan Denisha
Noralita, Meylinda Saragih, Saripa, Whyta, Efriliana, Yusrina, Irma Suryani,
Rikardo, dan Firdaus Tarigan, untuk dukungan dan info yang telah diberikan.
Terima kasih juga kepada teman-teman PPLT Unimed 2015 di SMP Negeri 1
Pegajahan, terkhusus untuk Christina Carolyna Bakara, Gembira dan Rahel, yang
selalu memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis.
Penulis telah berupaya dangan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun
tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya ilmu pendidikan.

Medan,

Juli 2016


Penulis,

Febri Yanti
NIM. 4123111024

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii


Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1

1.2. Identifikasi Masalah

8

1.3. Batasan Masalah

8

1.4. Rumusan Masalah

9

1.5. Tujuan Penelitian


9

1.6. Manfaat Penelitian

10

1.7. Definisi Operasional

10

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori

12

2.1.1 Teori Belajar Vygotsky

12

2.1.2 Teori Piaget


13

2.1.3 Teori Ausebel

14

2.2. Kerangka Teoritis

15

2.2.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika

15

2.2.2. Hasil Belajar

21

2.2.3. Model Pembelajaran Kooperatif


24

2.2.4. Model Pembelajaran Make A Match

33

2.2.5. Model Pembelajaran STAD

37

vii

2.3. Materi Segiempat

41

2.3.1. Persegi Panjang

41

2.3.2. Persegi

43

2.3.3. Jajargenjang

45

2.3.4. Belah Ketupat

50

2.4. Penelitian Yang Relevan

53

2.5. Kerangka Konseptual

55

2.6. Hipotesis Penelitian

56

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

57

3.1.1. Lokasi Penelitian

57

3.1.2. Waktu Penelitian

57

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

57

3.2.1. Populasi

57

3.2.2. Sampel

57

3.3. Variabel Penelitian

58

3.4. Jenis dan Desain Penelitian

59

3.5. Prosedur Penelitian

60

3.6. Instrumen Penelitian

62

3.6.1. Tes

62

3.6.2 Uji Validasi Ahli terhadap Tes Hasil Belajar

63

3.7. Teknik Analisis Data

63

3.7.1. Menghitung Rata-rata Skor

63

3.7.2. Menghitung Standard Deviasi

64

3.7.3. Uji Normalitas

64

3.7.4. Uji Homogenitas

65

3.7.5. Analisis Pengujian Hipotesis

66

3.7.6. Analisis Peningkatan Hasil Belajar

69

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Nilai Pretest Siswa pada kelas Make A Match

70
70

dan STAD
4.1.2 Deskripsi Nilai PostTest Siswa pada kelas Make A Match

72

dan STAD
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian

74

4.2.1 Uji Normalitas Data

74

4.2.2 Uji Homogenitas

75

4.2.3 Uji Persyaratan Analisis Data

75

4.2.3.1 Uji Hipotesis

76

4.2.3.2 Analisis Peningkatan Hasil Belajar

76

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

77

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan

81

5.2 Saran

82

DAFTAR PUSTAKA

83

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Persegi Panjang

41

Gambar 2.2

Persegi Panjang

42

Gambar 2.3

Persegi

43

Gambar 2.4

Sisi Persegi

44

Gambar 2.5

Jajargenjang

45

Gambar 2.6

Jajargenjang

46

Gambar 2.7

Jajargenjang

47

Gambar 2.8

Jajargenjang

47

Gambar 2.9

Jajargenjang

48

Gambar 2.10 Jajargenjang

48

Gambar 2.11 Jajargenjang

48

Gambar 2.12 Segiempat

49

Gambar 2.13 Segitiga dan Belah Ketupat

50

Gambar 2.14 Belah Ketupat

51

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian

62

Gambar 4.1

Perbedaan Rata – Rata Pretest Kelas

71

Make A Match dan STAD
Gambar 4.2

Perbedaan Rata – Rata Posttest Kelas
Make A Match dan STAD

73

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Langkah Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

31

Tabel 2.2 Skor dan Poin Kemajuan

38

Tabel 2.3 Fase – Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

40

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Two Group (Pre-Test dan Post-Test)

60

Tabel 3.2 Kategori Besar Nilai g

69

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen A

71

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen B

72

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen A

73

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen B

74

Tabel 4.5 Data Hasil Uji Normalitas Data

75

Tabel 4.6 Data Hasil Uji Homogenitas Data

75

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

76

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan N-gain Kelas Eksperimen A dan Eksperimen B 77

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen A
Pertemuan I

85

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen A
Pertemuan II

92

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen B
Pertemuan I

99

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen B
Pertemuan II

107

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa – I

115

Lampiran 6. Alternatif Penyelesaian LAS – I

120

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa – II

122

Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian LAS – I

127

Lampiran 9. Kisi – Kisi Pre Test

130

Lampiran 10. Soal Pre Test

131

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Pre Test

132

Lampiran 12. Pedoman Penskoran Pre Test

135

Lampiran 13. Lembar Validasi Soal Pre Test

138

Lampiran 14. Kisi-Kisi Posttest

141

Lampiran 15. Soal Posttest

142

Lampiran 16. Alternatif Penyelesaian Posttest

143

Lampiran 17. Pedoman Penskoran Posttest

146

Lampiran 18. Lembar Validasi Soal Posttest

149

Lampiran 19. Daftar Nama Validator

151

Lampiran 20. Daftar Hadir Siswa Kelas Ekperimen A

153

Lampiran 21. Daftar Hadir Siswa Kelas Ekperimen B

155

Lampiran 22. Daftar Kelompok Diskusi Kelas Eksperimen A dan Kelas
Eksperimen B

157

Lampiran 23. Tabulasi Data Pretest Kelas Eksperimen A dan Kelas
Eksperimen B

159

xii

Lampiran 24. Tabulasi Data Posttest Kelas Eksperimen A Dan Kelas
Eksperimen B

161

Lampiran 25. Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen A dan
Kelas Eksperimen B

163

Lampiran 26. Perhitungan Nilai Rata – rata dan Standar Deviasi Hasil
Belajar Matematika Siswa

165

Lampiran 27. Uji Normalitas Data Hasil Tes

173

Lampiran 28. Perhitungan Uji Homogenitas Data Hasil Belajar

178

Lampiran 29. Pengujian Hipotesis

180

Lampiran 30. Analisis N – Gain Hasil Belajar

183

Lampiran 31. Dokumentasi Penelitian

185

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Matematika memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan.
Pelajaran matematika ada dan dipelajari, mulai jenjang SD hingga Perguruan
Tinggi. Begitu pentingnya matematika sehingga diajarkan dalam setiap jenjang
pendidikan. Bahkan pada jenjang prasekolah, matematika sudah mulai
diperkenalkan, tetapi matematika justru menjadi momok yang menyeramkan dan
merupakan pelajaran yang sulit bagi siswa pada umumnya. Selama proses
pembelajaran matematika di kelas, banyak permasalahan yang terjadi saat ini.
Masalah – masalah yang terjadi selama proses pembelajaran matematika di kelas
VII SMPN 1 Percut Sei Tuan antara lain, tingkat pencapaian/ hasil belajar
matematika siswa masih tergolong rendah, kurangnya minat belajar siswa,
aktivitas siswa selama proses pembelajaran masih kurang aktif, model dan
pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih bersifat teacher centered.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diajukan solusi kepada guru yaitu
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan STAD
(Student Teams Achievement Divisions).
Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan atau pencapaian hasil
belajar yang diperoleh siswa selama proses belajarnya. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru bidang studi matematika kelas
VII di SMPN 1 Percut Sei Tuan, Ibu Riefni Diana Lubis S.Pd, yang mengatakan
bahwa hasil belajar siswa masih sangat rendah pada pelajaran matematika secara
keseluruhan. Hal ini diperkuat oleh tes awal yang diberikan berupa materi
prasyarat segiempat. Tes awal digunakan untuk mengukur kemampuan awal
siswa, dimana mayoritas siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal.
Hasil yang diperoleh dari 37 siswa adalah 8,11% tuntas dan 91,89 % tidak tuntas.

1

2

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar.
Slameto (2010:54) mengatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa yaitu faktor intern yang meliputi faktor fisiologis serta psikologis
dan faktor ekstern yang meliputi faktor lingkungan keluarga serta lingkungan
sekolah. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah
minat, motivasi, gaya belajar, kemampuan berpikir dan keaktifan.
Minat belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan
segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan
dan mencapai pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan mencapai pemahaman
tentang ilmu pengatahuan yang dituntutnya karena minat belajar merupakan salah
satu unsur yang sangat penting dalam kaitannya dengan belajar. Hal ini
sependapat dengan yang dikemukakan oleh Slameto (1995: 57) bahwa minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang
disertai dengan rasa senang. Jika ada siswa yang kurang berminat terhadap
belajar, maka diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan
bahan pelajaran yang dipelajari. Minat belajar dalam diri siswa ditandai oleh
beberapa indikator. Indikator tersebut antara lain perasaan senang terhadap
pelajaran, keinginan siswa untuk belajar, keterlibatan dan kemampuan siswa
dalam belajar. Minat belajar yang baik cenderung menghasilkan prestasi yang
tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi belajar
yang rendah.
Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar yang dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 6 Februari 2016, minat belajar siswa kelas VII SMPN 1 Percut Sei
Tuan masih tergolong rendah. Hasil yang diperoleh dari 37 siswa kelas VII-8,
hanya 7 siswa yang menyukai pelajaran matematika. Siswa yang tidak menyukai
pelajaran matematika, mengatakan bahwa pelajaran matematika sulit dan
membosankan. Selain itu, hasil observasi juga menunjukkan bahwa para siswa
tergolong pasif, keterlibatan para siswa sangat rendah selama proses

3

pembelajaran. Siswa terlihat kurang tertarik untuk merespon/ menjawab materi
yang disampaikan oleh gurunya, beberapa siswa terlihat tidak memperhatikan
guru, mereka lebih senang bercerita dengan temannya. Tindakan-tindakan yang
dilakukan siswa tersebut adalah fakta yang menunjukkan bahwa minat siswa
dalam belajar matematika masih rendah.
Padahal, pada dasarnya minat adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri (Slameto, 2010: 180). Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat yang akan tumbuh.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas siswa yang memiliki
minat terhadap subjek tersebut. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap
belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. Jadi, minat
memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, karena minat terhadap
sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya.
Selain itu, model pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat
teacher centered learning. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti
dengan guru bidang studi matematika kelas VII di SMPN 1 Percut Sei Tuan, Ibu
Rieni Diana Lubis S.Pd, yang mengatakan bahwa selama proses pembelajaran,
siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru kemudian mencatat jika guru
menyuruh. Hal ini juga dibenarkan dari pengamatan yang dilakukan,
pembelajaran yang berlangsung hanya menggunakan metode ceramah bervariasi.
Guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru lebih banyak
memberikan informasi – informasi, siswa tidak diberi kesempatan untuk
mengeksplorasi, pengalaman belajar siswa terbatas, dan hanya sekedar
mendengarkan.
Model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) akan
menjadikan siswa tidak bebas untuk mengemukakan pendapatnya. Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, mereka takut disalahkan dan
menganggap bahwa guru mengetahui segalanya dan apa yang disampaikan oleh

4

gurunya adalah benar, bersifat mutlak dan tidak dapat dibantah. Komunikasi yang
terjadi hanya sebatas satu arah, tidak ada umpan balik (feedback) dari siswa.
Model pembelajaran tersebut memperlihatkan bahwa siswa tidak terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, cara penyajian materi
pembelajaran termasuk model pembelajaran dan metode mengajar yang
digunakan oleh guru pada proses belajar mengajar harus diperhatikan.
Model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered)
menganut paradigma transfer of knowledge dalam pembelajaran matematika masa
kini. Hal ini sependapat dengan Ansari (2009:2) yang mengatakan :
Pada dasarnya guru sekarang hanya bisa memberikan suatu informasi
saja yang membuat siswa menjadi tidak aktif dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar matematika. Dan tidak sedikit pula para guru yang
masih menganut paradigma transfer of knowledge dalam pembelajaran
matematika masa kini. Paradigma ini beranggapan bahwa siswa
merupakan objek atau sasaran belajar, sehingga dalam proses
pembelajaran berbagai usaha lebih banyak dilakukan guru, mulai
mencari, mengumpulkan memecahkan dan menyampaikan informasi
ditujukan agar peserta didik memperoleh pengetahuan.
Fenomena di atas memiliki konsekuensi terhadap pembelajaran, seperti
yang telah diungkapkan juga oleh Sumarmo (1999) dan Mettes (1979) dalam
Ansari (2009:3):
Paling tidak ada dua konsekuensinya. Pertama, siswa kurang aktif dan
pola pembelajaran ini kurang menanmkan pemahaman konsep sehingga
kurang mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang beda
dengan soal latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai
dari mana mereka bekerja.
Di sisi lain, menurut Dimyati (2010:114) “Keaktifan adalah dorongan
untuk berbuat sesuatu, untuk menyampaikan ide, gagasan, permasalahan ketika
mengikuti pelajaran serta mempunyai kemauan dan aspirasi sendiri”. Keaktifan
siswa merupakan kesempatan yang dapat diberikan oleh seorang guru untuk
siswanya berperan aktif dalam kegiatan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Namun pada kenyataannya aktivitas belajar siswa kelas VII SMPN 1
Percut Sei Tuan masih rendah dalam pelajaran matematika. Hal ini dikarenakan

5

siswa tidak berperan aktif selama proses pembelajaran matematika, sehingga
suasana kelas tampak pasif.
Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru
kemudian menyimpannya dalam otak. Ketika peserta didik pasif, atau hanya
menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang
telah diberikan. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Rusman (2011:
323) bahwa “Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan
untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga
siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas”.
Dalam aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran, mereka belajar
sambil bekerja. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan
kondusif, dimana masing -

masing siswa dapat melibatkan kemampuannya

semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan
terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada
peningkatan prestasi belajar siswa.
Untuk mengatasi masalah – masalah diatas, peneliti mengasumsikan
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran kooperatif, siswa terlibat
aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap
kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Isjoni (2009 : 23) mengatakan bahwa:
Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini
banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang
berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa.
Model pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur dasar yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara asal –
asalan. Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif

6

sebagaimana yang dikemukakan Slavin (dalam Isjoni, 2009: 33) adalah sebagai
berikut.
1. Penghargaan kelompok
Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk
memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh
jika kelompok mencapai skor di atas criteria yang ditentukan.
Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai
anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang
saling mendukung, saling membantu, dan saling peduli.
2. Pertanggungjawaban Individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari
semua
anggota
kelompok.
Pertanggungjawaban
tersebut
menitikberatkanpada aktivitas anggota kelompok yang saling
membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu
juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugastugas lainnya secar mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.
3. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode scoring yang mencakup
nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh
siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode scoring ini
setiap siwa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama
memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik
bagi kelompoknya.
Dalam pembelajaran

kooperatif dikenal berbagai macam tipe yang

antara lain Jigsaw, Numbered Heads Together (NHT), Group Investigation, Two
Stay Two Stray, Make a Match, TAI ( Team Assited Individualization atau Team
Accelarated Instruction), STAD (Student Teams Achievement Divisions), TGT (
Team Game Turnament), dan CIRC ( Cooperative Integrated Reading and
Composition). Model pembelajaran kooperatif yang akan digunakan berdasarkan
permasalahan di atas adalah model pembelajaran kooperatif tipe make a match
dan STAD (Student Teams Achievement Divisions).
Model pembelajaran make a match merupakan suatu model pembelajaran
dengan menggunakan permainan antar kelompok yang telah ditentukan oleh
guru secara heterogen, yang dikembangkan oleh Lorna Curran. Secara teoritis,
penerapan metode pembelajaran make a match yaitu dimulai dari guru
menyiapkan kartu soal dan kartu jawaban. Siswa yang mendapatkan kartu soal,
berusaha menjawabnya, dan mencari kartu jawaban yang cocok dengan

7

persoalannya. Siswa yang benar mendapatkan nilai/ reward, kartu dikumpul lagi
dan dikocok, untuk babak berikutnya, kemudian dilakukan penyimpulan dan
evaluasi, serta refleksi (Ngalimun, 2014:176).
Salah satu cara keunggulan model ini adalah peserta didik mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang
menyenangkan. Shoimin (2014: 98) mengatakan bahwa: “Siswa

yang

pembelajarannya dengan model make a match aktif dalam mengikuti
pembelajaran sehingga mempunyai pengalaman belajar yang bermakna”.
Sedangkan STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan
bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2009:
143). Model pembelajaran ini menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi serta saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya,
belajar kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi: (1) tahap
presentasi, (2) tahap kegiatan kelompok, (3) tahap tes individual, (4) tahap
perhitungan skor perkembangan individu, (5) tahap pemberian penghargaan
kelompok.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Lisa Humairoh dengan judul:
“Penerapan Model Kooperatif dengan Metode Make A Match Untuk
Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Materi Operasi
Hitung Bilangan Bulat di SMP Muhammadiyah 47 Sunggal” dan Elmi
Ayuningtyas dengan judul: “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas VIII SMP N 3 Rembang dalam Materi Pokok Bangun Ruang
Sisi Datar” memperoleh hasil bahwa kedua model pembelajaran tersebut dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tersebut mendukung penelitian yang
akan dilaksanakan oleh peneliti. Akan tetapi, untuk penelitian yang menggunakan
kedua model pembelajaran tersebut, yakni model pembelajaran kooperatif tipe
make a match dan STAD, memperoleh hasil yang bervariasi, apabila dilihat dari
peningkatannya. Ada yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif

8

tipe make a match lebih baik dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena materi ajar yang digunakan berbeda.
Berdasarkan uraian di atas, maka pemilihan model pembelajaran yang
tepat untuk dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa menjadi penting
untuk dilakukan. Oleh karena itu, penulis merasa perlu melakukan penelitian
mengenai

“Perbandingan

Hasil

Belajar

Matematika

Siswa

dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dan
STAD di kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan T.A 2015/ 2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka dapat
didefinisikan beberapa masalah sebagai berikut:
a.

Tingkat pencapaian/ hasil belajar Matematika siswa kelas VII SMPN 1
Percut Sei Tuan masih tergolong rendah.

b.

Siswa kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan kurang berminat belajar
matematika, karena mereka menganggap pelajaran matematika sulit dan
membosankan

c.

Model dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru di kelas VII
SMPN 1 Percut Sei Tuan selama ini masih bersifat teacher centered.

d.

Aktivitas siswa kelas VII SMPN 1 Percut Sei Tuan selama proses
pembelajaran masih kurang aktif, sehingga situasi kelas terlihat vakum.

1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, peneliti
membatasi masalah agar hasil penelitian ini dapat lebih terarah dan jelas. Masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada :
1. Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match dan STAD (Student Team Achievement
Division) di kelas VII SMP N 1 Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016.
2. Materi pelajaran matematika pada pokok bahasan segiempat di kelas VII
SMPN 1 Percut Sei Tuan T.A. 2015/2016.

9

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi dan batasan masalah di atas, adapun yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match di kelas
VII SMPN 1 Percut Sei Tuan?
2. Apakah terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII
SMPN 1 Percut Sei Tuan?
3. Manakah hasil belajar matematika siswa yang lebih baik, dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match
dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas
VII SMPN 1 Percut Sei Tuan?

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match di kelas
VII SMPN 1 Percut Sei Tuan.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VII
SMPN 1 Percut Sei Tuan.
3. Mengetahui manakah hasil belajar matematika siswa yang lebih baik,
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a match
dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas
VII SMPN 1 Percut Sei Tuan.

10

1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1.

Bagi siswa, melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make a match
dengan tipe STAD ini dapat membantu siswa meningkatkan hasil
belajar matematika pada pokok bahasan segi empat.

2.

Bagi pendidik, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model
pembelajaran yang tepat, efektif, dan efisien dalam melibatkan siswa di
dalamnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

3.

Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
inovasi pembelajaran matematika di sekolah.

4.

Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi
peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga
pengajar di masa yang akan datang.

5.

Secara teoritis hasil penelitian sebagai referensi bagi peneliti lainnya
yang bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama
atau berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilahistilah yang terdapat pada rumusan masalah dalam penelitian ini, perlu
dikemukakan definisi operasional sebagai berikut.
1. Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang diperoleh siswa yang
mencakup

kemampuan

kognitif,

afektif,

dan

psikomotorik

setelah

mengikuti proses pembelajaran matematika yang terwujud dalam bentuk nilai
hasil belajar dalam kurun waktu tertentu yang diukur dengan menggunakan
tes.
2. Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan
partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi,
mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.

11

3. Model pembelajaran kooperatif tipe make a match atau mencari pasangan
merupakan salah satu metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode make a
match dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa di
dalam kelas serta mengurangi pembelajaran yang terpusat pada guru dan
menciptakan interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan
siswa.
4. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang
paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan
pendekatan kooperatif. Model pembelajaran ini menekankan pada aktivitas
dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi serta saling membantu
dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a match (kelas eksperimen A) di kelas VII SMPN 1
Percut Sei Tuan mengalami peningkatan sebesar 41,525, yakni dengan
nilai rata-rata pretest sebesar 32,25 dan nilai rata-rata postest siswa sebesar
73,775.
2. Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (kelas eksperimen B) di kelas VII SMPN 1 Percut
Sei Tuan mengalami peningkatan sebesar 29,025, yakni dengan nilai ratarata pretest sebesar 37,05 dan nilai rata-rata postest siswa sebesar 66,075.
3. Secara statistik dengan menggunakan uji-t disimpulkan bahwa hasil
belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a match lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada pokok bahasan Segiempat di kelas VII SMP Negeri 1 Percut Sei
Tuan T.A 2015/2016, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis
dengan thitung > ttabel yaitu 2,27 > 1,668. Sedangkan berdasarkan uji n-gain
skor diperoleh bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A
Match peningkatan hasil belajar siswa lebih besar dibandingkan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Rerataan n-gain model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match adalah 0,61 sedangkan
rerataan n-gain model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 0,47.

81

5.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa pesan yang perlu
disampaikan antara lain:
1. Bagi pihak sekolah dan guru dapat menjadikan pembelajaran kooperatif
tipe Make a match maupun STAD sebagai pembelajaran alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa khususnya pada pokok
bahasan segiempat agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan
menyenangkan sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Akan tetapi, jika dilihat dari segi peningkatan hasil belajarnya, model
pembelajaran kooperatif tipe Make a match lebih baik jika dibandingkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan
segiempat ini.
2.

Bagi guru atau calon guru yang akan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make a match maupun STAD agar
memperhatikan alokasi waktu yang ada agar seluruh tahapan-tahapan
pembelajaran

pada

masing-masing

model

pembelajaran

dapat

dilaksanakan dengan baik sehingga diperoleh hasil yang memuaskan.
3. Bagi siswa agar terlibat lebih aktif dalam pembelajaran seperti
mengeluarkan ide-ide, percaya diri dan mau bertanya kepada guru atau
temannya, mau mengulang pelajaran yang telah dipelajari serta menggali
informasi atau pengetahuan mengenai materi yang akan dan telah
dipelajari di sekolah dari berbagai sumber. Sehingga pengetahuan yang
didapatkan adalah pengetahuan bermakna yang bukan sekedar hapalan
yang selanjutnya dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan soal-soal yang
berkenaan dengan pemecahan masalah matematika.
4. Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian
ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat sebagai bahan
perbandingan.

82

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2012), Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Asmin dan Abil, (2014), Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar Dengan
Analisis Klasik dan Modern, Larispa Indonesia, Medan.
Aunurrahman, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Ansari, B. I., (2009), Komunikasi Matematik, Pena, Banda Aceh.
Arikunto, (2009), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Christmas, D.,Kudzai, C., dan Josiah, M., (2012), Vygotsky’s Zone of Proximal
Development Theory: What are its Implications for Mathematical
Teaching?, Journal of Social Sciences Vol. 3: 371 – 377.
Dimyati, Mudjiono, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, FMIPA
Unimed, Medan.
Hudojo,

Herman, (2005), Perkembangan
Matematika. UM Press, Malang.

Kurikulum

dan

Pemelajaran

Isjoni, (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Ngalimun, (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo,
Yogyakarta.
Purwanto, E., (2005), Evaluasi Proses dan Hasil dalam Pembelajaran, Penerbit
Ombak, Yogyakarta.
Rusman, (2010), Model – Model Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
83

84

Sabri, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar dan Microteaching, PT Ciputat
Press, Ciputat.
Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Group, Jakarta.
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar – Mengajar, Rajawali Pers,
Jakarta.
Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,
Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta,
Jakarta.
Slavin, R., (2005), Cooperative Learning: teori, riset dan praktik, Nusa Media,
Bandung.
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, Nana, (2009) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sugiyono, (2011) Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung.
Sunilawati, dkk, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Kemampuan Numerik
Siswa Kelas IV SD, Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3: 1 – 9.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
--------, (2013), Model Pembelajaran Terpadu, Bumi Aksara, Jakarta.
Wiguna, dkk, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative tipe Make A
Match terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV di Gugus III
Kecamatan Rendang, Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 2: 161 – 167.

ii

RIWAYAT HIDUP

Febri Yanti dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 27 Februari 1994. Ayah
bernama Edison Hasibuan dan Ibu bernama Marubahan Butar – butar, dan
merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk
SD Negeri Dukuh 08 Pagi Jakarta Timur, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun
2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 24 Jakarta, dan lulus tahun
2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 62 Jakarta,
dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, melalui jalur SNMPTN.

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

0 6 7

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA TEKNIK PEMBELAJARAN TALKING STICK DENGAN MAKE A MATCH PADA MATERI GAYA

0 40 54

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CONCEPT MAPPING DAN MAKE A MATCH DENGAN MEMPERHATIKAN BENTUK SOAL MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X MA MA’ARIF 9 KOTAGAJAH

1 18 111

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KOTABUMI

1 22 172

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 28

0 13 186

STUDI PERBANDINGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS DAN TIPE MAKE A MATCH DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

1 11 105

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

0 0 7

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN SNOWBALL THROWING DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

0 0 12

1 STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH MTs N 2

0 0 10

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

0 7 8