20 dan penilaian oleh teman tidak bisa dilakukan dengan mudah bagi
kebanyakan siswa, tapi keduanya itu dapat dipelajari.
B. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah, baik itu di dalam kelas
ataupun di luar kelas merupakan suatu proses bagi siswa untuk mendapatkan ilmu. Kemudian untuk menentukan apakah siswa dapat memahami materi
tersebut perlu diadakan sebuah tes atau pengambilan nilai kepada siswa sebagai parameter yang dapat dilihat untuk menentukan apakah siswa tersebut
dapat memahami materi dengan baik atau tidak. Pengambilan nilai yang dilakukan oleh guru biasanya menggunakan tes pilihan jamak biasa atau
konvensional, dengan menggunakan cara ini siswa memilih jawaban yang dia pilih dan dituliskan pada lembar jawaban, kemudian jika siswa ragu dan ingin
mengganti siswa bisa menghapusnya. Ini membuat siswa tidak sungguh- sungguh dalam memilih jawabannya dan dapat memberi kesempatan pada
siswa berbuat curang misalnya mencontek. Kemudian setelah siswa selesai melaksanakan tes dan selesai mengisi jawaban soal pada lembar jawaban, lalu
guru harus melakukan pengkoreksian jawaban siswa untuk mengetahui nilai siswa tersebut. Karena itu diperlukan suatu teknik penilaian yang dapat
membuat siswa bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal dan dapat mengefisiensikan waktu terhadap guru untuk mengetahui nilai siswa.
IF-AT adalah sistem pengujian yang menarik dan baru yang revolusioner
yang mengubah soal pilihan ganda konvensional menjadi kesempatan pembelajaran yang interaktif bagi siswa dan juga memberi kesempatan
21 penilaian yang lebih informatif bagi para guru. IF-AT memungkinkan siswa
untuk berfikir serius dan tidak akan main-main dalam memilih jawaban yang dia pilih, karena di dalam penilaian ini siswa hanya diberi kesempatan satu
kali dan tidak bisa menganti jawabannya lagi. Penilaian IF-AT mempunyai perbedaan dengan pilihan jamak konvensional, yakni kalau dalam pilihan
jamak konvensional jika jawabannya salah maka salah, akan tetapi kalau di dalam IF-AT ini jika pilihan pertama siswa salah, maka dia bisa memilih lagi
jawaban yang dia anggap benar dan jika pilihan selanjutnya benar maka dia tetap mendapatkan skor namun skornya lebih kecil dari skor apabila dia
menjawab pertanyaan benar pada pilihan yang pertama. IF-AT membuat siswa sudah mengetahui jawaban soal yang dia baca dan siswa
mengumpulkan lembar IF-AT ke guru dengan hasil yang dia kerjakan. Bagi siswa, di saat mengerjakan soal dengan penilaian IF-AT membuat mereka
serius dalam mengerjakan soal dan menentukan pilihan jawaban, karena siswa tidak bisa merubahnya jika dia sudah memilih. Siswa akan terpacu
untuk belajar dan menyelesaikan semua soal dengan benar. Kemudian, bagi guru juga tentu saja sangat membantu, karena disaat siswa mengumpulkan
lembar jawaban siswa sudah menilai sendiri jawaban mereka dan guru bisa langsung mengetahui hasil dari tes yang telah dilakukan.
Penelitian ini dilakukan pada dua kelas di SMA N 1 Kalirejo, kelas yang pertama adalah kelas eksperimen yakni kelas XI IPA
2
dimana pada kelas ini diterapkan teknik penilaian IF-AT dalam pengambilan nilai, sedangkan kelas
yang kedua adalah kelas kontrol yakni kelas XI IPA
3
dimana kelas ini tidak dilakukan perlakuan apapun dan penilaiannya menggunakan pilihan jamak
22 biasa yakni menggunakan penilaian Non IF-AT, atau dengan pilihan jamak
konvensional, namun kelas ini dipakai sebagai kelas kontrol. Gambaran yang lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.3 Diagram kerangka pikir.
Gambar 2.3 Diagram kerangka pikir
C. Hipotesis