PENGARUH ONGOING ASSESSMENT TEKNIK IF-AT (IMMEDIATE FEEDBACK ASSESSMENT TECHNIQUE) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL TEAM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK GERAK MELINGKAR

(1)

PENGARUH ONGOING ASSESSMENT TEKNIK IF-AT (IMMEDIATE FEEDBACK ASSESSMENT TECHNIQUE) TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA MELALUI MODEL TEAM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK

GERAK MELINGKAR

Oleh

ASEP SURAHMAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PENGARUH ONGOING ASSESSMENT TEKNIK IF-AT (IMMEDIATE FEEDBACK ASSESSMENT TECHNIQUE) TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA MELALUI MODEL TEAM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK

GERAK MELINGKAR

Oleh

ASEP SURAHMAN

Hasil observasi menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Salah satu aspek yang diduga mempengaruhi hal tersebut adalah kurang optimalnya kegiatan penilaian yang diberikan oleh guru selama proses pembelajaran khususnya pada aspek penilaian ranah kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap hasil belajar melalui model team based learning. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Banyumas Pringsewu menggunakan satu kelas, yaitu kelas X4 dengan jumlah sampel 33 siswa dan menggunakan desain One-Shot Case Study. Penelitian ini menggunakan data hasil IF-AT yang diperoleh melalui nilai rata-rata hasil tes IF-AT secara ongoing assessment dan data hasil belajar siswa yang diperoleh melalui nilai hasil ujian setelah sampel diberi perlakuan dengan


(3)

pengaruh dilakukan uji linieritas, korelasi dan regresi linier sederhana antara data hasil IF-AT dan hasil belajar siswa yang sebelumnya instrumen telah diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas soal. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh linier yang positif dan signifikan antara ongoing assessment teknik IF-AT terhadap hasil belajar siswa dengan kontribusi determinan sebesar 17,64 % dan persamaan regresinya adalah Y’= -17,666 + 1,096 X.

Kata kunci : ongoing assessment, teknik IF-AT, model team based learning dan hasil belajar siswa.


(4)

(5)

(6)

(7)

viii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis ... 7

2.1.1 Ongoing Assessment ... 7

2.1.2 IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) ... 12

2.1.3 Model Team Based Learning ... 16

2.1.4 Materi Pembelajaran ... 19

2.1.5 Hasil Belajar ... 22

2.1.6 Konsep Gerak Melingkar ... 24

2.2 Kerangka Pemikiran ... 25

2.3 Hipotesis ... 27

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 28


(8)

ix

3.3 Sampel Penelitian ... 28

3.4 Desain Penelitian ... 29

3.5 Variabel Penelitian ... 29

3.6 Instrumen Penelitian ... 30

3.7 Data Penelitian ... 30

3.8 Analisis Instrumen ... 30

3.8.1 Uji Validitas ... 30

3.8.2 Ujia Reliabilitas ... 31

3.9 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.10 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 33

3.10.1 Analisis Data ... 33

3.10.2 Pengujian Hipotesis ... 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.1.1 Uji Instrumen Penelitian ... 38

a. Uji Validitas ... 39

b. Uji Reliabilitas ... 41

4.1.2 Tahapan Pelaksanaan ... 41

4.1.3 Data Hasil Penelitian ... 43

4.1.3 Pengujian Hipotesis ... 44

4.2 Pembahasan ... 50

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 61


(9)

x

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 ... 69

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2 ... 82

5. Kisi-Kisi Soal IF-AT ... 95

6. Soal IF-AT 1 ... 120

7. Soal IF-AT 2 ... 122

8. Soal IF-AT 3 ... 124

9. Soal IF-AT 4 ... 126

10. Soal IF-AT 5 ... 128

11. Soal IF-AT 6 ... 130

12. Lembar Jawaban Pilihan Jamak IF-AT I ... 132

13. Lembar Jawaban Pilihan Jamak IF-AT II ... 133

14. Kisi-Kisi Soal Hasil Belajar ... 134

15. Soal Hasil Belajar ... 150

16. Lembar Penilaian Diskusi dan Presentasi ... 155

17. Lembar Penilaian Afektif ... 157

18. Data Hasil IF-AT ... 159

19. Data Hasil Belajar Siswa ... 161

20. Data Uji Validitas Soal dan Uji Reliabilitas Soal ... 164

21. Hasil Uji Validitas Soal dan Uji Reliabilitas Soal ... 166

22. Hasil Uji Normalitas Hasil IF-AT – Hasil Belajar Siswa ... 180

23. Hasil Uji Linearitas Hasil IF-AT – Hasil Belajar Siswa ... 181

24. Hasil Uji Korelasi Hasil IF-AT – Hasil Belajar Siswa ... 183

25. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Hasil IF-AT – Hasil Belajar Siswa 184 26. Surat Keterangan Penelitian Pendahuluan ... 189

27. Surat Izin Penelitian ... 190

28. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 191

29. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 192

30. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 194


(10)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Evaluasi pembelajaran merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran di samping adanya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Adapun salah satu aspek penting dalam evaluasi pembelajaran adalah penilaian. Penilaian merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan.

Selanjutnya sistem penilaian yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan, yakni sistem penilaian yang menilai semua kompetensi dasar, menganalisis hasil penilaian dan melakukan tindak lanjut berupa program perbaikan dan pengayaan. Penggunaan sistem penilaian yang berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini tentu akan bermakna apabila sistem penilaian tersebut dikelola dengan baik sesuai dengan aturan-aturan atau teori-teori yang berlaku. Tetapi bila tidak demikian


(11)

tentunya akan menjadi bumerang karena akan memberikan hasil yang tidak akurat, siswa tidak termotivasi dan lain-lain. Oleh karena itu sekolah harus dapat melakukan penilaian terhadap siswa secara profesional.

Penilaian di sekolah, secara umum telah melakukan penilaian sesuai dengan standar penilaian yaitu permen nomor 20 tahun 2007, namun masih belum sempurna seperti apa yang diharapkan. Guru telah

melaksanakan penilaian proses pada saat pembelajaran dan penilaian hasil setelah selesai proses pembelajaran untuk satu kompetensi dasar, tetapi baru hanya sekadar untuk mengambil nilai siswa. Belum banyak guru yang melakukan analisis hasil penilaian tersebut dan melakukan tindak lanjut berdasarkan hasil yang diperoleh. Guru telah memberikan latihan serta pekerjaan rumah (PR) atau tugas-tugas lainnya, tetapi belum tertata dengan baik. Begitu juga dengan pemberian penugasan yang belum tepat

mencapai sasarannya dan masih sangat sedikit guru yang melakukannya dengan baik. Bagaimana menyiasati agar jawaban yang ditulis siswa betul-betul dari hasil pemikirannya sehingga hasil ujian yang diperoleh dapat menggambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya. Karena masih banyak siswa hanya sekadar menyalin saja dari pekerjaan teman yang lain sehingga tidak menambah pemahamannya terhadap materi tersebut.

Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Banyumas Kabupaten Pringsewu, diperoleh data bahwa nilai rata-rata ujian tengah semester mata pelajaran fisika kelas X4 pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 adalah 55,18 sedangkan syarat ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah


(12)

adalah 66. Salah satu aspek yang diduga mempengaruhi hal tersebut adalah kurang optimalnya kegiatan penilaian yang diberikan oleh guru selama proses pembelajaran khususnya pada aspek penilaian ranah kognitif. Hal ini tentunya berdampak kepada rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran guru perlu

menyiapkan instrumen penilaian yaitu penilaian proses dan hasil dengan baik sehingga betul-betul merupakan alat ukur yang valid dan reliabel.

Uraian di atas menunjukkan bahwa penilaian merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan penilaian yang sesuai dengan aturan atau kaidah penilaian akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Tetapi pelaksanaannya di sekolah-sekolah belum sepenuhnya sesuai dengan aturan atau kaidah penilaian yang benar dan tepat sehingga berdampak kepada kualitas pendidikan yang masih rendah.

Oleh karena itu, peneliti telah mengadakan penelitian tentang bagaimana mengelola sistem penilaian yang lebih baik dengan menggunakan sistem penilaian berkelanjutan (ongoing assessment) melalui model pembelajaran berbasis tim (team based learning) dengan teknik umpan balik segera (immediate feedback assessment technique) pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya peneliti telah melihat pengaruh sistem penilaian proses tersebut terhadap hasil belajar siswa sehingga penelitian ini diberi judul “Pengaruh Ongoing Assessment Teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap Hasil Belajar Siswa Melalui Model Team Based Learning”.


(13)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap hasil belajar siswa melalui model team based learning?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap hasil belajar siswa melalui model team based learning.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan bahwa teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) dapat digunakan sebagai salah satu teknik penilaian berkelanjutan (ongoing assessment) untuk memperoleh hasil belajar siswa ranah kognitif yang lebih tinggi melalui model team based learning selama proses pembelajaran.


(14)

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan guru atau calon guru untuk memilih teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) dalam mengevaluasi hasil belajar fisika pada setiap topik materi selama proses pembelajaran.

b. Dengan digunakannya teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique), siswa dapat mengevaluasi hasil belajar secara langsung dan mandiri dalam setiap topik materi yang telah diajarkan selama proses pembelajaran.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:

1. Ongoing Assessment adalah suatu proses penilaian yang dilakukan secara terus-menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung, baik penilaian menggunakan tes maupun non tes. Ongoing assessment dalam penelitian ini dibatasi hanya pada ranah kognitif.

2. Teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) adalah teknik penilaian umpan balik dengan segera berupa tes pilihan jamak yang menggunakan instrumen lembar jawaban pilihan jamak sistem gores. Teknik IF-AT dalam penelitian ini hanya dapat digunakan untuk mengukur, memonitor dan menilai aspek belajar pada ranah kognitif saja selama proses pembelajaran.


(15)

3. Model Team Based Learning adalah salah satu model pembelajaran aktif yang menekankan proses pembelajaran dengan pemberian umpan balik yang lebih cepat.

4. Hasil belajar adalah bukti kemampuan atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar dalam penelitian ini dibatasi hanya pada ranah kognitif. 5. Subyek penelitian adalah siswa kelas X4 SMA Negeri 1 Banyumas

Pringsewu semester genap tahun pelajaran 2012/2013. 6. Materi pokok dalam penelitian ini adalah gerak melingkar.


(16)

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Ongoing Assessment

Asesmen merupakan program penilaian yang dilakukan secara

berkesinambungan untuk menentukan keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Secara umum, tujuan asesmen adalah untuk menilai

pembelajaran di kelas dan meningkatkan pembelajaran serta kualitas belajar siswa. Pada kegiatan penilaian dikenal adanya prinsip kesinambungan yaitu penilaian yang dilakukan secara berencana, terus-menerus dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan tingkah laku siswa sebagai hasil belajar dari kegiatan belajar. Adapun bentuk penilaian yang berdasar pada prinsip kesinambungan adalah salah satunya ongoing asessment.

Ongoing assessment adalah proses untuk mempersiapkan siswa dengan respon yang jelas untuk mengetahui pemahaman siswa dengan tujuan untuk membantu meningkatkan kinerja siswa selanjutnya.

Menurut Dodge (2004: 5) :

Ongoing assessment is the process of gathering information in the context of everyday class activities to obtain a representative picture of children’s abilities and progress. Researchers


(17)

recommend assesing children based on observations of the

processes children use rather than on simple, concrete, disconected indicators or milestones.

Ongoing assessment merupakan proses mengumpulkan informasi dalam konteks kegiatan kelas setiap hari untuk memperoleh gambaran representatif terhadap kemampuan dan kemajuan siswa.

Selanjutnya menurut Conley (2011: 159) :

Ongoing assessment is a term that signals that assessment should be diverse and happening all the time. Through their own

development and everyday experiences with literacy and learning but also through instruction, students change and learn all of the time. As a result, teachers need to continually update their knowledge about what students are experiencing in and out of school, what students know and can do, and how teachers can create contexts for students to become more literate and learn. The task of creating assessment that is ongoing and informative can be particularly challenging in this era of high standards and

accountability.

Ongoing assessment adalah istilah sinyal penilaian yang harus bervariasi dan terjadi selama pembelajaran berlangsung. Melalui pengembangan mereka sendiri dan pengalaman sehari-hari dengan membaca dan belajar tetapi juga melalui instruksi, siswa berubah dan belajar selama pembelajaran berlangsung. Hasilnya, guru perlu untuk terus memperbarui pengetahuan mereka tentang apa pengalaman siswa di dalam dan luar sekolah, apa yang siswa tahu dan bisa lakukan, dan bagaimana guru dapat menciptakan konteks bagi siswa untuk menjadi lebih melek dan belajar. Tugas

menciptakan penilaian yang berkelanjutan dan informatif menjadi sangat menantang di era standar tinggi dan akuntabel.


(18)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ongoing assessment adalah proses mengumpulkan informasi untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh terhadap kemampuan siswa dengan

memberikan penilaian secara bervariasi dan berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung.

Menurut Joslin (2010: 7) :

Assessment that fosters understanding (rather than simply

evaluating it) has to be more than an end-of-the-unit test. It needs to inform students and teachers about both what students currently understand and how to proceed with subsequent teaching and learning. This integration of performance and feedback is exactly what students need as they work to develop their understanding of a particular topic or concept. In the teaching for understanding framework, it is called “ongoing assessment”.

Penilaian untuk membantu perkembangan pemahaman dilakukan lebih dari tes di akhir unit pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk menginformasikan kepada siswa dan guru tentang apakah siswa benar-benar sudah mengerti dan bagaimana proses belajar mengajar selanjutnya akan dilakukan. Penggabungan dari unjuk kerja dan umpan balik sebenarnya sangat dibutuhkan siswa sebagai acuan mereka untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang suatu topik atau konsep tertentu dalam kerangka mengajar untuk memahami, hal ini disebut ongoing assessment.

Selanjutnya menurut Issarlis (2005: 11) :

Ongoing assessment has to do with learning activity that occurs continuosly. It has less to do with written report and far more to do with the interactive, dynamic roles of both teachers and learners. It has to do with responding to learner’s questions everyday and with actively nothing the kind of questions learners ask, the ways in which learners respond to print and oral communications, the


(19)

kinds of mistakes they make, the ways in which they go about correcting their own mistakes, and the ways in which [other] might correct them. This kind of ongoing observation and assessment is inseparable from good teaching practice.

Ongoing assessment dilakukan dalam aktivitas belajar secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengurangi menulis laporan dan lebih jauh lagi dengan berinteraksi antara guru dan siswa. Selanjutnya hal ini harus dilakukan dengan merespon pertanyaan siswa setiap hari dan

memvariasikan berbagai macam pertanyaan yang akan ditanyakan kepada siswa, salah satunya dengan komunikasi secara langsung mengenai jenis kesalahan yang mereka buat dan cara lain dengan memberi perbaikan kesalahan pemahaman mereka. Jenis observasi berkelanjutan dan asesmen ini tidak terpisahkan dari praktik mengajar yang baik.

Chapman (2005: 26) memberi definisi secara spesifik tentang ongoing assessment yaitu:

Ongoing assessment occurs before and during or assignment to meet the needs of individual students. It is designed or selected to acquire information in daily activities and to provide experiences to expedite learning. Students receive regular feedback on their performance to continually improve in areas of strength and need.

Ongoing assessment terdiri dari penilaian sebelum dan selama pembelajaran untuk menemukan apa yang dibutuhkan oleh siswa. Hal ini didesain untuk menggali informasi tentang aktivitas dan pengalaman belajar. Siswa menerima umpan balik dari penampilannya untuk memperbaiki

pembelajaran selanjutnya. Carbery (2009: 31) mengatakan bahwa: Penilaian formatif merupakan bagian dari ongoing assessment yang berupa


(20)

sumatif fokus pada produk (hasil tes), maka ongoing assessment fokus terhadap proses pembelajaran.

Carbery (2009: 31) melanjutkan bahwa: Ongoing assessment sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam pendidikan. Sejak guru membuat penilaian terhadap kerja siswa, sejak saat itulah asesmen mengambil peran. Meskipun penilaian yang dibuat guru masih bersifat tidak jelas dan tidak

mengidentifikasi permasalahan. Untuk menjadi nilai yang jelas, ongoing assessment (OA) harus dikembangkan berdasarkan cara yang prinsipil dan sistematik. Dalam hal ini, Joslin (2010: 9) menjelaskan langkah-langkah dalam memahami ongoing assessment:

Ongoing assessment needs to occur in the context of performances of understanding that, in turn, are anchored to understanding goals. Therefore, each of the examples below includes unit-long

understanding goals (statement form only) and performances of understanding, as well as a description of criteria and feedback for ongoing assessment.

1) Understanding goal

2) Performances of understanding 3) Criteria for on going assessment 4) Feedback for ongoing assessment

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas mengenai penjelasan lebih lanjut mengenai ongoing assessment maka dapat disimpulkan kembali bahwa ongoing assessment merupakan penilaian formatif yang menggabungkan unjuk kerja dengan umpan balik secara berkelanjutan selama proses pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan cara yang prinsipil dan sistematik. Adapun dalam penelitian ini, ongoing assessment yang digunakan hanya dibatasi pada ranah kognitif saja. Tes yang diujikan,


(21)

dilakukan tidak hanya diakhir pembelajaran, tetapi juga disela-sela pembelajaran.

2.1.2 IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique)

IF-AT adalah alat penilaian tes pilihan jamak yang inovatif dengan memberikan afirmasi atau penguatan secara segera kepada siswa dan memperbaiki umpan balik atas pengetahuannya yang memastikan bahwa sebuah respon terakhir siswa adalah yang benar.

Menurut Epstein (2001: 3):

The Immediate Feedback Assessment Technique, also known as the IF-AT, is an exciting and revolutionary new testing system that transforms traditional multiple-choice testing into an interactive learning opportunity for students and a more informative assessment opportunity for teacher.

Teknik penilaian umpan balik secara segera, yang dikenal sebagai istilah AT merupakan sistem pengujian baru yang menarik dan revolusioner. IF-AT mengubah pengujian tes pilihan jamak secara tradisional ke dalam sebuah kesempatan pembelajaran interaktif bagi siswa dan kesempatan penilaian yang lebih informatif bagi para guru.

Selanjutnya menurut Kim (2005: 15):

IF-AT is a new type of multiple-choice procedure who provides immediate informational feedback to students for each question and permits the allocation of partial credit when used in classroom assessment exercises. Then IF-AT is based on solid psychological principles, immediate feedback is beneficial for learning.


(22)

IF-AT merupakan sebuah tipe baru dari prosedur pilihan jamak yang menyediakan umpan balik informasi secara segera kepada siswa untuk masing-masing pertanyaan dan memberikan alokasi kredit parsial ketika digunakan latihan penilaian kelas. IF-AT merupakan dasar prinsip psikologi yang kokoh, artinya umpan balik secara segera bermanfaat untuk

pembelajaran. Selain itu, menurut Stephen L. MacNeil (2010: 5): IF-AT adalah sebuah “Goresan dan pembelajaran” atau “jawaban sampai benar” dan kartu jawaban untuk pertanyaan pilihan jamak.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IF-AT adalah sebuah bentuk lembar jawaban pilihan jamak baru yang mempunyai

keuntungan lebih dari teknik lembar jawaban yang biasa digunakan. IF-AT mempunyai jawaban sampai dengan format koreksi yang menyediakan bagi siswa secara segera dengan memperbaiki umpan balik item per item.

Secara rinci Epstein (2001: 5) menjelaskan mengenai sistem kerja IF-AT: Here’s How. Use of the IF-AT testing system enables students to be provided with immediate feedback about the accuracy of their answers to each question in a test/quiz/homework assignment, etc. As the students are completing each item. The IF-AT system provides immediate affirmative feedback (if a student’s answer choice is correct) and/or corrective feedback (if a student’s answer choice is incorrect).

Key Benefits. Using the IF-AT system allows students to continue answering a question until they discover the correct answer. This ensures that student’s last response is the correct one. Thus, the IF -AT teaches while it assesses, facilitating learning and improving student’s rentention of the information being tested. In additional to all of these benefits, perhaps most importantly, students love using the IF-AT, it make assessments enjoyable for them because the instructor is able to determine how many answer attempts it took for students to discover the correct answer, the instructor who uses the IF-AT is able to give partial credit to his/her students.


(23)

Psychological Principles. The IF-AT was developed by a psychology professor whose specialty is human learning and memory. The IF-AT is based on solid psycological principles: 1) Immediate feedback is beneficial for learning (and is superior to

delayed feedback).

2) The best test/quiz/homework assignment, etc. Doesn’t just assess; it also teaches.

3) The last response given by students on a test item are the ones they learn (i.e. the students leave the test item believing they have chosen the correct answers).

Penggunaan sistem pengujian IF-AT memungkinkan siswa untuk diberikan dengan umpan balik langsung tentang akurasi jawaban mereka setiap pertanyaan dalam tugas tes, kuis dan pekerjaan rumah (PR) dalam menyelesaikan setiap item. Sistem IF-AT menyediakan umpan balik afirmatif langsung (jika pilihan jawaban siswa benar) dan umpan balik korektif (jika pilihan jawaban siswa tidak benar).

IF-AT memungkinkan siswa untuk terus menjawab pertanyaan sampai mereka menemukan jawaban yang benar. Hal ini memastikan bahwa respon siswa terakhir adalah yang benar. Dengan demikian, IF-AT mengajarkan siswa untuk menilai, memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan retensi dari informasi yang sedang diuji.

Selanjutnya Epstein (2001: 8) menjelaskan bahwa: IF-AT menggunakan bentuk jawaban pilihan jamak dengan film buram tipis yang menutupi pilihan jawaban. Alih-alih menggunakan pensil untuk mengisi lingkaran, goresan setiap siswa jawabannya seolah menggaruk tiket lotere. Goresan siswa dari lapisan dari persegi panjang yang sesuai dengan pilihan pertama jawabannya. Jika jawabannya benar, simbol bintang atau lainnya muncul di


(24)

suatu tempat di dalam persegi panjang menunjukkan bahwa dia menemukan jawaban yang benar. Hasil belajar siswa segera diperkuat dengan menerima kredit penuh untuk jawabannya dan pindah ke pertanyaan berikutnya. Jika tidak benar, siswa harus membaca kembali pertanyaan dan pilihan jawaban yang tersisa dan menggaruk pilihan kedua atau bahkan ketiga sampai jawaban yang benar diidentifikasi. Siswa akan mendapatkan kredit parsial untuk beberapa upaya dan mempelajari respon yang benar untuk setiap pertanyaan saat mengambil ujian. Salah satu kunci untuk IF-AT adalah bahwa siswa tidak pernah meninggalkan pertanyaan tanpa mengetahui jawaban yang benar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik IF-AT

merupakan teknik penilaian umpan balik segera yang digunakan dalam tes pilihan jamak berupa instrumen lembar jawaban pilihan jamak dengan menggunakan sistem gores untuk memperoleh jawaban akhir yang benar. Teknik IF-AT dalam penelitian ini hanya dapat digunakan untuk mengukur, memonitor dan menilai aspek belajar pada ranah kognitif saja selama proses pembelajaran. Selanjutnya instrumen IF-AT yang digunakan berupa lembar jawaban pilihan jamak dengan lima alternatif pilihan (A, B, C, D, E) dimana setiap pilihan jawaban ditutup oleh lapisan tipis non transparan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1.


(25)

Gambar 2.1 Format Lembar Jawaban IF-AT

2.1.3 Model Team Based Learning

Team based learning adalah sebuah strategi pedagogik yang menggunakan kelompok siswa bekerja bersama-sama dalam tim untuk mempelajari bahan mata pelajaran. Sasaran utama team based learning adalah menyediakan kesempatan bagi siswa untuk melatih konsep mata pelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Mayona (2009: 254) menyatakan bahwa: Pada model team based learning (TBL) pengajar lebih memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama karena memberikan bobot yang lebih besar kepada proses diskusi (peer discussion) dan belajar individu (individual study)


(26)

Menurut Mayona (2009: 257) :

Team based learning (TBL) adalah salah satu model pembelajaran aktif yang memiliki karakteristik sebagai berikut.

1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.

2) Siswa tidak hanya mendengarkan kegiatan belajar secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi belajar.

3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi belajar.

4) Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi.

5) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Disamping karakteristik tersebut di atas, secara umum proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan positive

interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat menilai setiap siswa sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga akan memupuk social skill. Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga penguasaan materi juga meningkat.

Selanjutnya menurut Michaelsen (2008: 9) :

Team based learning (TBL) differs from other forms of small-group work in that it involves developing and using learning teams as an instructional strategy. As a result, implementing TBL


(27)

explicitly designing assignments to accomplish two purposes: deepening students’ learning and promoting the development of high-performance learning teams.

Team based learning (TBL) berbeda dari bentuk kerja kelompok kecil yang lain, karena ini meliputi pengembangan dan penggunaan tim pembelajaran sebagai strategi yang instruksional. Hasilnya, implementasi TBL secara khusus membutuhkan hubungan masing-masing kegiatan pembelajaran untuk melanjutkan dan secara eksplisit mendesain tugas untuk

menyelesaikan dua tujuan yaitu untuk mengukur tingkat pemahaman pembelajaran siswa dan mempromosikan pengembangan tim pembelajaran dengan kinerja tinggi.

Menurut Mayona (2009: 258) :

Prinsip penting dalam pelaksanaan team based learning adalah: 1) Pembentukan dan pengelolaan kelompok siswa yang meliputi:

distribusi sumber daya pada masing-masing kelompok, ukuran dan variasi kelompok dan keterlibatan proses bekerjasama dalam kelompok.

2) Tranparasi proses terhadap siswa yang meliputi persiapan individu dan kontribusi di dalam kelompok.

3) Kegiatan belajar mengajar yang dapat mencakup pembelajaran dan pembentukan kelompok yang meliputi: membutuhkan interaksi kelompok, meminta kelompok untuk mengambil keputusan dan melaporkan kembali, tidak terlalu sederhana dan tidak terlalu kompleks.

4) Siswa membutuhkan umpan balik yang terstruktur yang meliputi proses ujian kesiapan dan ujian produk hasil.

Proses evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran berbasiskan TBL adalah:

1) Tes kesiapan individu atau individual readiness assurance test (IRAT), tes ini diberikan kepada seluruh siswa pada setiap awal pembelajaran.

2) Tes kesiapan tim atau group readiness assurance test (GRAT), tes ini diberikan pada setiap kelompok.

3) Penilaian terhadap kelompok secara efektif. 4) Kontribusi individu (peer assessment)


(28)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model team based learning merupakan model pembelajaran aktif yang menekankan pada penilaian proses secara individu maupun kelompok selama kegiatan

pembelajaran berlangsung dimana pada akhir pembahasan materi diberi tes kembali secara individu sebagai bentuk hasil belajar.

2.1.4 Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran (bahan ajar) merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Gafur (2004: 2) menyatakan bahwa: Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari peserta didik. Secara khusus, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari fakta, konsep, prinsip, prosedur dan sikap atau nilai.

Menurut Muhammad (2006: 4) :

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar

kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan dan sikap atau nilai

Selanjutnya ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran.


(29)

Menurut Muhammad (2006: 6) :

Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi: 1) Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran

hendaknya relevan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.

2) Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.

3) Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

Dalam kriteria pemilihan bahan ajar terdapat langkah-langkah yang perlu diperhatikan. Ramdhan (2010: 1) menyatakan bahwa: Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi pertama-tama

mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Langkah ketiga memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi. Terakhir adalah memilih sumber bahan ajar.

Perlu diketahui bahwa dalam kegiatan mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, terdapat materi pembelajaran yang termasuk ke dalam jenis materi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Menurut Muhammad (2006: 8) :

Materi pembelajaran ranah kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1) Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. 2) Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat, adagium,


(30)

3) Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut.

Selanjutnya dalam langkah-langkah pemanfaatan bahan ajar terdapat strategi penyampaian bahan ajar yang harus dilakasanakan oleh guru.

Menurut Muhammad (2006: 19) :

Strategi penyampaian bahan ajar oleh guru meliputi:

1) Strategi penyampaian konsep, yakni materi disajikan berupa konsep, memberikan bantuan, memberikan latihan, memberikan umpan balik dan memberikan tes.

2) Strategi penyampaian prinsip, yakni materi disajikan berupa prinsip, memberikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip, memberikan soal-soal latihan, memberikan umpan balik dan memberikan tes.

3) Strategi penyampaian prosedur, yakni materi disajikan secara prosedur, pemberian bantuan dengan jalan mendemonstrasikan bagaimana cara melaksankan prosedur, memberikan latihan (praktek), memberikan umpan balik dan memberikan tes.

Adapun dalam penelitian ini, materi pembelajaran yang digunakan adalah materi pokok gerak melingkar. Berdasarkan uraian penjelasan di atas dapat dianalisis bahwa gerak melingkar merupakan materi pembelajaran yang termasuk ke dalam materi jenis konsep, prinsip dan prosedur. Karena jika dilihat dari karakteristiknya, materi pokok gerak melingkar berisi mengenai definisi dan rumus yang disajikan secara berurutan dan sistematis.

Selanjutnya dalam strategi penyampaian bahan ajar gerak melingkar, langkah yang tepat untuk menyampaikan materi gerak melingkar adalah berupa penyajian konsep atau prinsip terlebih dahulu kemudian memberikan bantuan kepada siswa, memberikan latihan, memberikan umpan balik dan terkahir dengan memberikan tes. Sehingga hal ini tentunya telah sesuai


(31)

dengan karakteristik model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini.

2.1.5 Hasil Belajar

Hasil belajar diartikan sebagai sebuah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Sukardi (2008: 2) menyatakan bahwa: Hasil belajar merupakan pencapaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian belajar ini dapat dievaluasi dengan menggunakan pengukuran.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 3) :

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.

Selanjutnya hasil belajar juga dapat dilihat dari proses interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari. Senada dengan pendapat di atas, Hamalik (2007: 30-31) mengatakan bahwa:

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada setiap aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:

1) Pengetahuan 2) Pengertian


(32)

3) Kebiasaan 4) Keterampilan 5) Apresiasi 6) Emosional 7) Hubungan sosial 8) Jasmani

9) Etis atau budi pekerti, dan 10) Sikap

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3) Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).


(33)

Adapun dalam penelitian ini, hasil belajar yang digunakan hanya dibatasi pada ranah kognitif saja berupa tes tertulis pada akhir pembelajaran.

2.1.6 Konsep Gerak Melingkar

Bila suatu titik partikel bergerak melingkar, maka ada dua gerakan yang dilakukan partikel tersebut yaitu gerak linier dan gerak sudut. Pada gerak linier terdapat kecepatan linier yang merupakan hasil dari jarak dibagi waktu sedangkan dalam gerak sudut terdapat kecepatan sudut yang

merupakan hasil dari posisi sudut dibagi waktu. Hubungan antara kecepatan linier dengan kecepatan sudut menunjukkan hubungan yang sebanding.

Selanjutnya di dalam gerak melingkar dikenal adanya kinematika gerak melingkar dan dinamika gerak melingkar. Perbedaan utama antara kinematika gerak melingkar dan dinamika gerak melingkar adalah ada tidaknya pengaruh berupa gaya. Jika dalam kinematika gerak melingkar, benda bergerak melingkar tanpa ditinjau adanya pengaruh gaya sedangkan dalam dinamika gerak melingkar terdapat penyebab benda bergerak melingkar yang berupa gaya sentripetal (Fsp). Adapun arah gaya ini selalu menuju pusat lingkaran. Sama seperti gerak lurus (linier), dalam gerak melingkar juga ada gerak melingkar beraturan (GMB) dan gerak melingkar berubah beraturan (GMBB). Gerak melingkar beraturan (GMB) merupakan gerak melingkar dengan kecepatan sudut tetap sedangkan gerak melingkar berubah beraturan (GMBB) merupakan gerak melingkar dengan percepatan sudut tetap. Kemudian di dalam gerak melingkar berubah beraturan


(34)

dipercepatan, kecepatan linier (v) maupun kecepatan sudut () mengalami perubahan. Perubahan besar kecepatan linier menghasilkan percepatan tangensial (aT) yang arahnya selalu menyinggung lintasan lingkaran. Sedangkan percepatan radial (sentripetal) ar yang arahnya menuju pusat lingkaran. Sehingga percepatan radial selalu tegak lurus dengan percepatan tangensial.

Aplikasi di dalam kehidupan sehari-hari gerak melingkar dapat dijumpai pada prinsip roda-roda yang saling berhubungan, benda terikat tali yang diputar secara horizontal maupun vertikal, gerak kendaraan di tikungan jalan, gerak planet, dan gerak melingkar pada talang. Konsep gerak melingkar dalam penelitian ini merujuk pada sumber buku Fisika Dasar I oleh Maharta (2009: 63-74).

2.2 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan satu kelas. Pada penelitian ini terdapat tiga bentuk variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ongoing assessment teknik IF-AT (X), variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa (Y), sedangkan variabel moderatornya adalah model team based learning (Z). Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dapat dilihat pada Gambar 2.2.


(35)

Z

Gambar 2.2 Diagram Kerangka Pemikiran

Keterangan: X = Ongoing assessment teknik IF-AT Y = Hasil belajar siswa

Z = Model team based learning

Proses pembelajaran akan berlangsung efektif jika terdapat interaksi timbal balik yang baik antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa. Melalui interaksi yang baik, mampu menghendaki adanya kegiatan umpan balik yang baik pula dalam upaya peningkatan pemahaman siswa tentang suatu topik atau konsep tertentu di dalam pembelajaran yang berbasis soal. Pembelajaran dengan menerapkan ongoing assessment teknik IF-AT mampu mengajarkan siswa untuk menilai, memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan retensi dari informasi yang sedang diuji secara berkelanjutan. Selain itu, ongoing assessment teknik IF-AT juga mampu mendorong siswa untuk melakukan perbaikan secara terus-menerus pada proses pengerjaan soal sampai menemukan jawaban akhir yang benar sehingga hal ini akan berpengaruh baik nantinya terhadap hasil belajar fisika yang akan

diperolehnya.

Selanjutnya di dalam pembelajaran yang menerapkan ongoing assessment teknik IF-AT, model pembelajaran team based learning dapat menjadi


(36)

alternatif yang tepat karena pada model pembelajaran ini siswa diberikan kesempatan untuk melatih konsep mata pelajaran selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Pada model pembelajaran team based learning (TBL), guru lebih memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama karena memberikan bobot yang lebih besar kepada proses diskusi (peer discussion) melalui tes kesiapan kelompok (GRAT) dan belajar individu (individual study) melalui tes kesiapan individu (IRAT). Adanya penilaian proses secara individu maupun kelompok pada model pembelajaran team based learning melalui pemberian umpan balik yang lebih cepat menjadi semakin mendukung proses

pembelajaran yang menerapkan ongoing assessment teknik IF-AT sehingga hasil belajar fisika yang akan diperoleh siswa tentunya akan semakin lebih baik.

2.3 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:

Terdapat pengaruh Ongoing Assessment Teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap Hasil Belajar Siswa melalui Model Team Based Learning.


(37)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 bulan Januari 2013 di SMA Negeri 1 Banyumas Kabupaten Pringsewu.

3.2 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1

Banyumas pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari empat kelas, yaitu X1 sampai dengan X4.

3.3 Sampel Penelitian

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan menentukan kelas yang hasil belajar fisika siswanya paling rendah sehingga yang terambil sebagai sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas X4 SMA Negeri 1 Banyumas yang berjumlah 33 orang sebagai kelas eksperimen.


(38)

Keterangan:

X : Model team based learning menggunakan ongoing assessment dengan teknik IF-AT

O : Hasil belajar 3.4 Desain Penelitian

Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk pre-eksperimental design dengan tipe one-shot case study. Desain ini digunakan dalam penelitian karena ingin mengetahui pengaruh dari suatu treatment atau perlakuan, yakni penggunaan model pembelajaran team based learning yang menggunakan sistem penilaian berkelanjutan (ongoing assessment) dengan teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap hasil belajar siswa.

Desain ini dapat ditampilkan seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Desain eksperimen one-shot case study

(Sugiyono, 2010: 110)

3.5 Variabel Penelitian

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ongoing assessment teknik IF-AT (X), variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa (Y), sedangkan variabel moderatornya adalah model team based learning (Z).


(39)

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

1) Lembar tes soal pilihan jamak IF-AT yang berjumlah 30 butir soal 2) Lembar tes soal pilihan jamak hasil belajar yang berjumlah 22 butir soal 3) Lembar jawaban pilihan jamak IF-AT

3.7 Data Penelitian

Data penelitian berupa data kuantitatif yang diperoleh dari:

1) Data hasil IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) 2) Data hasil belajar siswa

3.8 Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

3.8.1 Uji Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.


(40)

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

�� = � −( )( )

� 2( )2 � 2( )2

(Arikunto, 2010: 72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen

tersebut dinyatakan tidak valid. Jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Instrumen dikatakan reliabel jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen dapat menggunakan rumus alpha.


(41)

Rumus alpha tersebut yaitu:

�11 = � −

1 1− ��2 ��2 Keterangan:

r11 = reliabilitas yang dicari

Σσi2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

σt2 = varians total

n = banyaknya item angket

(Arikunto, 2010: 109)

Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran.

Harga r11 yang diperoleh diimplementasikan dengan indeks reliabilitas, dengan kriteria sebagai berikut.

1. antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi 2. antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi 3. antara 0,400 sampai dengan 0,600 : sedang 4. antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

5. antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

(Arikunto, 2010: 75)

Adapun instrumen yang dianalisis pada penelitian ini adalah soal hasil belajar siswa dengan menggunakan program Anates Pilihan Jamak Versi 4.0.9. Program Anates Pilihan Jamak Versi 4.0.9 mempunyai aturan dalam menetapkan kriteria mutu soal yang dijelaskan pada Tabel 3.1.


(42)

Tabel 3.1 Kriteria Kualitas Soal untuk Kepentingan Pemilahan Butir

Kriteria Indeks Klasifikasi Penafsiran

Tingkat kesukaran (p)

0,000 – 0,099 Sangat Sukar Dibuang/perlu revisi total 0,100 – 0,299 Sukar Perlu direvisi

0,300 – 0,700 Sedang Baik

0,701 – 0,900 Mudah Perlu direvisi

0,901 – 1,000 Sangat Mudah Dibuang/perlu revisi total Daya beda (D) D ≤ 0,199 Sangat Rendah Dibuang/perlu revisi total

0,200 – 0,299 Rendah Perlu direvisi

0,300 – 0,399 Sedang Sedikit atau tanpa revisi D ≥ 0,400 Tinggi Bagus sekali

Proporsi jawaban

0,000 – 0,010 Kurang Dibuang/perlu revisi total 0,011 – 0,050 Cukup Baik

0,051 – 1,000 Baik Baik Sekali Reliabilitas

soal

0,000 – 0,400 Rendah Kurang baik 0,401 – 0,700 Sedang Cukup 0,701 – 1,000 Tinggi Baik

(Rosidin, 2010: 5)

3.9 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk tabel yang diperoleh dari data skor hasil IF-AT dan hasil belajar siswa. Adapun bentuk dan hasil pengumpulan datanya dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 10 dan Lampiran 11.

3.10 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.10.1 Analisis Data

Untuk menganalisis tes hasil IF-AT dan hasil belajar siswa digunakan teknik penskoran, yaitu :

=


(43)

Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

3.10.2 Pengujian Hipotesis 1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan terhadap hasil tes akhir dari hasil IF-AT dan hasil belajar siswa, menggunakan program komputer. Pada penelitian ini uji normalitas digunakan dengan uji kolmogorov smirnov. Dasar dari pengambilan keputusan uji normalitas, dihitung menggunakan program komputer dengan metode kolmogorov smirnov berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai signifikasi. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

O

H : data terdistribusi secara normal

1

H : data tidak terdistribusi secara normal

Pedoman pengambilan keputusan:

1. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.

2. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.


(44)

2) Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila

signifikansi (Linearity) < 0,05. (Priyatno, 2010: 73)

3) Uji Korelasi

Jika data berdistibusi normal, maka untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji Korelasi Product-Moment, dengan menggunakan persamaan berikut ini:

�= � � �− � �

� �2− � 2 � �2− � 2

(Sugiyono, 2010: 255) Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari rtabel, maka Ho diterima, dan H1 ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt) maka H1 diterima. (Sugiyono, 2010: 261)

Pada penelitian ini, untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Korelasi Bivariate jika data berdistribusi normal. Namun


(45)

jika tidak berdistribusi normal, dapat menggunakan Korelasi Rho Spearman.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah

Sedang Kuat

Sangat Kuat (Sugiyono, 2010: 257)

Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan, untuk melihat pengaruh dalam bentuk persentase.

4) Uji Regresi Linier Sederhana

Uji regresi linier sederhana dilakukan untuk menghitung persamaan regresinya. Dengan menghitung persamaan regresinya maka dapat diprediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif.


(46)

Dengan:

=

2 −

� 2 − 2

= � −

� 2 − 2

(Priyatno, 2010: 55) Untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Reggression Linear.

Adapun hipotesis penelitian yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat pengaruh Ongoing Assessment Teknik IF-AT

(Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap Hasil Belajar Siswa melalui Model Team Based Learning

H1 : Terdapat pengaruh Ongoing Assessment Teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap Hasil Belajar Siswa melalui Model Team Based Learning

Kriteria pengujian:

Jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan H1 ditolak,dan jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan tingkat signifikansi: Jika nilai sig > � (0,05) maka terima H0 Jika nilai sig < � (0,05) maka tolak H0


(47)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan menyatakan bahwa:

Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada penerapan ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) melalui model team based learning terhadap hasil belajar siswa sebesar 17,64 % yang merupakan nilai koefisien determinasi dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,420 yang termasuk dalam kategori sedang pada materi pokok gerak melingkar.

5.2 Saran

Adapun saran peneliti dari kesimpulan yang diperoleh adalah:

1. Hendaknya guru dapat menerapkan ongoing assessment teknik IF-AT melalui model team based learning pada topik materi lainnya agar diperoleh hasil belajar ranah kognitif yang lebih tinggi.

2. Penggunaan instrumen IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) hendaknya tidak hanya digunakan pada saat kegiatan pembelajaran

menggunakan ongoing assessment melalui model team based learning melainkan juga perlu dilakukan pada saat pelaksanaan ujian untuk menentukan hasil belajar siswa sehingga teknik IF-AT dapat menjadi


(48)

alternatif yang baik bagi guru-guru sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa yang lebih baik.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bowman, Thomas G. 2011. Immediate Feedback and Learning In Athletic Training Education. Lynchburg: National Athletic Trainers’ Association.

BSNP. 2008. Standar Penilaian Pendidikan: Permen No. 20 Tahun 2007. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari

http://pendidikansains.blogspot.com/2009/02/standar-penilaian-permen-no-20-th-2007.html

Carbery. 2009. Practicalities of Ongoing Assessment. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari http://jalt.org/test/PDF/Carbery.pdf

Chapman, Carolyn dan King, Rita. 2005. Differentiated Assessment Strategies-One Tools Doesn’t Fit All. California: Corwin Press INC.

Conley. 2011. Ongoing Assessment. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012

http://www.learner.org/workshops/socialstudies/pdf/session7/7.OngoingAsses sment.pdf

Dibattista, David dan Gosse, Leanne. 2006. Test Anxiety and the Immediate Feedback Assessment Technique. Canada: Heldref Publications.

Dimyati dan Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dodge, D.T., Heroman, C., Charles, J., dan Maiorca, Jessica. 2004. Beyond

Outcomes: How Ongoing Assessment Supports Children’s Learning and Leads to Meaningful Curriculum. Washington, DC: National Association for the Education of Young Children.

Epstein, Michael L. 2001. What is the IF-AT?. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari http://www.epsteineducation.com/home/about/default.aspx Eipsten, Michael L dan Brosvic, Gary M. 2002. Student Prefer The Immediate

Feedback Assessment Tehnique. Lawrenceville: Psychological Reports-Rider University.


(50)

Dasar Kegiatan Belajar Mengajar. Sala: Tiga Serangkai.

Hamalik, Oemar.2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Issarlis, Janet. 2005. What you See: Ongoing Assessment in the ESL/Literacy

Classroom. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari http://www.adultliteracyeducator.com/about.htm.

Joslin, Cara. 2010. Teaching for Understanding: Ongoing Assessment. Harvard University Graduate School of Education and Project Zero. June 2010. Tina Blythe. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari

http://www.learner.org/workshops/socialstudies/pdf/session7/7.OngoingAsses sment.pdf

Kim, Changjoo. 2005. Immediate Feedback Assessment Technique in GIS Class. Department of Geography, Minnesota State University. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari

http://www.mnsu.edu/cetl/programs/pdfs/changjookim.pdf

MacNeil, L. Stephen. 2010. The Immediate Feedback Assessment Technique (IF-AT): An Engaging Alternative to Standard Multiple Choice Tests. Ontario:

Department of Chemistry, Willfrid Laurier University.

Maharta, Nengah. 2009. Fisika Dasar I. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Mayona, Enni L. dan Irawati, Ira. 2009. Penerapan Model Team Based Learning

pada Mata Kuliah Pengantar Pengelolaan Pembangunan. Bandung: Itenas. Michaelsen, L.K., Parmelee, D.X., McMahon, K.K., dan Levine, Ruth E. 2008.

Team-Based Learning for Health Professions Education. USA: Stylus Publishing, LLC.

Moye, Pamela M., Metzger, Nicole L., dan Matesic, Diane. 2012. Modified Team Based Learning (MBTL) and Long Term Retention in a Large Classroom Setting. USA: J Pharm Educ.

Muhammad, Hamid. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom.

Ramdhan, Dadan F. 2010. Pemilihan Materi Pelajaran. Diunduh pada tanggal 25 November 2012 dari http://fayyad.googlecode.com


(51)

Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

37 Dengan:

=

2 − � 2 − 2

= � − � 2 − 2

(Priyatno, 2010: 55) Untuk memudahkan dalam menguji hubungan antara variabel dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan uji Reggression Linear.

Adapun hipotesis penelitian yang akan diuji adalah sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat pengaruh Ongoing Assessment Teknik IF-AT

(Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap Hasil Belajar Siswa melalui Model Team Based Learning

H1 : Terdapat pengaruh Ongoing Assessment Teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) terhadap Hasil Belajar Siswa melalui Model Team Based Learning

Kriteria pengujian:

Jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan H1 ditolak,dan jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Berdasarkan tingkat signifikansi: Jika nilai sig > � (0,05) maka terima H0 Jika nilai sig < � (0,05) maka tolak H0


(2)

56

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan menyatakan bahwa:

Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada penerapan ongoing assessment teknik IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) melalui model team based learning terhadap hasil belajar siswa sebesar 17,64 % yang merupakan

nilai koefisien determinasi dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,420 yang termasuk dalam kategori sedang pada materi pokok gerak melingkar.

5.2 Saran

Adapun saran peneliti dari kesimpulan yang diperoleh adalah:

1. Hendaknya guru dapat menerapkan ongoing assessment teknik IF-AT melalui model team based learning pada topik materi lainnya agar diperoleh hasil belajar ranah kognitif yang lebih tinggi.

2. Penggunaan instrumen IF-AT (Immediate Feedback Assessment Technique) hendaknya tidak hanya digunakan pada saat kegiatan pembelajaran

menggunakan ongoing assessment melalui model team based learning melainkan juga perlu dilakukan pada saat pelaksanaan ujian untuk menentukan hasil belajar siswa sehingga teknik IF-AT dapat menjadi


(3)

57

alternatif yang baik bagi guru-guru sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa yang lebih baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bowman, Thomas G. 2011. Immediate Feedback and Learning In Athletic Training Education. Lynchburg: National Athletic Trainers’ Association.

BSNP. 2008. Standar Penilaian Pendidikan: Permen No. 20 Tahun 2007. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari

http://pendidikansains.blogspot.com/2009/02/standar-penilaian-permen-no-20-th-2007.html

Carbery. 2009. Practicalities of Ongoing Assessment. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari http://jalt.org/test/PDF/Carbery.pdf

Chapman, Carolyn dan King, Rita. 2005. Differentiated Assessment Strategies-One Tools Doesn’t Fit All. California: Corwin Press INC.

Conley. 2011. Ongoing Assessment. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012

http://www.learner.org/workshops/socialstudies/pdf/session7/7.OngoingAsses sment.pdf

Dibattista, David dan Gosse, Leanne. 2006. Test Anxiety and the Immediate Feedback Assessment Technique. Canada: Heldref Publications.

Dimyati dan Mudjiono.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dodge, D.T., Heroman, C., Charles, J., dan Maiorca, Jessica. 2004. Beyond

Outcomes: How Ongoing Assessment Supports Children’s Learning and Leads to Meaningful Curriculum. Washington, DC: National Association for the Education of Young Children.

Epstein, Michael L. 2001. What is the IF-AT?. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari http://www.epsteineducation.com/home/about/default.aspx Eipsten, Michael L dan Brosvic, Gary M. 2002. Student Prefer The Immediate

Feedback Assessment Tehnique. Lawrenceville: Psychological Reports-Rider University.


(5)

Gafur, Abdul. 2004. Desain Instruksional: Langkah Sistematis Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar. Sala: Tiga Serangkai.

Hamalik, Oemar.2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Issarlis, Janet. 2005. What you See: Ongoing Assessment in the ESL/Literacy

Classroom. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari http://www.adultliteracyeducator.com/about.htm.

Joslin, Cara. 2010. Teaching for Understanding: Ongoing Assessment. Harvard University Graduate School of Education and Project Zero. June 2010. Tina Blythe. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari

http://www.learner.org/workshops/socialstudies/pdf/session7/7.OngoingAsses sment.pdf

Kim, Changjoo. 2005. Immediate Feedback Assessment Technique in GIS Class. Department of Geography, Minnesota State University. Diunduh pada tanggal 15 Oktober 2012 dari

http://www.mnsu.edu/cetl/programs/pdfs/changjookim.pdf

MacNeil, L. Stephen. 2010. The Immediate Feedback Assessment Technique (IF-AT): An Engaging Alternative to Standard Multiple Choice Tests. Ontario:

Department of Chemistry, Willfrid Laurier University.

Maharta, Nengah. 2009. Fisika Dasar I. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Mayona, Enni L. dan Irawati, Ira. 2009. Penerapan Model Team Based Learning

pada Mata Kuliah Pengantar Pengelolaan Pembangunan. Bandung: Itenas.

Michaelsen, L.K., Parmelee, D.X., McMahon, K.K., dan Levine, Ruth E. 2008. Team-Based Learning for Health Professions Education. USA: Stylus Publishing, LLC.

Moye, Pamela M., Metzger, Nicole L., dan Matesic, Diane. 2012. Modified Team Based Learning (MBTL) and Long Term Retention in a Large Classroom Setting. USA: J Pharm Educ.

Muhammad, Hamid. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Media Kom.

Ramdhan, Dadan F. 2010. Pemilihan Materi Pelajaran. Diunduh pada tanggal 25 November 2012 dari http://fayyad.googlecode.com


(6)

Rosidin, Undang. 2010. Dasar-Dasar dan Perencanaan Evaluasi Pembelajaran. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, H.M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.