Tipe tes yang digunakan Aspek kemampuan yang diuji Format butir soal

13

2.9.2 Pengambilan sample dan pemilihan butir soal

Tes hasil belajar achievemen te haruslah disusun atas butir-butir soal yang terpilih, yang secara akademik dapat dipertanggung-jawabkan sebagai sample yang representatif dari ilmu atau bidang studi yang diuji dengan perangkat tes tersebut. Proses pemilihan atau sampling butir soal itu tidak mungkin dapat dilakukan secara acak random. Hanya seorang ahli dalam bidang studi yang tahu secara lebih baik apakah butir-butir soal itu cukup respresentatif atau tidak. Pemilihan itu dilakukan atas dasar pertimbangan pentingnya konsep, generalisasi, dalil, atau teori yang diuji dalam hubungannya dengan peranannya terhadap bidang studi tersebut secara keseluruhan. Karena itu tidak mungkin pemilihan itu dilakukan oleh awam dalam bidang studi tersebut. Untuk memperoleh butir-butir yang mewakili keseluruhan konsep yang penting dalam suatu bidang studi, biasanya bidang studi itu dipilah-pilah menjadi beberapa pokok bahasan major content areasi dan sub pokok bahasan specific content areas. Tentu saja tidak perlu ada jumlah butir soal yang sama untuk setiap pokok bahasan. Jumlah soal dalam setiap pokok bahasan atau sub- pokok bahasan hendaknya sebanding dengan luas dan pentingnya pokok bahasan atau sub-pokok bahasan tersebut. Sebagai pedoman tentang tingkat kepentingan dari kontribusinya terhadap keseluruhan bidang studi itu atau, untuk mudahnya, keluasan pembahasan pokok bahasan dan atau subpokok bahasan atau suatu subpokok bahasan itu. Tidak ada batasan jumlah butir soal untuk satu pokok bahasan atau suatu subpokok bahasan.

2.9.3 Tipe tes yang digunakan

Ebel dan frisble membagi tiga tipe soal : 1 esai, 2 objektif, dan 3 problem matemattika. Disamping itu masih juga dikenal soal-soal penampilan dan soal lisan. Ada keslahfahaman yang umum terjadi dikalangan pengguna tes, yaitu anggapan yang menyatakan suatu tipe tes lebih baik dari tipe tes lainnya dalam mengukur ranah kognitif tertentu. Berbagai penelitian telah menunjukkan perbedaan yang berarti dalam mengukur level ranah kognitif yyang sama. Soal esai yang baik dapat mengukur ranah kognitif yang manapun seperti yang dapat rangking subyek yang tidak berbeda. 14 Pemilihan tipe tes yang akan digunakan lebih banyak ditentukan oleh kemampuan dan waktu yang tersedia pada penusunan tes dari pada kemampuan peserta tes aspek yang ingin diukur.

2.9.4 Aspek kemampuan yang diuji

Setiap bidang studi mempunyai penekanan kemampuan yang berbeda-beda. Karena itu aspek yang diujipun haruslah yang berbeda pula. Disinilah aspek ranah kognitif yang mana yang akan diuji harus sinkron dengan kemampuan yang ditentukan oleh tujuan pendidikan yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Dalam hubungan inilah kita mengenal adanya 6 tingkatan kemempuan yang diuji, yaitu lazim siberi simbol C1, C2, C3, C4, C5, dan C6. Disamping itu tentu juga harus diperhatikan kemampuan dari ranah lain seperti afektif dan psikomotor. Jumlah soal untuk setiap ranah atau untuk setiap level dalam ranah kognitif juga tiak perlu sama. Pada umumnya tes hasil belajar lebih berorentasi kepada pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, sedangkan kemampuan yang disebut terdahulu. Hal ini tentu saja berarti bahwa jumlah soal yang mewakili tiga level yang pertama diharapkan lebih banayk dari jumlah soal untuk tiga level berikutnya.

2.9.5 Format butir soal

Baik tes objektif maupun tes esai mengenal berbagai format biasa. Misalnya, dalam tes objektif, acapkali dipilih format A pilihan ganda biasa, format B pilihan ganda analisis hubungan antar hal, format C pilihan ganda analisis kasus, atau format D pilihan ganda kompleks dan E pilihan ganda yang menggunakan diagram, gambar, garis, atau tabel. Berbagai penelitian juga telah menunjukan bahwa berbagai format butir soal ini tidak menunjukan perbedaan efektifitas yang berarti untuk mengukur berbagai level ranah kognitif, asalkan dikonstruksikan sama baiknya. Bahkan format butir soal B-S pun dapat mengukur level ranah kognitif yang tinggi, asalkan dikonstruksinya secara cermat oleh ahli bidang studi dan ahli konstuksi tes. Perbedaab antar format butir soal tersebut tidak terletak pada efektifitasnya mengukur level kemampuan, tetapi lebih banyak pada penekanannya dalah hal peserta tes kurang mengusasai bahan tes dites. 15

2.9.6 Jumlah butir soal