Latar Belakang Tari Retno Tanjung

beberapa barang dan peralatan di antara lain, gambar no 1 adalah sablon nama Padepokan Seni Kaloka, gambar 2 sound systemuntuk iringan musik untuk berlatih tari yang dilengkapi instalasi listrik, gambar 3 adalah sebuah alat musik gitar, dan gambar 4 yaitu alat musik cagon. Dengan peralatan yang ada di padepokan sudah cukup memadai untuk menunjang semangat siswa berlatih tari. Foto 4.3 Tempat Kostum Sumber: Gemmylang Anjie Rahayu, 30 Juni 2016 Foto 4.3 menunjukan tempat kostum atau lemari etalase yang digunakan untuk menyimpan kostum-kostum tari dan properti tari.

4.2 Latar Belakang Tari Retno Tanjung

Tari Retno Tanjung merupakan tarian putri tunggal yang dapat ditarikan berkelompok maupun individu. Pada tari ini penari-penari menggambarkan remaja putri yang selalu bersyukur atas rizki yang diberikan Allah SWT karena diberikan kekayaan alam laut yang melimpah. Makna dari kata Retno Tanjung yaitu Retno yang berarti permata dan Tanjung yang berarti daerah lautan, maka disimpulkan Tari Retno Tanjung adalah tarian putri yang berasal dari daerah lautan. Tari Retno Tanjung ini juga mencerminkan kondisi masyarakat kota Tegal yang menggambarkan betapa pentingnya kebersamaan dan rasa syukur kepada Allah SWT atas rizki yang telah diberikan yang serta untuk dinikmati dan selalu menjaga kelestariannya Wawancara, Endang Supadmi6 Januari 2016. Tari Retno Tanjung diciptakan pada tahun 2007 oleh ibu Endang Supadmi yang berasal dari Karanganyar, lahir 4 Juli 1964 dan merupakan seorang guru seni budaya yang berada di salah satu Sekolah Menengah Atas atau SMA di kota Tegal. Ibu Endang Supadmi menciptakan tari Retno Tanjung dengan kreativitas yang memiliki unsur dasar gerak tari Tegalan, Solo dan Jawa Barat, yang kemudian dikembangkan dan dikreasikan menjadi gerak yang indah hingga akhirnya menjadi suatu tarian. Beberapa gerakan yang khas pada tari Retno Tanjung memiliki nama ragam, yaitu seperti Udar Tampar, Miyak Toya, Balang Mega, Ciretan Toya, Nyerok Mina dan Palet Mina Wawancara, Endang Supadmi 6 Januari 2016. Pada pertunjukan tari Retno Tanjung, busana yang digunakan menggambarkan seorang putri nelayan, dengan kain jarik model dodotan alit yang mempunyai arti simbol seorang rakyat. Kain jarik menggunakan dua macam kain jarik khas Tegalan, yaitu kain jarik putihan dan kain jarik bor kantor yang berwana hitam. Dapat dijelaskan penggunaan kain jarik khas Tegal ini memang tidak terkesan sederhana seperti layaknya seorang rakyat, penggunaan kain tegalan mempunyai maksud untuk menunjukan identitas khas kota Tegal dengan memamerkan kain jarik khas dari kota Tegal. Setelah menggunakan jarik, dipadukan pula dengan bolero brukat yang menggambarkan kesederhanaan seorang rakyat. Penjelasan dari balero brukat yang digunakan penari dari modelnya dibuat sederhana hanya saja kain yang digunakan menggunakan kain brukat dengan warna cerah untuk menunjang penampilan di atas panggung, dan jauh dari kata glamor. Kemudian memakai dua macam sampur dengan dua warna cerah yang berbeda, dikenakan di leher dan di pinggang yang mencirikan tarian pesisiran. Riasan dalam tari Retno Tanjung yaitu dengan rias cantik panggung untuk mempertegas karakter penari. Lalu pada rias rambut menggunakan sanggul tumpeng dengan tinggi sekitar 15cm sampai 20 cmdan sanggul diberi hiasan bunga melati dengan model garuda mungkur dan ikat mahkota. Sanggul tumpeng ini mempunyai maksud mengerucutnya tujuan hidup.

4.3 Bentuk Pertunjukan Tari Retno Tanjung di Padepokan Seni Kaloka Kota Tegal