1. Perbedaan persepsi 2. Kesalahan penyerapan pesaninformasi
3. Perbedaan bahasa 4. Kurang perhatian
5. Perbedaan kondisi emosional 6. Perbedaan latar belakang pendidikan Haryani dalam Hendra, 2010 : 56
2.3 Tinjauan Tentang Tentor Dan Murid
2.3.1 Pengertian Tentor
Tentor dalam pengertiannya sama halnya dengan guru, karena tentor hanya sebutan seorang guru di Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Quantum
Kids. Ngalim purwanto 1994:126 mengemukakan bahwa guru ialah orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian kepada seseorang atau
sekelompok orang. Selain itu, Hadari Nawawi 1982 : 123 menyimpulkan bahwa Pengertian guru dapat dilihat dari dua sisi. pertama secara sempit, guru
adalah ia yang berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di kelas. Sedangkan
secara luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu
anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing . Nawawi, 1982 : 123
Sedangkan menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, an mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
2.3.2 Peran Tentor Bimbingan Belajar
Perkembangan ilmu dan teknologi yang disertai dengan perkembangan sosial budaya yang berlangsung dengan cepat dan dewasa ini, peranan guru telah
meningkat dari sebagai pengajar menjadi pembimbing. Tugas dan tanggung jawab menjadi lebih meningkat terus, yang kedalamnya termasuk fungsi-fungsi guru
sebagai perancang pengajaran designer of instruction, pengelola pengajaran manager of instruction, evaluator of student learning, motivator belajar, dan
sebagai pembimbing. Tentor sebagai designer of instruction atau perancang pengajaran dituntut
memiliki kemampuan untuk merencanakan merancang kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Untuk itu seorang guru harus memiliki
pengetahuan yang cukup memadai tentang prinsip-prinsip belajar sebagai suatu bahan dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar.
Tentor sebagai manajer of instruction pengelola pengajaran, dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar
dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap murid dapat belajar dengan efektif dan efisien.
Sedangkan Tentor dengan fungsinya sebagai evaluator of student learning, dituntut untuk secara terus menerus mengikuti hasil-hasil prestasi belajar yang
telah dicapai murid-muridnya dari waktu kewaktu. Informasi yang diperoleh melalui cara ini merupakan umpan balik
terhadap proses kegiatan belajar mengajar, yang selanjutnya akan dijadikan titik
tolak untuk menyempurnakan serta meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.
Tentor sebagai pembimbing dituntut untuk mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional akan tetapi dibarengi dengan pendekatan
yang bersifat pribadi dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung. Dengan pendekatan pribadi semacam ini guru akan secara langsung mengenal dan
memahami murid-muridnya secara lebih mendalam sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru sebagai pembimbing sekaligus berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar. Sebagai
pembimbing dalam belajar mengajar diharap mampu untuk: 1 Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar.
2 Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapi.
3 Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang dilakukannya. 4 Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat
belajar sesuai dengan karakteristik pribadi. 5 Mengenal dan memahami setiap murid, baik secara individual maupun
secara kelompok. Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, 2004: 115-117
2.3.3 Pengertian Murid