Komunikasi antar pribadi pengajar dan murid dalam pembelajaran bahasa arab di lembaga pendidikan bahasa lafazh center Serpong Tangerang

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PENGAJAR DAN MURID DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI LEMBAGA PENDIDIKAN
BAHASA LAFAZH CENTER SERPONG TANGERANG
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam
( S.Kom. I)

Oleh:
ADIK DIKRI
NIM: 1110051000036

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M

ABSTRAK
Nama : Adik Dikri
NIM : 1110051000036
Komunikasi Antarpribadi Pengajar Dan Murid Dalam Pembelajaran

Bahasa Arab Di Lembaga Pendidikan Bahasa Lafazh Center Serpong
Tangerang
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi berupa pesan dari
seorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu yang
menggunakan bahasa sebagai salah satu alat penyampaiannya. Lafazh Center
adalah lembaga pendidikan yang bergerak dalam bidang bahasa yaitu bahasa Arab
dan Al-Qur’an. Hal terpenting dalam proses pembelajaran bahasa Arab di Lafazh
center adalah seorang pengajar dengan murid. Salah satu bentuk komunikasi yang
dilakukan dalam proses pembelajaran adalah komunikasi antarpribadi. Sehingga
di butuhkan sebuah pendekatan dan strategi komunikasi antarpribadi agar pesan
yang disampaikan pengajar kepada murid dapat tersampaikan dengan baik, lancar
dan efektif.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian
dengan rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana pendekatan dan strategi
kendali komunikasi antarpribadi antara pengajar dan murid dalam pembelajaran
bahasa arab di Lafazh center? Kemudian apa faktor penghambat dan pendukung
dalam pembelajaran bahasa Arab di Lafazh Center?
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif analisis, yaitu penelitian dengan memadukan
penelitian kepustakaan yang mencari fakta dengan tujuan untuk mendapatkan

gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta berusaha mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses dan
manusia secara “apa adanya” serta hubungan antara fenomena yang diteliti dan
menggunakan jenis penelitian riset lapangan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pendekatan
komunikasi antarpribadi dan strategi kendali komunikasi Miller dan Stainberg.
Penelitian ini menemukan bahwa proses pendekatan komunikasi
antarpribadi yang dilakukan antara pengajar dan murid dalam pembelajaran
bahasa Arab menggunakan pendekatan psikologis karena di semua kelas mulai
dari kelas anak-anak-anak, dewasa hingga kelas lanjut usia seorang pengajar harus
dapat memahami karakter dan kepribadian dari setiap murid. Strategi yang
digunakan mulai dari kelas anak-anak sampai dewasa di antaranya adalah strategi
pedang tergantung, katalisator dan wortel teruntai. Hambatannya adalah waktu
dan kemampuan menghafal. Salah satu pendukungnya berupa buku panduan
belajar bahasa Arab, motivasi dari seluruh staf pengajar.
Keywords: komunikasi, antarpribadi, pengajar, murid, bahasa Arab.

ii

KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirabbilalamin... pertama-tama penulis mengucap rasa syukur
yang tak terkira dan mendalam kepada Allah SWT atas diberikannya nikmat
sehat, nikmat Islam dan nikmat iman serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada pemimpin umat, Baginda Nabi besar Muhammad
SAW, beserta keluarga serta para sahabat yang telah menjadi suri tauladan bagi
kita dalam melangkah. Terima kasih penulis ucapkan khusus untuk Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang sudah memberikan segala fasilitas kepada
penulis dalam menimba ilmu dan menambah wawasan.
Penulis menyadari bahwa memiliki kekurangan, keterbatasan dan
kemampuan dalam pengetahuan. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi
atas segala kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Dibalik keberhasilan selalu
ada kebersamaan yang memberikan semangat, bimbingan, motivasi dan doa. Oleh
karena itu, tak lupa pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Dr. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan, Suparto, M.Ed. Ph.D, selaku Wakil


Dekan Bidang Akademik I, Dr. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik III

iii

2.

Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Masran, M.A., dan Sekretaris Jurusan KPI Ibu
Fita Fathurokhmah, M.Si yang telah membantu memberikan motivasi dan
menuntun penulis dalam menempuh pembuatan skripsi.
3.

Bapak H. Zakaria, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar

membimbing penulis dan memberikan arahan, saran serta masukan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga apa yang telah Bapak ajarkan mendapat
balasan kebaikan dari Allah SWT.

4.

Segenap Dosen Pengajar dan Civitas Akademika Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan
ilmunya dengan ikhlas kepada penulis.
5.

Kepada pengurus perpustakaan utama yang telah meminjam buku-buku

yang diperlukan sebagai referensi oleh penulis.
6.

Kepada perpustakaan fakultas yang telah meminjamkan buku-buku yang

diperlukan sebagai referensi oleh penulis.
7.

Ketua sekaligus direktur utama Lafazh Center H. Nanang Firdaus


Masduki, Lc Yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian. Dan
semua staf pengajar dan karyawan , Ustad Nofri, Ustad Didi, Ustad Linggha,
ustad Ibrahim, ustad Lukman, Ustad Syem, . Elsa , Febi dan ka Yuni yang telah
memberikan izin observasi dan wawancara bagi penulis untuk melakukan
penelitian serta tidak pernah jenuh menjawab berbagai pertanyaan wawancara
yang diajukan penulis. Serta adik Ilham, Ibu Yenni dan Bapak Machfuddin yang
telah meluangkan waktu untuk melakukan observasi dan wawancara.
iv

8.

Ayah dan mamah tercinta Oman Mafiturohman dan Anah Setiawati orang

tua yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi, materi dan kasih sayangnya
selama ini kepada penulis. Semoga Allah senantiasa memberikan umur yang
panjang, diberikan kesehatan, serta keberkahan kepada mereka. Amin.
9.

Teteh, Abang dan Adik tercinta dan tersayang Piyen Opina, Nurul Akbar


dan Ridho Apdholiandika yang selalu memberikan semangat, motivasi, doa yang
luar biasa. Semoga kalian diberikan umur panjang dan kesehatan oleh Allah SWT.
Keponakan-keponakanku yang menyebalkan tapi ngangenin, Ilham, dan Putri
semoga kalian menjadi anak yang sholeh, sholehah dan berbakti kepada orang tua.
10.

Amelia Azhari, yang tidak pernah bosan sekalipun dalam hal memberikan

motivasi yang tiada henti, doa, semangat dan seluruh perhatiannya kepadaku
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman dekat sekaligus sahabat yang selalu mengerjakan skripsi bersama
dalam suka maupun duka , susah senang bersama (mamat polem) alias Tazki
Pradika. Teman-teman yang selalu memberikan semangat, Chandra Trigunadi,
Achamad Fauzi, Adam Noor, Tri Saputra, Ade Irwan S, Bastian Rahman,
Pahruroji, Ulva Latifah, dan Nurul Ain Kabakoran, semoga kita tetap kompak.
Teman-teman seperjuangan KPI dan KPI B 2010 terima kasih atas pertemanan
selama 4 tahun berjuang bersama-sama untuk mendapatkan gelar kesarjanaan ini.
Teman-teman KKN Lentera Hijau 2013 yang telah memberikan pengalaman yang
tak terlupakan.


v

Jakarta, 6 Juli 2015

(Adik Dikri)

vi

DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................

i

ABSTRAK ...............................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ............................................................................

iii


DAFTAR ISI ...........................................................................................

vii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .........................................

1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................


7

D. Tinjauan Pustaka ...................................................

8

E. Metodologi Penelitian ............................................

9

F. Sistematika Penulisan ............................................

13

LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Komunikasi ....................................

15

1. Pengertian Komunikasi .......................................


15

2. Unsur-unsur Komunikasi .................................

17

3. Bentuk-Bentuk Komunikasi .............................

19

4. Sifat Komunikasi ............................................

21

B. Komunikasi Antarpribadi ........................................

21

1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi .........

21

2. Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi ..........

22

vii

BAB III

3. Tahap-Tahap Hubungan Antarpribadi .........

23

C. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi ....................

26

D. Strategi Komunikasi Antarpribadi ............................

29

GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENDIDIKAN BAHASA
LAFAZH CENTER

BAB IV

A. Profil Umum LPB Lafazh Center ............................

34

B. Sejarah Berdirinya LPB Lafazh Center ...................

35

C. Visi dan Misi LPB Lafazh Center ...........................

38

D. Struktur Kepengurusan LPB Lafazh Center ...........

39

E. Program dan Sarana LPB Lafazh Center .................

40

F. Data Personal Pengajar.............................................

42

G. Data Personal Murid ................................................

43

ANALISIS DATA DAN HASIL TEMUAN
A. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Pengajar dan
Murid Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Arab ......

47

B. Strategi Kendali Komunikasi Antarpribadi Pengajar dan
Murid Dalam Proses Pembelajaran Bahasa Arab.......

63

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses
Pembelajaran Bahasa Arab .......................................
BAB V

68

PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................

70

B. Saran..........................................................................

72

viii

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
LAMPIRAN

ix

73

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia

sejak

dilahirkan

sudah

berkomunikasi

dengan

lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah
suatu tanda komunikasi. Komunikasi yang dilakukan oleh manusiapun
bermacam-macam cara dan bentuknya sesuai dengan keinginan dan
pemahaman dari pengirim pesan (komunikator) serta penerima pesan
(komunikan). Tanpa komunikasi manusia tidak akan ada di dunia ini. Seluruh
umat manusia di dunia benar-benar menyadari bahwa semua kebutuhan
hidupnya hanya dapat dipenuhi jika dia berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari
seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila
sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak si pengirim
dan si penerima informasi dapat memahami.1
Manusia memerlukan bantuan dari orang lain di sekitarnya. Untuk itu
manusia memerlukan adanya komunikasi. Sebagai makhluk sosial, manusia
akan selalu berkeinginan untuk berbicara, tukar menukar gagasan, mengirim
dan menerima informasi, membagi pengalaman, bekerja sama dengan orang
lain untuk memenuhi kebutuhan dan sebagainya.2
Bentuk komunikasi yang sering digunakan oleh manusia dalam
berinteraksi salah satunya adalah komunikasi interpersonal atau biasa disebut

1

H. A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
Cet. Ke-5, hal. 8
2
Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: PT. Graha Ilmu, 2011), Cet. Ke-1,
hal. 1

1

2
dengan komunikasi antarpribadi, yaitu komunikasi yang melibatkan dua atau
beberapa orang yang relatif masih dapat diidentifikasikan atau bahkan dikenal
orang-orang yang terlibat.3Agar komunikasi antarpribadi dapat berjalan
dengan efektif, manusia harus membutuhkan sebuah alat untuk melaksanakan
kegiatan berkomunikasi, salah satunya adalah bahasa. Menurut Kridalaksana
“bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para
anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasikan diri.4
Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana, 2005) bahasa
mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan
transmisi informasi.5Bahasa dapat diartikan juga sebagai alat komunikasi
antara manusia dalam menyampaikan maksud atau informasi. Suatu
kelompok akan menyampaikan maksud atau tujuan mereka kepada kelompok
yang lain melalui bahasa. Maka dilihat dari kedudukannya, bahasa adalah
sesuatu yang harus dipelajari dan dipraktekan dalam berinteraksi dengan
orang lain.
Umumnya selain bahasa Indonesia sendiri yang dipelajari oleh
masyarakat masih banyak lagi bahasa lain (asing) yang dipelajari seperti
bahasa Inggris, Arab, Jepang, China dan lain-lain. Namun karena masyarakat
Indonesia mayoritas

beragama Islam, maka sangat penting dalam

mempelajari bahasa Arab yang merupakan salah satu bahasa asing yang
penyebarannya sudah banyak ditemukan di beberapa

3

negara. Proses

Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi Dan Medianya, (Jogjakarta: PT. Graha Ilmu
2012) hal. vii
4
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta 2003), hal. 32
5
Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi Dan Medianya, (Jogjakarta: PT. Graha Ilmu
2012) hal. 11

3
penyebaran

bahasa

Arab

diberbagai

negara

adalah

pengaruh

dari

perkembangan Agama Islam yang mana sumber ajaran agama Islam (al
Quran dan As Sunah) menggunakan bahasa Arab. Sudah tidak diragukan lagi
bahwa bahasa Arab mutlak diperlukan dalam mempelajari dan mendalami
ilmu pengetahuan Islam. Hal ini disebabkan buku-buku yang menjadi sumber
agama Islam terutama yang lebih luas dan lengkap pada umumnya masih
ditulis dalam bahasa Arab.
Sumber hukum utama umat Islam Al-Qur’an dan Hadits keduanya
ditulis dalam bahasa Arab. Begitu juga dengan kitab-kitab yang ditulis oleh
para ulama Islam tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan agama Islam
masih banyak yang ditulis dalam bahasa Arab. Untuk itu, seharusnya umat
Islam di Indonesia memberikan perhatian yang lebih besar pada bahasa Arab.
Hal ini didasarkan bahwa pada kenyataan bahasa Arab adalah bahasa
persatuan umat Islam di segala penjuru dunia.
Bahasa Arab dapat dipelajari di pondok pesantren , sekolah-sekolah
Islam maupun umum sejak di tingkat dasar atau Ibtidaiyah sampai ke
Perguruan Tinggi. Selain di pesantren dan di sekolah, mempelajari bahasa
Arab juga dapat di lakukan di Lembaga Pendidikan Bahasa (LPB) khusus
bahasa Arab. Tujuan khusus pengajarannya adalah agar para pelajar serta
masyarakat

umum

mampu

memahami

bahasa

Arab,

baik

melalui

pendengaran maupun tulisan dan mampu mengutarakan pikiran dan
perasaannya menggunakan bahasa Arab.
Suatu usaha berbentuk lembaga pendidikan bahasa atau kursus bahasa
asing harus memiliki tenaga pengajar yang dapat melakukan komunikasi
yang mencakup inovasi dan kreatifitas yang tinggi dalam teknik pengajaran

4
dan menarik minat masyarakat agar berkeinginan untuk belajar di lembaga
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan berkomunikasi dalam cara
mengajar yang mudah dan menyenangkan dalam menarik minat perhatian dan
hati masyarakat semua kalangan khususnya pelajar dan masyarakat umum .
Salah satu cara tersebut dengan mengenali terlebih dahulu kebutuhan
dan keinginan masyarakat demi tercapainya sebuah keputusan yang
memuaskan bagi masyarakat dan tentunya bagi lembaga pendidikan yang
menawarkan produk atau jasa tersebut. Komunikasi akan berjalan dengan
baik, jika pesan yang disampaikan komunikator sampai pada komunikan,
maka dibutuhkan komunikasi yang tepat dan efektif. Hidup yang sebenarnya
adalah relasi dengan orang lain. Salah satu jenis komunikasi yang frekuensi
terjadinya cukup tinggi adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi.
Lembaga pendidikan bahasa sudah kian marak menjamur di kota-kota
besar seperti Jabodetabek. Lembaga pendidikan bahasa asing umumnya
seperti bahasa Inggris,bahasa Arab, bahasa Jepang , bahasa Chinese dll.
Namun karena umumnya lembaga pendidikan bahasa Arab masih sedikit
yang berada di wilayah Tangerang, Lafazh Center di dirikan guna menarik
minat kalangan pelajar dan masyarakat umum dalam belajar bahasa Arab dan
al-Qur’an.
Lembaga Pendidikan Bahasa Lafazh Center dijadikan sebagai objek
dalam penelitian ini karena merupakan lembaga pendidikan bahasa Arab dan
Al-Quran yang berpegang pada konsep belajar bahasa arab yang mudah,
tepat, cepat dan menyenangkan. Lafazh Center membuka kesempatan bagi
non penutur asli bahasa arab untuk mempelajari bahasa arab, al qur’an dan

5
kajian islam secara mudah dan menyenangkan. Lafazh Center menawarkan
kemudahan bagi setiap orang yang ingin mempelajari al qur’an, bahasa arab
dan kajian islam dengan system pembelajaran yang modern, materi
pengajaran yang sudah teruji, staf pengajar alumni timur tengah, fasilitas
yang modern dan nyaman serta pilihan kursus yang lengkap.
Lafazh Center memiliki tiga program unggulan yaitu, program
membaca dan tahfizh al-Qur’an, program bahasa Arab dan program kajian
Islam. Selain itu para pengajar Lafazh Center adalah lulusan universitasuniversitas di Timur Tengah dan dalam negeri yang dibekali dengan
pedagogik yang benar dan fitur teknis terkini yang menempatkan mereka
pada efektifitas pembelajaran atau pembelajaran yang maksimal dalam
periode waktu yang pendek. Imam Ibn Taimiyyah mengemukakan bahwa
bahasa Arab itu sebagian dari agama dan mempelajarinya adalah wajib.6
Selain tempat bimbingan belajar bahasa Arab, Lafazh Center di bawah
naungan Lafazh Books Indonesia juga menerbitkan sebuah paket buku yang
berisi 12 buku dalam 1 box dan bertemakan “Revolusi Belajar Bahasa Arab”
yang sudah diterapkan di 200 sekolah lebih, dengan buku dan metode ini
insya Allah siswa-siswi mampu berbahasa arab tanpa harakat baik itu
berbicara, mendengar dan menulis. Lalu lafazh center juga membuat poster
pembelajaran bahasa Arab seperti huruf hijaiyyah, tata cara sholat, berwudhu,
dan lain-lain disertai dengan gambar, warna yang unik dan menarik bagi
anak-anak. Lafazh Books Indonesia bekerjasama dengan lembaga Islam
tertentu juga sering mengadakan acara seminar akbar bertemakan revolusi
belajar bahasa Arab di kota-kota besar di Indonesia seperti Denpasar,
6

http://www.lafazhcenter.com/Kursus/profil-lafazh-center.html diakses pada tanggal 20
maret 2014 pukul 14.00

6
Semarang, Solo, Yogyakarta, Jakarta, Bogor dan Bandung. Selain pelajar dan
mahasiswa, Lafazh Center juga membuka kesempatan bagi masyarakat umum
yang termasuk kategori orang dewasa untuk belajar bahasa Arab seperti ibu
rumah tangga, karyawan, dan lain-lain.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan bahasa khususnya bahasa
Arab yang berada di Indonesia, khususnya di wilayah Tangerang, LPB
Lafazh Center sangat menyadari dalam metode pembelajaran harus memiliki
staf-staf pengajar yang terampil berkomunikasi secara tepat dan efektif dalam
pengajaran, jika pada umumnya sebuah lembaga pendidikan formal maupun
non formal memiliki staf pengajar lebih dewasa dari para muridnya, lain
halnya dengan Lafazh Center , lembaga pendidikan ini memberikan
kesempatan untuk semua kalangan misalnya para lansia untuk belajar bahasa
Arab dan Al-Quran dengan baik dan benar. Dengan demikian penulis tertarik
untuk menulis dalam sebuah skripsi yang berjudul: “ Komunikasi

Antarpribadi Pengajar Dan Murid Dalam Pembelajaran Bahasa
Arab di Lembaga Pendidikan Bahasa Lafazh Center Serpong
Tangerang ”
B. Pembatasan dan perumusan masalah
1. Pembatasan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian dibatasi hanya
pada Komunikasi Antarpribadi Pengajar dan Murid dalam Pembelajaran
Bahasa Arab di LPB Lafazh Center serta difokuskan kepada tiga Pengajar
dan tiga murid di kelas anak-anak, dewasa dan lansia dalam proses belajar
mengajar di ruang kelas.

7
2. Perumusan masalah
a. Bagaimana Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Pengajar dengan
Murid dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di LPB Lafazh Center?
b. Bagaimana Strategi komunikasi antarpribadi pengajar dengan murid
dalam pembelajaran bahasa Arab di LPB Lafazh Center?
c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam proses
pembelajaran bahasa Arab di LPB Lafazh Center?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang menyangkut di atas, tujuan
penelitian ini adalah:
a. Agar mengetahui Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Antara
pengajar

dengan

murid

Di

LPB

Lafazh

Center

dalam

Pembelajaran Bahasa Arab.
b. Agar mengetahui Strategi Komunikasi Antarpribadi Antara
pengajar

dengan

murid

Di

LPB

Lafazh

Center

dalam

Pembelajaran Bahasa Arab.
c. Agar mengetahui faktor pendukung dan penghambat selama
proses belajar mengajar dalam Pembelajaran Bahasa Arab.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan berguna untuk memperdalam
tentang komunikasi antarpribadi dalam proses belajar mengajar di
sebuah lembaga pendidikan bahasa, sebagai dasar untuk bahan studi
selanjutnya dalam bidang komunikasi, serta menjadi referensi

8
pengembangan Ilmu Komunikasi di Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam (KPI) Univesitas Islam Negeri Jakarta.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapakan menjadi sebuah perkembangan
tentang penelitian Ilmu Komunikasi terutama di bidang komunikasi
antarpribadi yang dilakukan staf pengajar dengan muridnya. Dan
sebagai dasar untuk bahan studi selanjutnya dalam bidang
komunikasi.
E.

Tinjauan Pustaka
Penulis mengadakan tinjauan kepustakaan di perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Terdapat skripsi yang meneliti komunikasi
antarpribadi diantaranya adalah:
Pertama,“Komunikasi Antarpribadi Tutor Dan Siswa Pada
Lembaga Bimbingan Belajar Prestasi Cabang Kalimalang Jakarta
Timur” yang ditulis oleh Anisa Turrohmah 108051000097 Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam

tahun 2013. Adapun persamaanya,

sama-sama membahas mengenai komunikasi antarpribadi , akan tapi
perbedaanya yaitu objek dari bimbingan belajar itu sendiri, pada skripsi
Anisa meneliti di bimbel Prestasi yang termasuk berbagai macam mata
pelajaran di kalangan pelajar, namun penulis meneliti di Lembaga
Pendidikan Bahasa lafazh center dan fokus pada pelajaran bahasa Arab di
murid dewasa. 7
Anisa Turrohmah, ” Komunikasi Antarpribadi Tutor Dan Siswa Pada Lembaga
Bimbingan Belajar Prestasi Cabang Kalimalang Jakarta Timur”, ( skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 108051000097, Universitas Islam Negeri Jakarta)
7

9
Kedua,“Pola komunikasi guru dan murid dalam pembinaan
ibadah shalat di raudhatul Atfhal Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung”
yang ditulis oleh Aziyati Ruhmana 208051000031 Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam tahun 2013.8 Persamaannya, sama-sama membahas
tentang komunikasi antar guru dan murid, perbedaannya terletak pada
komunikasi yang di terapkan dan objek penelitiannya. Aziyati meneliti
pola komunikasi secara keseluruhan dalam pembinaan ibadah shalat
namun penulis meneliti komunikasi antarpribadi dalam membimbing
belajar bahasa Arab.
Ketiga,“ Komunikasi Antarpribadi Melalui Twitter (Analisis
Wacana terhadap Naskah Final Film Republik Twitter)” yang ditulis oleh
Nina Agustina 108051000068 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
tahun 2012.9Adapun persamaanya adalah sama-sama meneliti tentang
komunikasi

antarpribadi.

Sedangkan

perbedaannya

penelitian

ini

membahas tentang analisis wacana film namun peneliti sendiri membahas
tentang komunikasi antarpribadi yang dilakukan pengajar dengan murid
yang dikategorikan sudah dewasa dalam proses pembelajaran bahasa
Arab.
F.

Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan

sebuah penelitian yang

menghasilkan data deskriptif, yaitu pendekatan kualitatif. Yaitu dengan
Aziyati Ruhmana, “Pola komunikasi guru dan murid dalam pembinaan ibadah shalat di
raudhatul Atfhal Insanul Kamil Pulo Gebang Cakung”, ( skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, 208051000031, Universitas Islam Negeri Jakarta)
9
Nina Agustina, “Komunikasi Antarpribadi Melalui Twitter (Analisis Wacana terhadap
Naskah Final Film Republik Twitter)”, ( skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
108051000068, Universitas Islam Negeri Jakarta)
8

10
melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata,
gambar dan buku-buku. Data tersebut berdasarkan naskah wawancara,
catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.10 Penelitian deskriptif
berusaha mengungkap fakta suatu kejadian, objek, aktivitas, proses dan
manusia secara “apa adanya” pada waktu sekarang atau jangka waktu yang
masih memungkinkan dalam ingatan responden.11
2. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah LPB
Lafazh Center yang meliputi komunikator (pengajar) dan komunikan
(murid). Sedangkan objek penelitian adalah komunikasi yang dilakukan
staf pengajar Lafazh Center dengan murid dalam pembelajaran bahasa
Arab melalui interaksi komunikasi antarpribadi.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu penelitian dilakukan selama 6 bulan yakni pada tanggal 20
Desember 2014 sampai

20 Juni 2015 di LPB Lafazh Center

Serpong Tangerang.
b. Tempat Penelitian beralamat di Perkantoran Paramount Sparks
Blok C/9 Gading Serpong, Tangerang.
4. Tahapan Penelitian
Prosedur melakukan penelitian :
a. Pengumpulan Data

10

Lexy, J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2012) , cet. Ke-11 hal. 3
11
Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), hal. 203

11
Untuk memperoleh berbagai data yang diperlukan dalam
penelitian maka dibutuhkan teknik atau alat pengumpulan data
dengan langkah-langkah yang akan dilakukan penelitian ini yaitu:

1) Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan langsung untuk
memperoleh data yang diperlukan. Teknik yang peneliti gunakan
dalam observasi

ini yang bersifat langsung, yaitu mengamati

proses kegiatan belajar mengajar dalam

membimbing

belajar

bahasa Arab dan Al-Qur’an. Pengamatan dilakukan dua kali
seminggu

di

kelas

reguler

dan

private

dewasa.

Peneliti

mengobservasi komunikasi yang dilakukan pengajar (ustadz)
kepada muridnya yang kategori dewasa dalam proses belajar
bahasa Arab.
2) Wawancara
Wawancara dilakukan penulis kepada Ustadz Nofri Perwisa
selaku (Bussiness Development Manager) Lafazh Books Indonesia
sekaligus trainer bahasa Arab dan para staf pengajar seperti Ust.
Muhammad Zainuddin serta Ust. Lingga guna menggali keterangan
yang lebih dalam sehingga terkumpul informasi yang lengkap.
3) Dokumentasi
Dokumentasi yang telah di peroleh dari Lafazh Center berupa
catatan, artikel, web, www.facebook.com/LafazhBooksIndonesia,
www.lafazhcenter.com dan www.Lafazhbooks.com buku-buku

12
serta buletin akan digunakan untuk melengkapi data-data yang
telah terkumpul.
b. Pengolahan Data
Pengolahan data yang peneliti lakukan adalah

dengan cara

mencatat hasil wawancara dan mengidentifikasi masalah, perencanaan,
cara penyebaran informasi yang dilakukan Lafazh Center urutannya
sebagai berikut:
1) Persiapan; membuat instrumen berupa wawancara (pertanyaanpertanyaan), observasi dan dokumentasi. mengecek kembali
kelengkapan data instrumen
2) Pencatatan; mencatat hasil yang didapat dari proses wawancara
terhadap subjek penelitian.
Data diolah selain dalam bentuk narasi juga dalam bentuk tabel,
grafik dan gambar. Sebagai pedoman penulisan skripsi ini peneliti
menggunakan buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi”
yang disusun oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh
CeQDA April 2007.
c. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul lengkap, lalu di analisis dengan
tekhnik triangulasi yaitu menggabungkan hasil dari ketiga instrumen di
atas yakni wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian dikumpulkan
untuk diambil kesimpulannya, kemudian dat tersebut diolah kembali dan
di revisi dengan menggunakan deskriptif analisis pendekatan kualitatif.

13
Tujuan dari analisis deskriptif ini adalah untuk :
a. Memaparkan informasi yang aktual secara terperinci yang
melukiskan gejala yang ada.
b. Mengidentifikasi masalah atau menjelaskan kondisi dan
praktek-praktek yang berlaku.
c. Membuat perbandingan atau evaluasi12

G.

Sistematika Penulisan
Untuk

mempermudah

penulisan skripsi

ini,

penulis

akan

menggunakan sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab,
dengan susunan sebagai beriukut:
BAB I:

Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan
argumentasi mengenai studi ini. Menerangkan
secara garis besar mengenai latar belakang masalah
yang merupakan alasan pemilihan judul, rumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian
dan sistematika penulisan.

BAB II:

Kerangka teoritis menjelaskan tentang teori-teori
yang relevan untuk digunakan dalam penulisan
skripsi berguna menganalisa dan merancang sistem
yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku
referensi maupun website yang menjadi landasan
penelitian skripsi ini yaitu pengertian komunikasi,

12
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007),
cet. Ke-13, hal. 24-25.

14
komunikasi antarpribadi, pendekatan komunikasi
antarpribadi, strategi komunikasi antarpribadi.
BAB III:

Merupakan gambaran umum, yang terdiri dari awal
didirikannya lembaga pendidikan bahasa Lafazh
center, latar belakang didirikannya Lafazh center,
visi dan misi, struktur kepungurusan, program dan
sarana dan data personal pengajar dan murid Lafazh
Center.

BAB IV:

Merupakan pembahasan inti tentang pendekatan dan
strategi kendali komunikasi antarpribadi

yang

dilakukan pengajar Lafazh Center dengan murid
serta faktor pendukung dan penghambat dalam
melakukan proses pembelajaran Bahasa Arab di
LPB Lafazh center .
BAB V:

Merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan
saran sebagai sumbangsih penulis untuk melengkapi
kekurangan yang ditambah dengan harapan. Dan
mencantumkan daftar pustaka yang dipakai sebagai
rujukan.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang
artinya memberitahukan. Kata tersebut kemudian berkembang dalam
bahasa Inggris communication yang artinya proses pertukaran informasi,
konsep, ide, gagasan, perasaan, dan lain-lain antara dua orang atau lebih.
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan
communication, berasal dari kata communicatio atau dari kata communis
yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama dengan
maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku penerima dan
melaksanakan apa yang diinginkan oleh komunikator.
Definisi komunikasi menurut para ahli diantaranya sebagai berikut:
A. Wilbur

Schramm

mendefinisikan

komunikasi

sebagai

tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima,
dengan bantuan pesan pengirim dan penerima memiliki
beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan
dan simbol yang di kirim oleh pengirim, dan diterima serta
ditafsirkan oleh penerima”.1

1

Suranto AW, Komunikasi Sosial dan Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 2

15

16

B. Hovland, Janis, & Kelley merumuskan komunikasi adalah
proses

dimana

seorang

individu

(komunikator)

mentransmisikan stimulus untuk mempengaruhi tindakan orang
lain.2
C. Edward Depari mendefinisikan sebagai komunikasi sebagai
proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang
disampaikan melalui lambang tertentu, mengandung arti,
dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima
pesan.
Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
komunikasi secara sederhana adalah suatu proses pengiriman pesan atau
simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang komunikator kepada
komunikan dengan tujuan tertentu. Jadi dalam berkomunikasi terdapat
suatu pola, simbol yang mengandung arti tertentu. Arti dan makna simbol
di sini tentu saja tergantung pada pemahaman dan persepsi komunikan.
Oleh karena itu, komunikasi akan berjalan efektif bila komunikator dan
komunikan (pelaku komunikasi) mempunyai persepsi dan pemahaman
yang sama terhadap simbol. Apabila terdapat perbedaan persepsi dan
pemahaman, tujuan komunikasi dapat gagal.

2

hal. 5

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),

17

2. Unsur-unsur Komunikasi
Adapun unsur-unsur komunikasi dalam ruang lingkup komunikasi
adalah sebagai berikut:
a) Komunikator (Sender atau pengirim pesan/informasi)
Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan tempat asal pesan, sumber berita, informasi, atau
pengertian yang disampaikan atau bisa kita sebut sebagai orang atau
pihak yang mengirim/menyampaikan berita. 3 Dalam perannya sebagai
komunikator

tentunya

seorang

komunikator

harus

memiliki

keterampilan berkomunikasi yang baik agar pesan atau informasi yang
disampaikan kepada komunikan dapat efektif.
b) Pesan atau Berita (Message)
Message adalah pesan atau pesan-pesan, informasi atau
pengertian dari komunikator yang penyampaiannya disampaikan
kepada komunikan (audiens/khalayak) melalui penggunaan bahasa
atau lambang-lambang. Lambang atau simbol tersebut dapat berupa
tulisan, gambar, gerakan tubuh, lambaian tangan, kedipan mata, sinar,
warna, kode morse, bunyi sirene, bunyi peluit, bunyi bedug, bendera,
dan tentunya suara atau bahasa yang diucapkan manusia.
c) Media komunikasi
Saluran atau media komunikasi adalah sarana tempat
berlalunya simbol-simbol/lambang-lambang yang mengandung makna
berupa pesan/pengertian. Saluran atau medium komunikasi tersebut
3

H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Ineka Cipta, 2000),
cet. Ke-2, h. 93-94

18

berupa alat atau sarana yang menyalurkan suara (audio) untuk
pendengaran, tulisan dan gambar (visual) untuk penglihatan, bau
untuk penciuman, wujud fisik untuk perabaan, dan sebagainya.
d) Komunikan (Receiver atau penerima pesan/berita)
Komunikan adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai
subjek yang dituju oleh komunikator (pengirim/penyampai pesan),
yang menerima pesan-pesan (berita, informasi, pengertian) berupa
lambang-lambang yang mengandung arti dan makna.
e) Efek (effect) atau umpan balik (Feedback)
Efek

adalah

hasil

penerimaan

pesan/informasi

oleh

komunikan, pengaruh atau kesan yang timbul setelah komunikan
menerima pesan. Efek dapat berlanjut dengan memberikan respons,
tanggapan atau jawaban yang disebut umpan balik. Hal yang
terpenting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu
pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan efek atau
dampak tertentu pada komunikan. dampak yang ditimbulkan dapat
diklasifikasikan menurut kadarnya, yaitu:


Dampak kognitif, adalah dampak yang timbul pada
komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau
meningkatkan intelektulitasnya.



Dampak efektif, lebih tinggi kadarnya dari pada
dampak kognitif. Tujuan komunikator bukan hanya
sekedar supaya komunikan tahu, tetapi bergerak
hatinya,

menimbulkan

pesan

tertentu,

misalnya

19

perasaan iba, terharuh, sedih gembira, marah, dan
sebagainya.


Dampak behavioral, yang paling tinggi kadarnya, yakni
dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk
perilaku tindakan atau kegiatan.4

3. Bentuk-Bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi dapat diklasifikasikan menurut jumlah pihak
yang terlibat dalam proses komunikasi, dimulai dari komunikasi yang
melibatkan jumlah peserta komunikasi paling sedikit hingga komunikasi
yang melibatkan jumlah peserta paling banyak yakni meliputi:
a. Komunikasi intrapersonal
Proses komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri. Misalnya
proses berpikir untuk memechkan masalah pribadi. Dalam hal
ini ada proses tanya jawab dalam diri sendiri sehingga dapat
diperoleh keputusan tertentu.5
b. Komunikasi interpersonal
Komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal maupun non verbal.

4

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),
cet. Ke-4, hal. 7
5
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) Cet. ke-14
hal. 81

20

c. Komunikasi kelompok
Proses komunikasi yang berlangsung pada sekumpulan
orang yang mempunyai tujuan bersama. Contohnya seperti
diskusi kelompok, seminar, sidang kelompok, dan sebagainya.
d. Komunikasi publik
Komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah
besar orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu.
Komunikasi ini sering disebut pidato, ceramah, atau kuliah
umum.
e. Komunikasi organisasi
Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi, bersifat
formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang
lebih besar daripada komunikasi kelompok.
f. Komunikasi massa
Komunikasi yang melibatkan banyak orang. Ada
sebagian ahli mengatakan bahwa komunikasi massa adalah
komunikasi melalui media massa namun sebagian ahli lain
berpendapat

bahwa

komunikasi

massa

tidak

harus

menggunakan media massa contohnya seperti kampanye
politik.6

6

Suranto AW, Komunikasi Sosial dan Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 13

21

4. Sifat Komunikasi
Dilihat dari sifatnya, proses komunikasi dapat dibedakan menjadi:
a.

Komunikasi tatap muka
Dalam hal ini pihak-pihak yang terkait dalam proses

komunikasi saling bertemu dan bertatap muka dalam suatu tempat
tertentu.
b.

Komunikasi bermedia
Proses komunikasi dengan menggunakan media, seperti

telepon, surat, radio, dan sebagainya.
c.

Komunikasi verbal
Komunikasi dengan ciri bahwa pesan yang dikirimkan berupa

pesan verbal atau dalam bentuk ungkapan kalimat, baik secara
lisan maupun tulisan.
d.

Komunikasi non-verbal
Komunikasi dengan ciri bahwa pesan yang disampaikan

berupa pesan non-verbal atau bahasa isyarat, baik isyarat badaniah
(gestural) maupun isyarat gambar (pictoral).7

B. Komunikasi Antarpribadi
1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu
proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi
secara tatap muka (face to face) dalam keadaan tertentu . Dalam proses

7

Suranto AW, Komunikasi Sosial dan Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal. 14

22

pertukaran makna tersebut selalu mengalirkan pesan. Komunikasi tidak
selalu

menggunakan

kata-kata

verbal

semata.

Kadang-kadang

menggunakan lambang-lambang pesan yang disebut pesan-pesan non
verbal. Jenis komunikasi ini dianggap paling efektif untuk menyampaikan
informasi, pertukaran makna dan mengubah sikap, pendapat atau perilaku
manusia
Komunikasi dengan kenalan, teman, sahabat, pacar, satu lawan satu,
disebut

komunikasi

interpersonal

atau

biasa

disebut

komunikasi

antarpribadi. Komunikasi antarpribadi adalah interaksi tatap muka antar
dua atau beberapa orang, di mana pengirim dapat menyampaikan pesan
secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi
secara langsung pula.8

2. Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi
Berdasarkan sifatnya komunikasi antarpribadi diklasifikasikan
menjadi dua jenis yaitu:
a. Komunikasi Diadik (dyadic communication)
Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang
berlangsung antara dua orang yakni seorang berlaku komunikator
yang menyampaikan pesan dan seorang lagi menjadi komunikan
yang menerima pesan.
b. Komunikasi Triadik (triadic communication)

Agus M. Hardjana, “ Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal”, (Yoygyakarta:
Kanisius,2003) hal. 85
8

23

Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang
pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan
dua orang komunikan. 9
Jika triadik dibandingkan dengan komunikasi diadik maka
lebih efektif komunikasi diadik karena komunikator memusatkan
perhatiannya hanya kepada seorang komunikan.

3. Tahap-Tahap Hubungan Antarpribadi
Suatu hubungan antarpribadi berlangsung melewati tiga tahap:
pembentukan hubungan, peneguhan hubungan, dan pemutusan
hubungan.
a. Pembentukan Hubungan Antarpribadi
Tahap

ini

disebut

sebagai

tahap

perkenalan

(acquaintance process) yang terfokus pada proses penyampaian
dan penerimaan informasi dalam pembentukan hubungan.
Steve Duck menulis: “ perkenalan adalah proses
komunikasi di mana individu mengirimkan (secara sadar) atau
menyampaikan (kadang-kadangtidak sengaja) informasi tentang
struktur dan isi kepribadiannya kepada bakal sahabatnya,
dengan menggunakan cara-cara yang agak berbeda pada
bermacam-macam tahap perkembangan persahabatan.”10
Dalam tahap ini informasi yang dicari dan disampaikan
umumnya berkisar mengenai data demografis, usia, pekerjaan,
tempat tinggal, keadaan keluarga, dan sebagainya.

9

Onong Uchjana Effendy,Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi , (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2007), hal. 63
10
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005),
hal. 125

24

b. Peneguhan Hubungan Antarpribadi
Untuk

memelihara

dan

mempererat

hubungan

antarpribadi ada empat faktor yang amat penting dalam
memelihara keseimbangan ini, yaitu:
1. Keakraban
Merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih
sayang. Hubungan antarpribadi akan terpelihara apabila
kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban
yang diperlukan.
2. Kontrol
Faktor kedua harus dapat mengontrol. Jika terjadi
pendapat yang berbeda dari pelaku komunikasi maka
harus terjadi kesepakatan tentang siapa yang akan
mengontrol, siapa yang mendominasi percakapan,
siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila
masing-masing berkuasa, atau tidak ada pihak yang
mengalah.
3.

Respons yang tepat
Dalam faktor ini respons terbagi ke dalam kedua

kelompok

yaitu

konfirmasi

yang

konfirmasi
akan

dan

diskonfirmasi.

memperteguh

hubungan

antarpribadi sedangkan diskonfirmasi akan merusaknya.

25

4.

Nada emosional yang tepat
Faktor yang keempat adalah keserasian suasana

emosional

ketika

berlangsungnya

antarpribadi.

Walaupun

dua

orang

komunikasi
yang

sedang

berinteraksi dalam suasana emosional yang berbeda ,
tetapi interaksi akan stabil jika seseorang mengerti dan
ikut menyamakan suasana emosional yang lain.
Jika empat faktor di atas telah terjalin dengan
baik dipastikan komunikasi antarpribadi yang dilakukan
oleh kedua belah pihak antara komunikator dan
komunikan dapat berjalan dengan baik dan sesuai tujuan
sekaligus dapat menjaga keseimbangan dan mempererat
hubungan komunikasi.

c. Pemutusan Hubungan Antarpribadi
Terdapat lima sumber konflik pemutusan hubungan
antarpribadi yang diambil dari analisis R.D. Nye (1973) dalam
bukunya Conflict among Humans yakni:
1. Kompetisi
Salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu
dengan mengorbankan orang lain, misalnya menunjukkan
kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan
orang lain.

26

2. Dominasi
Salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain
sehingga orang itu merasakan hak-haknya dilanggar.
3. Kegagalan
Masing-masing berusaha menyalahkan yang lain
apabila tujuan bersama tidak tercapai.
4. Provokasi
Salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang
ia ketahui menyinggung perasaan orang lain.
5. Perbedaan nilai
Kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang
mereka anut.11

C. Pendekatan Komunikasi antarpribadi
Proses pembelajaran dapat disebut juga bentuk pendekatan
komunikasi antarpribadi dimana komunikasi yang terjadi antara subjek
didik dengan pendidik, antara mahasiswa dengan dosen, antara siswa
dengan guru. Antara pengajar dan murid. Komunikasi dalam bentuk
diskusi dalam proses belajar mengajar berlangsung amat efektif, baik
antara pengajar dengan murid maupun diantara murid sendiri sebab
mekanismenya memungkinkan murid terbiasa mengemukakan pendapat
secara argumentatif dan dapat mengkaji dirinya.

11

hal.129

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005),

27

Menurut Miller dan Stainberg mengemukakan bahwa suatu bentuk
komunikasi termasuk komunikasi antar pribadi atau bukan perlu dilakukan
pemahaman terhadap identifikasi 3 analisis tingkat informasi, yaitu12:
1. Analisis tingkat kultural
Kebudayaan merupakan sekumpulan keteraturan, norma,
institusi sosial, kebiasaan, dan ide-ide yang dimiliki oleh
sekumpulan orang. Terkadang kebudayaan didefinisikan sebagai
lokasi geografis, etnis, pola religius. Para ahli menganggap bahwa
orang yang termasuk kelompok kebudayaan yang sama mempunyai
kesamaan cara bertingkah laku dan tampak memiliki sikap dan
nilai tertentu. Dengan demikian, kebudayaan dapat memberi
petunjuk bagaimana anggota kelompok kebudayaan tertentu akan
berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
Terdapat dua macam kultur, yaitu homogeneous, apabila
orang-orang di suatu kultur berperilaku kurang lebih sama dan
menilai sesuatu juga sama. Sedangkan yang heterogenous adanya
perbedaan-perbedaan di dalam pola perilaku dan nilai-nilai yang
dianutnya. Ketika berhadapan dengan individu yang spesifik,
seseorang harus berhati-hati untuk menerapkan perkiraan tentang
orang tersebut berdasar data tingkat kebudayaan. Masing-masing
individu yang tergabung dalam suatu kelompok kebudayaan
mempunyai kepribadian sendiri-sendiri.13

12

Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011), hal. 2
13
http://www.academia.edu/6874468/Komunikasi_antar_pribadi diakses pada tanggal 21
September 2014 pukul 15.00

28

2.Analisis tingkat sosiologis
Analisis tingkat sosiologis didasarkan pada pertimbangan
yang dibuat tentang orang lain dengan mengetahui kelompok
tempat orang tersebut termasuk. Ada pertimbangan untuk
mengelompokkan seseorang ke dalam kelompok tertentu berdasar
keanggotaannya pada bentuk kelompok sosial yang dipilihnya.
Namun ada juga keanggotaan kelompok yang tidak dipilih sendiri
oleh yang bersangkutan, misalnya termasuk ke dalam kelompok
orang tua, dewasa, dan remaja. Bagaimanapun juga, anggota yang
termasuk kelompok tertentu, baik yang dipilih sendiri maupun tidak
mempunyai kesamaan dengan anggota lainnya dalam satu
kelompok. Antar kelompok itu sendiri mempunyai perbedaan yang
merupakan ciri dari masing-masing bentuk kelompoknya.

3. Analisis tingkat psikologis
Analisis tingkat psikologis didasarkan pada dua orang yang
sering berinteraksi dan mendasarkan prediksinya mengenai satu
sama lain terutama pada data psikologis secara khusus menegaskan
bahwa mereka mengenal satu sama lain sebagai individu.14 Dan
juga menuntut adanya saling mengenal antar individu yang terlibat
di dalam transaksi komunikasi. Walaupun individu mempunyai
sekumpulan data mengenai kebudayaan dan sosiologis seseorang
tidak dapat memperkirakan perilaku khusus seseorang yang
14

Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011), hal. 5

29

dihadapinya. Informasi mengenai data tingkat psikologis tidak dapat
dipisahkan dari proses keintiman yang terjalin, terkadang seseorang
memberikan informasi mengenai dirinya sendiri kepada orang lain,
dan mendapatkan informasi balik dari orang lain mengenai dirinya.
Sehingga di dalam komunikasi antarpribadi yang lebih
ditekankan adalah komunikasi yang berdasar pada analisis tingkat
psikologis, tingkat kebudayaan dan sosiologis digunakan sebagai
pelengkap di dalam mengumpulkan data tentang seseorang yang
sedang dihadapi.15

D. Strategi Komunikasi Antarpribadi
Strategi kendali komunikasi terdiri dari banyak strategi kendali
komunikasi. Strategi-strategi komunikasi antarpribadi menjadi
bagian dari pola kendali komunikasi individu apabila ia
memperoleh informasi baru mengenai pendekatan-pendekatan
yang lebih efektif guna memperoleh respons yang diinginkan.
Miller dan Stainberg (1975) membaginya dalam lima strategi,
diantaranya adalah16:
1. Strategi Wortel Teruntai
Strategi wortel teruntai atau dangling carrot strategies
berisiskan atau berupa pemberian imbalan yang oleh komunikator
diberikan kepada pihak lain. Strategi wortel teruntai ini

15

http://www.academia.edu/6874468/Komunikasi_antar_pribadi diakses pada tanggal 21
September 2014 pukul 15.00
16
Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011), hal.75

30

berasumsikan bahwa komunikator dapat meningkatkan probabilitas
untuk memperoleh respons yang diinginkan apabila komunikator
memberikan kepada seseorang imbalan.
Tujuan dari strategi ini ialah untuk mengubah tingkat, arah,
dan substansi mengenai perilaku-perilaku dan memperkuat
reinforce perubahan-perubahan ini apabila hal itu diinginkan. Dua
prosedur dasar bagi implementasi strategi wortel teruntai ialah
dengan

menciptakan

rangkaian-rangkaian

stimulus-response-

reward dan menghasilkan pengembangan strategi wortel pada
orang lain. Diluar pemahaman tujuan-tujuan dan prosedur-prosedur
ini,strategi

wortel

yang

efektif

harus

memiliki

beberapa

kemampuan berkomunikasi.

2. Strategi Pedang Tergantung
Strategi pedang tergantung didasarkan pada asumsi bahwa
komunikator akan mengulang perilaku yang menyebabkan
diberinya imbalan. Komunikator yang hendak mengurangi
probabilitas respons yang tidak diinginkan akan berlindung pada
strategi pedang tergantung. Strategi ini merupakan hukuman.
Seorang komunikator bisa menghukum pihak lainnya supaya orang
itu mengurangi atau membatasi perilaku-perilaku yang tidak
disukai oleh yang memberi hukuman.17

17

Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2011), hal. 79

31

Strategi pedang mirip dengan strategi wortel, karena efektivitas
kedua strategi itu bergantung kepada apakah responden merasakan
adanya keuntungan atau manfaat pribadi dengan memberikan
respons

yang

diinginkan

pengendali.

Taktik

utama

dari

pengendalian strategi pedang ialah memicu strategi-strategi
komplementer dari responden.

3. Strategi Katalisator
Strategi kendali katalisator atau catlyst control strategies
terjadi dimana seorang komunikator mencoba memancing respons
yang ia inginkan, tetapi sebaliknya bukan memberikan imbalan
atau ancaman hukuman, komunikator sekedar mengingatkan
kepada yang bersangkutan akan suatu tindakan yang agaknya bisa
diterima dan diinginkan oleh yang bersangkutan. Metode ini
bergantung kepada kefektifan m