komunikasi Dalam proses belajar mengajar.docx

Dalam proses belajar mengajar, pendekatan PAIKEM sangat perlu sekali untuk diterapkan.
Mengapa? Sekurang - kurangnya ada dua alasan perlunya pendekatan PAIKEM diterapkan di
sekolah yakni :
1. PAIKEM lebih memungkinkan peserta didik dan guru sama - sama aktif terlibat
dalam pembelajaran. Selama ini kita lebih banyak mengenal pendekatan pembelajaran
konvensional. Hanya guru yang aktif (monologis), sementara para siswanya pasif,
sehingga pembelajaran menjemukan, tidak menarik, tidak menyenangkan, bahkan
kadang - kadang menakutkan siswa.
2. PAIKEM lebih memungkinkan guru dan siswa berbuat kreatif bersama. Guru
mengupayakan segala cara secara kreatif untuk melibatkan semua siswa dalam proses
pembelajaran. Sementara itu, peserta didik juga didorong agar kreatif dalam
berinteraksi dengan sesama teman, guru, materi pelajaran dan segala alat bantu
belajar, sehingga hasil pembelajaran dapat meningkat.
PAIKEM dilandasi oleh falsafah konstruktivisme yang menekankan agar peserta didik
mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau pengetahuan awal yang telah
dimilikinya, sehingga mereka mampu membangun makna bagi fenomena yang berbeda.
Falsafah Pragmatisme yang berorientasi pada tercapainya tujuan secara mudah dan langsung
juga menjadi landasan PAIKEM, sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi
subyek aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing belajar mereka.

Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah

B. Ciri-ciri Pembelajaran Berbasis Masalah
1.

Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan peserta didik hanya
sekedar mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui
strategi pembelajaran berbasis masalah peserta didik aktif berpikir, berkomunikasi, mencari
dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkannya.
2. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah.
Strategi pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah
sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya,
tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
3. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan
pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan
metode ilmiah adalah proses berpikir dedukti dan induktif. Proses
berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya
berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan

empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan
fakta yang jelas.

Terdapat 3 ciri utama dari PBM. Pertama PBM merupakan rangkaian
aktivitas pembelajaran. PBM mengharuskan siswa untuk aktif berfikir,
berkomunikasi, mencari, mengola data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua,
aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. PBM menempatkan
masalah sebagai kata kunci dari proses pelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak
mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan
menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah, yaitu berpikir secara deduktif dan
induktif.
Arends mengidentifikasikan 5 karaktersistik pembelajaran berbasis masalah sebagai
berikut:
a. Pengajuan masalah atau pertanyaan
Artinya, pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di
sekitar pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara
pribadi bermakna untuk siswa. Menurut Arends, pertanyaan dan masalah yang
diajukan haruslah memenuhi kriteria sebagai berikut.
1) Autentik, yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata siswa
dari pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
2) Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan
masalah baru bagi siswa.
3) Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami

dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
4) Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, artinya masalah tersebut
mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu,
ruang dan sumber yang tersedia dan didasarkan pada tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan.
5) Bermanfaat, yaitu masalah yang telah disusun dan dirumuskan haruslah
bermanfaat, yaitu dapat meningkatkan kemampuan berfikir memecahkan
masalah siswa, serta membangkitkan motivasi belajar siswa.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Artinya, meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata
pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu-ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki
telah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau
masalah itu dari banyak mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik
Artinya, Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis
dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan
eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan.
d. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya

Artinya, Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan
produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang
menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan
e. Kolaborasi
Artinya, Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dicirikan oleh siswa yang
bekerja satu sama dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam
kelompok kecil

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256464-ciri-dan-karakteristikpembelajaran-berbasis/#ixzz358rHTxX0