Dampak Industrialisasi Pedesaan Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kecamatan Tanjung Morawa...

DAMPAK INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP
PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG
MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

OLEH

JUARA SIMANJUNTAK
982103019/PWD

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2003
Juara Simanjuntak : Dampak Industrialisasi Pedesaan Terhadap Pengembangan Wilayah Di …,2003
USU Repository © 2007

RINGKASAN
Juara Simanjuntak, Dampak Industrialisasi Pedesaan Terhadap Pengembangan Wilayah Di
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, di bawah komisi pembimbing Dr.lr.A.

Rahim Matondang,MSIE sebagai ketua, Drs. Murbanto Sinaga,MA., dan Drs. Tuana
Simamora,M.S., sebagai anggota.
Tujuan penelitian adalah untuk (1) mengetahui dampak industrialisasi pedesaan terhadap tingkat
pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja (2) mengetahui dampak industrialisasi pedesaan
terhadap perubahan struktur perekonomian, serta (3) mengetahui faktor-faktor apakah yang
mendorong keberhasilan industrialisasi pedesaan.
Analisis data yang digunakan adalah Metode Location Quotient (LQ), dengan indikator
pendapatan dan tenaga kerja. Dengan tujuan untuk mengetahui apakah suatu sektor bersifat basis
atau non basis. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mepengaruhi keberhasilan industrialisasi
pedesaan dilakukan dengan uji Analisis Regresi Berganda melalui pengolahan data
dengan Software Statistical Package for the Social Sciences (SPSS), termasuk uji asumsi klasik
terhadap model persamaan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sub sektor industri kecil dan rumah tangga secara
keseluruhan merupakan sektor basis dalam perekonomian Kecamatan Tanjung Morawa, hal ini
dapat dibuktikan oleh nilai Location Quotient (LQ) yang lebih besar dari dari satu (LQ>1) dengan
indikator pendapatan dan tenaga kerja. Dapat disimpulkan bahwa selama tahun 1997 sampai 2001
sub sektor industri kecil dan rumah tangga merupakan sektor basis yang mendatangkan pendapatan
dari luar wilayah ke dalam wilayah Kecamatan Tanjung Morawa melalui kegiatan ekspor.
Apabila pertumbuhan pendapatan meningkat, maka peluang pertumbuhan kesempatan
kerja akan mengalami peningkatan. Hal ini akan mendorong peluang peningkatan investasi dan

konsumsi wilayah yang lebih besar, sehingga kebutuhan tenaga kerja akan meningkat. Dengan
demikian dampak industrialisasi pedesaan yang mencakup sub sektor industri kecil dan rumah tangga
terhadap pembangunan wilayah Kecamatan Tanjung Morawa sangatlah berarti.
Rata-rata (mean) tingkat pendapatan usaha dari industri kecil dan rumah tangga di
Kecamatan Tanjung Morawa sebesar Rp. 2.508.356,- maka dapat dikatakan bahwa industri kecil dan
rumah tangga dapat memberikan sumbangan terhadap pendapatan pengerajin.

Juara Simanjuntak : Dampak Industrialisasi Pedesaan Terhadap Pengembangan Wilayah Di …,2003
USU Repository © 2007

berdasarkan analisis korelasi antara pendapatan pengerajin (Y) sebagai variabel
dependen dengan modal (X 1 ), fasilitas kredit (X 2 ), sifat usaha (X3), sistem pemasaran (X4) dan
jumlah tenaga kerja (X5) sebagai variabel independen bahwa secara keseluruhan bahwa variabel
independen mempunyai hubungan atau korelasi yang kuat dan signifikan terhadap variabel
dependen. Korelasi tersebut bersifat positip.
Hasil pengolahan data dapat menunjukkan bahwa besarnya koefisien determinasi (R 2 )
dari model persamaan regresi diperoleh sebesar 0.873 yang berarti bahwa variabel penjelas
(explanatory variable atau independent) yaitu variabel modal, fasiltas kredit, sifat usaha,
sistem pemasaran dan jumlah tenaga kerja dapat menjelaskan perubahan variabel tak bebas atau
variabel dependen (dependent variable) yaitu pendapatan sebesar 87.3 %.

Berdasarkan hasil uji ANOVA atau F test pada model persamaan regresi maka
diperoleh F-hitung sebesar 60.459, dimana DF numerator adalah 5 (jumlah variabel –1)
dan DF denuminator adalah 44 (jumlah kasus jumlah variabel) dengan tingkat signifikansi ( )
= 5% maka diperoleh F-tabel sebesar 2.43. Dengan demikian F-hitung lebih besar dari F-tabel
berarti signifikansi yang berarti seluruh variabel independen yang ada yaitu modal, fasilitas kredit,
sifat usaha, sistem pemasaran dan jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan pada
taraf kepercayaan 95%.
Untuk mengetahui apakah secara individu atau secara parsial masing-masing variabel
independen dalam model persamaan regresi dapat berpengaruh nyata terhadap variabel
dependennya dilakukan dengan Uji T atau t-test. Jika nilai t-hitung > dari t-tabel pada tertentu ,
maka signifikan. Dari model persamaan regresi ditunjukkan bahwa t hitung untuk variabel modal (X1)
sebesar 3,062 , variabel fasilitas kredit (X2) sebesar 2,179 , variabel sifat usaha sebesar 2,195 ,
variabel sistem pemasaran sebesar 3,226 dan variabel jumlah tenaga kerja sebesar 2,056.
Sedangkan besarnya t Labe, pada pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,0154. Melihat perhitungan
tersebut bahwa t hitung (untuk setiap variabel independen) lebih besar dari ttabel(t hitung > t tabel)pada
tingkat signifikansi sebesar 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor modal,
fasilitas kredit, sifat usaha, sistem pemasaran dan jumlah tenaga kerja secara parsial atau
individu mempengaruhi pendapatan pengerajin.
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik untuk melihat apakah hasil regresi sudah
memenuhi kriteria Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dilakukan dengan pengujian

autokorelasi, heteroskedastisitas dan rriultikolinearitas. Berdasarkan pengujian terhadap
hasil regresi tidak ditemui masalah autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinearitas.

Juara Simanjuntak : Dampak Industrialisasi Pedesaan Terhadap Pengembangan Wilayah Di …,2003
USU Repository © 2007