Tanggung Jawab Perdata Dokter Bedah Dalam Hal Kelalaian Medik Di Kota Medan

TANGGUNG JAWAB PERDATA DOKTER BEDAH DALAM HAL KELALAIAN MEDIK DI KOTA MEDAN
TESIS
Oleh :
MUHLIS 953105020 ILMU HUKUM / HUKUM PERDATA
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2004
Muhlis : Tanggung Jawab Perdata Dokter Bedah Dalam Hal Kelalaian Medik Di Kota MedaN, 2004 USU Repository © 2007

TANGGUNG JAWAB PERDATA DOKTER BEDAH DALAM HAL KELALAIAN MEDIK DI KOTA MEDAN Muhlis1 Sanwani Nasution Sri Kastini2 intisari
Secara hukum seorang tenaga medis mempunyai kedudukan yang sama dengan pasiennya. Masing-masing memiliki hak dan kewajiban yang harus dilindungi. Artinya seseorang yang sakit memiliki hak dan kewajiban, karena mereka sebagai subjek hukum yang dapat mengambil keputusan terhadap kelangsungan kehidupannya sendiri. Kesepakatan antara tenaga medik (dokter) dengan pasien itu merupakan suatu hubungan hukum, yang menerbitkan hak dan kewajiban bagi para pihak. Dengan adanya perjanjian antara dokter dan pasien menurut Pasal 1320 KUH Perdata akan menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing pihak yang terikat dalam perjanjian itu. Prinsip hukum perdata dalam hal terjadi kelalaian/kesalahan medik didasarkan pada Pasal 1365, 1366 dan 1367 KUH Perdata.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yakni penelitian yang berusaha menggambarkan dan menganalisis gejala dan fakta tentang tanggung jawab perdata dokter bedah akibat kelalaian medik. Materi penelitian diperoleh melalui pendekatan hukum normatif sosiologis yang didukung data primer dan data sekunder. Penggunaan pendekatan hukum normatif dan sosiologis maksudnya pendekatan terhadap masalah dengan cara melihat dari segi peraturan perundang-undangan yang belaku dan kenyataan yang terjadi lapangan.
Hubungan hukum antara dokter dan pasien terjadi pada saat perjanjian penyembuhan (transaksi terapeutik) dilakukan. Perjanjian penyembuhan itu terjadi antara dokter dan pasien. Perjanjian diawali oleh adanya keinginan pasien untuk berobat. Keinginan pasien untuk berobat disanggupi oleh dokter, lalu dokter memberikan pelayanan kesehatan dengan baik. Di Kota Medan hubungan hukum dokter dan pasien telah didahului oleh adanya kesepakatan ketika akan dilakukan tindakan medis. Kesepakatan itu terlihat pada sikap dokter terlebih dahulu meminta persetujuan pasien sebelum melakukan operasi bedah. Kelalaian medik merupakan suatu sikap atau tindakan lalai yang diperlihatkan seorang tenaga kesehatan dalam rnelaksanakan sesuatu hal terhadap orang lain, apakah dengan sifat acuh tak acuh, atau sembarangan. Perbuatan lalai itu disebut malpraktek, yakni adanya unsur kesalahan yang menyimpang dalam kegiatan medik yang dilakukan oleh sang dokter. Proses penyelesaian yang ditempuh akibat malpraktek yang terjadi di Kota Medan adalah secara musyawarah kekeluargaan.
Kata Kunci; tanggungjawab, dokter bedah 1. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 2. Program Pascasarlana. Universitas Sumatera Utara
Muhlis : Tanggung Jawab Perdata Dokter Bedah Dalam Hal Kelalaian Medik Di Kota MedaN, 2004 USU Repository © 2007

SURGEON CIVIL RESPONSIBILITY IN MEDICAL NEGLIGENCE IN MEDAN CITY ABSTRACT
Judicially a medical expert (doctor) posses an equal position with his or her patient. Each of them conferred with the rights and obligations that should be protected. This is literally means that a patient posses a right and obligations as legal subject who can decide towards continuity of their own life. The agreement between the medical (doctor) and the patient constitutes a legal relationship which confer rights and obligations for both parties. Based on the agreement between the doctor and the patient according to Article 1320 KUH Perdata (Civil Code) which present rights and obligations of each party bound by that agreement. The general principle of Civil Law in the case of negligence were based on Article 1365, 1366 and 1367 KUH Perdata (Civil Code).
The research applied the analytical descriptive method, where it is intended to describe and to analyze the indication and facts relates to civil responsibility of the surgeon as the consequences of his negligence. The research design also applied sociology and normative legal approach would be using and looking at on how the positive law in action applies with the facts existed in the practice.
Legal relationship existed between doctor and patient during the healing process (therapeutic transaction). The healing agreement or relationship occurred between the doctor and patient during this time. The agreement imitated with the patient wish to obtain medical services where the doctor then provide the patient with medical service. In the city of Medan, the practice of the legal relationship between the doctor and the patient pursue with an understanding where the doctor the initiate his action in the surgery (treatment) for the patient. The negligence of the doctor shown or existed during which the doctor performed a careless action or being ignorant. However, in practice, the problem of negligence mostly settle through conciliation or consensus. Keyword: responsibilities, surgeon.
Muhlis : Tanggung Jawab Perdata Dokter Bedah Dalam Hal Kelalaian Medik Di Kota MedaN, 2004 USU Repository © 2007