Pertumbuhan Wisatawan Mancanegara
Pertumbuhan Wisatawan Mancanegara
Gambar 17. Pertumbuhan Jumlah Wisatawan Mancanegara, Triwulan I Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018 (YoY, persen)
2018 Jumlah Wisman (ribu orang, BPS)
2016
2017
Pertumbuhan (%, y-o-y, sb. kanan)
Sumber: Badan Pusat Statistik (2018), diolah Pada triwulan II tahun 2018, jumlah wisatawan
Jumlah wisman pada triwulan II tahun 2018
mancanegara (wisman) mencapai 3,86 juta orang,
mencapai 3,86 juta orang,
atau meningkat 11,46 persen dibandingkan dengan
atau meningkat 11,46
triwulan II tahun 2017. Secara kumulatif, jumlah
persen dibandingkan
wisman hingga Juni 2018 mencapai 7,52 juta orang
triwulan II tahun 2017.
atau meningkat 13,08 persen. Meskipun masih mengalami peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara, tingkat pertumbuhan kunjungan
kembali mengalami perlambatan dibandingkan dengan tahun 2017. Salah satu penyebab perlambatan tersebut adalah beberapa bencana alam yang terjadi di Bali sejak akhir tahun 2017 lalu. Hal dapat menjadi indikasi jika pariwisata Indonesia masih sangat bergantung kepada Bali. Percepatan pengembangan destinasi lainnya
wisman
untuk mengurangi ketergantungan pariwisata Indonesia terhadap Bali.
diperlukan
PERKEMBANGAN KEUANGAN NEGARA Pendapatan Negara dan Hibah
Realisasi Pendapatan
Pada triwulan II tahun 2018, realisasi Pendapatan
Negara dan Hibah hingga
Negara dan Hibah mencapai Rp833,4 triliun atau
triwulan II tahun 2018
44,0 persen dari target APBN 2018 (Tabel 19).
meningkat dibandingkan
Realisasi tersebut meningkat dibandingkan periode
periode yang sama tahun
yang sama pada tahun sebelumnya. Hal ini didorong
sebelumnya.
oleh kinerja positif baik dari sisi penerimaan perpajakan maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Tabel 19. Perkembangan Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah, 2012 – Q22018 (Rp triliun)
Q2-2018 Keterangan
Q2-2017
Nominal % APBN Nominal % APBN
Sumber: Kementerian Keuangan Realisasi penerimaan
Realisasi penerimaan perpajakan sampai dengan
perpajakan triwulan II tahun
Juni 2018 mencapai Rp653,5 triliun (40,4 persen dari
2018 menunjukan kinerja
target APBN 2018), meningkat 14,3 persen dari
positif, didorong oleh
realisasi triwulan II 2017 sebesar Rp571,9 triliun
peningkatan PPN dan PPh.
(38,2 persen APBN 2017). Pertumbuhan positif ini disumbang oleh kinerja positif komponen utama pajak yaitu Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas, khususnya dari jenis pajak PPh Badan serta PPh Pasal
21. Pertumbuhan PPh Pasal 21 tidak terlepas dari pengaruh pembayaran tunjangan hari raya sebelum libur Hari Raya Idul Fitri. Peningkatan konsumsi masyarakat juga mendorong peningkatan PPN secara signifikan sebesar 13,6 persen menjadi Rp218,1 triliun (Gambar 18).
Gambar 18. Realisasi Komponen Penerimaan Perpajakan, Juni 2018 (Rp triliun) 314,3 359,4
Juni 2017 Juni 2018
Pajak Penghasilan
Cukai Pajak Pertambahan
Pajak
PBB dan Pajak
Sumber: Kementerian Keuangan
Seperti halnya penerimaan
Tingginya realisasi penerimaan perpajakan juga
perpajakan, PNBP juga
diikuti dengan PNBP yang meningkat. Realisasi PNBP
menunjukan kinerja yang
sampai dengan Juni 2018 mencapai Rp176,8 triliun
positif, khususnya
atau 64,2 persen dari target APBN, yang secara
penerimaan SDA migas.
komposisi masih didominasi oleh penerimaan SDA migas dengan proporsi sebesar 33 persen. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan realisasi sampai dengan Juni 2017, yaitu 58,4 persen APBN (Tabel 19). Peningkatan tersebut terutama didorong oleh penerimaan SDA migas yang mencapai Rp58,8 triliun, lebih tinggi dibandingkan realisasi Juni 2017, yakni Rp39,7 triliun (Gambar 19). Tingginya realisasi migas tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya harga komoditas migas, khususnya harga minyak bumi dan batu bara sepanjang periode triwulan II tahun 2018. Peningkatan komponen PNBP Lainnya yang juga cukup signifikan disumbang oleh kenaikan realisasi Penjualan Hasil Tambang, sejalan dengan peningkatan harga batu bara.
Gambar 19. Realisasi Komponen PNBP, Juni 2018 (Rp triliun)
Juni 2017 Juni 2018
SDA Migas SDA Non Migas Pendapatan dari KND PNBP Lainnya Pendapatan BLU
Sumber: Kementerian Keuangan Belanja Pemerintah
Realisasi belanja negara hingga Juni 2018 mencapai
Realisasi Belanja Negara hingga Juni 2018 sedikit
Rp944,0 triliun atau 42,5 persen dari target APBN.
menurun dibandingkan
Dengan demikian, realisasi belanja negara hingga
Juni 2017.
Juni 2018 sedikit menurun dari realisasi pada periode yang sama pada tahun 2017, yaitu sebesar 42,9 persen. Hal tersebut disebabkan oleh realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada Juni 2018 yang menurun menjadi 50,3 persen terhadap target APBN, lebih rendah dibandingkan Juni 2017 yakni sebesar 51,6 persen (Gambar 20). Sementara, realisasi belanja Pemerintah Pusat hingga Juni 2018 mencapai 38,4 persen dari target APBP, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada Juni 2017 yang mencapai 37,9 persen dari target APBN.
Gambar 20. Perkembangan Komponen Belanja Negara (% terhadap Target APBN)
Juni 2017
Juni 2018
Belanja pemerintah
pusat
%APBN %APBN
%APBN
Juni 2017 Juni 2018
Belanja transfer ke daerah 51,6
%APBN %APBN
dan dana desa %APBN
Sumber: Kementerian Keuangan
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat pada triwulan II
Realisasi belanja
tahun 2018 mencapai Rp558,4 triliun (38,4 persen
pemerintah pusat triwulan II tahun 2018 tercatat lebih
APBN 2018), lebih tinggi dibandingkan tahun
tinggi dibandingkan
sebelumnya, baik secara persentase maupun
triwulan II tahun 2017,
nominal. Pertumbuhan realisasi tersebut terutama
didorong oleh realisasi
dipengaruhi oleh realisasi Subsidi sebesar Rp73,9
subsidi, bantuan sosial, dan belanja pegawai.
triliun (tumbuh 25,9 persen) dan Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp45,1 triliun (tumbuh 74,9 persen) (Gambar 21).
Selanjutnya, realisasi komponen belanja Pemerintah Pusat lainnya juga mengalami peningkatan. Realisasi belanja pegawai mencapai Rp103,8 triliun, lebih tinggi dibandingkan realisasi belanja pegawai pada periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp93,6 triliun, yang didorong oleh antara lain pembayaran tunjangan guru serta THR bagi pensiunan. Realisasi belanja barang mencapai Rp106,4 triliun atau 31,4 persen dari target APBN 2018, mencerminkan percepatan kegiatan yang mendukung operasional pemerintahan. Sementara itu, realisasi belanja modal mengalami sedikit penurunan dari realisasi periode yang sama tahun 2017, disebabkan oleh teknis pengadaan barang/jasa Pemerintah dan belum tuntasnya pembebasan lahan. Tingginya belanja negara juga didorong dari pembayaran bunga utang yang mencapai Rp120,6 triliun (50,5 persen APBN).
Gambar 21. Perkembangan Beberapa Komponen Belanja Pemerintah Pusat, Maret 2018 (Rp triliun)
Belanja Pegawai
Rp103,8T
Belanja Barang
Belanja Modal 20,0% Bantuan Sosial
Bunga Utang
Sumber: Kementerian Keuangan
Upaya pemerintah dalam mengurangi belanja
Realisasi belanja subsidi pada triwulan II 2018
kurang produktif, belum tercermin dari realisasi
meningkat dibandingkan
belanja modal yang menurun dan peningkatan
triwulan II tahun 2017. Di
belanja subsidi (Gambar 22). Hingga Juni 2018,
sisi lain, realisasi belanja
realisasi belanja modal mencapai Rp40,7 triliun atau
modal mengalami
20,0 persen dari target APBN lebih rendah
penurunan pada periode yang sama tahun
dibandingkan dengan realisasi belanja modal
sebelumnya.
periode yang sama tahun 2017 yaitu 26,5 persen. Sementara itu, realisasi belanja subsidi hingga Juni 2018 jauh meningkat dibandingkan realisasi belanja subsidi pada periode yang sama tahun 2017.
Gambar 22. Realisasi Belanja Modal dan Subsidi (% terhadap Target APBN)
Juni 2017
Juni 2018
Belanja modal
%APBN %APBN
%APBN
Belanja subsidi
%APBN %APBN
%APBN
Sumber: Kementerian Keuangan DAU masih mendominasi
Hingga Juni 2018, realisasi Dana Perimbangan
realisasi Dana Perimbangan
mencapai Rp338,6 triliun. Dari realisasi tersebut,
hingga Juni 2018.
Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan komponen
Sementara itu, realisasi DAK
terbesar dengan realisasi sebesar Rp234,0 triliun
mengalami peningkatan dibandingkan tahun
atau 58,3 persen dari target APBN (Tabel 20).
sebelumnya.
Sementara itu, realisasi DAK sampai dengan Juni mengalami peningkatan pesat dari Rp66,5 triliun pada 2017 menjadi Rp70,4 triliun pada 2018. Selanjutnya, jika dilihat dari proporsinya realisasi DAK terhadap target APBN mengalami penurunan Sementara itu, realisasi DAK sampai dengan Juni mengalami peningkatan pesat dari Rp66,5 triliun pada 2017 menjadi Rp70,4 triliun pada 2018. Selanjutnya, jika dilihat dari proporsinya realisasi DAK terhadap target APBN mengalami penurunan
Tabel 20. Komposisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa, Tahun 2012-Q12018 (Rp triliun)
Q2-2018 Keterangan
Q2-2017
% APBN Nominal % APBN Transfer Ke Daerah
Dana Perimbangan
51,6 338,6 50,1 Dana Bagi Hasil
53,5 34,3 38,4 Dana Alokasi Umum
56,8 234,0 58,3 Dana Transfer
38,4 70,4 37,9 Khusus Dana Otonomi Khusus
32,0 6,8 32,4 dan Penyeimbang Dana Insentif Daerah
Dana Desa
Sumber: Kementerian Keuangan
Pembiayaan Pemerintah Realisasi Defisit Anggaran
Peningkatan kinerja penerimaan perpajakan serta
triwulan II tahun 2018
terjaganya kualitas realisasi belanja negara
mengalami perbaikan yang
membuahkan tingkat defisit APBN yang semakin
cukup signifikan
membaik. Hingga akhir triwulan II tahun 2018,
dibandingkan triwulan II
defisit APBN mencapai Rp110,6 triliun atau sekitar
tahun 2017.
0,6 persen PDB, lebih rendah dari realisasi defisit anggaran pada triwulan II tahun 2017 yang mencapai Rp175,1 triliun atau 1,3 persen PDB (Gambar 23).
Gambar 23. Perkembangan Realisasi Defisit APBN, Juni 2017 dan Juni 2018 (Rp triliun)
-100 -0,4 -150
-200 -0,9 -250
-300 -1,4
Rp Triliun
%PDB
Sumber: Kementerian Keuangan
Penurunan defisit anggaran memberikan dampak
Realisasi pembiayaan mengalami penurunan,
pada penurunan realisasi pembiayaan selama
diidominasi oleh
triwulan II tahun 2018. Hingga triwulan II tahun
pembiayaan yang berasal
2018, realisasi pembiayaan mencapai Rp176,2
dari utang.
triliun (54,1 persen dari target APBN 2018), turun 15,9 persen dari realisasi triwulan II tahun 2017
(Tabel 21). Realisasi pembiayaan APBN mayoritas berasal dari pembiayaan utang dengan proporsi hampir 100 persen.
Tabel 21. Perkembangan Realisasi Komposisi Pembiayaan APBN, Triwulan II 2017-2018 (Rp triliun)
Q2-2018 Jenis Pembiayaan
Q2-2017
Nominal
% APBN
Nominal % APBN
Sumber: Kementerian Keuangan Posisi Utang Pemerintah
Hingga Juni 2018, total utang Pemerintah Pusat
Realisasi rasio utang Pemerintah Pusat hingga
mencapai Rp4.227,8 triliun, atau tumbuh sebesar
akhir Juni 2018 menurun
14,1 persen dibandingkan realisasi Desember tahun
jika dibandingkan posisi
2017 (sebesar Rp4010,3 triliun). Peningkatan utang
akhir tahun 2017.
pemerintah dikelola secara hati-hati untuk menjaga stabilitas perekonomian. Jika dilihat dari rasionya
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), total utang Pemerintah Pusat diperkirakan lebih rendah dibandingkan realisasi pada akhir tahun 2017 (sebesar 29,5 persen PDB). Sejauh ini persentase tersebut masih di bawah batas 60% terhadap PDB sebagaimana ketentuan Undang-undang Keuangan Negara Nomor 17 tahun 2003.
Dari total utang pemerintah tersebut, SBN mendominasi dengan proporsi 81,4 persen dari total utang pemerintah pusat.
Gambar 24. Perkembangan Rasio Utang Pemerintah Pusat, 2013-2018 (% PDB dan Rp triliun)
Utang Pemerintah Pusat (Rp Triliun)
Sumber: Kementerian Keuangan
Surat Berharga Negara Kepemilikan asing pada SBN masih cukup dominan.
Minat investor asing terhadap SBN tenor jangka
Hingga Juni 2018, kepemilikan asing (nonresiden)
menengah cukup tinggi.
pada SBN mencapai Rp830,2 triliun atau 37,8 persen dari total SBN rupiah yang diperdagangkan (Tabel 22). Berdasarkan jangka waktunya, SBN bertenor 5 hingga 10 tahun masih mendominasi kepemilikan asing (sebesar 38,8 persen), berbeda dengan tahun 2017 yang didominasi oleh SBN tenor panjang (Gambar 25). Persepsi risiko yang meningkat pasca meningkatnya tekanan eksternal menjadi penyebab perubahan preferensi dari SBN tenor panjang menjadi SBN tenor menengah.
Tabel 22. Posisi Kepemilikan SBN Rupiah yang Diperdagangkan, Tahun 2012 – 2018 (Rp triliun)
Q2-2018 2012
Nominal % Kepemilikan
461,2 20,9 Institusi Negara
172,8 7,9 Non Residen/Asing
830,2 37,8 Dana Pensiun
61,9 2,8 Lain lain
Sumber : Kementerian Keuangan
Gambar 25. Komposisi Kepemilikan SBN oleh Asing berdasarkan Tenor (% Total SBN)
Sumber : Kementerian Keuangan
Pinjaman Luar Negeri Hingga Mei 2018, Jepang masih menjadi kreditur
Jepang masih menjadi kreditur utama pinjaman
utama pinjaman luar negeri Indonesia, dengan nilai
luar negeri Indonesia.
pinjaman senilai USD13,8 juta. Secara umum, total pinjaman luar negeri sedikit menurun dibandingkan posisi akhir tahun 2017 (Tabel 23).
Tabel 23 . Posisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Kreditur, 2012 - Mei 2018 (Juta USD)
2017 Mei-18 Bilateral
Negara/Kelompok
14 14,6 13.8 b Perancis
a Jepang
21 17 15,5
14,6
2,8 2.6 c Jerman
2,3 2.3 d Tiongkok
1,5 1.4 e Korsel
1,2 1.1 g Belanda
0,6 0.6 h Singapura
a Bank Dunia
17,9 18,2 b ADB
0,9 0,9 d IFAD
0,2 0,2 e Lainnya
Bank Sentral
Sumber : Kementerian Keuangan
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA Perdagangan Internasional Perkembangan Ekspor
Gambar 26. Nilai Ekspor Indonesia sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 (Juta USD)
1.400 n Mi o 10.000
1.200 s N
1.000 ga an
8.000 800 Mi ld
6.000 600 ta
o 4.000 400 T
Total
Non Migas
Migas
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Nilai total ekspor Indonesia hingga triwulan II tahun
Nilai ekspor Indonesia
mencapai 88,0 milyar
2018 mencapai 88.018,5 juta USD atau meningkat 10,0
USD, atau mengalami
persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
peningkatan sebesar
Sementara itu, nilai ekspor nonmigas hingga triwulan II
10,0 persen (YoY).
tahun 2018 mencapai 79.338,6 juta USD atau tumbuh sebesar 9,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Adapun pada ekspor migas, nilai ekspor hingga triwulan II 2018 mencapai 8.637,1 juta USD atau tumbuh sebesar 13,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Tabel 24. Perkembangan Ekspor sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 Komoditas
Apr-18 May-18 Jun-18* Nilai Ekspor
1.220,7 1.643,6 1.720,4 Minyak Mentah
287,1 522,2 544,2 Hasil Minyak
789,7 912,2 1.053,1 Non Migas
13.316,5 14.565,7 11.278,8 Pertanian
Apr-18 May-18 Jun-18*
Industri
10.677,9 11.750,2 8.544,9 Pertambangan dan
Pertumbuhan Ekspor
17,8 26,8 35,1 Minyak Mentah
-5,1 29,7 20,4 Hasil Minyak
34,5 23,9 44,5 Non Migas
7,4 -2,2 -25,3 Industri
7,9 9,0 0,3 Pertambangan dan
Proporsi Ekspor (%)
8,4 10,1 13,2 Minyak Mentah
2,0 3,2 4,2 Hasil Minyak
5,4 5,6 8,1 Non Migas
73,5 72,5 65,7 Pertambangan dan
Sumber Pertumbuhan (%)
1,5 2,7 4,6 Minyak Mentah
-0,1 1,0 0,9 Hasil Minyak
1,9 1,3 3,6 Non Migas
0,2 0,0 -0,4 Industri
5,8 6,5 0,2 Pertambangan dan
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*) : Angka Sementara Keterangan (**) : Pertumbuhan year-on-year (YoY)
Berdasarkan kelompok barang kode HS 2 dijit, hingga
Bahan Bakar Mineral (HS
triwulan II tahun 2018, Bahan bakar mineral (nomor HS 27)
27) merupakan komoditas
merupakan kelompok barang dengan nilai ekspor terbesar
dengan nilai ekspor terbesar pada triwulan II
12.153,8 juta USD, berkontribusi sebesar 15,3 persen
tahun 2018, dengan
terhadap total ekspor nonmigas. Kelompok barang yang
proporsi terhadap total
berkontribusi paling besar sebagai sumber pertumbuhan
ekspor nonmigas sebesar
ekspor adalah Bijih, Kerak, dan Abu Logam (nomor HS 26)
15,5 persen.
yakni sebesar 4,6 persen. Hal ini disebabkan kelompok barang tersebut hingga triwulan II tahun 2018 mengalami pertumbuhan sebesar 125,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Tabel 25. Perkembangan Nilai Ekspor Nonmigas Menurut Golongan Barang Terpilih hingga Triwulan II
Tahun 2018
Pertumbuhan (%, Proporsi thd Total
Nonmigas (%) HS
Nilai (Juta USD)
YoY)
Kelompok Barang
Jan-Jun Jan-Jun Jan-Jun 17 18*
17 18* 27 Bahan bakar mineral
23,1 13,6 15,3 Lemak & minyak
-14,1 15,9 12,4 85 Mesin/peralatan listrik
15 hewan/nabati
1,7 5,6 5,2 87 Kendaraan dan Bagiannya
6,8 4,5 4,3 40 Karet dan Barang dari Karet
-21,2 5,7 4,1 71 Perhiasan/Permata
13,6 3,7 3,8 26 Bijih, Kerak, dan Abu logam
125,2 1,8 3,7 Mesin-mesin/Pesawat
2,3 3,8 3,5 72 Besi dan Baja
89,2 1,9 3,2 64 Alas kaki
4,7 3,3 3,2 10 Kelompok Barang
8,0 59,7 58,8 Kelompok Barang Lainnya
12,2 40,3 41,2 Total Ekspor Nonmigas
9,7 100,0 100,0 Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Keterangan (*) : Angka Sementara
Total volume ekspor nonmigas hingga triwulan II tahun
Kelompok barang bijih, kerak, dan abu logam
2018 mencapai 275.156,0 ribu ton atau meningkat
(nomor HS 26)
sebesar 15,9 persen dari periode yang sama tahun 2017.
mengalami pertumbuhan
Berdasarkan kelompok barang kode HS 2 dijit, Bahan
volume ekspor paling
bakar mineral (nomor HS 27) juga merupakan kelompok
besar mencapai 481,2
barang ekspor dengan volume ekspor terbesar dengan
persen.
proporsi terhadap total ekspor nonmigas mencapai 76,5 persen. Berdasarkan tingkat pertumbuhan YoY, Bijih, Kerak, dan Abu Logam (nomor HS 26) mengalami proporsi terhadap total ekspor nonmigas mencapai 76,5 persen. Berdasarkan tingkat pertumbuhan YoY, Bijih, Kerak, dan Abu Logam (nomor HS 26) mengalami
Tabel 26. Perkembangan Volume Ekspor Nonmigas Menurut Golongan Barang Terpilih hingga Triwulan
II Tahun 2018
Pertumbuhan (%, Proporsi thd Total
Nonmigas (%) HS
Volume (Ribu ton)
YoY)
Kelompok Barang
Jan-Jun Jan-Jun Jan-Jun
17 18* 27 Bahan bakar mineral
13,1 78,4 76,5 15 Lemak & minyak
-6,0 6,4 5,2 hewan/nabati
481,2 1,0 5,2 25 Garam, Belerang, Kapur
26 Bijih, Kerak, dan Abu logam
19,5 2,6 2,6 38 Berbagai produk kimia
51,4 0,8 1,0 44 Kayu, Barang dari Kayu
-2,6 1,1 1,0 23 Ampas/Sisa Industri
48 Kertas/Karton
13,3 0,9 0,9 47 Bubur kayu/Pulp
6,8 0,8 0,8 72 Besi dan Baja
24,0 0,7 0,7 10 Kelompok Barang
Kelompok Barang Lainnya
Total Ekspor Nonmigas
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*) : Angka Sementara
Hingga triwulan II tahun 2018, negara tujuan utama
Tiongkok masih menjadi negara tujuan ekspor
ekspor nonmigas masih sama dengan triwulan I tahun
nonmigas utama dengan
2018. Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor
nilai ekspor mencapai
terbesar dengan nilai ekspor mencapai 12.296,4 juta
12.296,4 juta USD dan
USD atau sebesar 17,0 persen dari total ekspor
tumbuh 34,7 persen (YoY)
nonmigas. Selain itu, hingga triwulan II tahun 2018 ini, Tiongkok juga merupakan negara tujuan ekspor yang mengalami tingkat pertumbuhan YoY paling besar yakni sebesar 34,7 persen.
Tabel 27. Perkembangan Nilai Ekspor Nonmigas Berdasarkan Negara Tujuan Utama hingga Triwulan II
Tahun 2018
Nilai (Juta USD)
Pertumbuhan (%, Proporsi thd Total
Nonmigas (%) Negara
Jan-Jun Jan-Jun Jan-Jun
34,7 12,6 17,0 Amerika Serikat
Total Ekspor Non Migas
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*): angka sementara
Perkembangan Impor
Gambar 27. Nilai Impor Indonesia sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 (Juta USD)
20.000 3.500 igas 3.000 m 15.000
2.500 o n
gas an
2.000 N 10.000
1.500 Mi ld 5.000
Non Migas
Migas
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Impor Indonesia hingga
Nilai total impor Indonesia hingga triwulan II tahun 2018
triwulan II tahun 2018
mencapai 89.040,3 juta USD atau meningkat 23,1
mencapai 89.040,2 juta
persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
USD, meningkat 23,1
Sementara itu, nilai impor nonmigas hingga triwulan II
persen YoY.
tahun 2018 mencapai 75.003,3 juta USD atau tumbuh sebesar 23,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Adapun pada impor migas, nilai impor hingga triwulan II tahun 2018 mencapai 14.037,0 juta USD atau tumbuh sebesar 20,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Tabel 28. Perkembangan Impor sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 (Juta USD) Komoditas
May-18 Jun-18 Nilai Impor (USD Juta)
Barang Konsumsi
1.730,1 1.006,1 Bahan Baku
12.026,0 13.131,0 8.508,2 Barang Modal
2.861,4 2.114,3 Minyak Mentah
884,7 541,0 Hasil Minyak
243,2 272,9 Non Migas
Pertumbuhan Impor** (%)
33,2 -10,8 Bahan Baku
Barang Konsumsi
24,9 14,8 Barang Modal
59,7 32,1 Minyak Mentah
67,2 10,2 Hasil Minyak
32,8 63,3 Non Migas
Proporsi Impor (%)
Barang Konsumsi
9,8 8,9 Bahan Baku
74,3 75,6 Barang Modal
16,2 18,8 Minyak Mentah
5,0 4,8 Hasil Minyak
1,4 2,4 Non Migas
Sumber Pertumbuhan (%)
Barang Konsumsi
3,3 -1,0 Bahan Baku
18,5 11,2 Barang Modal
9,7 6,0 Minyak Mentah
3,4 0,5 Hasil Minyak
0,5 1,5 Non Migas
19,8 7,3 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*): angka sementara Keterangan (**): pertumbuhan year-on-year (YoY)
Berdasarkan kelompok barang kode HS 2 dijit, hingga
Kelompok barang Mesin- mesin/Pesawat Mekanik
triwulan II tahun 2018, Mesin-mesin/Pesawat Mekanik
(nomor HS 84)
(nomor HS 84) merupakan kelompok barang dengan
merupakan impor
nilai impor terbesar 12.600,2 juta USD, berkontribusi
terbesar, sebesar 16,8
sebesar 16,8 persen terhadap total impor nonmigas.
persen terhadap total
Kelompok barang ini sebagai sumber pertumbuhan
impor nonmigas
impor nonmigas juga berkontribusi paling besar yakni sebesar 5,0 persen.
Tabel 29. Perkembangan Nilai Impor Nonmigas Menurut Golongan Barang Terpilih hingga Triwulan II Tahun 2018
Pertumbuhan (%, Proporsi thd Total
Nonmigas (%) HS
Nilai (Juta USD)
YoY)
Kelompok Barang
Jan-
Jan-Jun Jan-Jun Jan-Jun
18* 17 18* 84 Mesin-mesin / Pesawat
27,4 13,2 13,6 87 Kendaraan dan Bagiannya
85 Mesin / Peralatan Listik
29,7 5,0 5,3 39 Plastik dan Barang dari
32,7 5,8 6,2 29 Bahan Kimia Organik
72 Besi dan Baja
10,9 4,8 4,4 71 Perhiasan / Permata
28,0 2,2 2,3 73 Benda-benda dari Besi dan
17 Gula dan Kembang Gula
-16,9 2,0 1,3 10 Kelompok Barang
Kelompok Barang Lainnya
Total Ekspor Nonmigas
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*): angka sementara
Negara asal impor utama
Hingga triwulan II tahun 2018, negara tujuan utama
hingga triwulan II tahun
impor nonmigas masih sama dengan triwulan I tahun
2018 adalah Tiongkok,
2018. Tiongkok merupakan negara tujuan impor
Jepang, Amerika Serikat,
terbesar dengan nilai impor mencapai 18.057,2 juta USD India, dan Filipina.
atau sebesar 23,5 persen dari total impor nonmigas. Selain itu, berdasarkan tingkat pertumbuhan year-on- year, tingkat pertumbuhan tertinggi hingga triwulan II tahun 2018 berasal dari Filipina yakni sebesar 256,8 persen.
Tabel 30. Perkembangan Nilai Impor Nonmigas Berdasarkan Negara Asal Utama hingga Triwulan II Tahun 2018
Pertumbuhan (%, Proporsi thd Total
Nonmigas (%) Negara
Nilai (Juta USD)
Jan-Jun Jan-Jun Jan-Jun
27,1 11,2 11,2 Amerika Serikat
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*): angka sementara
Kerjasama Ekonomi Intenasional Perkembangan perjanjian ekonomi internasional yang dilakukan Indonesia dijelaskan
pada tabel di bawah.
Tabel 31. Status Perjanjian Ekonomi Internasional (per Mei 2018)
No
Perjanjian ekonomi
Status Tahun
1 ASEAN Free Trade Area Signed and In Effect 1993 United States-Indonesia Free Trade Agreement
Proposed/Under 1997 2 consultation and study
East Asia Free Trade Area (ASEAN+3) Proposed/Under 2004 3 consultation and study
ASEAN-People's Republic of China Comprehensive Economic Signed and In Effect 2005 4 Cooperation Agreement
Comprehensive Economic Partnership for East Asia Proposed/Under 2005 5 (CEPEA/ASEAN+6) consultation and study
ASEAN-[Republic of] Korea Comprehensive Economic Signed and In Effect 2007 6 Cooperation Agreement
7 ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership Signed and In Effect 2008 8 Japan-Indonesia Economic Partnership Agreement
Signed and In Effect 2008 9 ASEAN-Pakistan Free Trade Agreement
Proposed/Under 2009 consultation and study 10 ASEAN-Australia and New Zealand Free Trade Agreement
Signed and In Effect 2010 11 ASEAN-India Comprehensive Economic Cooperation
Signed and In Effect 2010 Agreement 12 India-Indonesia Comprehensive Economic Cooperation
Negotiations launched 2011 Arrangement 13 Indonesia-European Free Trade Association Free Trade
Negotiations launched 2011 Agreement 14 Preferential Tariff Arrangement-Group of Eight Developing
Signed and In Effect 2011 Countries 15 Taipei,China-Indonesia FTA
Proposed/Under 2011 consultation and study
No
Perjanjian ekonomi Status Tahun
Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Negotiations launched 2012 16 Agreement
17 [Republic of] Korea-Indonesia Free Trade Agreement Negotiations launched 2012 18 Pakistan-Indonesia Free Trade Agreement
Signed and In Effect 2013 19 Regional Comprehensive Economic Partnership
Negotiations launched 2013 Free Trade Area of the Asia Pacific
Proposed/Under 2014 20 consultation and study
Indonesia-Peru FTA Proposed/Under 2014 21 consultation and study
Trade Preferential System of the Organization of the Islamic Signed but not yet In 2014 22 Conference
Effect
ASEAN-EU Free Trade Agreement Proposed/Under 2015 23 consultation and study
ASEAN-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement Proposed/Under 2016 24 consultation and study
Indonesia-Eurasian Economic Union Proposed/Under 2016 25 consultation and study
Indonesia-Ukraine Free Trade Agreement Proposed/Under 2016 26 consultation and study
ASEAN-Canada FTA Proposed/Under 2017 27 consultation and study
ASEAN-Hong Kong, China Free Trade Agreement Signed but not yet In 2017 28
Effect
Indonesia-Chile Free Trade Agreement Signed but not yet In 2017 29
Effect
30 Indonesia-Turkey FTA Negotiations launched 2017 31 Indonesia-Gulf Cooperation Council Free Trade Agreement
Proposed/Under 2018 consultation and study 32 Indonesia-Kenya Free Trade Agreement
Proposed/Under 2018 consultation and study Indonesia-Morocco Free Trade Agreement
Proposed/Under 2018 33 consultation and study
Indonesia-Mozambique Free Trade Agreement Proposed/Under 2018 34 consultation and study
35 Indonesia-South Africa Free Trade Agreement Proposed/Under 2018 consultation and study
Sumber: ARIC database, ADB Perkembangan Perjanjian Ekspor Berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA)
Perkembangan Perjanjian Ekspor Berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA) dijelaskan pada tabel di bawah.
Tabel 32. Presentase Penggunaan SKA terhadap Total Ekspor Indonesia Periode Januari – Juni Tiap Tahun (Direct Only)
SKA Preferensi + SKA Non Periode
SKA Preferensi (%)
SKA Nonpreferensi (%)
Preferensi (%)
SKA Preferensi + SKA Non Periode
SKA Preferensi (%)
SKA Nonpreferensi (%)
76,48 Sumber : Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Kemendag (diolah)
Penggunaan SKA Preferensi
Sampai enam bulan pertama tahun 2018, penggunaan
dan SKA Nonpreferensi
SKA Preferensi dan SKA Nonpreferensi mencapai 76,48
mencapai 76,48 persen
persen terhadap total ekspor Indonesia dimana SKA
terhadap total ekspor
Preferensi mendominasi penggunaan SKA dengan utilisasi
Indonesia pada tahun 2018
66,02 persen. Penggunaan SKA periode bulan Januari –
(Januari-Juni).
Juni 2018 merupakan penggunaan SKA tertinggi dibandingkan penggunaan SKA pada periode yang sama tahun-tahun sebelumnya. Nilai tersebut masih lebih tinggi dibandingkan penggunaan SKA pada tahun 2017 periode Januari - Desember, sebesar 70,97 persen.
Tabel 33. Presentase Penggunaan SKA terhadap Total Ekspor Indonesia Periode Januari – Desember Tiap Tahun (Direct Only)
Periode SKA Preferensi (%)
SKA Nonpreferensi (%)
SKA Preferensi + SKA Non Preferensi (%)
70,97 Sumber : Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Kemendag (diolah)
Form D yang merupakan SKA Preferensi atas
Form D paling banyak dimanfaatkan sepanjang
Generalized System of Preferences Certificate of Origin,
tahun 2018 dengan tingkat
paling banyak dimanfaatkan sepanjang tahun 2018
utilisasi 20,8 persen.
dengan tingkat utilisasi 20,8 persen. Pada kurun waktu yang sama Form B mendominasi utilisasi penggunaan SKA Nonpreferensi dengan tingkat utilisasi 9,7 persen (Gambar 29).
Gambar 28. Persentase Penggunaan SKA Preferensi terhadap Total SKA Preferensi
Sumber : Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Kemendag (diolah)
Gambar 29. Persentase Penggunaan SKA Nonpreferensi terhadap Total SKA Nonpreferensi
Sumber : Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Kemendag (diolah)
Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia dengan Negara-negara Mitra FTA Pada periode Januari - Juni 2018, Indonesia
Indonesia mengalami surplus
mengalami surplus neraca perdagangan dengan
neraca perdagangan dengan 12 negara mitra FTA (sebesar USD
Bangladesh, Brunei Darussalam, Filipina, India,
Jepang, Kamboja, Malaysia, Mesir, Myanmar,
11,7 miliar) dan defisit neraca
perdagangan dengan 9 negara
Pakistan, Turki, dan Vietnam. Sementara itu pada
mitra FTA (sebesar USD 15,3
periode yang sama, Indonesia mengalami defisit
miliar) pada periode Januari –
neraca perdagangan dengan Australia, Iran, Korea
Juni 2018.
Selatan, Laos, Nigeria, Selandia Baru, Singapura, Thailand, dan Tiongkok.
Tabel 34. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan Oseania (ribu USD)
Perubahan Uraian
2018 2018/2017 AUSTRALIA ekspor
285.158.253 2,29 non migas
383.528.795 1,51 non migas
neraca -2.051.941
migas -193.456
-98.370.542 0,70 non migas
SELANDIA BARU ekspor
40.410 -99,74 non migas
migas 1 0 0 2.102 0,00 non migas
neraca -294.361
-177.469.392 -21,70 perdagangan
38.308 -99,76 non migas
-177.507.700 -9,94 Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Tabel 35. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan Asia Selatan (ribu USD)
Perubahan (%) Uraian
2018 2018/2017 BANGLADESH ekspor
104.292.228 557,62 non migas
migas 0 0 0 0 0,00 non migas
104.292.228 557,62 non migas
INDIA ekspor
23.079.677 -71,05 non migas
19.582.800 -89,11 non migas
3.960.850.576 -19,87 perdagangan
3.496.877 -103,49 non migas
PAKISTAN ekspor
migas
23 32 -31,15
Perubahan (%) Uraian
non migas 2.018.218
migas 0 0 0 0 0,00 non migas
964.425.148 -7,87 perdagangan
0 83.000.523 0,00 non migas
23 32 -31,14
881.424.625 -15,80 Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Tabel 36. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan Asia Tenggara (ribu USD)
Perubahan (%) Uraian
2018 2018/2017 BRUNEI DARUSSALAM
0 0,00 non migas
0 -100,00 non migas
14.971.470 -34,23 perdagangan
0 100,00 non migas
FILIPINA ekspor
963.948 -80,60 non migas
migas
impor
Perubahan (%) Uraian
0 0 42.117 n/a non migas
921.831 -81,45 non migas
KAMBOJA ekspor
0 n/a non migas
migas 0 0 0 0 0,00 non migas
0 n/a non migas
LAOS ekspor
migas 0 0 0 0 0,00 non migas
migas 0 0 0 0 0,00 non migas
-12.905.504 -450,50 perdagangan
migas 0 0 0 0 0,00 non migas
-12.905.504 -450,50
Perubahan (%) Uraian
890.681.943 21,28 non migas
1.430.109.777 -26,14 non migas
non migas
MYANMAR ekspor
389.706 -14,65 non migas
migas 0 0 0 0 0,00 non migas
389.706 -14,65 non migas
SINGAPURA ekspor
2.071.625.136 27,58 non migas
impor
Perubahan (%) Uraian
5.222.037.299 18,52 non migas
-3.462.252.177 -62,66 perdagangan
non migas
THAILAND ekspor
571.723.762 5,37 non migas
27.339.142 20,19 non migas
-1.896.515.006 -44,75 perdagangan
non migas
VIETNAM ekspor
12.474.719 108,80 non migas
674.828 412,81 non migas
migas
neraca
22.477.174 59,45 perdagangan
migas
11.799.891 -101,95
Perubahan (%) Uraian
10.677.283 78,47 Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
non migas
Tabel 37. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan Afrika (ribu USD)
2018 2018/2017 MESIR ekspor
0 0 0,00 non migas
590.588 -99,42 non migas
neraca perdagangan
-590.588 99,42 non migas
NIGERIA ekspor
0 -100,00 non migas
981.918.678 113,31 non migas
neraca perdagangan
-981.918.678 -113,37 non migas
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Tabel 38. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan Eropa (ribu USD)
Perubahan (%) Uraian
migas 86 0 0 0 n/a non migas
132.965.115 173,65 non migas
neraca perdagangan
migas -32.831
-48.589.460 -132.965.115 173,65 non migas
-223.092
-46,51
537.611.949 34,47 Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
745.746
858.014
-11,77 399.803.518
Perdagangan Domestik Perkembangan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
PDB Perdagangan Besar
PDB perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan
dan Eceran, Reparasi
sepeda motor hingga triwulan II tahun 2018 mencapai
Mobil, dan Sepeda Motor
Rp676.506,0 miliar, atau mengalami pertumbuhan
hingga triwulan II tahun
sebesar 5,1 persen dibandingkan dengan periode yang
2018 tumbuh 5,1 persen
sama tahun 2017. Pertumbuhan ini lebih besar daripada (YoY).
triwulan I tahun 2018 yakni 4,9 persen, dan dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017 yakni 4,0 persen.
Tabel 39. Perkembangan PDB Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor hingga triwulan II tahun 2018
Harga Berlaku (Triliun Rupiah)
Harga Dasar 2010 (Triliun Rupiah)
331,5 332,9 343,6 Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
G. Perdagangan Besar dan
64,0 64,5 64,7 Sepeda Motor dan Reparasinya
1. Perdagangan Mobil,
267,5 268,4 278,9 Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
2. Perdagangan Besar dan
Produk domestik bruto
Pertumbuhan Akumulatif YoY (%)
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
13,2 13,3 13,2 Sepeda Motor 1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan
2,6 2,6 2,5 Reparasinya 2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan
10,7 10,7 10,7 Sepeda Motor
Produk domestik bruto
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan (*) : Angka Sementara
Perkembangan Koefisien Variasi Antar Waktu Dan Wilayah
Koefisien variasi harga
Koefisien variasi harga antarwaktu merepresentasikan
antarwaktu hingga
stabilitas harga selama 12 bulan terakhir. Semakin tinggi
triwulan II tahun 2018
koefisien variasi menunjukan bahwa gap antara harga
telah mencapai target
terrendah dan tertinggi selama 12 bulan terakhir
semakin lebar. Rata-rata koefisien variasi harga tahun 2018
RPJMN 2015-2019 untuk
antarwaktu pada 10 barang kebutuhan pokok hingga akhir triwulan II tahun 2018 mencapai 2,54 persen. Komoditas yang memiliki koefisien variasi harga paling tinggi adalah daging ayam ras, dan telur ayam ras. Terutama daging ayam ras, harga barang kebutuhan pokok ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan sejak bulan Mei hingga bulan Juni 2018 yakni dalam dua bulan tersebut sebesar 8,4 persen. Rata-rata nilai koefisien variasi harga antarwaktu pada 10 barang kebutuhan pokok masih berada dibawah target maksimal yang ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 untuk tahun 2018 yakni sebesar 3,0 persen.
Tabel 40. Harga Barang Kebutuhan Pokok Tingkat Nasional hingga Triwulan II Tahun 2018 (Rupiah) Harga Komoditas
Apr-18 May-18 Jun-18
10.522 10.358 10.581 Gula Pasir
Beras Medium Rp/kg
12.364 12.286 12.342 Jagung Pipilan
Rp/kg
7.164 6.953 Kedelai Impor
Rp/kg
10.083 10.298 10.338 Tepung Terigu
Rp/kg
9.262 9.195 Minyak Goreng
Rp/kg
11.310 11.268 11.459 Curah Susu kental Manis
Rp/ltr
10.456 10.386 10.772 Daging Ayam Ras
Rp/385gr
32.980 34.621 35.737 Daging Sapi
Rp/kg
116.923 117.491 119.532 Telur Ayam Ras
Rp/kg
23.976 25.612 25.035 Sumber : Kementerian Perdagangan
Rp/kg
Tabel 41. Koefisien Variasi Harga Antarwaktu Barang Kebutuhan Pokok Tingkat Nasional hingga
Triwulan II Tahun 2018
May-18 Jun-18
2,32 2,31 Gula Pasir
Beras Medium
3,02 2,70 Jagung Pipilan
1,50 1,87 Kedelai Impor
2,07 2,19 Tepung Terigu
2,15 1,70 Minyak Goreng Curah
0,96 0,94 Susu kental Manis
1,44 1,67 Daging Ayam Ras
4,96 5,97 Daging Sapi
5,59 0,99 Telur Ayam Ras
5,01 5,06 Rata-rata 10 Komoditas
2,90 2,54 Sumber : Kementerian Perdagangan, diolah
Koefisien variasi harga antarwilayah merepresentasikan
Koefisien variasi harga
antarwilayah melebihi
disparitas harga antarprovinsi di Indonesia. Semakin
batas maksimal dalam
tinggi koefisien variasi harga antarwilayah menunjukan
RPJMN 2015-2019,
bahwa gap tingkat harga barang kebutuhan pokok
menunjukan bahwa
antarprovinsi di Indonesia semakin lebar. Hingga
upaya pemerataan
triwulan II tahun 2018, rata-rata koefisien variasi harga
belum mencapai target yang ditetapkan..
antarwilayah pada 10 barang kebutuhan pokok mencapai 15,54 persen. Nilai tersebut sudah menunjukan adanya penurunan disparitas sejak bulan April tahun 2018. Pada akhir triwulan II tahun 2018, rata koefisien variasi harga antarwilayah mencapai 14,26 persen. Barang kebutuhan pokok yang memiliki disparitas harga tertinggi adalah jagung pipilan dan kedelai impor, sedangkan yang memiliki disparitas harga paling rendah adalah gula pasir dan daging sapi. Jika dibandingkan dengan target RPJMN 2015-2019, koefisien variasi harga antarwilayah masih melebihi batas maksimal yang ditetapkan yakni 13,8. Hal ini menunjukan bahwa upaya penurunan disparitas harga antarprovinsi khususnya pada barang kebutuhan pokok masih belum mencapai target yang ditetapkan.
Tabel 42. Koefisien Variasi Harga Antarwilayah Barang Kebutuhan Pokok hingga Triwulan II Tahun 2018 Komoditas
Apr-18 May-18 Jun-18
Beras Medium
13,51 12,60 Gula Pasir
6,02 6,44 Jagung Pipilan
26,48 27,08 Kedelai Impor
24,02 22,52 Tepung Terigu
13,25 13,73 Minyak Goreng Curah
10,79 10,48 Susu kental Manis
10,79 11,60 Daging Ayam Ras
15,23 15,54 Daging Sapi
10,87 9,66 Telur Ayam Ras
16,47 12,94 Rata-rata bulanan
14,74 14,26 Rata-rata akumulatif
15,84 15,58 Sumber : Kementerian Perdagangan, diolah
15,83
15,58
16,38
16,12
Box 1. Isu Terkini: Perundingan IA-CEPA dan RCEP Agreement
Perundingan putaran ke-5 Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dilakukan pada tanggal 9-13 Juli 2018. Pada kesempatan tersebut telah tercapai kesepakatan awal untuk membuka akses pengadaan barang dan jasa pemerintah. UE meminta agar pemerintah masing-masing negara membantu mengeliminasi alur administrasi bagi UKM dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui e-procurement dan membagi kontrak pengadaan menjadi lot agar UKM dapat mengikuti proses pengadaan barang dan jasa sesuai spesifikasi bisnis masing-masing UKM. Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ), Rachmi Hertanti berpendapat bahwa pelarangan diskriminasi terhadap perusahaan atau pemilik bisnis khususnya UKM dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah justru akan merugikan ekonomi nasional karena akan mempersempit dan menghambat peningkatan daya saing industri lokal di dalam negeri. Selanjutnya, Rachmi menambahkan bahwa pembahasan liberalisasi di sektor investasi, perlindungan investor asing, dan pilihan mekanisme sengketa diyakini akan menekan kemampuan pemerintah dalam memberlakukan pengawasan dan pembatasan terhadap investasi asing.
Perundingan IA-CEPA ke-12 dilakukan dari tanggal 16 sampai 20 Juli 2018 di Jakarta. Perundingan tersebut menurut Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo, merupakan putaran final. Beberapa isu belum disepakati, diantaranya penuangan akses pasar dalam tarif fs elimination’s schedule. Masih belum diputuskan apakah setelah ini perlu chief negotiator untuk menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan Undang-Undang. Jika tidak ada kendala yang signifikan, kerja sama IA CEPA sudah dapat terealisasi pada akhir tahun 2018.
Pada awal bulan Juli lalu, telah diadakan the 5th RCEP Ministerial Meeting di Tokyo dimana Perundingan RCEP sendiri sudah berlangsung 5 tahun dan dilakukan sebanyak
22 putaran. Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita pada kesempatan tersebut menyampaikan persoalan terkait dengan revisi ketiga batas tarif dan nilai perdagangan di antara negara-negara peserta RCEP dalam upaya mencapai tarif final yang moderat. Ada sejumlah peningkatan dalam penawaran ketiga yang ditunjukkan para negara peserta, khususnya terkait dengan penghilangan tarif kategori. Namun, ternyata terdapat disparitas dari kualitas tawaran yang ada, khususnya dari para negara mitra. Mendag menyampaikan bahwa tawaran tersebut masih lebih rendah daripada target yang sudah disepakati. Selain itu, meski ada peningkatan, ukuran daftar pengecualian dari sejumlah negara peserta masih jauh dari kata kredibel. Para Menteri Ekonomi
ASEAN juga akan mempertimbangkan untuk memberikan kesempatan waktu yang lebih lama bagi India dan Tiongkok untuk memberikan laporan penyesuaian tarif, dimana antara kedua negara belum memiliki perjanjian FTA. Tim perunding juga dituntut untuk menyelesaikan semua isu yang bersifat teknis dan menyisakan isu politis pada triwulan ketiga tahun 2018. Langkah strategis percepatan ini dinilai penting untuk menjaga kredibilitas RCEP, khususnya negara-negara ASEAN selaku pemrakarsa perundingan di mata dunia internasional.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi telah menghadiri serangkaian pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-51 dan Post Ministerial Conference ke-19 yang diselenggarakan pada tanggal 31 Juli – 4 Agustus 2018. Di Singapura, Menlu Retno dijadwalkan menghadiri 19 rangkaian pertemuan tingkat Menlu ASEAN antara lain ASEAN Ministerial Meeting Plenary dan Retreat, ARF, 19th ASEAN Plus Three, 8th East Asia Summit, SEANWFZ, AICHAR Interface, serta pertemuan ASEAN dengan berbagai mitra wicaranya. Selain serangkaian pertemuan Menlu ASEAN, Retno juga dijadwalkan untuk melakukan sekitar 12 pertemuan bilateral. Pertemuan ASEAN dan mitra wicara ASEAN pada tingkat Menteri Luar Negeri tersebut akan membahas mengenai Review of Cooperation and Future Direction ASEAN serta Exchange of Views on International and Regional Issues. Beberapa isu yang menjadi perhatian Indonesia dalam pertemuan antarmenlu ASEAN itu antara lain mengenai Indo-Pasifik, kerja sama penanggulangan terorisme, pemajuan perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), ekonomi kreatif, serta kerja sama penanganan resiko bencana.
Referensi:
Bicara di RCEP, Menteri Enggar Tekankan Fleksibilitas. (2018, July 02). Retrieved from https://www.medcom.id/ekonomi/mikro/PNgeBp8k-bicara-di-rcep-menteri- enggar-tekankan-fleksibilitas
Embu, W. S. (2018, July 20). Pembahasan sudah selesai 85 persen, IA-CEPA ditarget terealisasi akhir 2018. Retrieved from https://www.merdeka.com/uang/pembahasan-sudah-selesai-85-persen-ia- cepa-ditarget-terealisasi-akhir-2018.html
Herlinda, W. D. (Ed.). (n.d.). Putaran ke-5 Perundingan IEU-CEPA, Apa Saja yang Dibahas? Retrieved from http://industri.bisnis.com/read/20180722/12/819275/putaran-ke-5- perundingan-ieu-cepa-apa-saja-yang-dibahas
Setelah 5 Tahun, Perjanjian Dagang Bebas ASEAN-Mitra Masih Terseok. (2018, July 02).
Retrieved from https://katadata.co.id/berita/2018/07/02/dinilai-krusial- progres-perjanjian-dagang-rcep-justru-masih-lambat
Terbang ke Singapura, Menlu RI Akan Bahas Isu Ini di Tingkat ASEAN. (n.d.). Retrieved from http://krjogja.com/web/news/read/73467/Terbang_ke_Singapura_Menlu_RI_A kan_Bahas_Isu_Ini_di_Tingkat_ASEAN