PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI Pertumbuhan Industri Pengolahan
PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI Pertumbuhan Industri Pengolahan
Gambar 7. Pertumbuhan PDB Industri Pengolahan Nonmigas 2011-Triwulan II Tahun 2018 (YoY, persen)
Pertumbuhan PDB Nasional SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR NONMIGAS
Sumber: Badan Pusat Statistik (2018), diolah
Pada triwulan II tahun 2018, nilai tambah sektor
PDB industri pengolahan
nonmigas pada triwulan II
industri pengolahan non migas adalah sebesar
tahun 2018 mencapai
Rp648 triliun (harga berlaku), atau tumbuh sebesar
Rp.648 triliun (Harga
4,41 persen dari triwulan II tahun 2017 (YoY).
Berlaku) dan tumbuh
Sementara itu, kontribusi industri pengolahan
sebesar 4,41 persen (YoY).
nonmigas terhadap PDB nasional kembali mengalami penurunan dari 17,19 persen pada triwulan II tahun 2017 lalu menjadi 17,16 persen pada triwulan II tahun 2018.
PDB industri pengolahan
Secara akumulatif, pada semester I tahun 2018, nilai
nonmigas pada semester I
tambah sektor industri pengolahan nonmigas adalah
tahun 2018 mencapai
sebesar Rp1.227 triliun (harga berlaku), atau
Rp1.227 triliun (harga
tumbuh sebesar 4,74 persen dari semester I tahun
berlaku) dan tumbuh sebesar 4,74 persen (YoY).
2017 (YoY). Meskipun pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan semester I tahun 2017 (sebesar 4,34 persen), pertumbuhan tersebut belum mampu untuk membalik tren penurunan kontribusi industri pengolahan
Kontribusi industri pengolahan nonmigas menurun dari 18,16 persen pada semester I tahun 2017 menjadi 17,8 persen pada semester I tahun 2018.
nonmigas.
Pada triwulan II tahun 2018,
Berdasarkan subsektor industri pengolahan
pertumbuhan PDB tertinggi
nonmigas, subsektor karet dan barang dari karet,
dicapai oleh subsektor karet;
kulit dan alas kaki, serta makanan minuman memiliki
kulit dan alas kaki; dan
pertumbuhan PDB tertinggi pada triwulan II tahun
makanan minuman yaitu masing-masing sebesar 11,85
2018, yaitu masing-masing sebesar 11,85 persen,
persen, 11,38 persen, dan 8,67
11,38 persen, dan 8,67 persen. Pertumbuhan
persen.
subsektor karet didorong oleh meningkatnya produksi karet akibat kenaikan harga karet dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2017. Sementara adanya peningkatan konsumsi masyarakat sehubungan dengan Hari Raya Idul Fitri menjadi salah satu pendorong pertumbuhan industri kulit dan alas kaki.
Pada semester I tahun 2018,
Secara kumulatif, pada semester I tahun 2018
pertumbuhan PDB tertinggi
subsektor makanan minuman, mesin dan
dicapai oleh subsektor
perlengkapan, serta kulit dan alas kaki menjadi
makanan minuman; mesin dan
subsektor dengan pertumbuhan terbesar masing-
perlengkapan; dan kulit dan alas kaki; yaitu masing-masing
masing sebesar 10,63 persen, 9,74 persen, dan 8,42
sebesar 10,63 persen, 9,74
persen (Gambar 8). Pertumbuhan subsektor
persen, dan 8,42 persen.
makanan dan minuman juga masih menjadi penyumbang terbesar dari pertumbuhan industri pengolahan secara total pada semester 1 tahun 2018 (Gambar 9). Peningkatan produksi CPO dan konsumsi Hari Raya menjadi faktor pendorong pertumbuhan industri makanan dan minuman. Sementara itu, pertumbuhan PMTB, menjadi pendorong pertumbuhan industri mesin dan perlengkapan sepanjang tahun 2018.
Gambar 8. Pertumbuhan PDB Subsektor Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan II Tahun 2018 (YoY,
persen)
SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR NONMIGAS 4,74 Industri Makanan dan Minuman
10,63 Industri Mesin dan Perlengkapan
9,74 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
8,42 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik
7,34 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
6,87 Industri Logam Dasar
6,08 Industri Alat Angkutan
Industri Kayu dll
Industri Barang Galian bukan Logam
2,67 Industri Pengolahan Tembakau
Industri Furnitur
Industri Barang Logam dll
Industri Pengolahan Lainnya
Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional
Industri Kertas dll
Sumber: Badan Pusat Statistik (2018), diolah Di sisi lain, subsektor yang mengalami kontraksi
Pada semester I tahun 2018, lima subsektor industri
pada semester I tahun 2018 yaitu industri
pengolahan nonmigas
pengolahan tembakau (-0,65 persen), industri
mengalami pertumbuhan
barang logam (-0,97 persen), industri pengolahan
negatif.
lainnya (-2,30 persen), industri kimia dan farmasi (-4,16 persen), dan industri kertas (-4,52 persen). Pertumbuhan negatif di industri kimia, farmasi dan obat tradisional dipengaruhi oleh beban bahan baku impor khususnya di industri kimia yang dipengaruhi kenaikan harga minyak bumi dan pelemahan nilai tukar, sehingga menyebabkan produsen industri kimia hulu memutuskan untuk mengurangi produksi mereka. Beberapa perusahaan kimia hulu memutuskan untuk menambahkan kapasitas produksi mereka untuk mencapai tingkat economics of scale dengan harga bahan baku saat ini.
Gambar 9. Komposisi Pertumbuhan PDB Subsektor Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan II Tahun 2018
Makanan & Alat Angkut
Lainnya MANUFAKTUR Minum
Tekstil
Karet
Logam Dasar
Non-MIGAS
Sumber: Badan Pusat Statistik (2018), diolah
Perkembangan Penjualan Komoditas Industri Utama Data penjualan mobil dan motor merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui kondisi daya beli masyarakat kelas menengah atas dan kelas menengah bawah. Sementara itu data penjualan semen merupakan indikator yang menunjukkan kondisi pembangunan di Indonesia.
Gambar 10. Produksi Mobil Triwulan I Tahun 2016 –Triwulan II Tahun 2018
Q1 Q2 2016
2018 Produksi mobil (unit, sb.kiri)
Pertumbuhan (y-o-y,%,sb.kanan)
Sumber: GAIKINDO 2018, diolah
Produksi mobil pada triwulan II tahun 2018
Produksi mobil di triwulan II
mencapai 261.615 unit, atau mengalami kenaikan
tahun 2018 mencapai
sebesar 4,77 persen dibandingkan dengan triwulan
261.615 unit atau naik sebesar 4,77 persen
II tahun 2017. Kenaikan produksi tersebut didorong
dibandingkan dengan
oleh kenaikan produksi truk lebih besar dari 24 ton
triwulan II tahun 2017.
(79,01 persen) dan bus 5-24 ton (49,46 persen). Sementara secara akumulatif, hingga Juni 2018 ini produksi mobil di Indonesia mencapai 624.408 unit atau meningkat 4,50 dibandingkan semester 1 tahun 2017.
Gambar 11. Penjualan Mobil Triwulan I Tahun 2016 –Triwulan II Tahun 2018
50.000 -20,0 0 -25,0
Penjualan Mobil (Unit, sb. kiri) Pertumbuhan Penjualan Mobil (persen, sb. kanan, y-on-y)
Penjualan mobil pada triwulan II tahun 2018 mencapai 261.615 unit, atau mengalami kenaikan sebesar 4,75 persen dibandingkan dengan triwulan
II tahun 2017. Kenaikan penjualan mobil ini didorong oleh kenaikan penjualan mobil truk lebih dari 24 ton (48,60 persen) dan truk antara 5-24 ton (27,77 persen). Secara kumulaitf, penjualan mobil
Penjualan mobil pada triwulan II tahun 2018
hingga Juni 2018 mencapai 553.779 unit, meningkat
mencapai 261.615 unit atau
3,79 persen dibandingkan penjualan mobil pada
meningkat sebesar 4,75
periode yang sama pada tahun 2017. Kenaikan
persen dibandingkan dengan
produksi dan penjualan untuk kedua jenis tersebut
triwulan II tahun 2017.
sejalan dengan meningkatnya aktivitas perusahaan pertambangan yang masih melakukan investasi
untuk kendaraan pada triwulan ini.
Gambar 12. Penjualan Motor Triwulan I Tahun 2016-Triwulan II Tahun 2018
800.000 -5 -10
2018 Penjualan Sepeda Motor (Unit, sb. kiri) Pertumbuhan Penjualan Sepeda Motor (persen, sb. kanan, y-on-y)
Sumber: GAIKINDO dan ASTRA 2018, diolah
Penjualan motor tumbuh positif pada triwulan II
Penjualan motor pada triwulan
II tahun 2018 mencapai 1,55
2018, melanjutkan tren pertumbuhan positif sejak
juta unit atau meningkat
triwulan pertama tahun 2018. Penjualan motor sebesar 18,96 persen (YoY). mencapai 1,55 juta atau tumbuh sebesar 18,96
persen, pertumbuhan tertinggi sejak penurunan penjualan motor akhir tahun 2014. Secara kumulatif, penjualan motor pada semester I tahun 2018 mencapai 3,00 juta unit atau tumbuh 11,19 persen dibandingkan semester I tahun 2017. Peningkatan penjualan ini dapat menjadi indikasi perbaikan daya beli masyarakat sejalan dengan kenaikan harga komoditas, meskipun tren ini masih perlu diamati keberlanjutannya.
Manufacturing Purchasing Manager Index (PMI)
Gambar 13. Purchasing Manager Index Indonesia Januari 2016-Juli 2018
r p ay
ar p D F e A ay Jun Jul u S e O o N D A e Jan… F eb A ay Jun M Jul M M M M
Sumber: CEIC, diolah
Nilai PMI Indonesia pada bulan April, Mei, dan Juni
Angka PMI yang berada di atas 50 pada triwulan II
2018 adalah 51,60; 51,70; dan 50,30 dengan rata-
tahun 2018 menunjukkan
rata 51,20 selama triwulan II tahun 2018. Laporan
perusahaan industri
Nikkei Market menyebutkan bahwa ekpansi industri
pengolahan rata-rata masih
pengolahan lebih disebabkan oleh meningkatnya
melakukan ekspansi.
permintaan domestik dibandingkan ekspor. Hal tersebut disebabkan indeks untuk permintaan ekspor selalu turun sepanjang tahun 2018. Selain itu, berkurangnya hari kerja selama bulan Juni tahun 2018 menyebabkan indeks PMI pada bulan Juni menurun hingga mendekati ke batas normal (50). Selain itu, kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga diperkirakan juga akan memperlambat konsumsi dan memberikan tekanan bagi industri pengolahan Indonesia.