Pembahasan Isi

B. Pembahasan Isi

Serat Kawruh Landheyan merupakan naskah Jawa yang membahas mengenai Landheyan. Pada dasarnya bahasan naskah mencakup: a) jenis Landheyan; b) alat-alat untuk membuat Landheyan; c) cara-cara membuat landheyan; dan d) makna filosofis bentuk-bentuk Landheyan dan beberapa kayu yang dapat dibuat Landheyan.

1. Jenis Landheyan

Dalam teks kawruh landheyan, landheyan terdiri dari dua jenis yang memiliki ciri- ciri dan ukuran yang berbeda yaitu:

a. Ngusus Landheyan ini bentuknya lurus mulai dari pangkal sampai ujung, landheyan seperti ini biasa dibuat untuk landheyan yang panjangnya 2,5 dhepa.

b. Ngadhal Mêteng yang dimaksud bentuk ngadal meteng adalah dimana pangkal dan ujung Landheyannya kecil sedangkan bagian tengah landheyan ukuranya besar, landheyan bentuk ini biasa dibuat untuk landheyan yang berukuran 1,5 dhepa.

Berdasarkan hasil wawancara, penulis mendapatkan informasi mengenai jenis- jenis landheyan pada masa kini. Keberadaan jenis ngusus tetap eksis,

commit to user

sedangkan jenis ngadal meteng dikreatifkan menjadi bentuk ngebung dan nglabu. Berikut penjelasan jenis landeyan pada masa kini:

a. Ngusus yaitu Landheyan yang bagian pangkal sampai ujungnya besarnya sama.

b. Ngebung yaitu Landheyan yang bagian pangkalnya besar lalu mengecil sampai ujung.

c. Nglabu yaitu Landheyan yang bagian tengahnya mengembung.

d. Landheyan modern yaitu jenis landheyan yang terdapat ornament di bagian atas dan bawahnya.

2. Alat-alat Untuk Membuat Landheyan

Untuk membuat landheyan diperlukan alat-alat pertukangan. Alat-alat tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda dalam pembuatan Landheyan. Berikut alat-alat untuk membuat Landheyan beserta fungsinya:

a. Pêthèl berfungsi untuk memotong bahan pembuatan Landheyan yang masih berupa balok kayu. Selain itu, Pêthèl juga berfungsi untuk memasang tunjung.

b. Pasah kiping digunakan ketika kayu balokan sudah selesai di potong dengan Pêthèl, yang berfungsi untuk membuat calonan landheyan.

c. Gergaji berfungsi untuk memotong calon Landheyan sesuai dengan panjang yang yang di inginkan.

commit to user

d. Pasah sugu dalam pembuatan Landheyan diperlukan dua biji Pasah sugu, Pasah sugu

yang panjangnya 2 1 / 2 kilan berfungsi untuk memasah grabahani, dan yang panjangnya 2 kilan berfungsi untuk menghaluskan.

e. Kikir dalam hal ini di butuhkan dua kikir yaiti kikir besar dan kecil. Kikir ini berfungsi untuk memasang karah lagri dan untuk membulatkan calon Landheyan.

f. Pongot berfungsi untuk menyayat yang akan dijadikan perabot.

g. Jara

berfungsi untuk membuat lobang yang akan di pasangi waos.

h. Dhalangan adalah balok kayu yang bagian sampingnya berlobang sebesar Landheyan. dhalangan berfungsi untuk meluruskan jika ada landheyan yang bengkong.

3. Cara Membuat Landheyan

a. Cara membuat landheyan berdasarkan teks naskah Teks naskah Kawruh Landheyan menjelaskan cara pembuatan landheyan sebagai berikut: Bahan landheyan yang baru saja dari hutan, ini tentu masih besar,

atau belum turut, ini lalu dipotonghanya memilih mandhukulipun bisa. namun bila kayu masih gêbingan, ini dipotong menurut kakêncênganipun pas ditempatnya dulu, lalu dipotong menjadi delapan, bila sudah menjadi seperti ini namanya menjadi pêthèlan.

Bila sudah menjadi pêthèlan, lalu di pasah kiping, kapasah dengan dua tangan, landheyan tadi ditaruh ditanah lalu diinjak.

commit to user

Selesai digrabahi menggunakan pasah sugu celak, diarahkan gilig nya, serta diarahkan mengikuti badannya. Setelah dipasah menggunakan pasah sugu panjang supaya mendapat kekencangan dan gilignya juga, ini sudah dinamakan bakal jadi. Landheyan ini yang pokok ada bengkoknya, bisanya lurus harus dilipat, kurang lebih seperti ini, landheyan yang bengkok tadi dipun anthok di pelepah pisang lalu dimasuki bumbung yang masih basah, pelepahnya yang sampai lepas, lalu kabesmi di batu arang, bila landheyannya sudah sangat panas, tanda air dari pelepas pisang sudah menjadi wedang dan banyak yang masuk ke landheyan, lalu diangkat anthokipun karucat, dilipat di dhalangan, bengkoknya dijepitkan di dhalangan, pucuk dari landheyan tadi diberi gantungan yang bagus.[dhalangan itu disandarkan pada pepohonan atau tiyang.] bila sudah agak dingin lalu dibuka, ini bila memakai kayu waru, untuk kayu tima walikukun dan lain-lain, membuka dari dhalangan harus agak panas sementara.

Apabila sudah lurus kemudian dipasah lagi setengah jadi. Selanjutnya

dipasang

peralatan

seperti,karah,lagri,

sopal,tunjung, apabila memakai grendim grendimnya juga dipasang, apabila dengan anggethak landheyan agar lurus dan bagus.

Selanjutnya diselesaikan pembuatannya berdasarkan peralatannya, artinya dibagian pangkal mengambil berdasarkan besarnya sopal, di ujung mengambil besarnya lagri, dengan pasah penghalus, atau kikir.

Apabila sudah lurus dan halus bulatanya,kemudian digosok di wacu calep [apabila sekarang lebih baik amril] apabila sudah halus hilang serat dari pasahan dan kikiran, kemudian di ampelas, sampai halus, hilang serat amril , kemudian digosok dengan sisa pasahan, agar hilang kotoranya, di usap dengan tangan, sampai mengkilat dan licin, nama sudah jadi.

Kemudian di pacak, macak itu memasang perlengkapan landheyan, dengan baik.

Kemudian kagodhi, menggunakan godhi atau yang lain.

b. Cara membuat landheyan berdasarkan wawancara Berdasarkan hasil wawancara, cara membuat landheyan sebagai berikut:

1) Mencari kayu yang lurus.

2) Kayu yang diperoleh di bentuk persegi empat.

3) Kemudian dibentuk persegi delapan.

4) Kemudian mengarah ke bulat atau di ambil kebulatannya

c. Kombinasi pembuatan landheyan dari teks naskah dan hasil wawancara

commit to user

Apabila kedua data tersebut dibuat tata urutan yang jelas, maka pembuatan landheyan adalah sebagai berikut:

1) Mengambil kayu dari hutan. Penyesuaian pada kondisi sekarang, jika tidak dapat mengambil kayu dari hutan tentu dapat memesan pada toko kayu atau toko bangunan yang menyediakan banyak macam jenis kayu berkualitas.

2) Kayu yang masih utuh kemudian dipotong untuk mendapatkan kayu yang halus yang dapat dibuat landheyan.

3) Kayu dibuat persegi empat, kemudian dinamakan balok kayu atau calonan.

4) Kemudian balok kayu dibuat persegi delapan, dengan cara di pethèl.

5) Setelah menjadi persegi delapan, kemudian di pasah kiping, atau digrabahi.

6) Kayu hasil grabahan kemudian di pasah dengan pasah sugu pendek dan panjang untuk mendapatkan kebulatan.

7) Setelah itu dipasang peralatan landheyan seperti karah, lagri, sopal, tunjung, dan apabila menggunakan grêndim maka grêndimnya kemudian dipasang.

8) Pembuatan di selesaikan berdasarkan peralatan yang di pasang, artinya bagian pangkal landheyan mengambil berdasarkan besarnya sopal dan ujung landheyan mengambil besarnya lagri, dengan pasah penghalus, atau kikir.

9) Apabila sudah lurus dan halus bulatannya, kemudian di gosok dengan wacu calêp sekarang lebih baik dengan amril, hal ini di lakukan untuk menghilakan serat dari hasil pasahan dan kikiran.

commit to user

10) Landheyan kemudian di ampelas sampai halus untuk menghilangkan serat hasil amrilan.

11) Agar lebih bagus kemudian landheyan di gosok dengan kotoran hasil pasahan agar hilang debu- debunya, setelah itu digosok dengan tangan sampai mengkilat dan licin.

12) Landheyan yang sudah jadi seperti ini, kemudian di lengkapi, yaitu dengan memasang alat-alat landheyan dengan baik.

13) Yang terakhir landheyan di godhi dengan godhi atau yang lain.

4. Makna Filosofis Bentuk Landheyan dan Kayu yang Dapat Dibuat

Landheyan.

a. Filosofis bentuk Landheyan

1) Ngusus usus memiliki bentuk yang panjang, dan di masarakat jawa sering kita

dengar ajaran “ dawa ususe “ panjang ususnya yang memiliki kandungan filosofis tentang kesabaran. Jadi bentuk ngusus ini memiliki makna filosofis untuk selalu sabar dalam berperilaku.

2) Ngebung ngebung atau bung adalah bambu yang masih muda, yang memiliki bentuk yang panjang dan semakin mengecil dari pangkal sampai ujung, sehingga bila di lihat dari bentuknya memiliki makna filosofis untuk memudahkan mencapai suatu keinginan.

3) Ngadal meteng

commit to user

ngadal meteng yaitu kadal hamil. Dimana perutnya esar yang dapat kita maknai orang yang kenyang atau tentram, sehingga makna filosofis kadal meteng adalah sudah aman tidak ada lagi peperangan.

4) Nglabu labu bentuknya bulat dan pendek, dimana memiliki makna filosofis mendekati kedudukan tinggi, karena bentuknya yang bulat yang mencerminkan kebulatan tekat.

b. Filosofis kayu yang dapat dijadikan Landheyan

1) Kayu Mentaos Ciri-cirinya yang ulet dan lentur, kayu mentaos memiliki makna filosofis mempunyai kesabaran dan keuletan tekat.

2) Kayu Jati Kayu Jati memiliki kayu yang lurus, ulet, dank eras kayu jati merupakan kayu pilihan, sehingga memiliki makna filosofis orang yang terpilih.

3) Kayu Kemuning Bermakana napsu birahi.

4) Kayu Tima Kayu tima ini dari peristiwa jaman majapahit, yaitu ada seorang istri yang di tuduh selingkuh, kemudian di usir ke hutan, dan orang tersebut bunuh diri, darahnya mengenai pohon, kemudian di sebut pohon tima.

5) Kayu Cendana

commit to user

Kayu cendana merupakan mustikanya kayu yang memiliki bau yang harum, sehingga melambangkan seorang raja yang bijaksana dan berwibawa dimana keharuman nama besarnya di sukai rakyat- rakyatnya.

6) Kayu Garu untuk memaknai kayu garu maka kita membicarakan tiga dimensi, yaitu kayu garu, dewa daru, dan kayu setigi. Ketiga kayu tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan, apabila salah satu dari ketiga kayu tersebut di tinggalkan maka akan terjadi bencana. Ketiga kayu tersebut melambangkan raga, pikiran dan hati, apabila salah satu dari ketiga unsure tersebut kita tinggalkan maka akan terjadi ketidak seimbangan dalam hidup, bahkan akan berujung kehancuran dan kematian.

7) Kayu Walikukun Kayu Walikukun melambangbangkan seorang wali, dimana warnanya yang merah melambangkan jiwa yang keras dan bijasana. Sehingga Walikukun memiliki makna filosofis seorang wali yang memiliki pendirian yang keras dan bijaksana.

8) Kayu Gedhondhong Bila bicara tentang gedhondhong kita bicara tentang buahnya, dimana di luar halus tetapi dalamnya berduri, yang melambangkan tidak seperti luarnya yang baik tetapi didalamnya jarat, atau dapat juga dikatakan seorang yang munafik.

commit to user

5. Daftar Glusari Teks Kawruh Landheyan

Amril :

Ampelas

Anam kepang

Anyaman kepang

Andalir urang

Seperti ekor udang

Blandaran :

“Blandar” kayu yang terletak di bawah

genting Blongsong :

Biasanya terbuat dari kuningan atau perak. Bentuknya berupa selongsong yang melindungi bagian tangkai tombak yang paling atas, agar jangan sampai retak atau pecah karena tekanan pesi tombak. Di beberapa daerah brongsong juga di sebut blongsong, karah tombak, atau srumbung. (Bambang Harsrinuksmo. 2008: 110) Bumbung :

Potongan bambu

Daler :

Kayu kecil panjang

Dhalangan :

Alas kayu untuk memotong bahan yang dijadikan landheyan Dhêpa :

Panjang kedua tangan bila direntangkan Encok sêkar

Bunga encok

Gilik :

Bulat memanjang

Godhi :

lilitan benang di ujung tangkai tombak atau landheyan , yang berdekatan dengan bilah tombak. Kadang- kadang di ujung lilitan itu di beri penghias

commit to user

cicin: ada yang terbuat dari perak atau tembaga. Cicin itu namanya Lagri. . (Bambang

Harsrinuksmo. 2008: 175)

Godhi duk

Godhi yang terbuat dari tali keduk, yaitu tali yang terbuat dari pohon aren. Grendim :

Hiasan berupa kembang melati Januran jêne

Melengkung

seperti

janur yang dilengkungkan setengan lingkaran atas Jara :

Bor manual untuk membuat lobang dalam membuat Landheyan Kabêsmi :

Di pendam

Kagêdhug :

Dipukul

Karah :

Cincin besi sebagai penguat antara gagang dengan tombak Karucat :

Dikupas tidak teratur

Kêplok :

Banting

Kiping

Pasah kiping “ pasah manual yang

bentuknya persegi panjang Lagri :

Cincinnya Landheyan

Landheyan

Gagang tombak

Limaran

Jarik sutra

Limping :

Dipotong bentuk memanjang

Macak :

Menyesuaikan pola dan diperindah

Mamas :

Kuningan bercampur emas

commit to user

Mandhukulipun :

Patokan kekuatan untuk mencongkel atau mengiris Pacak :

Dibuat pola

Panurung :

Tujuan

Pasah kiping :

Bentuk pasha yang miring

Pasha sugu cêlak :

Bentuk pasah yang mengkotak

Pegon :

Bentuk kayu yang agak bengkong

Pêsi :

Besi

Pêthak sulak :

Jenis daging kayu warna putih

Pêthèl :

Alat kapak kecil

Pethiting :

Ditekan dengan menangkupkan jempol dan telunjuk Pongot :

Pisau kecil yang bengkok, berfungsi untuk menyayat Landheyan Salaka :

Emas yang berkadar rendah

Satêpus :

Dipotong/dibacok/diamplas sekali ayunan

tangan Sêmbur :

Motif bintik- bintik seperti beras

Sopal :

Alen-rerengganing tobak

Sugu panjang :

Kupasan kulit kayu yang memanjang

Suwasa :

Emas

Tlêpak :

Kulit kayu bagian luar

Towok :

Takaran pemotongan kayu

commit to user

Tunjung :

terletak di ujung bawah landheyan atau tangkai tombak. Sesuai dengan fungsinya sebagai pelindung dan pengaman agar ujung tangkai tombak tidak rusak dan aus. Tunjung terbuat dari logam. Yang lazim dipakai adalah kuningan, tetapi ada pula yang dari perak. Di atas bagian Tunjung yang paling atas , biasanya diberi penghias seperti cincin yang disebut sopal. (Bambang Harsrinuksmo. 2008: 492 Tutul :

Motif blentong- blentong

Wacu calêp :

Kalep dari kulit sapi atau kerbau

Wêgig :

Kokoh, tepat, bagus

Wêwah :

Ditambahi,lebih banyak

commit to user