Analisis Perancangan Tata Letak dengan Unequal-Area Facility Layout Problem (UA-FLP)

4.6 Analisis Perancangan Tata Letak dengan Unequal-Area Facility Layout Problem (UA-FLP)

Permasalahan tata letak fasilitas dengan luas tak sama (UA-FLP) biasanya digunakan untuk memodelkan sebuah permasalahan tata letak di sebuah fasilitas manufaktur, permodelan ini menggunakan algritma Differential Evolution (DE). Algoritma ini bertujuan untuk membantu para pengambil keputusan dalam merancang tata letak fasilitas yang efisien dalam hal perpindahan material. Selain itu, algoritma ini dapat digunakan oleh para peneliti maupun mahasiswa sebagai salah satu perbandingan metode penyelesaian UA-FLP. Secara ringkas, berikut adalah karakteristik dari permasalahan UA-FLP:

1. Ada sebuah fasilitas dengan panjang dan lebar tertentu.

2. Ada sejumlah departemen dengan luas diketahui dan batasan (constraint) Maximum Aspect Ratio atau minimum panjang/lebar harus dialokasikan ke dalam fasilitas.

3. departemen harus dialokasikan di dalam fasilitas, tidak boleh beririsan dengan departemen lainnya, dan harus memenuhi batasan tertentu.

4. Ada aliran material antara satu departemen dengan departemen lainnya

5. Tujuan dari permasalahan ini adalah meminimumkan total biaya perpindahan material dengan mengatur lokasi penempatan dan dimensi departemen.

Algoritma DE ini disertai dengan antarmuka pengguna ( user interface ) yang mudah digunakan. Gambar 15 menunjukkan tentang bagian-bagian algoritma.

Gambar 15. Tampilan UA-FLP

Untuk menggunakan software ini, user harus mengetahui beberapa parameter yang ada pada software tersebut. Tabel 8 menjelaskan parameter- parameter yang ada pada software tersebut. Untuk menginput data yang menyediakan Dropdown Box , pengguna hanya bisa memilih nilai yg tersedia di dalam Dropdown Box tersebut. Adapun untuk TextBox , data bisa langsung diketik dengan menggunakan keyboard . Untuk parameter Facility Representation , Untuk menggunakan software ini, user harus mengetahui beberapa parameter yang ada pada software tersebut. Tabel 8 menjelaskan parameter- parameter yang ada pada software tersebut. Untuk menginput data yang menyediakan Dropdown Box , pengguna hanya bisa memilih nilai yg tersedia di dalam Dropdown Box tersebut. Adapun untuk TextBox , data bisa langsung diketik dengan menggunakan keyboard . Untuk parameter Facility Representation ,

Tabel 8. Parameter pada Software No Input

Fungsi

Batasan

1 Max Iteration

Jumlah maksimum iterasi dalam

Tergantung pada

algoritma DE

nilai yg tersedia pada Dropdown Box

2 Max

Tergantung pada Unimproved

Jumlah maksimum iterasi yang tidak

memberikan perbaikan terhadap solusi

nilai yg tersedia

terbaik

pada Dropdown Box

3 Max Time

Jumlah maksimum waktu komputasi

Tergantung pada nilai yg tersedia pada Dropdown Box

4 Population

Jumlah populasi vector

Antara 5 – 100

5 Mutation Factor Parameter yang mengatur tingkat mutasi Antara 0-2

6 Crossover Rate Parameter yang mengatur tingkat Antara0-1

pindah silang

7 Local Search Jumlah maksimum pencarian lokal yang Antara 0- akan dilakukan terhadap vektor trial

8 Facility

Model penyelesaian UA-FLP

Representation

9 Facility With Panjang fasilitas (sejajar dengan sumbu- x)

10 Facility Height Lebar fasilitas (sejajar dengan sumbu-y)

11 No

Jumlah departemen

Departements

12 Departemen specipications -No

nomor departemen

-Area

Luas departemen

-Min Side

Panjang minimum dari sisi-sisi departemen yang dibutuhkan

-Max aspect Maksimum rasio antara kedua sisi Ratio

departemen

13 Material Flows -No

Nomor aliran material

-From

Departemen sumber aliran

-To

Departemen tujuan aliran

-Amount Jumlah unit material yang dipindahkan -Cost

Biaya yang diperlukan untuk memindahkan satu unit material

Setelah mengetahui parameter-parameter tersebut, pengolahan data bisa dilakukan. Pertama-tama memasukan banyaknya departemen dan luas (lebar x panjang) bangunan yang disediakan kedalam tabel width dan height, luas ini harus sesuai dengan jumlah luas seluruh departemen. Pada CV. Massitoh Catering

Services 2 luas yang disediakan adalah 165,712 m . Kemudian memasukkan departemen beserta luasnya masing-masing ke tabel Departement Specification .

Setelah itu masukkan Material Flow , data ini diperoleh dari Peta Dari-Ke yang sudah dicari sebelumnya.Untuk memulai iterasi, pengguna dapat menekan tombol Run . Setelah ditekan tombol Run maka program secara otomatis memeriksa kesesuaian input data dengan batasan-batasan yang ada. Selain itu, program juga

memeriksa hal-berikut:

1. Jumlah total luas departemen-departemen harus sama dengan luas fasilitas.

2. Jumlah baris dalam Department specifications harus sama dengan nilai TexBox No departments .

3. Jumlah baris dalam Material Flows harus lebih besar sama dengan 3. Jika semua persyaratan diatas terpenuhi, barulah algoritma akan memulai iteraasinya. Algoritma ini juga secara otomatis meng- update data-data berikut:

1. Iterasi ke- n yang sedang dijalankan, ditampilkan pada TextBox Iteration .

2. Jumlah iterasi yang tidak berhasil memperbaiki solusi mulai dari ditemukannya solusi global terakhir sampai iterasi saat ini, ditampilkan pada TextBox Unimproved.

3. Jumlah waktu komputasi yang telah digunakan sampai saat ini, ditampilkan pada TextBox Comp Time

4. Biaya terbaik (paling minimum) yang pernah diketemukan oleh algoritma sampai iterasi saat ini, ditampilkan pada TextBox Best Solution

5. Jumlah departemen yang melanggar batasan yang ditentukan pada Department sepcifications , ditampilkan pada TextBox Unfeasible

6. Posisi dan dimensi dari departemen-departemen pada solusi terbaik yang pernah dicapai, ditampilkan pada tabel dibawah Best Solution .

7. Penggambaran dari solusi terbaik yang pernah dicapai.

Setelah program ini dijalankan, kemudian akan menghasilkan gambaran layout . Pada penelitian ini layout yang dihasilkan bisa dilihat pada Gambar 16. Program ini akan menghasilkan layout yang berbeda-beda secara terus menerus dan layout yang dihasilkan bukanlah yang paling baik, melainkan disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Dari Gambar 16 bisa dijelaskan bahwa stasiun kerja

11 (area memasak) terletak dipusat layout , ini dikarenakan stasiun kerja 11 merupakan pusat dari kegiatan produksi pada CV. Massitoh Catering Services .

Gambar 16. Hasil layout UA-FLP

Keterangan:

1. Ruang penerimaan

2. Gudang bahan pokok

3. Gudang sayur

4. Gudang beku

5. Gudang buah

6. Gudang peralatan makan

7. Gadang peralatan masak

8. Tempat pencucian bahan makanan

9. Tempat pencucian peralatan makan

10. Tempat pencucian peralatan masak

11. Area memasak

12. Ruang penyiapan masakan matang

13. Ruang pengemasan Jika dibandingkan dengan layout awal, terjadi banyak perubahan seperti

gudang-gudang bahan saling berdekatan dengan tempat pencucian bahan makanan. Selain itu, area memasak menjadi lebih dekan dengan stasiun kerja yang lain. Hal tersebut mengakibatkan alur proses produksi menjadi lebih singkat.

Selain menghasilkan layout , program ini juga menghasilkan titik pusat tiap stasiun kerja atau departemen yang baru, titik pusat yang baru dijelaskan pada Tabel 9 dengan titik pusat yang baru, maka akan diperoleh jarak yang baru pula seperti yang dijelaskan pada Tabel 9.

Tabel 9. Titik Pusat Stasiun Kerja Hasil Pengolahan Algoritma DE

Nama Stasiun Kerja/Departemen

X-centro

Y-centro

A. Ruang Penerimaan

B. Gudang Kering/Sembako

C. Gudang Sayur

D. Gudang Beku

E. Gudang Buah

F. Gudang Peeralatan Makan

G. Gudang Peralatan Masak

H. Tempat Pencucian Bahan Makanan

8,366 J. Tempat Pencucian Peralatan Masak

I. Tempat Pencucian Peralatan Makan

6,01 K. Area Masak

4,358 L. Area Penyimpanan Masakan Matang

2,902 M. Ruang Pengemasan

1,188 Tabel 9 menjelaskan titik pusat stasiun kerja yang baru dari hasil pengolahan data dengan algoritma DE. Bisa dijelaskan titik pusat (X.Y) ruang penerimaan adalah (7.035 , 0.796), dan seterusnya.

Tabel 10. Jarak Antar Stasiun Kerja Yang Baru

Dari

Ke

Jarak (m)

A B 6,638

A C 3,35

A D 6,943

A E 2,736

B H 2,46

B K 4,109

C H 5,63

D H 8,163

E H 6,154

I F 6,396

G 6,101

L M 2,047

TOTAL

Pada Tabel 10 menjelaskan jarak antar stasiun kerja yang baru dari hasil pengolahan data dengan algoritma DE. Bisa dijelaskan jarak titik pusat dari A ke

B adalah sejauh 6,351 meter, A ke C adalah sejauh 1,489 meter dan seterusnya. Pengukuran titik pusat antar stasiun menggunakan metode rectilinear bisa dilihat pada lampiran. Dari perhitungan tersebut bisa dijelaskan bahwa jarak material flow pada CV. Massitoh Catering Services dengan layout yang baru berubah yang tadinya 502,723 meter menjadi 77,028 meter dan terjadi pengurangan jarak awal sejauh 425,695 meter. Berdasarkan hasil ini bisa disimpulkan perancangan ulang dengan permodelan UA-FLP dapat mengurangi jarak tempuh material.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63