Analisis Peta Dari-Ke ( F rom To Chart )

4.3 Analisis Peta Dari-Ke ( F rom To Chart )

From To Chart merupakan suatu teknik yang digunakan dalam perencanaan layout . Chart ini sangat menolong, khususnya pada problem dimana banyak item ( part ) yang melintasi daerah kerja. Chart ini juga sangat berguna sebagai alat untuk merencanakan hubungan yang optimum dari daerah-daerah kerja.

Sebelum melakukan analisis Peta Dari-Ke, terlebih dahulu ditentukan stasiun kerja/departemen yang ada. Berdasarkan gambar tata letak dan urutan proses produksi, maka pada CV. Massitoh Catering Services terdapat 13 stasiun kerja/departemen. Luas tiap departemen ditunjukkan pada Tabel 2. Pada Tabel 2

bisa dijelaskan bahwa total luas keseluruhan luas adalah 259,74 m 2 dan luas stasiun kerja K memiliki luas terbesar yaitu 52 m 2 . Hal ini karena stasiun kerja

tersebut merupakan pusat dari kegiatan proses produksi pada CV. Massitoh Catering Services .

Tabel 2. Luas Departemen

Nama Stasiun Kerja/Departemen 2 Luas Area (m )

A. Ruang Penerimaan

B. Gudang Kering/Sembako

C. Gudang Sayur

D. Gudang Beku

E. Gudang Buah

F. Gudang Peralatan Makan

G. Gudang Peralatan Masak

H. Tempat Pencucian Bahan Makanan

45 J. Tempat Pencucian Peralatan Masak

I. Tempat Pencucian Peralatan Makan

15 K. Area Masak

52.9 L. Area Penyimpanan Masakan Matang

10.5 M. Ruang Pengemasan

32 Total

Langkah pertama dalam penyusunan metode ini adalah menentukan kuantitas dan urutan produksi. Jumlah material yang dipindahkan adalah kebutuhan bahan dalam seharinya untuk memenuhi 1445 porsi. Bahan-bahan yang dibutuhkan merupakan bahan-bahan untuk membuat menu ayam bakar kecap, jumlah bahan merupakan jumlah rata-rata yang dibutuhkan per hari. Selain itu juga peralatan makan berupa rantang plastik serta peralatan-peralatan memasak dimasukkan kedalam aliran material karena peralatan makan dan peralatan memasak merupakan material yang berpindah pada stasiun kerja dan merupakan material pendukung.

Tabel 3. From-To Chart

Bahan/Barang

Jumlah

Urutan Proses

Rata- rata/Hari (Kg)

1. Beras

A BHKLM

2. Ayam

A DHKLM

A CHKLM Kol, Tomat, B. Merah, B. Putih,

3. Sayur (Wortel, Kentang, Buncis,

B. Bombay, D. Bawang, Seledri, Tempe, Cabai)

4. Kerupuk

25 A BKLM

5. Buah (Semangka)

A EHKLM

6. P. Makan (Rantang Plastik)

I FM

30 J GK Penggorengan, Saringan, Centong, Sendok Sayur, Sodet)

7. P. Masak (Dandang, Panci,

Tabel 3 menunjukan nama bahan dan barang yang dibutuhkan untuk mebuat menu ayam bakar kecap sebanyak 1445 porsi. Urutan proses dimulai dari ruang penerimaan dan berakhir di ruang pengemasan. Untuk peralatan makan dan perlengkapan masak merupakan material penunjang produksi, dan tujuannya dimasukkan kedalam metode ini adalah untuk memudahkan pengerjaan dengan software .

Langkah berikutnya adalah menjumlahkan bahan baku yang mengalir antar stasiun kerja. Perpindahan material antar departemen merupakan jumlah dari jenis bahan baku yang mengalami proses pada satu stasiun kerja yang sama. Jumlah material yang dipindahkan antar stasiun kerja dijelaskan pada Tabel 3.

Tabel 4. Jumlah Material yang Dipindahkan Antar Stasiun Kerja.

Tabel 4. menunjukkan jumlah perpindahan bahan dan barang antar stasiun kerja setiap harinya. Misalnya, jumlah bahan yang dipindahkan dari stasiun kerja

H (T. Pencucian Bahan) menuju stasiun kerja K (Area Memasak) setiap harinya sebanyak 875 Kg. Jumlah tersebut diperoleh dari total bahan yang diterima dari Tempat Pencucian Bahan berupa beras sebanyak 160 Kg, sayur-sayuran sebanyak 385 Kg, ayam sebanyak 150 Kg dan buah semangka sebanyak 155 Kg.

Selanjutnya menentukan titik pusat antar stasiun kerja untuk menentukan jarak perpindahan antar stasiun kerja atau stasiun kerja. Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pegukuran rectilinier dan pada pengukuran jarak masing-masing tidak memperhatikan adanya aisle (lintasan), sehingga pengukuran dilakukan secara langsung dari masing-masing titik tengah stasiun kerja. Berdasarkan Gambar 9 dan Gambar 10, maka jarak suatu stasiun kerja satu dengan stasiun kerja yang lain dapat ditentukan, masing-masing stasiun kerja dicari titik pusatnya yaitu (0.0) dari x dan y. Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh titik pusat masing-masing stasiun kerja sebagai berikut:

Departemen A (X a ,Y a ) = (5.15, 6.95) Departemen B (X b ,Y b ) = (8.8, 6.85)

Departemen C (X c ,Y c ) = (7.5, 5) Departemen D (X d ,Y d ) = (13, 6.9)

Departemen E (X e ,Y e ) = (7.3, 13.25) Departemen F (X f ,Y f ) = (22.425, 14.5) Departemen G (X g ,Y g ) = (10.5, 8.25) Departemen H (X h ,Y h ) = (10.5, 5.25)

Departemen I (X i ,Y i ) = (6, 2.5) Departemen J (X j ,Y j ) = (4.5, 2.5) Departemen K (X k ,Y k ) = (5.049, 9.368) Departemen L (X l ,Y l ) = (4.5, 6.75) Departemen M (X m ,Y m ) = (13, 11.8)

Setelah titik pusat ditentukan, kemudian perhitungan jarak antar departemen bisa dilakukan dengan Metode Rectilinier . Perhitungan jarak tersebut bisa dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan perhitungan tersebut maka jarak antar pusat stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan jarak antar stasiun kerja, sehingga bisa dilihat total jarak yang ditempuh oleh material yang diproses untuk membuat 1445 porsi dalam sehari.

Tabel 5. Jarak Tempuh Material Antar Departemen

Dari

Ke

Jarak (m)

A B 3.75

A * C 69.3

A D 7.9

A E 8.45

B * H 66.268

B * K 63.3

C H 3.25

D * H 64.15

E * H 71.2

I F 28.425 J

G 11.75 K

3.167 L * M 73.55

TOTAL 502.723

Ket (*) jarak antar stasiun kerja atau departemen berbeda bangunan dengan jarak sekitar 60m.

Dari Tabel 5 bisa dijelaskan bahwa dalam proses produksi dalam sehari, material atau bahan menempuh jarak 502,723 meter. jarak tersebut sangat besar dikarenakan lokasi bangunan terbagi menjadi dua bagian dengan jarak 60 meter.

4.4 Analisis Activity Relation Chart (ARC)

Pembuatan Activity Relation Chart (ARC) didapat dari data-data urutan aktivitas dalam proses produksi yang akan dihubungakan secara berpasangan untuk mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas tersebut. Hubungan tersebut ditinjau dari beberapa aspek diantaranya adalah hubungan keterkaitan secara organisasi, aliran material, peralatan yang digunakan, manusia, informasi, dan keterkaitan lingkungan. Activity Relation Chart (ARC merupakan peta keterkaitan aktivitas yang berupa belah ketupat yang terdiri dari 2 bagian yaiti bagian atas yang menunjukkan simbol derajat keterkaitan antar dua departemen sedangkan bagian bawah merupakan alasan yang dipakai untuk mengukur derajat keterkaitan.

 Tempat penerimaan mutlak dekat dengan gudang bahan pokok, gudang sayur, gudang beku, dan gudang buah karena proses yang berurutan (disimbolkan huruf A).

 Gudang sayur, gudang buah, gudang beku mutlak dekat dengan tempat pencucian bahan makanan (disimbolkan huruf A).

 Tempat pencucian bahan makanan mutlak dekat dengan area masak (disimbolkan huruf A).

 Area masak mutlak dekat dengan ruang penyimpanan masakan jadi (disimbolkan huruf A).

 Ruang penyimpanan masakan jadi mutlak dekat dengan ruang pengemasan (disimbolkan huruf A).

 Tempat pencucian peralatan makan mutlak dekat dengan gudang peralatan makan (disimbolkan huruf A).

 Tempat pencucian peralatan masak mutlak dekat dengan gudang peralatan masak (disimbolkan huruf A).

 Gudang peralatan makan mutlak dekat dengan ruang pengemasan (disimbolkan huruf A).

Berdasarkan derajat hubungan antar aktivitas dan alasannya, maka peta hubungan keterkaitan aktivitas (ARC) untuk 13 stasiun kerja selengkapnya pada Gambar 11. Sedangkan alasan derajat kedekatan antar stasiun kerja dijelaskan pada Tabel 6.

Tabel 6. Alasan Hubungan Antar Departemen

Kode

Alasan

1 Urutan proses

2 Kemudahan pengawasan

3 Perpindahan alat

4 Aliran informasi

5 Karyawan yang sama

6 Bau, kontaminasi

Gambar 11. Diagram Keterkaitan Aktifitas Dari Gambar 11 diatas menunjukan hubungan keterkaitan aktivitas antar

departemen berdasarkan alasan yang ditunjukkan Tabel 6 misalkan ruang penerimaan harus mutlak dekat dengan gudang bahan pokok, gudang sayur, gudang buah, gudang beku karena alasan urutan proses, kemudahan pengawasan, dan aliran informasi.

4.5 Penentuan Luas Area yang Dibutuhkan

Sebelum merancang layout usulan, terlebih dahulu harus diperhatikan penentuan kebutuhan luas ruangan, hal - hal yang diperlukan dalam penentuan kebutuan luas area yang dibutuhkan yaitu kebutuan tingkat produksi ( production rate ), peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi dan karyawan yang dibutuhkan. Dalam penentuan kebutuan luas ruangan proses produksi CV Massitoh Catering Services , peneliti mengunakan “ metode fasilitas industri” yaitu metode penentuan kebutuan ruangan berdasarkan fasilitas produksi dan fasilitas pendukung proses produksi yang dipergunakan. Luas ruangan dihitung Sebelum merancang layout usulan, terlebih dahulu harus diperhatikan penentuan kebutuhan luas ruangan, hal - hal yang diperlukan dalam penentuan kebutuan luas area yang dibutuhkan yaitu kebutuan tingkat produksi ( production rate ), peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi dan karyawan yang dibutuhkan. Dalam penentuan kebutuan luas ruangan proses produksi CV Massitoh Catering Services , peneliti mengunakan “ metode fasilitas industri” yaitu metode penentuan kebutuan ruangan berdasarkan fasilitas produksi dan fasilitas pendukung proses produksi yang dipergunakan. Luas ruangan dihitung

1) Ruang penerimaan Pembelian bahan baku pada CV. Massitoh Catering Services dilakukan dalam periode waktu tertentu seperti per satu hari, per dua hari atau per satu minggu tergantung jenis bahan bakunya dan jumlah persediaan di gudang. Untuk menentukan luas ruang peneriamaan, peneliti mengasumsikan pembelian bahan baku dilakukan setiap hari untuk menu ayam bakar kecap. Bahan baku yang dibeli antara lain beras, ayam, sayur (wortel, kentang, buncis, kol, tomat, bawang merah, bawang putih, bawang bombay, dau bawang, seledri, tempe dan cabai), kerupuk dan buah (semangka).

 Untuk beras memiliki dimensi yaitu 70 x 40 x 20 cm = 56000cm 3 untuk ukuran berat 60 kg per karung. Jika disesuaikan dengan kebutuhan porsi

perhari sebanyak 160 kg maka jumlah karung yang diterima sebanyak 2,6 karung atau untuk mempermudah perhitungan dibulatkan menjadi 3 karung

3 Jadi volume totalnya adalah 56000cm 3 x 3 = 168000 cm . Untuk luas yang dibutuhkan adalah: Tinggi karung = 70 cm

Panjang karung = 40 cm Lebar karung = 20 cm

Luas yang dibutuhkan = 3(40 x 20) = 2400 cm 2  Untuk dimensi ayam diasumsikan seluruh ayam dimasukkan kedalam bok

plastik dengan ukuran panjang = 70 cm lebar = 50 cm dan tinggi = 30 cm plastik dengan ukuran panjang = 70 cm lebar = 50 cm dan tinggi = 30 cm

dibutuhkan adalah: 3(70 x 50 cm) = 10500 cm 2  Untuk dimensi sayur, diasumsikan seluruh sayur dimasukkan ke dalam bok

plastik dimana sayur sebanyak 385 kg dimasukkan ke 10 bok . ukuran bok tersebut sama seperti yang digunakan pada ayam. Sehingga luas yang

dibutuhkan adalah: 10(70 x 50 cm) = 35000 cm 2 .  Untuk kerupuk dimensinya adalah tinggi = 35 cm lebar = 15 cm dan panjang

= 20 cm untuk ukuran 25 kg per kemasan. Sehingga luas yang dibutuhkan adalah: 20 x 15 cm = 300 cm 2 .

 Untuk dimensi buah diasumsikan seluruh buah dimasukkan kedalam peti berukuran panjang = 80 cm lebar = 75 cm dan tinggi 65 cm yang bisa

memuat sebanyak 35 kg buah semangka. Kebutuhan sehari buah adalah sebanyak 155 kg sehingga buah semangka dimasukkan ke 5 peti. Luas yang

dibutuhkan adalah: 5(80 x 75 cm)= 28000 cm 2 . Total kebutuhan luas adalah 2400 + 10500 + 35000 + 300 + 28000 =

2 76200 cm 2 = 7,62 m . Kebutahan luas untuk ruang penerimaan setelah ditambahkan kelonggaran 50% adalah = 7,62 x 150% = 11,43 m 2 .

2) Gudang bahan pokok Gudang ini digunakan untuk menyimpan bahan – bahan seperti beras, tepung, minyak goreng, bumbu – bumbu, kerupuk, kecap dan telur. Didalam gudang ini sudah disediakan 5 buah lemari yang berfungsi untuk menyimpan bahan – bahan seperti bumbu – bumbu, kerupuk dan kecap. Penulis mengasumsikan lemari – lemari tersebut dapat menampung persediaan selama satu minggu. Pada gudang bahan pokok telah disediakan area penyimpanan tepung dengan ukuran 50 x 50 cm. Kemudian juga disediakan juga area untuk menyimpan minyak goreng dengan ukuran 70 x 70 cm yang dapat menampung

9 dirigen minyak goreng dengan kapasitas 16 kg. kemudian disediakan juga area untuk menyimpan peti telur dengan ukuran 55 x 35 cm, lahan ini cukup untuk menyimpan 5 peti yang ditumpuk. Selain itu juga tersedia area untuk 9 dirigen minyak goreng dengan kapasitas 16 kg. kemudian disediakan juga area untuk menyimpan peti telur dengan ukuran 55 x 35 cm, lahan ini cukup untuk menyimpan 5 peti yang ditumpuk. Selain itu juga tersedia area untuk

 Luas lemari: 2 lemari dengan ukuran yang sama panjang = 220 cm, lebar = 50 cm dan tinggi = 100 cm, sehingga kebutuhan luasnya adalah: 2(220 x 50) cm = 22000 cm 2 . Sedangkan 3 lemari (misalkan lemari P Q

R) sisanya mempunyai ukuran yang berbeda, untuk lemari P ukurannya adalah p = 240 cm, l = 45 cm dan t = 200 cm, sehingga luasnya = 240 x

45 cm = 10800 cm 2 . Lemari Q mempunyai ukuran p = 100 cm, l = 60 cm dan t = 200 cm, sehingga luasnya = 100 x 60 cm = 6000 cm 2 .

Ukuran lemari R adalah p = 90 cm, l = 60 cm dan t = 150 cm, sehingga luasnya = 90 x 60 = 5400 cm 2 . Kebutuhan luas lemari keseluruhan

adalah = 22000 + 10800 + 6000 + 5400 = 44200 cm 2 .  Luas area – area penyimpanan: luas area penyimpanan tepung = 50 x 50

cm = 2500 cm 2 . Luas area penyimpanan minyak goreng = 70 x 70 cm =

2 4900 cm 2 . Luas area penyimpanan telur = 55 x 35 cm = 1925 cm . Uas area penyimpanan beras = 200 x 100 cm = 20000 cm 3 . Sehingga luas keseluruhan adalah = 2500 + 4900 + 1925 + 20000 = 29325 cm 2 .

Kebutuhan luas keseluruhan adalah = 44200 + 29325 = 73525 cm 2 . Kebutuhan luas gudang bahan pokok setelah ditambah kelonggaran 50% =

2 73525 x 150% = 110287,5 cm 2 = 11,029 m .

3) Gudang sayur Pada gudang sayur tidak dilakukan penyimpanan bahan karena untuk mencegah kerusakan. Gudang ini hanya untuk menyimpan bahan yang dibeli pada hari itu juga. Di gudang terdapat sebuah lemari dan sebuah meja untuk menyimpan bahan. Ukuran lemari tersebut adalah p = 140 cm, l = 70 cm dan t

= 170 cm, sehingga luasnya = 140 x 70 cm = 9800 cm 2 . Ukuran meja adalah p= 210cm, l = 95cm dan t = 75 cm, sehingga luasnya adalah = 210 x 95 cm =

19950 cm 2 . Selain itu pada gudang ini disediakan area untuk mengupas sayur dengan ukuran 200 x 200 cm, sehingga luasnya adalah = 200 x 200 cm =

2 40000 cm 2 . Kebutuhan luas total adalah = 9800 + 19950 + 40000 = 69750 cm .

Kebutuhan luas untuk gudang sayur setelah ditambah kelonggaran 50% adalah

2 = 69750 x 150% = 104625 cm 2 = 10,462 m .

4) Gudang beku Pada gudang beku disediakan lemari pendingin untuk menyimpan bahan baku daging sapid an ayam. Lemari pendingin yang disediakan ada 5 buah ( misal A, B, C, D dan E) dengan ukuran yang berbeda – beda. Ukuran dan luas masing –masing adalah:

 Lemari pendingin A: ukuran = p = 125 cm, l = 65 dan t = 80cm

2 luas = 125 x 65 cm = 8125 cm .  Lemari pendingin B: ukuran = p = 110 cm, l = 50 cm dan t = 80 cm

2 luas = 110 x 50 cm = 50 cm .  Lemari pendingin C: ukuran p = 160 cm, l = 60 cm dan t = 80 cm

2 luas = 160 x 60 cm = 9600 cm .  Lemari pendingin D dan E: ukuran = p = 170 cm, l = 65 cm dan t = 95

cm luas = 2(170 x 65 cm) = 22100 cm 2 . Kebutuhan luas total adalah = 8125 + 50 + 9600 + 22100 = 45325cm 2 .

Setelah ditambahkan kelonggaran 50% adalah = 45325 x 150% = 67987,5 cm 2 = 6,799 m 2 .

5) Gudang buah Pada gudang buah, buah yang disimpan hanyalah jenis buah yang tahan lama seperti semangka dan melon. Di gudang ini disediakan dua lemari yang dapat menampung buah semangka sebanyak 170 kg untuk masing – masing lemari. Selain itu juga disediakan area untuk menyimpan peti buah yang nantinya digunakan untuk menyimpan sementara buah – buahan seperti jeruk dan apel. Ukuran dan luas lemari serta area penyimpanan peti antara lain:

 Lemari buah: p = 200 cm, l = 65 cm dan t = 200 cm Luas dua lemari = 2(200 x 65) cm = 26000 cm 2 .

 Luas area peti = 150 x 100 cm = 15000cm 2 .

2 Total kebutuhan luas = 26000 + 15000 cm 2 = 41000 cm . Sehingga jika

2 ditambahkan kelonggaran 50% adalah = 41000 x 150% = 61500 cm 2 = 6,15 m

6) Gudang peralatan makan Di gudang peralatan makan ini terdapat 4 buah lemari yang befungsi untuk menyimpan peralatan makan seperti rantang plastik, sendok, garpu, sendok sayur, piring, gelas dan peralatan makan yang lain. Ukuran keempat lemari tersebut sama yaitu p = 300 cm, l = 50 cm dan t = 190 cm. Sehingga

luas dari keempat lemari tersebut adalah = 4(300 x 50 cm) = 30000 cm 2 . Selain itu juga disediakan area untuk menyimpan peralatan makan lain yang tidak

dapat disimpan ke lemari dengan ukuran p = 200 cm dan l = 100 cm, sehingga luasnya adalah 20000 cm 2 . Total kebutuhan luasnya adala = 30000 + 20000

2 cm 2 = 50000 cm , dan setelah ditambahkan kelonggaran 50% adalah = 50000 x

2 150% = 75000 cm 2 = 7,5 m

7) Gudang peralatan masak Pada gudang peralatan masak hanya terdapat sebuah lemari untuk menyimpan peralatan masak yang tak terpakai dengan ukuran p = 300 cm, l =

90 cm dan t = 100 cm. sehingga luas yang dibtuhkan adalah = 90 x 300 cm = 27000 cm 2 . Kebutuhan luas gudang peralatan masak setelah ditambahkan

2 kelonggaran 50% adalah = 27000 x 150% = 40500 cm 2 = 4,05 m .

8) Tempat pencucian bahan makanan Pada proses pencucian bahan makanan menggunakan 2 buah meja cuci seperti washtafel , ukuran kedua meja ini adalah p = 310 cm, l = 75 cm dan t =

90 cm. Untuk memudahkan operator ketika melakukan proses pencucian maka lebar meja ditambahkan toleransi sebesar 50 cm.

M 125cm

50 cm

310 cm

Gambar 12. Toleransi pada Meja Pencucian Bahan Baku

Sehingga luas yang dibutuhkan adalah = 2(310 x 125 cm) = 77500 cm 2 . Kebutuhan luas setelah ditambahkan kelonggaran 50% adalah = 77500 x 150%

2 = 116250 cm 2 = 11,625 m .

9) Tempat pencucian peralatan makan Tempat pencucian peralatan ini digunakan untuk mencuci peralatan makan yang kotor seperti rantang plastik, piring, gelas, sendok, garpu dan bok plastik. Tempat pencucian ini juga terdapat bak sampah yang berfungsi untuk menampung sampah sisa makanan. Diasumsikan tempat pencucian ini bisa menampung rantang plastik sebanyak 1000 buah dengan disusun 20 tumpukan. Selain itu tempat pencucian ini juga bisa menampung bok plastik sebanyak 10 buah. Bok plastik berfungsi sebagai wadah untuk menampung piring, sendok dan garpu. Sedangkan area untuk proses mencucinya memiliki luas 200 cm x

200 cm = 40000 cm 2 . Maka luas yang dibutuhkan adalah:  Luas bak sampah: p = 150 cm, l = 100 cm. L = 150 x 100 = 15000

cm 2 .  Luas 50 susun tumpukan rantang: diameter = 25 cm. L = 50(πr 2 ) =

2 2 50(3,14 x 12,5 2 ) cm =50 x 490,625 cm = 24531,25 cm .  Luas 10 bok plastik: p = 70 cm, l = 50 cm. L = 10(70 x 50) = 35000

cm 2 .  Luas area pencucian = 40000 cm 2 .

Sehingga luas totalnya adalah = 15000 + 24531,25 + 35000 + 40000 = 114531,25 cm 2 . Setelah ditambahkan kelonggaran 50% = 74531,25 x 150% =

2 171796,875 cm 2 = 17,18 m

10) Tempat pencucian peralatan masak Tempat pencucian peralatan ini harus dapat menampung setidaknya 5 buah panci besar dengan ukuran diameter 60 cm dan tinggi 70 cm. hal tersebut dikarenakan dalam sehari diasumsikan seluruh panci yang ada digunakan untuk produksi. Selain itu tempat pencucian ini juga harus bisa menampung wajan dengan ukuran diameter 70 cm dan tinggi 20 cm sebanyak 7 buah dengan asumsi yang sama. Luas yang dibutuhkan:

2 2 2  Luas panci: L = πr 2 = 3,14 x 30 = 2826 cm x 5 = 14130 cm

2 2 2  Luas wajan: L = πr 2 = 3,14 x 35 = 3846,5 cm x 7 = 26925,5 cm

Sehingga luas totalnya adalah = 14130 + 26925,5 = 41055,5 cm 2 . Untuk keleluasaan pekerja perlu ditambah kelonggaran 50% = 41055,5 x 150% =

2 61583,25 cm 2 = 6,158 m .

11) Area masak Pada area ini menggunakan 3 buah jenis kompor yang berbeda. Untuk jenis yang pertama adalah kompor sumbu tunggal yang berjumlah 7 buah dan memiliki ukuran p = 65 cm, l = 65 cm dan t = 50 cm. Untuk kompor jenis yang kedua adalah kompor sumbu ganda sebanyak satu buah dengan ukuran p = 100 cm, l = 65 cm, dan t = 20 cm. Sedangkan kompor jenis yang ketiga adalah jenis sumbu tiga dengan ukuran p = 200 cm, l = 65 cm dan t = 40 cm. untuk keleluasaan pekerja, jarak antara pekerja dengan kompor ditambah 50 cm atau l = +50 cm, dan jarak antar kompor juga ditambah 100 cm atau p = +100 cm.

Gambar 13. Toleransi pada Kompor

Kemudian pada area ini juga disediakan meja untuk meletakkan bahan – bahan yang akan dimasak dan juga untuk meracik bumbu – bumbu masakan. Meja tersebut mempunyai ukuran p = 150 cm, l = 50 cm dan t = 80 cm. Untuk keleluasaan pekerja maka ditambahkan kelonggaran sebesar 50 cm atau l = +50 cm. Kebutuhan luas pada area memasak adalah:

 Luas kompor: 7(165 x 115) + (200 x 115) + (300 x 115) = 132825 + 23000 + 34500 = 190325 cm 2 .

 Luas meja: 150 x 100 = 15000 cm 2 . Kebutuhan luas total pada area masak adalah = 190325 + 15000 =

205325 cm 2 . Sehingga jika ditambah kelonggaran 50% = 205325 x 150% =

2 307987,5 cm 2 = 30,799 m .

12) Ruang penyimpanan masakan matang Pada ruang ini masakan yang sudah matang ditempatkan pada meja sebelum dibawa ke ruang pengemasan. Meja yang digunakan ada dua buahdan 12) Ruang penyimpanan masakan matang Pada ruang ini masakan yang sudah matang ditempatkan pada meja sebelum dibawa ke ruang pengemasan. Meja yang digunakan ada dua buahdan

ditambah kelonggaran 50% maka luas untuk ruangan ini adalah = 21000 x

2 150% = 31500 cm 2 = 3,15 m .

13) Ruang pengemasan Pada ruangan ini masakan yang sudah matang ditempatkan pada meja, kemudian para pekerja akan mengemas masakan ke dalam rantang plastik. Meja yang digunakan berjumlah 4 buah dengan ukuran p = 250 cm, l = 70 cm dan t = 80 cm. untuk keleluasaan pekerja, masing – masing sisi meja ditambahkan ukuran 50 cm.

Gambar 14. Toleransi pada Meja Pengemasan

Selain itu, pada ruangan ini disediakan area untuk meletakkan rantang plastik. Diasumsikan untuk 1000 rantang plastik dengan disusun 20 tumpuk. Sehingga luas yang dibutuhkan:

 Luas meja pengemasan: 4(350 x 170) = 238000 cm 2  Luas area rantang plastik: diameter = 25 cm. L = 50(πr 2 ) = 50(3,14 x

2 2 12,5 2 ) cm =50 x 490,625 cm = 24531,25 cm Kebutuhan luas total adalah = 238000 + 24531,25 = 262531,25 cm 2 , sehingga setelah ditambah kelonggaran 50% adalah = 262531,25 x 150% =

2 393796,875 cm 2 = 39,38 m . Total kebutuhan luas area untuk fasilitas produksi pada CV. Massitoh

Catering Services bisa dilihat pada Tabel 7. Total kebutuhan luas area adalah 165, 712 m 2 , kebutuhan luas area terkecil adalah pada area penyimpanan masakan

matang yaitu seluas 3,15 m 2 . Sedangkan kebutuhan luas yang terbesar aadalah ruang pengemasan yaitu seluas 39,38 m 2 .

Tabel 7. Total Luas Area yang Dibutuhkan

Nama Stasiun Kerja/Departemen 2 Luas Area (m )

A. Ruang Penerimaan 11,43

B. Gudang Kering/Sembako 11,029

C. Gudang Sayur 10,462

D. Gudang Beku 6,799

E. Gudang Buah 6,15

F. Gudang Peralatan Makan 7,5

G. Gudang Peralatan Masak 4,05

H. Tempat Pencucian Bahan Makanan 11,625

I. Tempat Pencucian Peralatan Makan 17,18 J. Tempat Pencucian Peralatan Masak

6,158 K. Area Masak

30,799 L. Area Penyimpanan Masakan Matang

3,15 M. Ruang Pengemasan

39,38 Total

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63