xvii
Bentuk dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. Di sisi lain secara legal formal Pemerintah secara makro di pusat hingga di tingkat basis di
daerah telah menyadari pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan khususnya penataan ruang dengan menilik uraian pada halaman terdahulu.
Karenanya penelitian ini menitikberatkan pada kajian partisipasi dalam pemanfaatan dan pengendalian ruang di Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Penataan ruang sebagai suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang guna kesejahteraan
masyarakat harus menyertakan partisipasi masyarakat dalam setiap tahapannya. Hal tersebut terlebih karena penataan ruang bukanlah semata-mata suatu kegiatan yang
rasionalistik, teknis dan estetis tetapi merupakan pula proses sosial politis yang dinamis dan sarat dengan konflik Forester, 1989. Hal tersebut telah diratifikasi oleh
Pemerintah RI dengan adanya UU 262007 tentang Penataan Ruang dan PP 6996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat dalam Penataan Ruang. Meskipun dalam praktiknya hak-hak masyarakat tersebut belum dapat dinikmati secara maksimal.
Kecamatan Bawen merupakan bagian dari Kabupaten Semarang yang oleh kalangan elit politik pemerintahan di Kabupaten ini diwacanakan untuk menjadi
Ibukota Kabupaten, dengan pertimbangan penguatan hegemoni dan aksesibilitas. Terdapat beberapa permasalahan pemanfaatan dan pengendalian ruang di Kecamatan
Bawen, salah satu yang tampak dari sisi masyarakat adalah rendahnya partisipasi masyarakat.
xviii
1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sebagaimana tertuang dalam pendahuluan, tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan dan pengendalian ruang
di Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
1.3.2 Sasaran Penelitian
Sebagai lanjutan penetapan tujuan penelitian ini, terdapat beberapa sasaran yang diharapkan akan tercapai dalam penelitian ini:
1. Mengetahui akomodasi kepentingan masyarakat dalam kegiatan penataan ruang
khususnya pemanfaatan dan pengendalian ruang di Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
2. Mengetahui kesukarelaan masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan penataan
ruang khususnya pemanfaatan dan pengendalian ruang di Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
3. Mengetahui rasa memiliki masyarakat pada kegiatan penataan ruang khususnya
pemanfaatan dan pengendalian ruang di Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
4. Rekomendasi penyempurnaan pelaksanaan kegiatan penataan ruang khususnya
pemanfaatan dan pengendalian ruang di Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang guna optimalisasi partisipasi masyarakat didalamnya.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Guna memperjelas pembahasan maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:
xix
1. Pembahasan tentang partisipasi masyarakat
Pembatasan pembahasan pada partisipasi masyarakat dipilih karena pentingnya partisipasi masyarakat seiring dengan perubahan paradigma pemerintahan yang
terjadi saat ini dengan asas good governance dan penguatan civil society. 2.
Pembahasan tentang pemanfaatan dan pengendalian ruang sebagai salah satu bentuk penataan ruang.
Pembatasan pada sisi pemanfaatan dan pengendalian ruang dilakukan karena mengingat batasan kewenangan institusi Kecamatan sebagaimana diatur dalam
UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan beberapa aturan pelaksanaannya.
3. Lokasi yang dipilih Kecamatan Bawen.
Lokasi ini menarik untuk diteliti dalam kaitannya dengan permasalahan pemanfaatan dan pengendalian ruang di Kabupaten Semarang karena:
a. Adanya wacana pemindahan Ibukota Kabupaten Semarang dari
Kecamatan Ungaran ke Kecamatan Bawen. Wacana tersebut timbul karena pertimbangan aksesibilitas dan penguatan hegemoni kewilayahan.
Sehingga karenanya ada wacana beberapa kebijakan khusus di wilayah ini.
b. Saat ini sedang dilaksanakan prosesi revisi Peraturan Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bawen
1.5 Kerangka Pikir