Harjosari. Sedangkan toko atau warung kelontong sebanyak 237 unit yang tersebar di semua desa.
3.2 Kebijakan Penataan Ruang di Kecamatan Bawen
Sebagaimana terurai pada bab terdahulu bahwa seakan perjalanan klise sebuah peraturan atau kebijakan, penataan ruang di Kecamatan Bawen dalam
pelaksanaannya mengalami beberapa permasalahan. Dalam sub bab ini beberapa permasalahan tersebut dibahas dari tiga sisi: perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian.
3.2.1 Sekilas Dokumen Perencanaan Ruang Kecamatan Bawen
Sampai penelitian ini disusun dokumen perundang-undangan di Kabupaten Semarang yang mengatur penataan ruang adalah Peraturan Daerah
Kabupaten Semarang Nomor 4 Tahun 2002 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang, namun aturan perundangan-undangan penataan ruang yang
khusus mengatur tentang Kecamatan Bawen barulah Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 1997 tentang RUTRK-RDTRK IKK Bawen.
Latar belakang disusunnya Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 1997 adalah karena cepatnya perkembangan kawasan industri di
Kecamatan Bawen dan rencana pembentukan Kota Administratif Ambarawa. Perkembangan kawasan industri di daerah ini menjadi cepat diawali dengan hadirnya
beberapa usaha tekstil, yang terutama saat itu adalah PT. Kanindotex APAC Inti Corpora. Pada saat itu pula sedang dirancang peningkatan status Kecamatan
Ambarawa sebagai Kota Administratif yang baru, dimana Kecamatan Bawen
dirancang sebagai salah satu daerah penyangga keberadaan Kota Administratif yang baru tersebut.
Berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 10 Tahun 1997 tentang RUTRK-RDTRK IKK Bawen wilayah yang tercakup dalam dokumen
penataan ruang tersebut baru sebatas ibukota Kecamatan Bawen, yang meliputi wilayah administrasi Desa Lemahireng dan Kelurahan Harjosari. Hal tersebut
sebagaimana ditampakkan pada Gambar 3.6 tentang Peta Daerah IKK Bawen dihalaman berikut. Adapun pengaturan ruang untuk Kelurahan Bawen dan Desa :
Polosiri, Kandangan, Asinan, Doplang, Samban, Poncoruso mengacu pada peraturan perundangan diatasnya, yaitu Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2002 tentang RTRW
Kabupaten Semarang. Sebagai catatan saat Peraturan Daerah nomor 10 tahun 1997 tersebut disusun status hukum Kelurahan Harjosari masih Desa.
Pada sisi lainnya rencana detil atas daerah IKK Bawen tersebut baru mencakup kawasan seputar jalan negara di sekitar kompleks perkantoran Kecamatan
Bawen. Dari Peta Daerah IKK yang merupakan bagian dari Peta Administrasi Kecamatan Bawen, ditetapkan rencana tata guna tanah atas daerah dimaksud
sebagaimana ditampakkan pada Gambar 3.7 di halaman berikut. Dari peta rencana tersebut ditetapkan beberapa kawasan yang diperuntukkan diantaranya bagi
perindustrian dan permukiman serta perkantoran. Pada bagian barat wilayah Ibukota Kecamatan Bawen direncanakan penggunaannya untuk perkantoran, permukiman,
perdagangan dan jasa, kesehatan, keamanan, pendidikan, peribadatan, industri, olah ragaruang terbuka dan konservasi pertanian. Spesifikasi penggunaan ruang pada
wilayah ini adalah untuk perindustrian dan perkantoran. Pada bagian timur wilayah Ibukota Kecamatan Bawen direncanakan penggunaannya untuk perdagangan dan
jasa, perkantoran, permukiman, keamanan, peribadatan, olah ragaruang terbuka dan industri non polutan. Spesifikasi penggunaan ruang pada wilayah ini adalah untuk
perdagangan. Orientasi Wilayah Perencanaan IKK yang dalam nomenklatur Peraturan
Daerah nomor 10 tahun 1997 disebut sebagai bagian Rencana Detil Tata Ruang Kota RDTRK sebagaimana ditampakkan pada Gambar 3.8 tentang Peta Wilayah
Perencanaan RTRK di halaman berikut, menunjukkan bahwa fokus perencanaan IKK Bawen baru pada daerah seputar jalan negara serta di sekitar kompleks perkantoran
Kecamatan Bawen. Pilihan tersebut dilakukan pada saat Peraturan Daerah tersebut disusun dengan pertimbangan beberapa hal diantaranya: Jalur transregional sangat
sibuk, Arus barang dan jasa ke daerah belakang sibuk yang dapat memicu kemacetan, Terdapat kecenderungan pertumbuhan skala kota dan regional di daerah tersebut,
Kegiatan Apac Inti Corpora yang saat itu masih bernama KANINDOTEX sebagai
P ETA DA ERA H
IKK BAWEN
LEGENDA
SEKOLAH, PASAR POLISI, PELAYANAN KESEHATAN
MASJID, GEREJA VIHARA, PURA
PELAYANAN POS, TELPON KANTOR KECAMATAN
KANTOR DESAKELURAHAN KUBURAN
JA LAN N EG ARA JA LAN PRO PINSI
JA LAN KABUPATEN JA LAN D ESALING KUNG AN
JA LAN SETAPAK
BATAS D ESAKEL URAHAN SUNGAI
SUMBER: 1. PETA RUPA BUMI DIGITAL
INDONESIA BAKOSURTANAL 2. PERDA 1 0 TAHUN 1 997
3. BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG
KELURAHAN HA RJOSARI
DESA LEMA HIRENG
MAGISTER TEKNIK PEMBANGUNGAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
U B
T S
GAMBAR 3.6 PETA DAERAH IKK BAWEN
TESIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN RUANG DI KECAMATAN BAWEN
KABUPATEN SEMARANG
PETA RENC ANA TATA GUNA TANAH IKK BAWEN
LEGENDA
SUM BER : PERDA KAB. SEMARANG
NO. 10 TAHUN 1 997 MAGISTER TEKNIK
PEMBANGUNGAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
U
GAMBAR 3.7 PETA RENCANA TATA GUNA TANAH IKK BAWEN
TESIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN RUANG DI KECAMATAN BAWEN KABUPATEN
PERINDUSTRIAN TEGALAN
PERDAG ANGANJASA FASILITAS IBADAH
PERMUKIMAN CADANGAN PERMUKIMAN
PERKANTORAN FASILITAS PENDIDIKAN
PLN KUBURAN
CAMPURAN SUB TERMINAL
R. TERBUKASEMP. SUNGAI LAHAN KONSERVASI
ikon kewilayahan saat itu, yang berinteraksi langsung dengan jalan utama di Bawen yang berpotensi memicu kemacetan. Penetapan tersebut kemudian diikuti dengan
penetapan zonasi sebagaimana terurai pada Gambar 3.9 tentang Peta Rencana Penggunaan Ruang IKK Bawen.
3.2.2 Kebijakan Pemanfaatan Ruang di Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang