HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 4.1.1Perbandingan Kualitas Inlet Dan Outlet Air Limbah RSUD Kota Banjarbaru

4.1.1.1 Kualitas Inlet Air Limbah RSUD Kota Banjarbaru Air limbah RSUD Kota Banjarbaru berasal dari hasil kegiatan pada ruang laundry, ruang dapur, laboratorium, ruang perawatan (anak, penyakit dalam, VIP), ruang rawat jalan, ruang UGD, ruang radiologi, ruang operasi, laboratorium, dan apotik. Sampel yang diambil sebagai inlet dalam penelitian ini berasal dari salah satu tempat penampungan air limbah. Kemudian dilakukan pengujian parameter kualitas air limbah rumah sakit di UPT Laboratorium Kesehatan Air Kabupaten Banjar. Berikut adalah hasil Laboratorium mengenai Kualitas Air Limbah RSUD Kota Banjabaru:

4.1 Tabel Hasil Pemeriksaan Pertama Kualitas Air Limbah

No Parameter Uji

Satuan

Hasil Uji

Kadar Maksimum yang Diperbolehkan

2 Timbal (Pb)

3 E. Coli

CFU/100ml

4.2 Tabel Hasil Pemeriksaan Kedua Kualitas Air Limbah

No Parameter Uji

Satuan

Hasil Uji

Metode Uji

P. 4753 (Inlet)

1 pH*)

SNI 06-6989.11-2004

2 Timbal (Pb)

3 E. Coli

CFU/100ml

Plate Count

Data hasil pemeriksaan pertama merupakan data primer yang di dapat hasil penelitian sampel air limbah RSUD Banjarbaru yang dilakukan di UPT Laboratorium Kesehatan Air Kabupaten Banjar pada 2 -3 November 2014. Sedangkan hasil pemeriksaan kedua merupakan data primer yang di dapatkan dengan meneliti sampel air limbah di Laboratorium Pengujian Komoditi dan Lingkungan Balai Riset dan Standarisasi Industri. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2015.

4.1.1.2 Kualitas Outlet Air Limbah RSUD Kota Banjarbaru Air limbah RSUD Kota Banjarbaru berasal dari hasil kegiatan pada ruang laundry, ruang dapur, laboratorium, ruang perawatan (anak, penyakit dalam, VIP), ruang rawat jalan, ruang UGD, ruang radiologi, ruang operasi, laboratorium, dan apotik. Air limbah rumah sakit dari berbagai sumber tersebut kemudian dialirkan ke IPAL dan dilakukan pengolahan.Sampel yang diambil sebagai outlet dalam penelitian ini merupakan air limbah yang sudah diolah oleh IPAL. Kemudian dilakukan pengujian parameter kualitas air limbah rumah sakit di Laboratorium Pengujian Komoditi dan Lingkungan Balai Riset dan Standarisasi Industri. Berikut adalah hasil Laboratorium mengenai Kualitas Air Limbah RSUD Kota Banjabaru:

4.3 Tabel Hasil Pemeriksaan Pertama Kualitas Air Limbah

No Parameter Uji

Satuan

Hasil Uji

Kadar Maksimum yang Diperbolehkan

2 Timbal (Pb)

3 E. Coli

CFU/100ml

4.4 Tabel Hasil Pemeriksaan Kedua Kualitas Air Limbah

No Parameter Uji

Satuan

Hasil Uji

Metode Uji

P. 4753 (Inlet)

1 pH*)

SNI 06-6989.11-2004

2 Timbal (Pb)

3 E. Coli

CFU/100ml

0 Plate Count

Data hasil pemeriksaan pertama merupakan data primer yang di dapat hasil penelitian sampel air limbah RSUD Banjarbaru yang dilakukan di UPT Laboratorium Kesehatan Air Kabupaten Banjar pada 2 -3 November 2014. Sedangkan hasil pemeriksaan kedua merupakan data primer yang di dapatkan dengan meneliti sampel air limbah di Laboratorium Pengujian Komoditi dan Lingkungan Balai Riset dan Standarisasi Industri. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2015.

Dari data-data yang diatas, maka dapat dibuat kurva perbandingan antara inlet dan outlet dari proses pengolahan air limbah sebagai acuan dalam penelitian ini.

Kurva 4.1 Perbandingan Parameter Inlet dan Outlet

pH Timbal (Pb) E. Coli

4.2 Pembahasan

4.2.1 pH Hasil pemeriksaan laboratorium sebelum dan setelah pengolahan air limbah adalah 7.52 dan 7.94. Hal tersebut menunjukkan walaupun nilai pH naik setelah dilakukan pengolahan air limbah, namun nilai pH masih dalam standar baku mutu dan menunjukkan bahwa air limbah bersifat basa, sehingga masih aman jika dibuang kelingkungan.

Kurva 4.2 Perbandingan pH Inlet dan Outlet

4.2.2 Timbal (Pb) Berdasarkan hasil inlet dan outlet nilai Timbal (Pb) tidak mengalami perubahan yaitu sebesar <0,001 mg/l. nilai Timbal (Pb) tersebut masih dalam standar baku mutu, sehingga masih aman jika dibuang kelingkungan.

Kurva 4.3 Perbandingan TDS Inlet dan Outlet

TIMBAL (Pb)

4.2.3 Total E. Coli Hasil pemeriksaan total E.Coli menunjukkan banyaknya bakteri E.Coli pada air limbah inlet yaitu sekitar 150000 CFU/100 ml. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-58/MENLH/12/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit jumlah Coliform yang diperbolehkan dalam air limbah adalah sebesar 10.000 / 100 ml, Dari peraturan tersebut dapat diketahui bahwa jumlah E. coli yang terdapat pada air limbah inlet melebihi dari batas yang diperbolehkan. Namun setelah dilakukan pengolahan terhadap air limbah tersebut total E. Coli pada air limbah outlet yaitu 0 CFU/100 ml. Angka tersebut menunjukan bahwa air limbah tersebut sudah aman dibuang ke lingkungan.

Kurva 4.4 Perbandingan E.Coli Inlet dan Outlet

E. Coli

Berdasarkan hasil observasi pada instalasi penampung dan pengolahan air limbah di RSUD Kota Banjarbaru dapat diketahui bahwa sanitasi dan higiene yang dimiliki sudah baik atau memenuhi syarat. Sesuai dengan hasil laboratorium yang didapatkan maka dapat diketahui bahwa RSUD Kota Banjarbaru sudah melakukan pengolahan air limbah rumah sakit dengan IPAL Biofilter dimana kadar zat pencemar dalam air limbah dapat berkurang dan aman apabila dibuang ke lingkungan.

4.2.4 Penerapan K3 Petugas Pengolahan Limbah Cair dan Padat RSUD Banjarbaru

Berdasarkan hasil observasi dilapangan, penerapan K3 di Rumah Sakit Banjarbaru tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010. Selain itu, petugas pengolahan limbah cair Rumah Sakit Banjarbaru hanya satu orang. Selain sebagai petugas pengolahan limbah cair, petugas tersebut juga penangani pengolahan limbah padat menggunakan incinerator. Dalam melaksanakan tugasnya baik dalam pengolahan limbah cair maupun limbah padat petugas tersebut tidak menggunakan APD standar yang sesuai SNI karena APD yang digunakan baik dalam pengolahan limbah cair maupun limbah padat adalah sama. Padahal APD dalam pengolahan limbah cair dan limbah padat berbeda. APD yang digunakan petugas tersebut adalah masker biasa, sarung tangan bisa dan sepatu bot saja. Hal ini sangat berbahaya karena baik dalam limbah cair maupun limbah padat terkandung bahan berbahaya yang apabila terkena petugas tersebut berakibat fatal bahkan kematian.