19. Hasil Uni Mikrobiologi Efluent Sewage 1/2/3
Tabel 4.19. Hasil Uni Mikrobiologi Efluent Sewage 1/2/3
Bulan Sewage I
Sewage II
Sewage III
MPN E. MPN MPN E. Coliform/
MPN
MPN E. MPN
Coli / 100 ml coliform/ 100 Coli / 100 ml 100ml
Sumber: Data sekunder (Anggraini 2005)
Dari Tabel 4.19, bisa dilihat kandungan bakteri coliform efluent sewage 1/2/3 masih dibawah baku mutu, sehingga efluent tersebut bisa digunakan untuk keperluan irigasi.
4.3. Perencanaan Perbaikan
Langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemakaian air adalah:
1. Menghimbau penghuni untuk menghemat pemakaian air bersih dan mensosialisasikan arti penting penghematan pemakaian air sebagai bentuk partisipasi dalam mensukseskan program efisiensi perusa haan dan partisipasi dalam pembangunan yang berkelanjutan. Sosialisasi dapat dilakukan melalui media -media yang ada seperti media TV, majalah perusahaan, penyebaran pamflet atau pesan secara lansung. Agar usaha- usaha tersebut diatas lebih efektif maka pe rusahaan dapat memberikan penghargaan bagi penghuni yang dapat menekan pemakaian air dan memberikan teguran bagi penghuni yang menggunakan air secara berlebihan.
2. Menekan jumlah kebocoran air dengan cara secara berkala dilakukan inspeksi saluran distribusi dan kran air dan menghimbau penghuni untuk segera melaporkan bila melihat ada kebocoran saluran atau kran.
3. Merealisasikan upaya pemakaian kembali effluent WWTP #48. Pemakaian effluent untuk irigasi, air pemadam api dan penyerap debu dapat dilakukan secara langsung. Pemakaian sebagai air umpan boiler memerlukan kajian lebih lanjut seperti ketersediaan lahan, tata letak peraiaran, kebutuhan listrik dan
utilitas lainnya, perpipaan, pompa dan lain -lain. Sebelum menerapkan upaya pemanfaatan effluent WWTP #48, perlu dilakukan optimalisasi Sewage Plant 1/2/3. Untuk pemanfaatan tersebut, diperlukan proses filtrasi da n adsorpsi karbon sebelum utilitas lainnya, perpipaan, pompa dan lain -lain. Sebelum menerapkan upaya pemanfaatan effluent WWTP #48, perlu dilakukan optimalisasi Sewage Plant 1/2/3. Untuk pemanfaatan tersebut, diperlukan proses filtrasi da n adsorpsi karbon sebelum
Gambar 4.8. Proses Pengolahan Efluent Sewage 1/2/3 Sebagai Bahan Baku Air Umpan Boiler
Untuk mengatasi fluktuasi aliran effluent, perlu dibuat suatu bak penampung. Dari bak penampung, limbah hasil olahan kemudian disaring di dalam filter untuk mengurangi kandungan padatan tersuspensi dari 20 mg/L menjadi < 5 mg/L.
Kandungan organik yang masih terdapat di dalam limbah hasil olahan dapat dikurangi dengan proses adsorpsi karbon. Unit adsorpsi karbon juga akan melaksanakan proses deklorinasi yang dibutuhkan uniuk memenuhi kualitas bahan baku air umpan boiler.
Untuk proses adsorpsi, filtrat dari filter masuk ke dalam tangki adsorpsi karbon. Efluen dari tangki ini dapat disimpan di dalam filtered water tank yang terdapat di water treatment plant #36 dan dapat dimanfaatkan untuk bahan baku air umpan boiler.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemakaian energi listrik adalah:
1. Optimalisasi kinerja WWTP #48 sehingga efisiensi pengolahan dapat ditingkatkan dan tidak ada penurunan kinerjanya seiring waktu. Langkah- langkah optimalisasi yaitu :
Dalam pengoperasian Sewage Plant 1 yaitu:
a. Menjalankan semua prosedur yang ada dengan konsisten. Pengukuran return sludge dan pengukuran jumlah lumpur yang akan dibuang yang selama ini ditinggalkan harus mulai dilakukan lagi .
b. Memperbaiki alat pengukur laju alir, sehingga pengontrolan laju alir selama proses operasi bisa dilakukan dengan optimum.
c. Memperbaiki communitor, sehingga semua kotoran yang masuk dapat dihancurkan waktu penguraian menjadi optimum.
d. Melakukan perawatan berkala semua peralatan sehingga kinerjanya tidak menurun dan tidak mudah rusak.
Dalam pengoperasian Sewage Plant 2 diantaranya adalah
a. Memperbaiki alat pengukur laju alir, sehingga pengontrolan laju alir selama proses operasi bisa dilakukan dengan optimum.
b. Melakukan pengukuran MLSS, SVI, DO seperti yang disarankan didalam prosedur, sehingga monitoring operasi dapat berjalan optimal.
c. Melakukan pengembalian return sludge dan pembuangannya sesuai dengan prosedur operasi.
d. Melakukan perawatan berkala semua peralatan sehingga kinerjanya tidak menurun dan tidak mudah rusak.
Dalam pengoperasian Sewage Plant 3
a. Menyiapkan prosedur operasi yang baku, sehingga semua operator dapat melakukan pengoperasian dengan optimal.
b. Mengatur penempatan aerator secara tepat sehingga beban pada bak maturasi tidak terlampau besar dan penumpukan lumpur dapat dihindari.
c. Melakukan perawatan berkala semua peralatan sehingga kinerjanya tidak menurun dan tidak mudah rusak.
2. Menyesuaikan kapasitas pengolahan unit dengan beban limbah yang masuk . Langkah-langkah yang dilakukan dengan melanjutkan uji coba lapangan yang pernah dilanjutkan yaitu dengan penambahan beban pengolahan dengan hanya mengoperasikan satu unit secara berganti an. Sementara tidak beroperasi dapat dilakukan perawatan atau perbaikan peralatan pada unit yang mengalami kerusakan.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemakaian klorin adalah:
1. Melakukan percobaan di laboratorium untuk mengetahu i jumlah optimal klorin yang harus diinjeksikan ke effluent, karena spesifikasi klorin yang digunakan sekarang kisarannya sangat lebar yaitu 1 – 2 mg/L. Percobaan dilakukan dengan menentukan mulai pada konsentrasi berapa semua bakteri dalam effluent sudah mati semuanya.
2. Membuat ruang zig-zag di saluran effluent sewage plant 1 dan 2, untuk menjamin waktu kontak antara bakteri dan klorin cukup.
3. Menyiapkan prosedur operasi sistem injeksi klorin.
4. Menghimbau operator untuk mengoptimalkan monitoring operasi.
5. Mengganti sistem injeksi dengan automatic dosing, atau paling tidak seperti yang sekarang digunakan di sewage plant 1.
4.4. Rekomendasi
1. Uji coba pengoperasian unit pengolah limbah, sebaiknya dilanjutkan dengan hanya mencoba mengoperasikan satu unit saja, karena secara perhitungan satu unit akan mampu mengolah semua air limbah yang masuk. Dengan 1. Uji coba pengoperasian unit pengolah limbah, sebaiknya dilanjutkan dengan hanya mencoba mengoperasikan satu unit saja, karena secara perhitungan satu unit akan mampu mengolah semua air limbah yang masuk. Dengan
2. Kapasitas pengolahan WWTP #48 yang sisanya masih besar dapat dimanfaatkan untuk mengolah li mbah cair domestik yang berasal dari pemukiman di sekitar kilang, sebagai salah satu bentuk implementasi community development perusahaan.
3. Sebaiknya perusahaan harus memberi perhatian yang sama antara pengelolaan lingkungan dan usaha inti, karena pengelola an lingkungan juga memberi pengaruh yang nyata pada aspek efisiensi dan tingkat kompetisi.
4. Kisaran spesifikasi klorin yang ada sangat lebar yaitu 1 – 2 mg/L, sebaiknya dilakukan percobaan di laboratorium untuk mengetahui jumlah optimal klorin yang harus d iinjeksikan ke effluent.