Studi Morfometik Kerang Hijau (Perna viridis, L.) di Perairan Cilincing, Jakarta Utara

STUD1 MORFOMETRIK KERANG HIJAU (Perna viridis, L.)
DI PERAIRAN CILINCING, JAKARTA UTARA

ASTRINI PRIMADYASTI NISWARI
C06400043

SKRIPSI

PROGRAM STUD1 ILMU KELAUTAN
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

Asmni Primadyasti Niswari. C06400043. Studi Morfometik Kerang Hijau (Perna
viridis, L.) di Perairan Cilincing, Jakarta Utara (dibawah bunbingan R. Widodo dan
Fredinan Yuliarida).

RINGKASAN
Kerang hijau (Perna viridis, L.) saat ini banyak dikonsumsi masyarakat
Indonesia karena rasanya enak, kandungan proteimya tinggi, dan harganya terjangkau.

Kerang hijau (I'erna viridis, L.) menlpakan hewan bertubuh lunak yang memiliki
sepasang cangkang berbenttlk pipih dan sirneti bilateral.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui struktur morfometrik kerang hijau
(Perna viridis, L.) yang dibudidayakan di perairan Cilincing, Jakarta Utara. Didasarkan
pada hubungarmya dengan Irideks Ke~natangaiGonad (IKG), aka1 diduga ukuran ideal
kerang hijau (I'erna viridis, L.) yang layak ditangkap agar keberadaan kerang hijau
dapat terjaga sepanjang tahun. Selaili itu diukur juga rasio kelrunin kerang hijau, rasio
berat daging basah per berat total, serta beberapa parameter fisika kimia perairan yang
didnga m.emi!iki peranan yang ~entingda!arr! ke!angsungan hidu:, kereng hijau.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2003. Pengambilan
sampel kerang hijau dari lilna stasiun dengan total sampel sebesar 500 ekor dan
pengukwan beberapa parameter fisika dan kimia perairan dilakukan pa& tanggal 6 Juni
2003 di lokasi budidaya kerang liijau perairan Cilincing, Jakarta Utara. Pengukuran datadata morfometik dan pengamatan dibawah miboskop dilaksanakan di .laboratorium
Malakologi, Gedung Widya Satwaloka, LIP1 Cibinong selama bulafi,Juni hingga
Agustus 2003. Aspek-aspek morfometTik kerang hijau yang diukur antara lain panjang
cangkang, Iebar cangkang, tebal umbo, berat total, berat daging basah, d a i berat gonad.
Nilai fakcor kondisi, Indeks Kematangan Gonad (IKG), rasio berat daging basal] per
berat total, dan rasio kelamin dihitung dengan rumus yang telah a&. Sedangkan
pengamatan morfologi dan anatomi kerang hijau dilakukan dibawah mikroskop.
Kerang hijau (Perna viridis, L.) yang diambil dari lokasi penelitian memiliki

stn~kturmorfologi dan anatomi yang tergolong normal. Cangkang kerang benvama hijau
keperakan, pipih, dan bertekstur halus. Terlihat garis-garis lengkung radial yang jelas,
beraival dari daerah sekitar limbo hingga tepi cangkang. Mantel pada kerang hijau
~nenyelubungiorgan-organ bagian dalam. Kaki pada kerang hijau tergolong panjang,
inelniliki struktur yang menyen~pai jari, dan dilengkapi oleh kelenjar byssal yang
~nenghasilkanbenang-benang byssus unttrk menempel pada substrat.
Sisteln pernafasan kerang hijau temtama berlangsung pada insang, tempat
terjadinyz fiksasi oksigen dari air yang inasuk kedala~ntubuh kerang ilijau. Keberadm~
siphon inhalant dan siphon exhalant memungkinkan tejadinya proses sirkulasi air dalam
tubuh kerang. Sistem pencemaan tersusuii dari mulut, esophagus yang relatif datar dan
pendek, mentrju ke organ pen~tyang kompleks dan berdinding tipis. Sistem ekskresi
pada kerang dewasa terdiri dari sepasang ginjal dan kelenjar-kelenjar pericardial. Ginjal
ini benvarna coklat kemeralian, berdinding tebal, dan berada pada tepi ventral dari
pericardium, pada sisi dorsal dari insang.
Kerang hijau (Perna viridis, L.) pada perairan Cilincing ditangkap pada ukuuan
yang be& beragam, dengan ukuran 37,20 mm hingga 44,89 mm yang paling banyak
ditangkap nelayan. Pemodelan paniang cangkang dan berat daging maupun pemodelan
~anjangcangkang dan herat tofal dazing beserta cangkang, keduaaya rnengacu pada

pola pezttunbudian alometrik nega:atif, atau pertuinbuhan p & m g cangkang lebih cepat

daripada pertumbuhan berat kerang hijau.
Hasil perhitungan koefisie~i detenninistik pada hubungan panjang cangkang
dengan berat total (94,87%), lebih besar daripada koefisien detenninistik lebar
cangkang (93,8%) dan tebal unibo (91.,19%) terhadap berat ioial kerang hijau. Dengan
kata lain pertambahan lebar cangkang dan tebal umbo kerang hijau lebih kecil
pengaruhnya terhadap pertambahan berat total.
Sebesar 67,6% dari total sampel yang diteliti memiliki rasio LC / PC (lebar
cangkang per panjang cangkang) sebesar 0,47 hingga 0,51. Sedangkan dominansi yang
cukup besar dari kisaran rasio Tu / PC (tebal uinbo per panjang cangkang) antara 0,270,31 hingga 0,324,36 diartikan baliwa kerang hijao di perairan Cilincing relatif kunts.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tingginya tingkat pencemaran di wilayah perairan
Cilincing.
Rasio kelarnin betina lebih besar yakni sebesar 57,53%, sedangkan rasio kelamin
jaitan 42,47%. Kerang hijao betina tersebar pada selnua ukuran yakni dari 31,j-70,4
mm, sedangkan kerang hijau jantan ditemtlkan pada kisaran yang lebill sempit, yakni
33,747 mm. Diduga tingkat kekebalan tubuli individu betina lebih besar dan lebih dapat
~nentolerirkeberadaan balian-ballan pericernar di wilayali perairan Cilincing.
Faktor kondisi selunlh kelolnpok ukuran kerang lii.jau (I'erna viridis. L.) yang
diamati mengalami penurunan dengan bertambahnya ukuran patlja,lg cangkang. Hal ini
meiiandakan adanya penyimpangan pada aspek morfometrik ini, mungkin disebabkan
oleh tingginya tekanan lingk~uigan di sekitar Perairan Cilincing, terutarna kandungan

logan berat yang menghambat pertumbuhan gonad kerang hijau. Nilai faktor kondisi
berkisar antara 0,5 136 11ingga 1,344.
Rasio atau persentase beraf daging dari keselumhan berat iota1 daging beserta
cangkang kerang hijau (I'enla viridis, L.) yang diamati sangatlab kecil, yakni
tnaksimum sebesar 37,95% saja. Persentaje berat daging dari herai ioial yang terbesar
ditemukan pada kelompok ukuran panjang 37,20 mm hingga 44,89 mm.
Demikian pula ierjadi penyimpangan pada pola yang dibentuk ole11 hubungan
antara Indeks Ke~natanganGonad (IKG) berdasarkan pertambalian ukuran kerang l~ijau.
Tidak terlil~at puncak kematangan gonad pada ukuran tertentu. Hal ini mungkin
disebabkan oleh karena pertumbuhan gonad kerang hijau di I'erairan Cilincing
terlia~nbat.Kera~ighijau pada ukuran yang lebih besar dari 52,60 lnrn ~ne~niliki
indeks
ke~natangangonad yang relatif kecil, artinya kerang hijau pada ukuran tersebut telah
berkurang ke~nrunpuannyabereproduksi. Oleh sebab itu kerang hijau dengan ukuran
lebili besar dari 52,60 mm diduga cocok untuk ditangkap di perairan Cilincing, tanpa
membahayakan upaya konservasi spesies ini.
Keadaan perairan Cilincing, Jakarta Utara sebenarnya dapat di~nanfaaikan
sebagai salali satu lokasi pengembangan usaha budidaya kerang llijau (Perna viridi.7, L.);
tetapi kondisi perairan yang de~nikiantercemar renyebabkan penunman kualitas dan
kerang hijau ini. Oleh sebab itu diperlukan upaya penangylangan kandungan logam

berat di Perairan Cilincing, Jakarta Utara.