Pertanian Industri Keuangan Daerah

xxv tersebar di 46 sekolah, dengan rasio murid-sekolah 408. Beberapa sarana kesehatan pada tahun 2006 yang jumlahnya meningkat dari tahun sebelumnya antara lain: Puskesmas dari 23 menjadi 24, Pustu dari 61 menjadi 62, tempat praktek bidan dari 226 menjadi 267, apotik dari 25 menjadi 30, Posyandu dari 1.141 menjadi 1.148 dan Polindes dari 131 menjadi 147. Infeksi akut lain saluran nafas bagian atas merupakan gangguan kesehatan dengan jumlah kasus terbanyak yaitu 1.999 kasus atau 40,80 persen dari seluruh gangguan kesehatan. Jumlah kelahiran pada tahun 2006 tercatat sebanyak 12.415, dimana 11.512 persalinan ditolong oleh bidan, 819 persalinan ditolong oleh dokter dan 84 persalinan lainnya ditolong oleh dukun. Walaupun masih ada persalinan yang ditolong dukun, namun dari tahun ke tahun jumlahnya menurun. Angka tersebut mengindikasikan bahwa pola pikir para orang tua telah bergeser ke arah yang modern dan lebih mengutamakan keselamatan. Peserta KB Aktif tahun 2006 turun 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 127.954 peserta KB Aktif, sekitar 54 diantaranya menggunakan KB suntik dan 26 persen menggunakan IUD. Angka Prevalensi KB juga turun sekitar 2 yaitu dari 72,19 tahun 2005 menjadi 70,87 pada tahun 2006.

IV. Pertanian

Luas lahan pertanian mencapai 72 dari luas wilayah Kabupaten Ngawi. Hal ini menggambarkan sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi penduduk Ngawi. Dari 5 subsektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan, subsektor tanaman pangan khususnya komoditi padi merupakan penyumbang terbesar terhadap total nilai produksi pertanian. Seperti tahun sebelumnya, produksi padi tahun 2006 juga mengalami kenaikan dari 5.591 ton tahun 2005 xxvi menjadi 6.040,6 ton. Diharapkan kenaikan tersebut terus berlanjut dan predikat sebagai lumbung padi Jawa Timur dapat dipertahankan.

V. Industri

Sektor industri di Kabupaten Ngawi berjalan lambat namun terus meningkat baik jumlah usaha maupun nilai produksinya. Jumlah industri kecilkerajinan rumahtangga naik dari 14.544 tahun 2005 menjadi 14.566 pada tahun ini. Nilai produksi dari usaha di atas juga meningkat dari 77,8 milyar rupiah pada tahun 2005 menjadi 80,9 milyar rupiah pada tahun ini. Jumlah pelanggan lsitrik dari PLN pada tahun 2006 mencapai 113.989 pelanggan. Angka tersebut kira-kira separo dari jumlah keluarga di Kabupaten Ngawi. Nilai penjualan sektor ini meningkat dari sekitar 48 milyar rupiah pada tahun lalu menjadi 51 milyar rupiah pada tahun ini. Jumlah pelanggan PDAM mengalami peningkatan dari 16.402 pada tahun 2005 menjadi 16.716 pelanggan pada tahun ini. Total produksi air minum pada tahun ini adalah 4,032 juta m 3 , meningkat sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya.

VI. Keuangan Daerah

Total penerimaan daerah pada tahun 2006 sebesar 547,669 milyar rupiah, meningkat hampir 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pendapatan Asli Daerah PAD tahun 2006 hanya menyumbang 19,956 milyar rupiah atau 3,64 persen dari total penerimaan. DAU masih menjadi penyokong terbesar bagi penerimaan daerah. Pada tahun 2006 Kabupaten Ngawi memperoleh DAU sebesar 450,162 milyar rupiah atau 82 persen dari total penerimaan daerah. Total anggaran belanja Kabupaten Ngawi tahun 2006 sebesar 483,38 milyar rupiah dengan komposisi sekitar 29 untuk belanja aparatur daerah dan 71 untuk belanja pelayanan publik. xxvii

VII. Ekonomi