RI No. Y. A. 528910 tanggal 3 Juni 1980 dan dicantumkan pada tambahan berita negara RI No. 24 tanggal 24 Maret 1981 dengan merkalamat: ”PT.  MUTIARA
MUKTI FARMA PT. MUTIFA INDUSTRI FARMASI” Jl. Brigjend. Katamso No.  200  Medan,  kemudian  dengan  akte  No.  35  yang  dibuat  pada  tanggal  29
November  1988  diadakanlah  akte  perubahan  pemegang  saham  serta  manajemen perusahaan  yang  selanjutnya  diputuskan  oleh  Menteri  Kehakiman  RI  No.  C2-
1134HT0104  tahun  1989  pada  tanggal  31  Januari  1989,  dalam  akte  tersebut berdasarkan  keputusan  rapat  Dewan  Komisaris  serta  pemegang  saham
menetapkan  bahwa  sebagai  penanggung  jawab  dengan  jabatan  Direktur  Utama adalah Bapak Jacob sampai batas waktu yang belum ditentukan.
PT.  Mutiara  Mukti  Farma  dalam  perkembangannya  membeli  sebidang tanah  di  Jalan  Besar  Namorambe  Kecamatan  Delitua  Kabupaten  Deli  Serdang
seluas  8.622  m
2
untuk  lokasi  pembangunan  pabrik  baru  dengan  menggunakan Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB. Pembangunan dimulai pada tahun 1992
sedangkan pemakaiannya diresmikan oleh Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Departemen  Kesehatan  RI  pada  tanggal  27  Juli  1994.  Kemudian  diadakan
perubahan  izin  industri  farmasi  yang  menggunakan  CPOB  dengan  No. PO.01.2.01796  yang  dikeluarkan  Direktorat  Jenderal  Pengawasan  Obat  dan
Makanan Departemen Kesehatan RI tanggal 22 Juli 1994.
2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang  lingkup  bidang  usaha  pada  PT.  Mutiara  Mukti  Farma  dalam memproduksi jenis obat-obatan dapat dilihat dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
- Tablet, yaitu obat yang terbuat dari bubuk yang dipadatkan dan berbentuk
bulat . -
Kapsul, yaitu obat yang berbentuk kapsul yang berisi powder serbuk. -
Kaplet, yaitu tablet yang berbentuk seperti kapsul. -
Serbuk  oral  Powder  obat  yang  berbentuk  serbuk  langsung  di  bungkus dalam plastik.
- Salep  sediaan  setengah  padat  yang  mudah  dioleskan  dan  digunakan
sebagai obat luar. -
Sirup obat yang berwujud cairan dalam botol. -
Injeksi steril berupa larutan,  emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan  atau  disuspensikan  lebih  dahulu  sebelum  digunakan,  yang
disuntikkan  dengan  cara  merobek  jaringan  kedalam  kulit,  melalui  kulit atau selaput lendir.
Selain  memproduksi  obat-obat  kimia,  saat  ini  PT.  Mutiara  Mukti  Farma juga tengah mengembangkan obat-obatan tradisional.
2.3 Struktur Organisasi dan Manajemen
Manajemen  adalah  seni  dan  ilmu  perencanaan,  pengorganisasian, penyusunan,  pengarahan  dan  pengawasan  sumber  daya  manusia  untuk  mencapai
tujuan  yang  telah  ditetapkan.  Perusahaan  yang  terdiri  dari  beberapa  bagian aktivitas  yang  berbeda-beda  harus  dikoordinasikan  sedemikian  rupa  sehingga
dapat  mencapai  target  dan  sasaran  perusahaan  dengan  kondisi  efisiensi  yang tinggi.  Dengan  adanya  struktur  organisasi,  maka  setiap  karyawan  dan  pimpinan
Universitas Sumatera Utara
akan  mengetahui  batas  kewajibannya,  wewenangnya  serta  tanggung  jawab  yang dilimpahkan  kepadanya.  Suatu  struktur  organisasi  yang  baik  adalah  struktur
organisasi  yang  fleksibel  dalam  arti  hidup,  berkembang,  bergerak  sesuai  dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan.
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Mutiara Mukti Farma adalah struktur organisasi  fungsional,  dimana  wewenang  dari  pimpinan utama diberikan
sepenuhnya  kepada  masing-masing  pimpinan  bidang  fungsi.  Dengan  demikian pemimpin  satuan  dengan  bidang-bidang  tertentu  ini  dapat  memerintah  dan
meminta  pertanggung  jawaban  dari  semua  pimpinan  satuan  pelaksana  yang  ada, sepanjang menyangkut bidang kerjanya.
Bentuk  struktur  organisasi  PT.  Mutiara  Mukti  Farma  dapat  dilihat  pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.3.1  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Organisasi  diperlukan  personil-personil  yang  menduduki  jabatan  tertentu di  dalam  organisasi  tersebut,  dimana  masing-masing  personil  diberi  tugas  dan
tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab pada PT. Mutiara Mukti Farma dapat dilihat di Lampiran 1.
2.3.2  Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan
Kegiatan utama fungsi penarikan tenaga kerja adalah penyusunan program penerimaan  tenaga  kerja,  seleksi  dan  penempatan.  Kegiatan  penerimaan  dan
penempatan  tenaga  kerja  pada  PT.  Mutiara  Mukti  Farma  diatur  sendiri  oleh perusahaan  dengan  terlebih  dahulu  melihat  situasi  kegiatan  yang  ada,  apakah
perusahaan  memerlukan  karyawan  atau  tidak.  Hal  ini  perlu  diperhitungkan mengingat  prinsip  efektifitas  dan  efisiensi  yang  diterapkan  perusahaan.  Jumlah
tenaga kerja pada PT. Mutiara Mukti Farma sampai saat ini berjumlah 137 orang, dengan rincian pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja PT. Mutiara Mukti Farma No.
Uraian Jabatan Jumlah Orang
1 Direktur
1 2
Wakil Direktur 1
3 Asisten Direktur
1 4
Manajer 8
5 Adminstrasi dan Keuangan
8 6
Perencanaan Produksi 1
7 Unit Sirup
10 8
Unit Kapsul 6
9 Unit Injeksi
13 10
Unit Tablet 24
11 Unit Puyer
6
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Alokasi Tenaga Kerja PT. Mutiara Mukti Farma Lanjutan
No. Uraian Jabatan
Jumlah Orang
12 Unit Cuci Botol
4 13
Gudang Kemasan 4
14 Gudang Bahan Baku
3 15
Gudang Barang Jadi 3
16 Teknisi
3 17
Laboratorium 7
18 Tenaga Blister
4 19
Tenaga Strip 7
20 Pengemasan
12 21
Tukang Kebun 1
22 Supir
1 23
Satpam 3
24 Jaga Malam
3 25
Cleaning Service 3
Total 137
Sumber: Kantor HRD PT. Mutiara Mukti Farma
Jam  kerja  PT.  Mutiara  Mukti  Farma  terdiri  dari  3  bagian,  yaitu  bagian
kantor, bagian produksi dan bagian keamanan.
a. Bagian Admintrasi Kantor
  Pada hari Senin sampai dengan Jum’at: Pukul 08.30
– 12.00 WIB bekerja Pukul 12.00
– 13.00 WIB istirahat Pukul 13.00
– 16.30 WIB bekerja b.
Bagian Produksi   Pada hari Senin sampai dengan Jum’at:
Pukul 08.00 – 12.00 WIB bekerja
Pukul 12.00 – 13.00 WIB istirahat
Universitas Sumatera Utara
Pukul 13.00 – 17.00 WIB bekerja
  Pada hari Sabtu: Pukul 08.30
– 13.00 WIB bekerja c.
Bagian Keamanan Pada hari Senin sampai dengan Minggu dibagi dalam 2 shift, yaitu:
  Shift I  : Pukul 07.00 – 19.00 WIB   Shift II  : Pukul 19.00 – 07.00 WIB
2.3.3  Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan
Penghargaan  terhadap  hasil  kerja  karyawan    diwujudkan  dalam  memberi upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat menjamin kesejahteraan karyawan dan juga
meningkatkan  produktivitas  kerja.  Sejalan  dengan  maksud  di  atas,  PT.  Mutiara Mukti Farma berusaha sedapat mungkin meningkatkan upah karyawan. Pedoman
yang  diikuti  adalah  kebijakan  tentang  Upah  Minimum  Regional  UMR  yang telah ditetapkan pemerintah. Sistem pengupahan yang berlaku pada perusahaan ini
adalah sebagai berikut: 1.
Pembayaran upah dilakukan sebulan sekali, yaitu setiap awal bulan 2.
Upah lembur yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang bekerja, yaitu:   Jam pertama sebesar 1,5 kali upah setiap jam kerja normal
  Jam kedua sebesar 2 kali upah jam kerja normal   Jam ketiga ke atas dibayar sebesar 3 kali upah setiap jam kerja normal
3. Upah yang diberikan meliputi gaji pokok dan tunjangan tetap.
Universitas Sumatera Utara
4.  Tunjangan  Hari  Raya  THR  diberikan  satu  bulan  gaji  atau  tergantung besaranya keuntungan perusahaan.
PT.  Mutiara  Mukti  Farma  berusaha  selain  upah  yang  diberikan, perusahaan  juga  memperhatikan  keselamatan  kerja  para  karyawannya  dengan
memberikan  jaminan  sosial  tenaga  kerja  Jamsostek  berupa  jaminan  hari  tua, kecelakaan  kerja,  kematian  dan  kesehatan.  Dalam  pelaksanaan  Jamsostek,  pihak
perusahaan  mengadakan  pengutipan  iuran  dari  kegiatan  organisasi  karyawan, seperti  iuran  Asuransi  Tenaga  Kerja  ASTEK  yakni  sebesar  2  dari  gaji
karyawan,  selain  itu  perusahaan  memberikan  kesempatan  bagi  karyawan  untuk mengembalikan kesegaran dan kepentingan pribadi karyawan dengan memberikan
cuti  kepada  karyawan  yang  telah  bekerja  minimum  1  tahun.  Hak  cuti  yang diberikan  perusahaan  adalah  12  hari  kerja  dalam  setahun,  bagi  karyawan  yang
sedang  hamil  atau  melahirkan,  berhak  mendapatkan  cuti  selama  3  bulan,  sedang cuti haid selama 2 hari kerja  setiap bulannya.
Fasilitas yang diberikan perusahaan PT. Mutiara Mukti Farma adalah: a.
Imbalan  resmi  gaji  dan  kompensasi  tambahan  yang  diperoleh  setiap karyawan
b. Catu beras diberikan 2 kali 1 bulan
c. Upah  lembur,  yaitu  upah  yang  diberikan  apabila  karyawan  bekerja
melebihi jam kerja perusahaan yang telah ditentukan d.
Insentif  produksi,  yaitu  bonus  kepada  karyawan  bila  memenuhi  target produksi yang ditetapkan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
e. Tunjangan  jabatan,  merupakan  pelengkap  gaji  pokok  mengingat  adanya
pekerjaan  yang  memegang  tanggung  jawab  serta  tuntutan  khusus. Tunjangan ini biasanya diberikan untuk jabatan tingkat Manajer
f. Uang transport, hanya diberikan kepada karyawan tetap sebagai tambahan
untuk  melancarkan  produktivitas  karyawan.  Besarnya  uang  transport disesuaikan dengan kedudukan karyawan dalam perusahaan.
Selain  fasilitas  diatas,  perusahaan  juga  melakukan  usaha-usaha  untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, seperti:
a. Diikutsertakan dalam keanggotaan Astek
b. Jaminan hari tua atau uang pensiun
c. Jaminan  kecelakaan  kerja,  jaminan  ini  dilakukan  dengan  cara  pemberian
sumbangan yang  diberikan oleh perusahaan. Jaminan kecelakaan kerja ini diberikan  apabila  tenaga  kerja  tersebut  mengalami  kecelakaan  dalam
tugasnya d.
Beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi e.
Apabila  karyawan  meninggal  setelah  berdinas  selama  10  tahun,  maka diberikan  tunjangan  janda  dan  yang  berdinas  dibawah  10  tahun  akan
diberikan  tunjangan  sebesar  2  bulan  gaji  dan  tunjangan  kemalangan  dari Astek
f. Karyawan yang telah berdinas selama 25 tahun diberikan insentif sebesar 2
bulan gaji.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Proses Produksi
PT.  Mutiara  Mukti  Farma  dalam  melakukan  proses  produksinya  banyak menghasilkan  jenis  obat-obatan.  Tetapi  dalam  pelaksanaan  penelitian  di  PT.
Mutiara Mukti Farma, kegiatan  proses  produksi yang diamati  hanya  menyangkut pembuatan  obat  jenis  tablet.  Dalam  pembuatan  obat  dibutuhkan  adanya  bahan
baku,  bahan  tambahan,  bahan  penolong,  mesin,  peralatan,  dan  tenaga  kerja. Dalam kegiatan operasinya, obat yang telah dihasilkan akan diuji oleh tenaga ahli
dengan suatu sistem pengendalian mutu yang baik dari manajemen.
2.4.1  Bahan Baku Yang Digunakan
Bahan  baku  merupakan  bahan  utama  yang  digunakan  dalam  proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan ini memiliki persentase yang
relatif  besar  dalam  produk  dibandingkan  dengan  bahan-bahan  lainnya.  Dalam pembuatan  tablet,  bahan  baku  yang  digunakan  dapat  dibagi  menjadi  dua  bagian
yaitu : a.
Bahan Berkhasiat zat aktif Bahan  berkhasiat  adalah  bahan  yang  digunakan  dalam  pembuatan  obat  yang
mana  bahan  inilah  yang  berfugsi  untuk  menyembuhkan  penyakit.  Bahan berkhasiat ini berupa tepung yang disesuaikan dengan jenis obat yang akan di
produksi berdasarkan formulasi yang telah ditentukan -
Nama Obat : Antalgin
- Bahan Berkhasiat  : Antalgin
Universitas Sumatera Utara
b. Bahan Pengisi
Bahan  pengisi  berguna  untuk  menambah  berat  serta  ukuran  obat  sehingga mudah  dicetak.  Bahan  pengisi  ditambahkan  pada  obat  yang  bahan
berkhasiatnya  berkompisisi  rendah,  pada  obat  yang  berdosis  cukup  tinggi bahan  pengisi  tidak  diperlukan  misalnya  aspirin  atau  obat  antibiotik.  Tepung
yang diperoleh dari jagung, gandum atau kentang dipergunakan sebagai bahan pengisi tablet
- Nama Obat
: Antalgin -
Bahan Pengisi : Lactose, Corn Starch
2.4.2 Bahan Tambahan
Bahan  tambahan  adalah  suatu  bahan  yang  ditambahkan  dalam  proses
pembuatan  suatu  produk  dalam  meningkatkan  mutu  produk  dan  merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan terdiri dari :
a. Bahan Pengikat
Bahan  pengikat  digunakan  untuk  menyatukan  bahan  baku  obat  sehingga dapat  bersatu.  Bahan  pengikat  berupa  pasta  yaitu  campuran  air  dan  tepung.
Pasta  kanji  merupakan  bahan  pengikat  yang  paling  banyak  dipakai,  dibuat dengan  cara  melarutkan  kanji  ke  dalam  air  kemudian  dipanaskan  selama
beberapa waktu tertentu. -  Nama Obat
: Antalgin -  Bahan Pengikat
: Amylum
Universitas Sumatera Utara
b.   Bahan Penghancur Bahan  pengahancur  ditambahkan  untuk  memudahkan  pecahnya  atau
hancurnya tablet ketika bercampur dengan cairan yang terdapat dalam saluran pencernaan.  Bahan  dapat  berfungsi  menarik  air  ke  dalam  tablet,
mengembangkannya dan menyebabkan tablet pecah menjadi partikel-partikel. c.
Bahan Pelicin dan Anti Lekat Suatu bahan anti lekat juga memiliki sifat-sifat pelicin. Perbedaan dari kedua
sifat tersebut adalah : anti lekat berusaha mengurangi melekatnya bubuk atau granul pada permukaan cetakan atau pada dinding cetakan. Pelicin digunakan
untuk  memacu  aliran  serbuk  atau  granul  untuk  masuk  kedalam  cetakan. Bahan-bahan  yang  digunakan  agar  dalam  proses  pencetakan  obat  dapat
dengan mudah dicetak. -  Nama Obat
: Antalgin -  Bahan Pelicin
: Mangnesium Stearat, Talcum d.   Bahan Pengawet
Bahan pengawet berguna untuk mengawetkan obat dan memperlambat proses perkembangan mikroorganisme seperti dan jamur.
-  Nama Obat : Antalgin
-  Bahan Pengawet  : Nipagin, Nipasol e.   Bahan Perwarna
Bahan perwarna diberikan kepada obat untuk memberikan daya tarik terhadap suatu  obat.  Bahan  perwarna  yang  digunakan  berbentuk  tepung  dan  sesuai
dengan  ketentuan  Depkes,  yaitu  bahan  perwarna  untuk  makanan  dan  obat-
Universitas Sumatera Utara
obatan.  Manfaat  dari  pemberi  warna  antar  lain  :  menutupi  warna  obat  yang kurang  baik,  identifikasi  hasil  produksi,  membuat  suatu  produk  menjadi
menarik. -  Nama Obat
: Antalgin -  Bahan Perwarna  : Eurochat Blue
f. Bahan Pemberi Rasa
Bahan pemberi rasa gunanya untuk menghilangkan rasa obat dan memberikan rasa  baru  pada  obat  tersebut,  seperti  rasa  jeruk,  rasa  apel,  dan  lain-lain.  Zat
pemberi rasa biasanya dibatasi  pada tablet kunyah atau pada tablet lain yang ditunjukan untuk larut dalam mulut.
-  Nama Obat : Antalgin
-  Bahan Pemberi Rasa  : Vaniline g.  Bahan Pengembang
Bahan Pengembang digunakan untuk mempercepat proses penguraian obat di dalam  usus  ataupun  lambung.  Bahan  pengembang  yang  digunakan  seperti
Primojel. -  Nama Obat
: Antalgin -  Bahan Pengembang  : Primojel
h.  Bahan Kemasan Bahan  kemasan  digunakan  pada  proses  pengepakan  produk  jadi,  seperti
karton, botol, label, silcap, etiket, dan plastik.
Universitas Sumatera Utara
2.4.3  Bahan Penolong
Bahan  penolong  adalah  bahan  yang  digunakan  dalam  proses  produksi dalam  rangka  memperlancar  proses  produksi,  yang  mana  bahan  ini  bukan
merupakan  bagian  dari  produk  akhir.  Bahan  penolong  yang  digunakan  dalam pembuatan  tablet  adalah  air.  Air  digunakan  dalam  pembuatan  bahan  pengikat,
misalnya pembuatan kanji.
2.5 Standar Mutu BahanProduk
PT. Mutiara Mukti Farma PT.  MUTIFA  mempunyai  standarisasi  dalam menghasilkan  produk.  Setiap  bahan  dan  produk  harus  melewati  proses
pengawasan  mtu  yang  ketat  dari  mulai  masuknya  bahan  awal,  bahan  dalam proses, hingga ke produk jadi sehingga memiliki standar mutu yang sesuai dengan
standar CPOB.  Produk yang bermutu dan pelayanan yang  baik  merupakan usaha perusahaan  dalam  menjual  produknya  pada  konsumen.  Keberhasilan  perusahaan
sangat bergantung dari seberapa jauh perusahaan dapat mengetahui, mengerti dan memahami permintaan konsumen.
2.6 Uraian Proses
Produksi  yang  dihasilkan  perusahaan  ini  adalah  obat.  Proses  pembuatan obat Tablet  di PT. Mutiara Mukti Farma terdiri dari beberapa tahapan, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
Penimbangan Pencampuran
Granulasi Basah Pengeringan
Granulasi Kering Lubrikasi
Pencetakan Pemeriksaan
Packing
Gambar 2.2. Uraian Proses Produksi Obat Tablet
2.6.1 Penimbangan Bahan
Bahan  baku,  baik  yang  berupa  zat  berkhasiat  maupun  yang  obat  tidak berkhasiat  ditimbang  atas  dasar  surat  perintah  pembuatan  obat  yang  telah
ditetapkan komposisinya sesuai dengan banyaknya obat yang akan diproduksi dan formulasinya.  Kegiatan  penimbangan  disaksikan  oleh  pengawas  dari  ruang
produksi,  bahan-bahan  ditimbang  sesuai  dengan  batch  yang  telah  ditentukan dalam  surat  perintah  pembuatan  obat.  Bahan-bahan  sebelum  tiba  digudang
diperiksa terlebih dahulu oleh bagian pengawasan mutu untuk mengetahui apakah
Universitas Sumatera Utara
bahan  tersebut  sesuai  dengan  spesifikasi  yang  telah  ditetapkan  oleh  perusahaan pemasok bahan baku dan mutunya terjamin.
2.6.2 Proses Pencampuran Compounding
Setelah  masing-masing  bahan  sudah  ditimbang,  kemudian  dimasukkan kedalama  sebuah  mixer  dan  di  aduk  sampai  tercampur  rata.  Kemudian
dimasukkan  pasta  yang  berfungsi  sebagai  zat  pengikat  sambil  terus  diaduk. Setelah tercampur rata bahan kemudian dibawa ke bagian Granulasi Basah.
2.6.3 Proses Granulasi Basah
Granulasi  merupakan  proses  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan  aliran serbuk  dengan  jalan  membentuknya  menjadi  bulatan-bulatan  atau  butiran  kecil
dalam  bentuk  beraturan  yang  disebut  granul.  Jadi  granulasi  basah  adalah gumpalan-gumpalan  atau  butiran  kecil  dari  bahan  yang  telah  dicampur  yang
masih dalam keadaan basah. Bahan yang sudah dicampur digranulasi secara basah wet  granulation  untuk  membentuk    granul-granul  kecil  yang  ukurannya  lebih
seragam.  Pembentukan  granul-granul  akan  mempermudah  proses  pengeringan. Proses granulasi basah menggunakan ayakan dengan ukuran mesh 7.
2.6.4 Proses Pengeringan
Setelah  bahan  digranul  secarah  basah,  kemudian  bahan  obat  tersebut dikeringkan.  Bahan  yang  dikeringkan  tersebut  ditimbang  terlebih  dahulu.  Proses
pengeringan dapat menggunakan oven pengeringan ataua Fluid Bed Dryer. Proses
Universitas Sumatera Utara
pengeringan  dengan  menggunakan  Fluid  Bed  Dryer akan memberikn  waktuyang lebih singkat dan massa yang lebih homogen dibandingkan dengan menggunakan
oven  pengering.  Proses  pengeringan  pada  Fluid  Bed  Dryer  dilakukan  pada  suhu berkisar antara 60
o
C  samapai 100
o
C, tergantung jenis  obat yang akan  dibuat dan memakan waktu sekitar 30 menit. Pengeringan dengan oven juga dilakukan pada
suhu berkisar anatara 60
o
C sampai 100
o
C selama 8 jam sampai 10 jam.
2.6.5 Proses Granulasi Kering
Granulasi  kering  ini  berfungsi  untuk  mendapatkan  ukuran  gumpalan- gumpalan  yang  lebih  halus  setelah  granul  basah  dikeringkan.  Bahan  obat  yang
sudah  dikeringkan  digranulasi  kembali  sehingga  terbentuk  granul-granul  yang lebih  halus  lagi  dan  memiliki  ukuran  yang  relatif  sama  sehingga  bobotnya
seragam. Proses penggranulan menggunakan ayakan ukuran mesh yang bervariasi yaitu  12,  10,  dan  8  mesh.  Ukuran  pengayakan  tergantung  kepada  ukuran  tablet
yang  akan  dibuat.  Ukuran  mesh  12  digunakan  untuk  menggranul  bahan  tablet yang akan dicetak dengan ukuran kecil sedangkan mesh 10 dan 8 digunakan untuk
tablet yang lebih besar.
2.6.6 Proses Lubrikasi
Lubrikasi  adalah  proses  pencmpuran  zat  pelicin  dengan  bahan  obat  agar dalam  proses  pencetakan  obat  tidak  lengket  dan  akan  menghasilkan  obat  yang
akan lebih baik. Setelah mengalami granulasi kering, bahan obat yang sudah halus dilubrikasi.  Pada  prosesnya  ditambahkan  zat  pelicin  seperti  Magnesium  Stearat
Universitas Sumatera Utara
dan  Talcum.  Pemberian  zat  pelicin  akan  memperbaiki  daya  alir  bahan  ketika masuk  dalam  pencetakan  dan  juga  berguna  dalam  proses  pencetakan  agar  obat
tidak  lengket  sewaktu  dicetak  dan  memberikan  permukaan  obat  yang  licin mengkilap.
2.6.7 Proses Pencetakan
Setelah tahap lubrikasi dilakukan maka dilanjutkan ke proses pencetakan. Bahan  obat  ditimbang  terlebih  dahulu  untuk  mengetahui  berat  bahan  yang  akan
dicetak,  karena  dalam  surat  perintah  pembuatan  obat  formulasinya  sudah ditetapkan  untuk  sejumlah  obat  yang  akan  dibuat.  Dalam  proses  pencetakan
terlebih  dahulu  dilakukan  pencetakan  percobaaan  agar  obat  yang  dicetak ukurannya sesuai dengan yang ditetapkan. Obat yang tidak sesuai ukurannya akan
dihancurkan dan kemudian  dicetak lagi. Pada akhir pencetakan diambil  beberapa sampel  obat  untuk    mengetahui  kadar  dari  zat  yang  terkandung  di  dalam  tablet
tersebut.
2.6.8 Proses Pengayakan dan Pemeriksaan
Setelah  obat  selesai  dicetak  kemudian  diayak  secara  manual  dengan ayakan  10  mesh  untuk  meghilangkan  debu  obat  dan  sekaligus  untuk  memeriksa
apakah  ada  obat  yang  pecah  atau  kotor  sewaktu  pencetakan.  Untuk  mengetahui apakah obat tablet yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu, maka dilakukan
pemeriksaan oleh bagian pengawasan mutu.
Universitas Sumatera Utara
2.6.9 Pengemasan
Pengemasan untuk jenis tablet ada tiga jenis, yaitu : a.
Kemasan botol Obat dimasukkan ke dalam plastik dan ditimbang untuk setiap seribu butir
tablet.  Penimbangan  berdasarkan  berat  obat  dalam  mg  yang  telah ditetapkan  sewaktu  pencetakan,  kemudian  dimasukkan  pengawet
kedalamnya  lalu  plastik  dipress  dengan  panas.  Plastik  obat  kemudian dimasukkan  ke  dalam  botol-botol  plastik  berikut  dengan  brosur  tentang
obat  tersebut.  Untuk  menjamin  kemasan  obat,  maka  tutup  botol  diberi segel.
b. Kemasan Strip
Dalam  pengemasan  strip  digunakan  mesin  sesuai  dengan  obat  yang  akan dikemas. Obat  yang  sudah  dikemas kemudian distempel  nomor  batch  dan
batas  waktu  untuk  obat  yang  mempunyai  batas  waktu.  Setiap  strip  berisi 10 butir obat. Obat yang telah dikemas dengan strip dimasukkan ke dalam
kotak  yang  berisi  10  kemasan  strip  dan  siisolasi.  Kotak-kotak  kemudian dimasukkan ke dalam kardus dimana tiap kardus berisi 60 kotak.
c. Kemasan Blister
Proses  pengemasan  blister  ini  sama  dengan  proses  pengemasan  strip, hanya  bentuk  kemasannya  saja  yang  berbeda  yaitu  permukaan  atasnya
transparan.
Universitas Sumatera Utara
2.7 Daerah Pemasaran
Daerah  pemasaran  PT.  Mutiara  Mukti  Farma  yang  paling  utama  adalah Kota  Medan,  karena  Kota  Medan  merupakan  Kota  yang  terdekat.  Sedangkan
alternatif  pemasaran  daerah  lain  adalah  seluruh  Kota  yang  ada  di  provinsi Sumatera Utara. Untuk sementara PT. Mutiara Mukti Farma berkonsentrasi dalam
memasarkan  produk-produknya  didaerah  provinsi  Sumatera  Utara.  Namun  ada juga  beberapa  produk  obat-obatan  yang  dipasarkan  sampai  ke  Pulau  Jawa
terutama Jawa Barat, Aceh dan Kalimantan. Produksi  suatu  komoditi  yang  dihasilkan  oleh  suatu  perusahaan  akan
menunjukkan  berapa  besar  produk  yang  ditawarkan  kepada  konsumen,  maka perusahaan dapat melihat dari seberapa besar produk yang diminati konsumen.
2.8 Mesin dan Peralatan