Heri Kristianto 2 , Lingga Aris Sandy

1 Heri Kristianto 2 , Lingga Aris Sandy

12 Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Email : Keperawatan.fk @ub.ac.id

Abstract : Aedes aegypti acts as the vector of Dengue Fever, Filariasis, and Yellow Fever. A safer natural substance is needed to be developed, one of which is basil leaves. The component of basil leaves are saponin and flavonoid. The aim of this experiment was to investigate the insecticide effectivity of basil leaves extract against Aedes aegypti mosquito. This experiment was true experiment-post test only control group design and was repeated four times. There are 5 groups consists of negatif control (aquadest), positive control (d- alethrin), and 3 dosages of ethanol extract of basil leaves used were 20%, 25%, and 30%. Each experiment was obseved in one hour interval, 1st, 2nd, 3rd, 4th, 5th, 6th, and 24th respectively. Ethanol extract solution of basil leaves dissolved into a mat and it was heated using a mat vaporizer then placed into plastic chamber that already filled by 25 Aedes aegypti mosquitoes. There were significant differences on control group and three treatment groups (One Way ANOVA, p=0.000). Pearson test shows that there is a correlation between mosqu ito’s contact time with insecticide’s effectivity insektisida (r=1,000, p=0,000). The conclusion results higher the concentrate of ethanol extract of basil leaves and longer mosquito’s contact time, then higher the insecticide effectivity toward mosquitos.

Keywords: Ocimum basilicum, insecticide, Aedes aegypti, electrical method.

Abstrak : Nyamuk Aedes aegypti bertindak sebagai vektor Dengue Fever, Filariasis, dan Yellow Fever. Perlu adanya insektisida alami yang lebih aman bagi lingkungan, salah satunya ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum basilicum). Kandungan daun kemangi adalah saponin dan flavonoid yang diduga berperan sebagai insektisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas insektisida ekstrak etanol daun kemangi terhadap nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini menggunakan metode post test only control group design dan pengulangan penelitian sebanyak 4 kali. Terdapat 5 jenis perlakuan yang terdiri dari kontrol negatif (larutan aquades steril), kontrol positif (d-alethrin), serta konsentrasi larutan ekstrak etanol daun kemangi sebesar 20%, 25%, dan 30%. Perlakuan diamati setiap pada jam ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke-5, ke-6, dan jam ke-24. Larutan ekstrak etanol daun kemangi dilarutkan kedalam gabus dan dipanaskan menggunakan alat pemanas obat nyamuk elektrik kemudian dimasukkan ke dalam sangkar plastik yang telah berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan (One Way ANOVA, p=0.000). Uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara lama waktu kontak nyamuk dengan efektivitas insektisida (r=1,000, p=0,000), sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol daun kemangi dan semakin lama waktu kontak nyamuk maka efektivitas insektisida ekstrak etanol daun kemangi semakin tinggi terhadap nyamuk Aedes aegypti dengan metode elektrik.

Kata kunci: Ocimum basilicum, insektisida, Aedes aegypti, metode elektrik

Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Latar Belakang

bersifat karsinogenik, merusak sel-sel liver (hepatotoksik), merusak sistem

Indonesia adalah negara yang saraf dan sistem reproduksi, sukar berada di daerah tropis, sehingga

terurai oleh faktor-faktor lingkungan merupakan daerah endemik bagi

dan bersifat persisten. Dalam beberapa penyakit-penyakit yang diperantarai

laporan disebutkan bahwa malathion penyebarannya oleh nyamuk seperti

yang merupakan bahan aktif racun demam

organofosfat, dalam jangka panjang filariasis.

berdarah,

malaria dan

dapat menyebabkan keracunan, yang maupun perlindungan terhadap gigitan

Pengendalian

nyamuk

ditandai dengan sakit dada, batuk dan nyamuk merupakan usaha untuk

sukar bernafas, pengeluaran keringat mencegah

dan air liur yang berlebihan, tersebut (Kompas, 2007). Demam

penyebaran

penyakit

kelemahan anggota badan, pening dan berdarah dengue

sakit kepala, sakit perut dan pandangan Hemorrhagic Fever (DHF) adalah

atau Dengue

menjadi kabur. Adapun tingkat penyakit virus yang sangat berbahaya

keracunan ini tergantung pada jenis, karena dapat menyebabkan penderita

jumlah dan bahan campuran yang meninggal dalam waktu yang sangat

digunakan (Hamdani, 2004). pendek (beberapa hari). Gigitan

Aedes aegypty telah mengalami nyamuk Aedes aegypti tersebut dapat

resistensi terhadap abate di Kuala mengakibatkan reaksi alergi (urtikaria,

Lumpur, Malaysia. Tiga tahun dermatitis ) dan juga merupakan vector

kemudian ditemukan resistensi baru biologis dari beberapa penyakit

Aedes aegypti dewasa terhadap diantaranya

Kedua insektisida fever/dengue

organofosfat tersebut digunakan secara filariasis, yellow fever, eastern equine

haemorhagic

fever,

luas sejak 1973 di Malaysia. Kejadian encephalomyelitis,

serupa juga terjadi di Yogyakarta dan encephalomyelitis dan venezuelan

california

kota lainnya di Jawa. Sejak tahun 1974 equine encephalomyelitis, chikungunya malathion dan temephos digunakan

(Kardinan, 2004).

menghentikan penyebaran Masyarakat menyadari bahwa

untuk

penyakit demam berdarah dengue penggunaan

(Salmah, 2005). Dalam laporannya berlebihan mengakibatkan efek negatif

insektisida

secara

dikatakan bahwa di Yogyakarta Aedes bagi tubuh. Penggunaan tanaman obat

aegyti berpotensi untuk menjadi sering digunakan sebagai alternatif

terhadap insektisida dalam dunia kesehatan. Keingintahuan organofosfat (Nirmala, 2003). Efek

resistensi

penggunaan insektisida manfaat tanaman obat semakin

masyarakat terhadap khasiat dan

samping

sintetis dapat dihindari dengan suatu berkembang. Saat ini masyarakat mulai

usaha guna mendapatkan insektisida menyadari bahwa pemakaian bahan

alternatif yang lebih efektif dalam daya kimia sering menimbulkan efek

cepat dan mudah samping, sehingga mereka lebih

rusaknya,

terdegradasi, dan mempunyai dampak memilih menggunakan bahan alami

yang kecil terhadap lingkungan. Salah yang berasal dari tumbuhan. Senyawa

satu insektisida alternatif yang pestisida jenis organoklorin kini

berpotensi dalam mengendalikan penggunaannya mulai dikurangi dan

populasi serangga adalah insektisida dibatasi.

botani yang berasal dari senyawa kimia pestisida ini disebabkan oleh efek

Penghentian

pemakaian

yang terkandung dalam tumbuhan samping yang ditimbulkan, antara lain:

(Ikawati, 2005).

Daun Kemangi (ocimum Basilicum) Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti (Pendekatan Teori Florence Nightingale) (Heri Kristianto, Lingga Aris Sandy)

dan kenyamanan adalah

Kemangi (Ocimum basilicum)

kebersihan

lingkungan untuk pasien. Model ini digunakan

memposisikan lingkungan sebagai alternatif. Daun kemangi merupakan

sebagai

insektisida

fokus asuhan keperawatan yang terdiri salah satu tumbuhan alam yang banyak

dari lingkungan fisik, lingkungan tersedia & mudah diperoleh di Asia

psikologi, dan lingkungan sosial seperti di Indonesia. Selain digunakan

(Hidayat, 2009). Lingkungan fisik sebagai lalapan, daun kemangi

dapat dimodifikasi agar populasi digunakan

sebagai obat untuk nyamuk Aedes aegypti berkurang dan bronchitis, asma, malaria, diare,

DBD dengan disentri, penyakit kulit, dan lain-lain.

terhindar

dari

menggunakan ekstrak etanol daun Pada daun kemangi terdapat beberapa

kemangi (Ocimum basilicum) sebagai kandungan aktif yang diperkirakan

insektisida nyamuk Aedes aegypti memiliki aktivitas sebagai insektisida,

dengan menggunakan metode elektrik. diantaranya monoterpenoid, eugenol, dan juvocineme I dan II. Senyawa

Tujuan dari penelitian ini monoterpenoid,

membuktikan efektivitas juvocineme I dan II dapat merusak

ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum mukosa kulit, menyebabkan rasa

basilicum) sebagai insektisida nyamuk terbakar pada kulit dan mengganggu

Aedes aegypti dengan metode elektrik. saluran pernafasan pada nyamuk Aedes

Metode Penelitian

aegypti dewasa (Robinson, 1995). Metode elektrik dengan ekstrak

Rancangan ini merupakan penelitian etanol kemangi adalah salah satu jenis

laboratoris (true dari terapi komplementer. Terapi

eksperimental

eksperimental-post test only control komplementer

group design ), untuk mengetahui mengurangi stress, meningkatkan

bertujuan

untuk

potensi insektisida ekstrak etanol daun kesehatan,

(Ocymum basilicum) menghindari atau meminimalkan efek

terhadap nyamuk Aedes aegypti. samping,

Sampel yang digunakan dalam mengontrol serta menyembuhkan

gejala-gejala,dan

atau

penelitian ini adalah nyamuk Aedes penyakit (Purnel, 2001). Metode

dewasa yang elektrik

aegypti

dikembangbiakkan di Laboratorium menimbulkan asap dan debu serta

Parasitologi Fakultas Kedokteran cepat

Brawijaya Malang. dibandingkan dengan metode semprot.

nyamuk yang Untuk menindaklanjuti informasi

Kriteria

inklusi

digunakan pada penelitian ini adalah tersebut maka pada penelitian ini akan

nyamuk Aedes aegypti dewasa yang dilakukan pengujian efektivitas ekstrak

hidup, dan nyamuk dalam kondisi etanol daun kemangi terhadap Aedes

sehat yang ditandai dengan gerakan aegypti dengan metode elektrik.

yang aktif. Kriteria eksklusi nyamuk yang digunakan pada penelitian ini

Model konsep dan teori adalah nyamuk Aedes aegypti yang keperawatan Florence Nightingale

mati selama masa percobaan. menjelaskan

bahwa

lingkungan

merupakan aspek yang sangat penting Pengulangan yang dilakukan dalam kesehatan. Menurut Florence

dalam penelitian ini minimal adalah 4 Nightingale, perawat harus lebih

kali. Tiap perlakuan menggunakan 25 mementingkan

ekor nyamuk Aedes sp dewasa. seperti ventilasi udara, sinar matahari,

aspek

lingkungan

Sehingga jumlah total nyamuk Aedes

Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

aegypti yang dibutuhkan dalam program SPSS (Statistical Product penelitian ini adalah 500 nyamuk. Pada

Service Solution ) Edisi 20. penelitian ini nyamuk dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok

Hasil Penelitian

terdiri dari 25 nyamuk, yaitu:

kelompok kontrol positif (d-aletrin Dari penelitian uji efektifitas

0.01 lg/), kelompok kontrol negatif ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum (aquades murni), kelompok yang

basilicum) sebagai insektisida terhadap menggunakan insektisida

nyamuk Aedes aegypti dengan metode etanol daun kemangi metode elektrik

ekstrak

elektrik ini terdapat tiga macam dengan konsentrasi 20%, 25%, dan

perlakuan yaitu perlakuan dengan 30%. Penelitian ini dilaksanakan di

dengan menggunakan konsentrasi Laboratorium Parasitologi Fakultas

ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum Kedokteran Universitas Brawijaya,

basilicum) 20%, 25%, 30%, serta pada bulan Mei 2013.

sebagai kontrol yaitu kontrol positif (d- alethrin) dan kontrol negatif (aquades).

Kandang 1 menggunakan gabus Penelitian ini diulang sebanyak empat berisi larutan dan d-aletrin 0.01 lg/l

kali. Hasil dari penghitungan jumlah (kontrol

2 kematian nyamuk setelah dilakukan menggunakan aquades sebanyak 6 ml

positif),

kandang

penelitian adalah didapatkan jumlah (kontrol

3 nyamuk yang mati pada tiap keompok menggunakan gabus berisi larutan

negatif),

kandang

semangkin meningkat seiring dengan ekstrak etanol daun kemangi 20%,

jumlah konsentrasi dan waktu yang kandang 4 menggunakan gabus berisi

meningkat.

larutan ekstrak etanol daun kemangi 25%, kandang 5 menggunakan gabus

Grafik 1 Rerata Insektisida

berisi larutan ekstrak etanol daun

kemangi 30%. Jumlah nyamuk yang 100

mati pada setiap perlakuan dihitung

setelah jam ke-1, jam ke-2, jam ke-3, 40

jam ke-4, jam ke-5, jam ke-6, dan jam

Data hasil yang telah diperoleh dari pengamatan dimasukkan dalam Waktu Pengamatan

tabel dan diklasifikasikan menurut

perlakuan, jumlah nyamuk yang mati Grafik tersebut menunjukkan besarnya setiap jam, dan waktu pengulangan.

pengaruh perlakuan dari variasi Dari tabel tersebut, hasilnya akan

konsentrasi ekstrak etanol daun dianalisis dan dimasukkan dalam

kemangi (Ocimum basilicum) sebagai perhitungan statistik. Data yang

insektisida nyamuk Aedes aegypti pada diperoleh dari hasil pengamatan adalah

setiap waktu pengamatan, dimana jumlah nyamuk yang mati untuk setiap

semakin tinggi konsentrasi yang perlakuan setelah pengamatan jam.

maka efektivitas Data kematian nyamuk akan diolah

diberikan

insektisidanya juga akan semakin dengan menggunakan formula Abbot

meninggi. Konsentrasi ekstrak etanol menjadi data potensi insektisida yang

daun kemangi (Ocimum basilicum) disajikan dalam bentuk tabel. Analisis

30% menunjukkan efek insektisida data yang digunakan adalah uji

yang paling besar terhadap nyamuk ANOVA dengan

menggunakan

Aedes aegypti karena pada konsentrasi

Daun Kemangi (ocimum Basilicum) Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti (Pendekatan Teori Florence Nightingale) (Heri Kristianto, Lingga Aris Sandy)

tersebut jumlah nyamuk Aedes aegypti

Dari uji levene pada lampiran 4

yang mati lebih banyak daripada

didapatkan nilai p=0,245 dan lebih

konsentrasi 25% dan konsentrasi 20%.

besar dari alpha 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ragam data

Analisa Data

efektifitas ekstrak etanol daun kemangi masih relatif homogen. sehingga dapat

Hasil penelitian dianalisis

dilakukan pengujian dengan ANOVA

dengan software SPSS 20 dengan

pada tahap berikutnya karena asumsi

metode Kolmogorov-Smirnov, Levene,

homogenitas ragam data telah

One Way Anova, Post Hoc Test (Tukey

terpenuhi.

Test), dan uji korelasi.

Analisis dengan uji ANOVA

Tabel 1 Kolmogorov-Smirnov

digunakan untuk membandingkan mean dari dua kelompok sampel.

(p)

Keterangan

Berdasarkan analisis diperoleh nilai

Dosis 0,200 Normal

signifikansi dari efektifitas ekstrak

etanol daun kemangi (Ocimum

Dosis 0,200 Normal

basilicum) terhadap nyamuk Aedes

aegypti pada waktu pengamatan jam

Dosis 0,200 Normal

ke 1, 2, 3, 4, 5, 6, 24 masing masing

menunjukkan nilai signifikansi secara berturut turut sebesar P=0,000

Berdasarkan

pengujian

(P<0,05, Ho ditolak). Metode post hoc

normalitas data dengan menggunakan

test sebagai uji pembandingan

Uji

Kolmogorov-Smornov

berganda (multiple comparisons)

menunjukkan bahwa hasil penelitian

terhadap perbedaan antara variasi

insektisida ekstrak etanol daun

konsentrasi ekstrak etanol daun

kemangi

(Ocimum

basilicum) kemangi (Ocimum basilicum) sebagai

menunjukkan nilai signifikansi sebesar

insektisida terhadap nyamuk Aedes 0,200 yang lebih besar dari alpha 0,05, aegypti pada setiap pengamatan

sehingga Ho ditolak dan dapat

lamanya waktu pengamatan, dilakukan

disimpulkan bahwa data variabel

uji Tukey’s Test diterangkan sebagai

tersebut menyebar mengikuti sebaran

berikut : Dari hasil tes post hoc

normal. Dengan demikian dapat

menjelaskan bahwa perbandingan

dilakukan pengujian dengan Anova,

kontrol

positif

dengan setiap

karena asumsi kenormalan distribusi

konsentrasi ekstrak etanol daun

data telah terpenuhi.

kemangi (Ocimum basilicum) saat jam ke-1 sampai jam ke-24 hasilnya adalah

Tabel 2 Levene

berbeda signifikan, kecuali pada jam ke-6 untuk konsentrasi 30%, pada jam

(p)

Keterangan

ke 24 antara kontrol positif dengan

Homogeneity 0,245 Ragam data

konsentrasi 25% dan 30% hasilnya

of Variance

(varians)

adalah tidak berbeda signifikan.

homogen

Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014