Jurnal stikes hangtuah sby vol 7 oktober 2014

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MENUJU DESA BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANG DI KABUPATEN BANYUWANGI

Eko Prabowo ¹, Anis Yuliastutik ²

¹ ² Akademi Keperawatan Rustida Email : prabowo_e@yahoo.com

Abstract : Community-Led Total Sanitasi main goal is to open defecation free village is a community-led movement, using the method of triggering. In Community Based Total Sanitation, total sanitation in question is related community-led. That is, all components of society are involved in every stage of activities, ranging from planning, implementation, monitoring and evaluation to so as to reduce morbidity due to water desease transmission as a result of unhealthy behaviors and can improve the health status of the community. This study used a research method kualitatitif with a single fixed case study approach. The purpose of this study is to investigate the implementation of a community-based approach towards Sanitatsi total open defecation free village in Banyuwangi. Informants in this study are from the Health Department elements, and community health centers. The results of this study are the Community-Led Total Sanitation implemented in the village open defecation free potential was good with a good family latrine access criteria is supported by a commitment from the District, the village and all the community leaders and citizens in general. The results achieved are most residents already have their own latrines, progress significant increase prior to the increase in latrine ownership between open defecation open defecation free and for free. For those who are less able to make their own latrines, latrines with the system they create a social gathering and sharing with family or nearby neighbors. Obstacles that appear at the beginning is quite difficult to collect the citizens, but can be tricked by timed events with regular citizens. In addition to the ability of the economy in terms of the perceived lack, so some people still find it difficult to make the toilet independently. In order to maintain the achievements of the village open defecation free, hence the need for regular monitoring and the need for support from the Government through the Department of Health and District Health Center. Meanwhile, in addition to triggering conducted in adults, triggers in children of school (elementary school) are able to provide tremendous leverage in order to achieve open defecation free village

Keywords : Community-Led Total Sanitation, open defecation free, Qualitative, case studies, water transmission deseas

Abstrak : STBM dengan goal utama adalah Desa BBABS merupakan gerakan yang dipimpin oleh masyarakat, menggunakan metode pemicuan. Di STBM, sanitasi total yang dimaksud adalah terkait community-led. Artinya, semua komponen masyarakat terlibat dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan monitoring dan evaluasi sehingga dapat menurunkan angka morbiditas akibat water transmission desease sebagai dampak dari perilaku yang kurang sehat dan dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatitif dengan pendekatan studi kasus terpancang tunggal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pendekatan Sanitatsi total berbasis masyarakat menuju Desa Bebas Buang Air Besar Sembarang di Kabupaten Banyuwangi. Informan dalam penelitian ini adalah dari unsure Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Masyarakat. Hasil dari penelitian ini adalah STBM di implementasikan pada desa yang potensi BBABSnya bagus dengan criteria akses jamban keluarga baik didukung dengan komitmen dari Kecamatan, desa dan segenap tokoh masyarakat dan warga pada umumnya. Hasil yang dicapai adalah sebagian besar warga sudah memiliki jamban sendiri, progress peningkatan yang signifikan peningkatan kepemilikan jamban antara sebelum BBABS dan selama BBABS. Bagi yang kurang mampu untuk membuat jamban sendiri, mereka membuat jamban dengan system arisan dan sharing dengan keluarga atau tetangga terdekat. Hambatan yang muncul adalah di awal cukup sulit untuk mengumpulkan warga, akan tetapi bisa disiasati dengan dibarengkan bersama acara-acara rutin warga. Selain kemampuan dari segi ekonomi yang dirasakan kurang, sehingga sebagian masyarakat masih kesulitan untuk membuat jamban secara mandiri. Demi mempertahankan capaian desa BBABS, maka perlu adanya monitoring secara rutin dan perlu adanya dukungan baik dari Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Sementara itu untuk pemicuan selain dilakukan pada orang dewasa, pemicuan pada anak sekolah (Sekolah Dasar) mampu memberikan daya ungkit yang luar biasa dalam rangka mencapai desa BBABS.

Kata kunci : STBM, BBABS, Kualitatif, Studi kasus, water transmission desease

Implementasi Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Menuju Desa Bebas Buang Air Besar Sembarang (Eko Prabowo , Anis Yuliastutik )

Latar Belakang

desa ODF. Desa-desa tersebut adalah desa Bulusari Kecamatan Kalipuro,

Kondisi Kesehatan Indonesia Desa Sidodadi Kecamatan Wongsorejo masih didominasi oleh penyakit

dan 3 Desa di Kecamatan Srono yakni berbasis

Desa Wonosobo, Rejoagung dan penyakit yang dibawa oleh air (water

lingkungan

khususnya

Bagorejo) atau sekitar 2% dari borne diseases ). Penyebab utama

keseluruhan desa dan kelurahan di tingginya penyakit-penyakit tersebut

Banyuwangi (Sumber: adalah perilaku hidup yang belum

Kabupaten

banyuwangikab.go.id, tanggal 2 bulan 4 bersih dan sehat, terutama masih

tahun 2012).

banyak masyarakat yang buang air

peningkatan besar di tempat terbuka (open

Upaya-upaya

cakupan jamban yang telah dilakukan defecation ), seperti di kebun, sungai,

bertahun-tahun melalui berbagai proyek dan sebagainya (Maryati, 2012; 1).

pendekatan, tetapi belum Perubahan

dan

memberikan hasil yang signifikan bertahap dengan menggunakan tangga

perilaku

secara

dengan besarnya biaya yang telah sanitasi yang diawali perubahan

dikeluarkan.Tolok ukur yang digunakan perilaku

masyarakat

dalam pelaksanaan program-program defecation (Buang

dari

open

adalah peningkatan jumlah jamban yang Sembarang) ke tahap open defecation

Air

Besar

demikian, pada free (Bebas Buang Air Besar

dibangun.Namun

belum mampu Sembarang) dengan kriteria tidak ada

kenyataannya

prevalensi penyakit masyarakat yang buang air besar di

menurunkan

berbasis lingkungan, karena banyak sembarang

masyarakat yang tetap buang air besar menggunakan metoda Community-Led

di tempat terbuka.

Kementrian Kesehatan khususnya Berbasis

Total Sanitation (Sanitasi Total

Direktorat Penyehatan Lingkungan mendahulukan pada perubahan perilaku

Masyarakat)

dengan

Pokja WASPOLA masyarakat secara kolektif untuk tidak

bersama

mengembangkan teknik pendekatan buang air besar sembarangan. Hal ini

perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu melalui proses pembangunan sosial

dengan pendekatan Sanitasi Total yang dilakukan oleh fasilitator dari

Masyarakat (STBM). dalam maupun luar komunitas.

Berbasis

Pendekatan STBM ini menitikberatkan Sementara itu data yang dilansir

kepada fasilitasi atas suatu proses untuk oleh Tim Koordinasi Penanggulangan

menyemangati serta memberdayakan Kemiskinan Kabupaten Banyuwangi

masyarakat setempat untuk tidak buang sampai dengan tahun 2012 dari total

air besar di tempat terbuka serta 207232 Keluarga berdasarkan fasilitas

membangun dan menggunakan jamban tempat buang air besar dan tempat

atas kemauan sendiri tanpa subsidi dari pembuangan tinja terdapat 108761

luar. Melalui pendekatan STBM, (52,48%) tidak memiliki jamban.

anggota masyarakat diajak menganalisis Sementara

masalah sekaligus mencari solusinya pembuangan tinja masih terdapat

sendiri.Sementara itu asaran STBM 142130

hanya satu yaitu Bebas Buang Air Besar tkpk.banyuwangikab.go.id, tanggal 14

(Sumber:

Sembarang (Maryati, 2012; 1). Mei 2013, Data diolah)

itu Pemerintah Menurut Plt. Kepala Dinas

Sementara

Kabupaten Banyuwangi dalam Action Kesehatan Kabupaten Banyuwangi

Plan Bidang Kesehatan Kabupaten sampai akhir 2012 masih terdapat 5

Banyuwangi 2013-2015 menargetkan desa yang mendeklarasikan diri sebagai

tercapainya Desa Bebas Buang Air

Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

ontoligis. Data yang pemberdayaan

Besar Sembarang

melalui

kegiatan

dikumpulkan terutama berupa kata-kata, mandiri

masyarakat

untuk

kalimat atau gambar yang memiliki arti peningkatan upaya PHBS (Perilaku

lebih bermakna dan mampu memacu Hidup Bersih dan Sehat) melalui

timbulnya pemahaman yang lebih nyata kampanye berbasis sekolah, Desa Bebas

sekedar sajian Buang Air Besar Sembarang sebesar

daripada

angka/frekuensi. Pendekatan yang di 5%, dan kampanye anti HIV/AIDS

gunakan adalah studi kasus terpancang dengan melibatkan pondok pesantren

tunggal. Penelitian ini dilaksanakan di (Action Plan Bidang Kesehatan

wilayah Kabupaten Banyuwangi yang Kabupaten Banyuwangi 2013-2015).

meliputi Dinas Kesehatan Banyuwangi, STBM dengan goal utama adalah

Kalipuro, Puskesmas Desa Bebas Buang Air Besar

Puskesmas

Puskesmas Srono. Sembarang merupakan gerakan yang

Wongsorejo,

Sementara itu untuk desanya adalah dipimpin

Desa Bulusari, Sidodadi, Wonosobo, menggunakan metode pemicuan. Di

oleh

masyarakat,

Rejoagung dan Bagorejo. STBM, sanitasi total yang dimaksud adalah terkait community-led. Artinya,

Subyek Penelitian

semua komponen masyarakat terlibat Yang bertindak sebagai subyek dalam setiap tahapan kegiatan, mulai

penelitian ini adalah Pelaksana program dari perencanaan, pelaksanaan, sampai

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dengan monitoring dan evaluasi

(1 orang), Pemegang program sanitasi sehingga dapat menurunkan angka

Kesehatan Kabupaten morbiditas akibat perilaku yang kurang

Dinas

orang) Kepala sehat dan dapat meningkatkan status

Banyuwangi

Puskesmas (3 orang), Penangung Jawab kesehatan masyarakat (Kementrian

Bidang Sanitasi (3 orang), Kepala Desa Kesehatan, RI, 2011; 2).

(5 orang), dan Tokoh Masyarakat (50 Dari paparan kondisi tersebut

orang).

diatas maka peneliti berupaya meneliti tentang

implementasi

pendekatan

Data dan Sumber Data

STBM menuju Desa Bebas Buang Air Jenis sumber data penelitian ini adalah: Besar Sembarang di Kabupaten

Nara Sumber (Informan) Banyuwangi. Rumusan masalah dalam

Informan yang dipilih adalah Kepala penelitian ini adalah bagaimana

Kesehatan Banyuwangi, Implementasi Pendekatan Sanitasi Total

Dinas

Pemegang Program Sanitasi Dinas Berbasis Masyarakat (STBM) Menuju

Kesehatan, Kepala Puskesmas, Bagian Desa Bebas Buang Air Besar

penanggung jawab program STBM, Sembarang di Kabupaten Banyuwangi

Tokoh masyarakat desa Tahun 2013 dan tujuannya adalah mengetahui implementasi pendekatan

Observasi

STBM menuju Desa Bebas Buang Air Peneliti mengamati program STBM Besar Sembarang di Kabupaten

yang telah dilaksanakan, mengamati Banyuwangi.

karakteristik masyarakat, kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan kondisi sosial budaya

masyarakat Kabupaten

Metode Penelitian

Banyuwangi.

Jenis, Strategi dan Lokasi Penelitian

Dokumentasi

Dokumen yang dipakai sebagai sumber penelitian kualitatif yang melibatkan

data diantaranya adalah data Desa dan

Implementasi Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Menuju Desa Bebas Buang Air Besar Sembarang (Eko Prabowo , Anis Yuliastutik )

bagi para penanggung jawab kesehatan masyarakat desa, data sosial ekomoni,

Kelurahan Banyuwangi,

prilaku

lingkungan Puskesmas dan kader-kader data pendidikan masyarakat desa, data

kesehatan yang ada di desa. tempat pembuangan tinja masyarakat,

Dalam rangka pembenahan data fasilitas buang air besar

lingkungan, pemerintah masyarakat

terhadap

strategi nasional Sanitasi total Berbasis Masyarakat, atau

mencanangkan

Teknik Sampling

yang lebih dikenal dengan nama STBM. Dalam

Pendekatan yang dilakukan dalam menggunakan

penelitian

ini

STBM menyerang/menimbulkan rasa Sampling .

teknik

Purposive

ngeri dan malu kepada masyarakat tentang kondisi lingkungannya. Melalui

Teknik Pengumpulan, Validitas dan

pendekatan ini kesadaran akan kondisi

Analisa data

yang sangat tidak bersih dan tidak Teknik

nyaman di timbulkan (Sitanggang, digunakan metode interaktif meliputi

wawancara mendalam,

Harapan dari implementasi berperan dalam berbagai tingkatan dan

observasi

program STBM adalah adanya suatu focus

perubahan perilaku. Perilaku adalah Sedangkan metode non interaktif

group discussion (FGD).

tindakan atau aktivitas dari manusia itu meliputi kuesioner, mencatat dokumen

sendiri yang mempunyai bentangan atau arsip (content analysis) dan juga

yang sangat luas antara lain : berjalan, observasi tak berperan. Pemeriksaan

berbicara, menangis, tertawa, bekerja, keabsahan data dilakukan dengan cara:

kuliah, menulis, membaca, dan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan

sebagainya. Dari uraian ini dapat atau keajegan pengamatan, trianggulasi,

disimpulkan bahwa yang dimaksud pemeriksaan sejawat, uraian rinci.

perilaku manusia adalah semua kegiatan Analisa data dilakukan dengan cara

atau aktivitas manusia, baik yang klasifikasi, kategorisasi, komparasi dan

diamati langsung, maupun yang tidak kausalitas.

dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Hasil Penelitian

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),

Implemtasi Program STBM

merumuskan

bahwa perilaku

Perencanaan

merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari

Dari hasil penelitian diperoleh luar. Oleh karena perilaku ini terjadi data bahwa tidak ada criteria khusus

melalui proses adanya stimulus bagi Desa yang akan dilakukan

terhadap organisme, dan kemudian pemicuan STBM dalam mencapai desa

organisme tersebut merespons, maka Bebas Buang Air Besar Sembarang.

teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” Akan tetapi mereka (Warga desa, tokoh

atau Stimulus – Organisme – Respon. masyarakat dan perangkat desa)

Nasional STBM ditawari program tersebut. STBM

Strategi

memiliki indikator outcome yaitu sendiri merupakan program dari Dinas

menurunnya kejadian penyakit diare Kesehatan

dan penyakit berbasis lingkungan perpanjangan dari Program Nasional.

yang

merupakan

lainnya yang berkaitan dengan sanitasi Sementara itu sebelum melakukan

dan perilaku. Sedangkan indikator proses pemicuan, Dinas Kesehatan

output-nya adalah setiap individu dan melakukan pelatihan terlebih dahulu

komunitas mempunyai akses terhadap

Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

sarana sanitasi dasar sehingga dapat psikologi pendidikan membagi perilaku mewujudkan komunitas yang bebas dari

tiga domain atau buang air di sembarang tempat (ODF),

ke

dalam

ranah/kawasan yaitu ranah kognitif setiap rumahtangga telah menerapkan

(cognitive domain), ranah afektif pengelolaan air minum dan makanan

domain) dan ranah yang aman di rumah tangga, setiap

(affective

psikomotor (psychomotor domain), rumah tangga dan sarana pelayanan

meskipun kawasan-kawasan tersebut umum dalam suatu komunitas (seperti

tidak mempunyai batasan yang jelas sekolah, kantor, rumah makan,

dan tegas.

puskesmas, pasar, terminal) tersedia Sementara itu pendapat Skinner fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana

(1938) dalam Notoatmodjo (2007), cuci tangan), sehingga semua orang

seorang ahli psikologi merumuskan mencuci tangan dengan benar, setiap

bahwa perilaku merupakan respon atau rumah tangga mengelola limbahnya

reaksi seseorang terhadap stimulus dengan benar, dan setiap rumah tangga

(rangsangan dari luar). Menurut mengelola sampahnya dengan benar.

Notoadmojo dalam Sunaryo (2004; 14), menyatakan bahwa perilaku merupakan

Implementasi program STBM

intereaksi antara perangsang dan tanggapan.

Operant response STBM

merupakan bagian terbesar dari perilaku dengan

diimplementasikan

memungkinkan pemicuan. Masyarakat akan disentuh

dimodifikasi tidak terbatas. Untuk hatinya melalui rasa jijik, malu, berdosa

membentuk jenis tanggapan atau dan bersalah. Program pemicuan ini

perilaku perlu diciptakan kondisi adalah program untuk merubah perilaku

disebut operant masyarakat untuk tidak buang air besar

sembarang tanpa memberikan subsidi Sementara itu Malulana (2009) kepada masyarakat. Jadi masyarakat

menyatakan bahwa determinan prilaku diharapkan

dapat dibedakan menjadi menjadi 2 mengatasi masalah kesehatanya. Proses

bisa mandiri

dalam

macam, yaitu factor internal dan factor pemicuan sendiri mengacu pada buku

eksternal. Determinan atau factor pedoman pemicuan yang telah ada.

internal merupakan karakteristik dari Pemicuan juga melibatkan kerjasama

orang yang bersangkutan yang bersifat berbagai fihak, misalnya dari berbagai

bawaan (given) seperti ras, sifat fisik, institusi

sifat kepribadian (pemalu, pemarah dan Sementara itu dukungan Tokoh

pendidikan

kesehatan.

penakut), bakat bawaan, tingkat Masyarakat, tokoh agama dan segenap

jenis kelamin. Perangkat desa menjadi sesuatu yang

kecerdasan,

dan

Determinan atau factor eksternal sangat vital dalam proses pemicuan.

meliputi lingkungan fisik, social, Selain itu pemicuan juga

budaya, ekonomi, dan politik. Factor dilakukan pada tingkat Sekolah Dasar,

lingkungan juga sering merupakan TK dan PAUD. Pada tingkat Sekolah

factor dominan terhadap perilaku Dasar dibentuklah satu program yang

seseorang. Hal tersebut menunjukkan disebut dengan program kali bersih

bahwa perilaku manusia sangat (PROKASIH).

kompleks dan unik. Perilaku merupakan Perilaku

hasil bersama atau resultan antara factor dampak dari stimulus ekternal sangat

manusia

sebagai

internal dan eksternal. kompleks dan mempunyai ruang

pembentukan dan lingkup yang sangat luas. Bloom (1908)

Dalam

perubahan perilaku dapat disebabkan dalam Notoatmodjo (2007) seorang ahli

oleh situasi interaksi kelompok dan

Implementasi Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Menuju Desa Bebas Buang Air Besar Sembarang (Eko Prabowo , Anis Yuliastutik )

situasi komunikasi media. Terdapat dalam pencapaian MDG’s tahun 2015. beberapa cara pembentukan dan

nasional STBM ini perubahan

Program

dikhususkan untuk perubahan perilaku diantaranya;

perilaku

individu

masyarakat dengan metode pemicuan, sehingga program ini adalah program

Adopsi yang berbasis masyarakat, yang tidak memberikan subsidi bagi rumah tangga.

Adopsi adalah suatu cara Pemicuan ini dilakukan dengan pembentukan dan perubahan perilaku

pendekatan partisipatif dan analisa melalui kegiatan yang berulang dan

secara parsitipatif yang bebas dan jujur. terus menerus sehingga lama kelamaan secara bertahap akan diserap oleh

Hasil yang Dicapai

yang dicapai dari implementasi STBM, ditinjau dari segi Diferensiasi

iondividu

Hasil

buang air besar dari hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan warga

sudah buang air besar di jamban. Akan perilaku karena individu telah memiliki

tetapi data menunjukkan masih ada pengetahuan, pengalaman, intelegensi,

beberapa warga yang belum memiliki dan bertambahnya umur

jamban, mereka buang air besar tetap dijamban dengan system sharing. Untuk

Intergrasi ketersediaan jumlah jamban, baik itu JSP maupun JSSP, terjadi peningkatan

yang sangat signifikan. Dan apabila bertahap. Diawali dari pengetahuan dan

Perilaku terbentuk

secara

dihitung nilai investasi masyarakat pengalaman terhadap objek sikap

sebagai dampak dari proses pemicuan tertentu.

menunjukkan hasil yang sangat luar biasa.

Sedangkan dari sisi Trauma

keterjangkitan penyakit karena Water Born Desease, ada kecenderungan

Pembentukan dan perubahan terjadi penurunan, walaupun tidak perilaku terjadi melalui kejadian yang

terlalu signifikan.

tiba tiba dan mengejutkan sehingga Selain itu telah terbentuk menimbulkan kesan mendalam

Program Prokasih untuk tingkat siswa sekolah

Pada program Generalisasi

dasar.

PROKASIH ditunjuklah 5 orang siswa sebagai duta prokasih. Duta prokasih

Perilaku terbentuk dan berubah adalah mereka-mereka yang masih aktif karena pengalaman traumatic pada

buang air besar disungai. Tujuan individu terhadap hal tertentu dapat

ditunjuknya duta prokasih adalah agar menimbulkan sikap tertentu (positif

mereka mempengaruhi teman dan atau negatif) terhadap semua hal

keluarga mereka untuk tidak buang air (Maulana, 2009).

besar disungai.

STBM memiliki tujuan untuk Perubahan perilaku manusia mencegah

terbentuk karena adanya kebutuhan. lingkungan, memberdayakan hidup

penyakit

berbasis

Menurut Maslow apa bila dihubungkan bersih dan sehat, meningkatkan

dengan perubahan perilaku masyarakat kemampuan

untuk tidak buang air besar sembarang meningkatkan akses air minum dan

masyarakat,

serta

adalah dalam rangka pemenuhan sanitasi dasar yang berkesinambungan

kebutuhan dasar fisiologis diantaranya

Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

adalah cairan dan elektrolit, air dan

desa bulusari lain-lain serta kebutuhan rasa aman

Masyarakat

merupakan masyarakat dengan ras misalnya terhindar dari sakit dan

mongoloid. Sehingga mereka dalam penyakit. Selain itu pemicuan sebagai

menyelesaikan permasalahan dengan suatu sarana memberikan informasi

gotong royong. Selain itu masyarakat merupakan factor perangsang dan

bulusari sebagian besar adalah lulusan penguat terjadinya perubahan perilaku.

SD, sehingga dari sisi pengetahuan (Sunaryo, 2004; 6-8).

tentang kesehatan dirasakan kurang. STBM mampu memutuskan mata

Dari sisi kepercayaan, masyarakat desa rantai penyakit yang berhubungan

bulusari masih patuh dengan pemuka dengan air. Penyakit-penyakit yang

agama dan tokoh masyarakat, sehingga berhubungan dengan air (Water borne

ketika ada dukungan dari pemuka desease), dapat dibagi menjadi empat

tokoh masyarakat, kelompok menurut cara penularanya.

agama

dan

masyarakat dengan sendirinya mau Kelopok-kelompok tersebut adalah

melakukan perubahan perilaku. water borne mechanism, water washed mechanism, water based mechanism

Hambatan

dalam implementasi

dan water related insect vector. Selain

STBM

itu sanitation barrier juga dianggap

1. Hambatan dalam implementasi cukup ampuh untuk memutuskan

STBM

penyakit infeksi saluran pencernakan Dari hasil penelitian ditemukan yaitu dengan meyediakan air bersih,

hambatan dalam menutup

beberapa

implementasi STBM. Hambatan- terkontaminasi dengan debu dan lalat,

hambatan tersebut adalah: buang air besar dan membuang sampah

a) Sulitnya merubah kebiasaan tidak disembarang tempat (Chandra,

warga untuk pindah dari buang 2009; 26).

air besar sembarang menjadi buang air besar di jamban

Karakteristik Desa

b) Masih jarang masyarakat yang Desa

memiliki jamban, baik JSP mendeklarasikan diri sebagai desa

yang

telah

maupun JSSP BABS mayoritas warganya adalah

c) Rendahnya kemampuan warga bekerja sebagai petani. Penduduk

ekonomi untuk terbagi menjadi dua yaitu dari suku

secara

jamban secara Madura dan Suku Osing. Dari sisi

membuat

mandiri

pendidikan, mayoritas warga adalah

d) Kurangnya tenaga khususnya lulusan SD.

untuk kesehatan lingkungan di Ada beberapa factor yang dapat

Puskesmas di mempengaruhi perilaku seseorang.

beberapa

Kabupaten Salah satu factor endogen dalam diri

wilayah

Banyuwangi individu yang dapat mempengaruhi

2. Rencana tindak lanjut perilaku adalah jenis ras. Ras kulit

hasil penelitian kuning atau mongoloid memiliki

Dari

data

ditemukan beberapa rencana tindak perilaku yang dominan adalah keramah

lanjut:

tamahan, suka gotong royong, tertutup,

mempertahankan suka upacara ritual. Selain itu factor

a) Untuk

redikat desa Bebas Buang Air eksternal juga mempengaruhi perilaku

Besar Sembarang dimasyarakat diantaranya adalah factor lingkungan,

membuat suatu pendidikan, agama, social ekonomi, dan

telah

kesepakatan untuk saling kebudayaan (Sunaryo, 2004; 8-11).

mengingatkan diantara mereka

Implementasi Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Menuju Desa Bebas Buang Air Besar Sembarang (Eko Prabowo , Anis Yuliastutik )

apabila ada yang buang air menuju desa Bebas Buang besar sembarang.

Air Besar Sembarang,

b) Monitoring melalui Ketua RT sehingga bisa menjadi untuk setiap awal dan akhir

pilihan pendamping bagi bulan.

pemicuan pada orang

c) Pemantauan melalui program

dewasa.

Prokasih dengan melibatkan

3) Rekomendasi untuk sekolah dan siswa.

Pemerintah Desa

3. Rekomendasi

a) Buat satu perda untuk Rekomendasi berbagai strategi

mengatur tentang BAB yang

b) Lanjutkan program arisan pendekatan STBM menuju Desa

bisa diterapkan pada

jamban keluarga Bebas Buang Air Besar Sembarang

c) Lakukan pemantauan rutin sesuai

pada tempat-tempat yang penduduk

dengan

karakteristik

biasa digunakan untuk BAB Kabupaten Banyuwangi.

Banyuwangi/Dinas Kesehatan

a) Memetakan potensi desa

Implemtasi Program STBM

Bebas Buang Air Besar

a. Perencanaan

Sembarang

Dari hasil penelitian diperoleh data Kabupaten

diwilayah

bahwa telah dilakukan mapping berdasarkan criteria potensi

Banyuwangi

dari seluruh desa di Kabupaten desa menjadi Bebas Buang

Banyuwangi dan inventarisasi Air Besar Sembarang

jumlah KK yang belum dan telah dengan kategori Mudah,

memiliki jamban. Dari data Sulit dan Sangat Sulit

tersebut

kemudian dilakukan

b) Membuat satu Blue Print percepatan pencapaian Desa Bebas perencanaan desa Bebas

Buang Air Besar Sembarang. Dan Buang

percepatan itu sama sekali tidak Sembarang

Air

Besar

hanya tergantung pada prosentase

c) Membuat

awal masyarakat atau KK yang project Desa Bebas Buang

suatu

pilot

punya jamban, akan tetapi beberapa Air Besar Sembarang dari

hal lain yang bisa dijadikan desa

pertimbangan yaitu kominten dari tertinggal dan Potensi

dengan

kategori

Kecamatan, Kepala Desa dan tokoh Bebas Buang Air Besar

masyarakat, perangkat desa dan Sembarang Sangat Sulit.

masyarakat umum. Kemudian

2) Rekomendasi untuk Puskesmas dalam penentuan desa untuk di

a) Lakukan pemicuan pada BBABS-kan, dari hasil mapping malam hari atau bersamaan

yang telah dilakukan diserahkan dengan

kepada pihak Puskesmas selaku keagamaan.

acara

rutin

pelaksana, desa mana yang akan di

b) Bentuk duta-duta Prokasih BBABS-kan terlebih dahulu. untuk tingkat SD

c) Pemicuan melalui siswa

b. Implementasi program STBM

sekolah, terutama sekolah STBM diimplementasikan dengan dasar sangat efektif dalam

menggunakan strategi pemicuan. implementasi

STBM

Masyarakat akan disentuh hatinya

Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

melalui rasa jijik, malu, berdosa dari suku Madura dan Suku Osing. Dari dan bersalah. Program pemicuan

sisi pendidikan, mayoritas warga adalah ini adalah program untuk merubah

lulusan SD.

perilaku masyarakat untuk tidak buang air besar sembarang tanpa

Hambatan

dalam implementasi

masyarakat. Keterlibatan Tokoh

a. Hambatan dalam implementasi masyarakat dan perangkat desa

STBM

adalah hal yang sangat penting.

1) Sulitnya merubah kebiasaan Dalam proses pemicuan dapat

warga untuk pindah dari buang dilakukan dengan bergabung dalam

air besar sembarang menjadi program-program yang sudah ada

buang air besar di jamban di masyarakat, misalnya pengajian,

2) Masih jarang masyarakat yang pertemuan rutin perangkat desa dan

memiliki jamban, baik JSP lain-lain. Selain itu pemicuan juga

maupun JSSP dilakukan pada tingkat sekolah

3) Rendahnya kemampuan warga (Sekolah Dasar, TK dan PAUD).

secara

ekonomi untuk

membuat

jamban secara

Hasil yang Dicapai

mandiri

4) Kurangnya tenaga khususnya implementasi STBM, menunjukkan

Hasil yang

dicapai

dari

untuk kesehatan lingkungan di bahwa keseluruhan warga sudah buang

Puskesmas di air besar di jamban. Akan tetapi masih

beberapa

Kabupaten ada beberapa warga yang belum

wilayah

Banyuwangi memiliki jamban, mereka buang air

b. Rencana tindak lanjut besar tetap dijamban dengan system

hasil penelitian sharing. Untuk ketersediaan jumlah

Dari

data

ditemukan beberapa rencana tindak jamban, baik itu JSP maupun JSSP,

lanjut:

mempertahankan signifikan. Dan apabila dihitung nilai

terjadi peningkatan yang sangat

1) Untuk

redikat desa Bebas Buang Air investasi masyarakat sebagai dampak

Besar Sembarang dimasyarakat dari proses pemicuan menunjukkan

membuat suatu hasil yang sangat luar biasa. Selain itu

telah

kesepakatan untuk saling pada tingkat Pendidikan Dasar (SD)

mengingatkan diantara mereka telah terbentuk Program Kali Bersih

apabila ada yang buang air (PROKASIH) dan ditunjuk 5 duta

besar sembarang. PROKASIH untuk tiap-tiap sekolah.

2) Monitoring melalui Ketua RT Sedangkan dari sisi keterjangkitan

untuk setiap awal dan akhir penyakit karena Water Born Desease,

bulan.

ada kecenderungan terjadi penurunan,

3) Pemantauan melalui program walaupun tidak terlalu signifikan.

Prokasih dengan melibatkan sekolah dan siswa.

Karakteristik Desa

c. Rekomendasi

Desa yang telah mendeklarasikan Rekomendasi berbagai strategi diri sebagai desa BABS secara Geografi

diterapkan pada adalah daerah pedesaan yang relative

yang

bisa

pendekatan STBM menuju Desa jauh dari aliran sungai besar. Mayoritas

Bebas Buang Air Besar Sembarang warganya adalah bekerja sebagai petani,

dengan karakteristik buruh tani, wiraswasta, nelayan.

sesuai

dan wilayah di Penduduk terbagi menjadi dua yaitu

penduduk

Kabupaten Banyuwangi.

Implementasi Pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Menuju Desa Bebas Buang Air Besar Sembarang (Eko Prabowo , Anis Yuliastutik )

1) Rekomendasi

untuk

DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah

Kabupaten

Banyuwangi/Dinas Kesehatan Argadinata. U. 2011, Community Lead

Sanitation (CLTS), Bebas Buang Air Besar

a) Memetakan potensi desa

Total

http://ukey- Sembarang

ph.blogspot.com/2011/09/com Kabupaten

diwilayah

munity-lead-total-sanitation- berdasarkan criteria potensi

Banyuwangi

clts.html, Di akses tanggal 03 desa menjadi Bebas Buang

Mei 2013

Air Besar Sembarang dengan kategori Mudah,

Depkes RI. 2008. Pedoman Strategi Sulit dan Sangat Sulit

Nasional

Sanitasi Total

b) Membuat satu Blue Print

Berbasis

perencanaan desa Bebas Masyarakat.http://www.depkes Buang

.go.id/downloads/pedoman_stb Sembarang

Air

Besar

m.pdf, Di akses tanggal 03 Mei

c) Membuat

project Desa Bebas Buang Air Besar Sembarang dari

Fajar N.A, dkk, 2010, Pengaruh Metode desa

Pemicuan Terhadap Perubahan tertinggal dan Potensi

dengan

kategori

Perilaku StopBabs Di Desa Bebas Buang Air Besar

Senuro Timur Kabupaten Ogan Sembarang Sangat Sulit.

Ilir,

Prosiding Seminar

2) Rekomendasi untuk Puskesmas Nasional, 13-14 Desember

a) Lakukan pemicuan pada 2010, ISBN 978-602-98295-0- malam hari atau bersamaan

keagamaan. Fieldbook, 2010, Strategi Dan Langkah

b) Bentuk duta-duta Prokasih Pemicuan Masyarakat Dalam untuk tingkat SD

Program Pamsimas

c) Pemicuan melalui siswa sekolah, terutama sekolah

Juniar. M. 2013, dengan judul Studi dasar sangat efektif dalam

tentang Implementasi Sanitasi implementasi

Total dan pemasaran Sanitasi menuju desa Bebas Buang

STBM

(SToPS) dalam perspektif Air Besar

di Desa sehingga bisa menjadi

Sembarang,

deliberatif

Ngampungan Kecamatan pilihan pendamping bagi

Bareng Kabupaten Jombang, pemicuan

Kebijakan dan dewasa.

Menejemen Publik Volume 1

3) Rekomendasi

Nomor 1 tahun 2013, ISSN Pemerintah Desa

untuk

2303-341X

a) Buat satu perda untuk mengatur tentang BAB

Kementrian Kesehatan RI, 2011, Dasar

b) Lanjutkan program arisan

http://stbm- jamban keluarga

Konsep,

indonesia.org/dkfaq.php, Di

c) Lakukan pemantauan rutin akses tanggal 03 Mei 2013 pada tempat-tempat yang biasa digunakan untuk B

Maryati. Y, 2012, Perkembangan Sanitasi Total Berbasis

Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Masyarakat (STBM) Di Provinsi Kepulauan RiauTahun

Lestariono, 2012, 2011 – 2012,

Wiji

banyuwangikab.go.id, tanggal http://www.dinkesprovkepri.or

2 bulan 4 tahun 2012 g/component/content/article/2- berita/67-perkembangan-

_______, 2012, Action Plan Bidang sanitasi-total-berbasis-

Kabupaten masyarakat-stbm-di-provinsi-

Kesehatan

Banyuwangi 2013-2015 kepulauan-riau-tahun-2011- 2012, Di akses tanggal 03 Mei

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku 2013

Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudardjo, 2012. Catatan

Kecil

Pembelajaran Pelaksanaan ________.2007. Kesehatan Masyarakat Metoda Clts Di Indonesia,

Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka http://sudardjofx.blogspot.com/

Cipta.

2012/08/pembelajaran- pelaksanaan-metoda-clts-

________. 2007. Promosi Kesehatan di_5.html, Di akses tanggal 03

dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Mei 2013

Rineka Cipta.

Supracayaningsih. 2010, Implementasi ________. 2003, Pendidikan dan Program

Kesehatan, PT. Berbasis

Rineka Cipta, Jakarta Sanitasi

DalamPembuatan Jamban di Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Desa Sembung Kecamatan

Keperawatan. Jakarta: EGC. Perak Kabupaten Jombang, Tesis tidak dipublikasikan

Sutopo. HB, 2006, Metodologi

Tim Koordinasi Penelitian

TKPK,

Penanggulangan Kemiskinan Surakarta, Universitas Sebelas

Kualitatif,

Kabupaten Banyuwangi, Maret

www.tkpk.banyuwangikab.go.i

d, Diakses tanggal 14 Mei 2012

PENGARUH TERAPI CREATIVE WRITING HUMORS TERHADAP PENURUNAN STRES PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI LSM SADAR HATI MALANG

Setyoadi ¹, Bingar Nurullah ²

¹ ² Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Email : setyoadi@Ub.ac.id

Abstract : The population people living with HIV/AID (PLWHA) in Indonesia especially in Malang is still high. ODHA is one of groups that susceptible having stress. Therefore, researcher offer creative writing humors therapy as alternatif coping. This therapy has many benefits, among others to increase mood, to explore our emotion and feelling, and can be ourself refllection. The main aim of this research is to know the effect of creative writing humors therapy for reduce stress in PLWHA at LSM Sadar Hati Malang. Design that used in this research is quasy experiment with approximation method one group pretest posttest design. Total sampel who participated in this research is 17 samples and Sampling technic that used in this research is purposive sampling. The procedur of creative writing humors therapy are First, researcher measure score stress with Depression Anxiety Stress Scales (DASS), after that samples start writing humors based on their experiences in 2 weeks. After 2 weeks, the researcher measure score stress for knowing the effect of this therapy. The result of this research show, the signification value (p) (0,053) > (0,05). In conclusion, Creative writing humors is not effective for reduce stress in ODHA. The suggestion for next research this therapy need some fix in a procedure, examples creative writing humors therapy will be effective if did with grouping method, because with grouping method ODHA can get a feedback from others and related conditions of the samples need to be fixed again especially for criteria of inclusion and exclusion, that are the samples who will join in this therapy must be capable for writing, still have sense of humor, and not in crisis conditions.

Keywords : ODHA, stress, Creative Writing Humors

Abstrak : Populasi orang-orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia khususnya di Malang masih cukup tinggi. ODHA merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami masalah psikologi, terutama stres. Maka dari itu peneliti menawarkan alternatif koping untuk menurunkan stres pada ODHA, yaitu dengan terapi creative writing humors. Terapi creative writing humors mempunyai manfaat dapat meningkatkan mood, sebagai bahan refleksi diri, dapat mengeksplor perasaan dan emosi seseorang. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari terapi creative writing humors terhadap penurunan stres ODHA di LSM Sadar Hati Malang. Penelitian ini menggunakan Desain penelitian quasy experiment dengan pendekatan metode satu kelompok pre test- post testdesign. Total sampel yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 17 sampel dengan menggunakan teknik samplingpurposive sampling. Prosedur terapi ini, yaitu pertama, peneliti mengukur skor stres dengan Depression Anxiety Stress Scales (DASS), setelah itu mulai sampel menulis humor berdasarkan pengalaman mereka dalam dua Minggu dan membagi cerita tersebut kepada orang terdekatnya. Kedua, setelah dua minggu, peneliti mengukur skor stres untuk mengetahui efek dari terapi ini. Hasil dari penelitian ini menunjukan, nilai pvalue (0,053) > (0,05). Kesimpulannya, terapi creative writing humors tidak efektif untuk mengurangi stres pada ODHA. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah mengembangkan prosedur terapi, yaitu dengan melakukannya secara berkelompok sesuai penelitian sebelumnya, karena dengan metode kelompok ODHA akan mendapat timbal balik dari teman yang lain dan terkait kondisi sampel yang akan ikut terapi creative writing humorsperlu diperbaiki lagi terkait kriteria inklusi dan eksklusi. ODHA yang akan berpartisipasi dalam terapi ini sebaiknya harus mampu, terampil dalam menulis dan masih memiliki sense of humor.

Kata kunci : Creative writing humors, stres, ODHA

Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

Latar Belakang

psikologis, terutama kecemasan, depresi, rasa bersalah, AIDS

masalah

marah, dan rasa dorongan untuk bunuh dariAcquired Immune Deficiency

adalah

singkatan

diri (Hutapea, 2003). Stresor pada Syndrome diartikan sebagai bentuk

ODHA meliputi, diagnosis HIV paling berat, dari keadaan sakit terus-

positif, kurangnya dukungan sosial, menerus yang berkaitan dengan virus

stigma masyarakat, kematian, isolasi HIV (Human Immunodeficiency Virus)

sosial, dan masalah kerahasiaan atas (Smeltzer et al., 2003). Menurut IAVI

statusnya (Montauk dan Gebhardt, (International

1997; Esperanza dalam Natalya, 2006). Initiative) (2011),

Aids

Vaccine

dilakukan untuk jumlah orang yang terinfeksi HIV di

mengatasi stres pada ODHA saat ini dunia meningkat padatahun 2011, yaitu

adalah berupa kelompok dukungan mencapai 6, 6 juta orang, untuk daerah

sebaya (KDS) yang kegiatannya Malang jumlah ODHA masih cukup

konseling, berbagi tinggi yaitu sebanyak 1.875 kasus pada

berupa,

pengalaman, dan kekuatan. Kegiatan bulan september 2011, padahal bulan

dari KDS bisa dimodifikasi atau sebelumnya sekitar 1.600 kasus

disisipkan kegiatan baru agar tidak (Sukarelawati, 2011).

mengalami kejenuhan (Kementrian HIV merupakan virus yang

Hukum dan HAM RI, 2011). Maka menyerang sel darah putih, yaitu pada

dari itu, peneliti ingin menawarkan T-lymphocyt dan CD4+. Di mana T-

terapi untuk menurunkan stres pada lymphocyt merupakan bagian yang

ODHA yang dapat dijadikan kegiatan sangat krusial dari tubuh kita untuk

baru bagi kegiatan KDS, yaitu melalui melawan penyakit-penyakit, jika ini

kegiatan CreativeWritingdan Humors. sampai rusak maka sesorang akan terkena penyakit dan tidak kunjung

writing dapat sembuh. Kondisi imun (CD4+ dan T- meningkatkan harga diri seorang lymphocyt )

remaja dan juga dapat meningkatkan menyebabkan ODHA berisiko tinggi sense of well-being, karena dengan terkena infeksi menulis tersebut seseorang dapat zoportunistik, seperti tuberculosis berbagi pengalaman tentang hidup (TBC), kandidiasis, herpes simplek, dan kaposi’s sarcoma (Smeltzeret al., yang pernah dialami dengan teman

sebayanya. Humor dan tertawa juga 2010). Menurut Iris & Rita (2007), dapat mengatasi masalah psikologi, timbulnya infeksi opportunistik tidak misalnya menurunkan tingkat stres, hanya menyebabkan masalah fisik, mampu menciptakan koping yang tetapi juga masalah pada keadaan efektif, meningkatkan mood, dan harga psikologis ODHA. diri (Cousins dalam Macdonald,2004) ODHA merupakan kelompok

yang sering mengalami masalah – Pengaruh humor terhadap penurunan

dari itu, peneliti menawarkan terapi tingkat stres yaitu dengan memblok

creative writing humors untuk produksi dari hormon pemicu stres,

menurunkan stres pada ODHA yang salah satunya kortisol. Tidak hanya

dapat dijadikan koping efektif dan menurunkan produksi dari kortisol,

kegiatan atau terapi komplementer humor juga dapat meningkatkan sistem

dalam kelompok dukungan sosial imun sesorang dengan meningkatnya

(KDS).

pelepasan beta-endorpin (MacHovec & Sullivan dalam Bennett, 2003). Maka

Pengaruh Terapi Creative Writing Humors Terhadap Penurunan Stres Pada Orang Dengan HIV/AIDS (odha) (Setyoadi, Bingar Nurullah)

Metodologi Penelitian

minggu.Pertemuanpertama, kita akan mengenalkan ODHA tentang creative

Penelitian ini mengunakan

writing humors , setelah itu kita

quasy

experiment

design dengan

meminta ODHA untuk membuat cerita

pendekatan one group pre test-post

di rumah tentang masalahnya,

testdesign . Rancangan tersebut baik

pengalaman

lucu, atau aneh,

digunakan untuk mengevaluasi hasil

(semuanya bersifat humoris) yang

intervensi kesehatan di lapangan

sekiranya nanti bisa dibagi ke orang

(Notoatmodjo, 2010).Populasi dalam

lain (teman, adik, kakak, atau orang

penelitian ini adalah kelompok

tua). Pertemuan kedua, kita akan

dukungan yang berada di LSM Sadar

mengevaluasi cerita yang dibuat

Hati Malang. Responden yang

ODHA di rumah selama dua minggu.

berpartisipasi dalam penelitian ini

Proses menulis di rumah harus

adalah 17 responden. Teknik sampling

dilakukan setiap hari. Jika semua

yang digunakan adalah purposive

program terapi selesai, peneliti

sampling , yaitu mengambil seluruh

mengukur tingkat stres ODHA.

anggota populasi yang sesuai dengan

Kemudian jika semua data sudah

kriteria inklusi untuk menjadi anggota

terkumpul, peneliti menganalisis hasil

sampel.

pre test dan post test. Data yang terkumpul

dianalisis dan

Kriteria Inklusi

diinterpretasikan lebih lanjut secara

a. ODHA yang mampu membaca dan

univariat dan bivariat menggunakan

terampil menulis

program SPSS 16 for windows.

b. ODHA yang kooperatif dengan

Sebelumnya dilakukan uji

orang lain

asumsi statistik dengan cara uji

c. ODHA yang masih memiliki rasa

normalitas dan homogenitas sebagai

humor atau menyukai humor

syarat sebelum melakukan uji dependen T-test . Apabila telah

Kriteria Eksklusi

terpenuhi kedua uji tersebut, maka

a. ODHA yang bersifat amuk

dilakukan uji dependen T-test untuk

b. Pecandu yang masih menggunakan

mengetahui apakah terdapat perbedaan

obat psikotropika

yang signifikan antara skor stres pre

post dan post test, untuk melihat dan kaposi’s sarcoma (Smeltzer

c. Tidak bersedia menjadi sampel

penelitian

perbedaan yang signifikan pada hasil

d. ODHA yang sedang dalam kondisi

perhitungan statistik digunakan batas

kritis (Kritis dari segi psikologi

kemaknaan 0,05. Terapi creative

maupun fisik)

writing humors dikatakan menerima

Instrumen penelitian adalah alat

H 1 jika nilai p ≤ 0,05.

atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

Hasil Penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa,

Karakteristik Sampel

buku tulis bergaris, bolpoin, referensi

Proses pengambilan data pada

cerita humor, lembar checklist terapi,

penelitian terapi creative writing

lembar demografi, dan alat ukur

humors dilakukan pada bulan Februari Depression Anxiety Stress Scales - Juni 2012 di LSM Sadar Hati

(DASS). Kueisoner ini terdiri dari 14

Malang. Jumlah responden yang

pernyataan.

berpartisipasi sebanyak 17 responden

Program terapi ini dilakukan

(ODHA). Data yang diambil berupa

selama

dua

data demografi, data terkait tentang

Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

tulisan atau cerita, data skor stres

c. Pendidikan

sebelum dan sesudah terapi, dan hasil dari uji statistik

Pendidikan

a. Usia

SD atau

Usia Sederajat

SMA atau 11, 65%

Gambar 5.3 Grafik Distribusi

29-39

Responden

Berdasarkan Pendidikan,bulan Juli 2013 di LSM Sadar Hati

Gambar

Presentase tingkat pendidikan Responden Berdasarkan Usia, bulan

5.1 Grafik

Distribusi

responden dari penelitian terapi Juli 2013 di LSM Sadar Hati

creative writing humors . Respoden yang bertingkat pendidikan SMA atau

Hasil penelitian menunjukan sederajat sebanyak 11 orang (75%), usia yang berpartisipasi dalam terapi

perguruan tinggi sebanyak 3 orang creative writing humors adalah usia

(17%), SMP atau sederajat sebanyak 2 dengan rentang antara 20-29 tahun

orang (12%), dan SD atau sederajat sebanyak 5 orang (29%) dan yang

sebanyak 1 orang (6%) berusia 30-39 tahun sebanyak 12 orang

e. Pekerjaan

b. Jenis Kelamin

Pekerjaan Jenis Kelamin

65% Ibu Rumah

Perempuan

Tangga

Gambar 5.4 Grafik Distribusi

Responden

berdasarkan

Pekerjaan,bulan Juli 2013 di LSM Gambar

5.2 Grafik

Distribusi

Sadar Hati

Responden berdasarkan jenis kelamin,

bulan Juli 2013 di LSM Sadar Hati

Mayoritas

pekerjaan dari

responden yang ikut dalam penelitian Jumlah responden yang ikut

ini adalah wiraswasta, yaitu sebanyak dalam penelitian ini adalah 17 orang.

11 orang (65%). Adapun pekerjaan Jumlah

responden

laki-laki

lain seperti, Ibu rumah tangga mendominiasi dalam penelitian ini sebanyak 4 orang (23%), pelajar yaitu berjumlah 9 orang atau 53% dari sebanyak 2 orang (12%). seluruh jumlah

responden dan

perempuan sebanyak 8 orang atau 47%

dari seluruh jumlah responden.

Pengaruh Terapi Creative Writing Humors Terhadap Penurunan Stres Pada Orang Dengan HIV/AIDS (odha) (Setyoadi, Bingar Nurullah)

e. Penghasilan

g. Hobi Menulis

Pendidikan

Penghasilan

Hobi Menulis

Usia Iya

Gambar 5.7 Grafik Distribusi

Responden

berdasarkan

Responden berdasarkan Hobi Menulis,

Penghasilan,bulan Juli 2013 di LSM

bulan Juli 2013 di LSM Sadar Hati

Sadar Hati

Data

penelitian diatas

Pendapatan dari responden

menunjukan, bahwa masih jarang

yang mengikuti penelitian ini adalah

ODHA yang mempunyai kebiasaan

sebanyak 76% atau 13 orang

menulis, hal tersebut ditunjukan

berpenghasilan < Rp. 1.000.000 dan

dengan sebanyak 4 orang (24%) hobi

sebanyak 24% atau 4 orang

menulis dan sebanyak 13 orang

(76%)tidak hobi menulis.

Rp.3.000.000.

Tema dan Frekuensi Tulisan

f. Diagnosa Positif

Frekuensi

Lama Diagnosa

Pekerjaan

tahun yang lal

Jenis Kelamin

1-5 tahun yang

> 5 tahun yang

ki

lalu

Gambar 5.9 Grafik Distribusi

an

Responden berdasarkan Jumlah dan

Frekuensi Tulisan, bulan Juli 2013 di

LSM Sadar Hati

Diagnosa, bulan Juli 2013 di LSM Sadar Hati

Tabel 5.1. Tema Tulisan

NO Tema Tulisan

jumlah

Responden (ODHA) yang

1 Pengalaman masa muda 11

didiagnosa positif >5 tahun sebesar

dan masa kecil

41% atau sebanyak 7 orang, lalu 1-5

2 Tentang Cinta

tahun sebesar 30% atau sebanyak 5

3 Status ODHA dan 14

orang, dan yang didiagnosa positif 6

Berbagai Masalah

bulan-1 tahun sebsar 29% atau

4 Kelucuan

Bersama 38

sebanyak 5 orang.

6 Pengalaman yang Aneh 33

Jurnal Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Volume 7 Nomor 1/Oktober 2014

artinya p > 0,05, ini menandakan Frekuensi menulis tertinggi

bahwa hipotesis nol gagal ditolak, yang pernah dilakukan responden

berarti tidak ada pengaruh terapi adalah menulis sebanyak 15 kali, dan

creative writing humors terhadap yang tergolong terendah adalah

penurunan skor stres pada ODHA di menulis sebanyak satu kali. Cerita

LSM Sadar Hati Malang. yang paling sering dibuat adalah cerita

yang bertemakan tentang “Kelucuan

Pembahasan

bersama teman”.

Creative Writing Analisa Data

Kemampuan

Humors

Berdasarkan hasil penelitian, Perbedaan Skor Stres pada ODHA