Unsur Penokohan dan Perwatakan

2. Unsur Penokohan dan Perwatakan

Sumber: Dok. Kemdikbud

Penokohan atau kedudukan Tokoh yang Gambar 7.11 Kumpulan Cerpen Bersunda, Karya Ahmad Bakri disajikan oleh seorang dan atau beberapa pemeran merupakan unsur penting dalam pemeranan bersumber dari lakon, cerita, naskah yang ditulis atau tidak ditulis oleh

seorang pengarang. Penokohan didalam seni teater dapat dibagi

dalam beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain: Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur dan Utility.

a) Protagonis adalah tokoh utama, pelaku utama atau pemeran utama (boga lalakon)

disebut sebagai tokoh putih. Kedudukan tokoh utama adalah memainkan cerita hingga cerita memiliki peristiwa dramatis (konflik pertentangan)

b) Antagonis adalah lawan tokoh utama, penghambat pelaku utama disebut Sumber: Dok. Kemdikbud Gambar 7.12 Prabu Borosngora sebagai tokoh hitam. Kedudukan tokoh Sebagai Tokoh Utama dalam Lakon antagonis adalah yang mengahalangi, Sang Prabu Borosngora menghambat itikad atau maksud tokoh

utama dalam menjalankan tugasnya atau

Seni Budaya

c) Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh utama dalam menjalankan itikadnya.

Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat kepada tokoh utama.

d) Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh Antagonis dalam menghambat itikad tokoh utama. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau

memberikan nasihat memperburuk kondisi kepada tokoh Antagonis.

e) Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat netral. Tokoh ini memberi masukan-masukan

positif kedua belah pihak untuk mencari jalan yang terbaik.

f) Confident adalah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan tokoh utama. Pendapat-pendapat tokoh utama tersebut pada umumnya tidak boleh

diketahui oleh tokoh-tokoh lain selain tokoh tersebut dan penonton.

g) Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton.

h) Utilitty adalah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh ini dalam dunia pewayangan disebut goro-goro (punakawan).

Kedudukan tokoh Utilitty, kadangkala ditempatkan sebagai penghibur, penggembira atau hanya sebatas pelengkap saja, Artinya, kehadiran tokoh ini tidak terlalu penting. Ada atau tidaknya tokoh ini, tidak akan mempengaruhi keutuhan lakon secara tematik. Kalau pun dihadirkan, lakon akan menjadi panjang atau menambah kejelasan adegan peristiwa yang dibangun.

Perwatakan atau watak tokoh atau karakteristik yang dimiliki tokoh atau pemeran di dalam lakon, dihadirkan pengarang adalah ciri-ciri, tanda-tanda, identitas secara khusus bersifat pencitraan sebagai simbol yang dihadirkan tokoh, berupa; status sosial, fisik, psikis, intelektual dan religi.

Status sosial sebagai ciri dari perwatakan adalah menerangkan kedudukan atau jabatan yang diemban tokoh dalam hidup bermasyarakat pada lingkup lakon, antara lain; orang kaya, orang miskin, rakyat biasa atau jelata, penggangguran, gelandangan, tukang becak, kusir, guru, mantri, kepala desa, camat, bupati, gubernur, direktur atau presiden.

Status sosial sebagai ciri dari perwatakan adalah menerangkan kedudukan atau jabatan yang diemban tokoh dalam hidup bermasyarakat pada lingkup lakon, antara lain; orang kaya, orang miskin, rakyat biasa atau jelata, pelajar, mahasiswa, penggangguran, gelandangan, tukang becak, kusir, guru, ulama,

168 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK

Ustad, Ustadzah, mantri, kepala desa, camat, bupati, gubernur, direktur atau presiden.

Fisik sebagai ciri dari perwatakan, menerangkan ciri-ciri khusus tentang jenis kelamin (laki perempuan atau waria), kelengkapan pancaindra atau keadaan kondisi tubuh (cantik-jelek, tinggi-pendek, kurus-buncit, kekar-lembek, rambut hitam atau putih, buta, pincang, lengan patah, berpenyakit atau sehat.

Psikis sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal kejiwaan yang dialami tokoh, seperti; sakit ingatan atau normal, depresi, traumatic, penyimpangan seksual, mudah lupa, pemarah, pemurah, penyantun, pedit, pelit, dan dermawan.

Intektual sebagai ciri dari perwatakan menerangkan ciri-ciri khusus mengenai hal sosok tokoh dalam bersikap dan berbuat, terutama dalam mengambil sebuah keputusan atau menjalankan tanggungjawab. Misalnya, kecerdasan (pandai-bodoh, cepat tanggap-masa bodoh, tegas-kaku, lambat-cepat berpikir), kharismatik (gambaran sikap sesuai dengan kedudukan jabatan), tanggungjawab (berani berbuat berani menanggung resiko, asalkan dalam koridor yang benar). Unsur pemeranan berikutnya adalah tubuh pemeran sebagai media ungkap wujud fisik dengan kelenturan dan ekspresi tubuhnya.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa di smp it al-hijrah-2 Kec. Percut sei tuan medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 3 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Pendekatan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian - Hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa di smp it al-hijrah-2 Kec. Percut sei tuan medan - Repository UIN Sumatera Utara

1 4 15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data - Hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa di smp it al-hijrah-2 Kec. Percut sei tuan medan - Repository UIN Sumatera Utara

0 4 13

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori Fokus Penelitian 1. Hakikat Pendidikan Agama Islam - Pendidikan agama islam bagi anak dalam keluarga nelayan di desa dahari selebar kecamatan talawi kabupaten batu bara - Repository UIN Sumatera Utara

0 1 13

Pendidikan agama islam bagi anak dalam keluarga nelayan di desa dahari selebar kecamatan talawi kabupaten batu bara - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 7

Pendidikan agama islam bagi anak dalam keluarga nelayan di desa dahari selebar kecamatan talawi kabupaten batu bara - Repository UIN Sumatera Utara

0 3 31

BAB II LANDASAN TEORI A. Gaya Belajar Mahasiswa Tahfidz AlQuran 1. Pengertian Gaya Belajar - Gaya belajar mahasiswa tahfidz alquran dalam meraih prestasi akademik di prodi pendidikan agama islam universitas islam negeri sumatera utara medan - Repository U

1 2 41

Kurva Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Imbal Hasil Obligasi Pemerintah

0 0 7

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum 1. Sejarah Berdirinya PAI - Gaya belajar mahasiswa tahfidz alquran dalam meraih prestasi akademik di prodi pendidikan agama islam universitas islam negeri sumatera utara medan - Repository UIN Sumater

1 13 36

Kurva Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Imbal Hasil Obligasi Pemerintah

0 0 5