Radiografi Ekstraoral Radiografi Kedokteran Gigi

oklusal juga dapat mendeteksi adanya fraktur, celah di langit - langit, sialolit pada ductus stenson dan kelainan yang terjadi pada area luas. Film yang digunakan adalah film oklusal. Teknik yang digunakan untuk pengambilan radiografi yaitu instuksikan pasien untuk mengoklusikan atau menggigit bagian film. 4,5

2.1.2 Radiografi Ekstraoral

Radiografi ekstraoral adalah pemeriksaan radiografi yang digunakan untuk melihat area yang luas pada tengkorak kepala dan rahang. Pada radiografi ekstraoral film yang digunakan diletakkan diluar rongga mulut. Radiografi ekstraoral terdiri atas radiografi panoramik, lateral jaw, lateral cephalometric, posterior-anterior, submentovertec, waters, dan sebagainya. 1,4,5,11 Radiografi panoramik merupakan salah satu radiografi ekstraoral yang telah digunakan secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan maksilofasial. Radiografi panoramik pertama dikembangkan oleh tentara Amerika Serikat sebagai cara untuk mempercepat mendapatkan gambaran seluruh gigi untuk mengetahui kesehatan mulut tentaranya. Radiografi panoramik juga disarankan kepada pasien pediatrik pasien cacat jasmani atau pasien dengan gag refleks. Salah satu kelebihan panoramik adalah dosis radiasi yang relatif kecil dimana dosis radiasi yang diterima pasien untuk pertama kali foto panoramik hampir sama dengan dosis empat kali foto intraoral. 4,11,12 Radiografi panoramik adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah gambaran tomografi yang memperlihatkan bagian wajah yang mencakup rahang maksila dan mandibula beserta struktur pendukungnya dengan distorsi dan overlap minimal dari detail anatomi pada sisi kontralateral. Radiografi panoramik adalah sebuah radiografi dimana gambaran seluruh jaringan gigi ditemukan dalam satu film. Radiografi panoramik dapat menunjukkan hasil yang buruk dikarenakan kesalahan posisi pasien yang dapat menyebabkan distorsi. 4,11,12 Prinsip pembuatan radiografi panoramik pertama kali ditemukan oleh Numata dan Paatero dengan prinsip kerja alat adalah pada saat pemotretan posisi tabung akan bergerak mengeliling kepala pasien. Posisi film-pasien-tabung sinar X akan Universitas Sumatera Utara selalu sejajar dan berotasi di sekeliling kepala pasien. Pada saat bergerak tabung sinar X akan memancarkan sinarnya secara terus menerus, menembus ke setiap bagian kepala, dan sinar tersebut selanjutnya akan mengenai film panoramik berbentuk panjang ukuran 18x30 cm. Pada saat dikenai sinar, film juga akan berotasi secara simultan, sehingga setiap berkas sinar yang menembus bagian-bagian kepala akan terpaparkan secara bertahap pada daerah film. 1 Selain itu, sistem kerja dari pesawat panoramik menurut Olaf E Langland 1982, prinsipnya adalah sama dengan tomogram, yang dimana tube dan film selama pemaparan berputar mengelilingi pasien, dengan tiga pusat sumbu rotasi, satu sumbu rotasi konsentris untuk regio anterior rahang dan dua sumbu eksentris untuk bagian samping rahang tepatnya dibelakang molar tiga. Untuk menghasilkan gambaran yang baik sewaktu film dan tube berputar, posisi kepala harus dalam keadaan fiksasi, waktu berputar tube dan film biasanya diatur oleh pabrik dan operatorradiografer hanya menekan tombol timer yang ada, sehingga perputaran film dan tube selama pemaparan dapat menggambarkan keseluruhan gigi geligi dari gigi molar paling kiri molar tiga kiri sampai gigi molar paling kanan molar tiga kanan. 11 Untuk dapat menginterpretasi radiografi panoramik, terlebih dahulu harus mengenali anatomi normal dari hasil film panoramik, hal ini disebabkan antara lain karena hasil radiografi panoramik mencakup struktur anatomi yang kompleks, ditambah dengan adanya penumpukan bayangan dengan berbagai variasi struktur anatomi, dan juga dengan adanya perubahan dimensi dan orientasi proyeksi pada hasil radiografinya. Ada kemungkinan penyakit intraoral tidak diketahui atau mengobati kondisi yang normal jika salah dalam menginterpretasi. 1,4,5,11 Keuntungan utama dari radiografi panoramik adalah cakupan yang luas dari tulang wajah dan gigi, dosis radiasi rendah pada pasien, kenyamanan pemeriksaan untuk pasien, fakta bahwa pemeriksaan ini dapat digunakan untuk pasien yang tidak dapat membuka mulut mereka dan pendeknya waktu yang dibutuhkan untuk membuat gambar panoramik, biasanya berkisar antara 3 sampai 4 menit. Kerugian utama dari radiografi panoramik adalah bahwa gambar tidak menampilkan detail anatomi halus yang tersedia pada radiografi periapikal intraoral. Jadi,tidak sebaik Universitas Sumatera Utara seperti radiografi periapikal yang dapat mendeteksi lesi karies kecil atau penyakit periapikal. Kelebihan dari radiografi panoramik adalah memberikan gambaran yang luas mengenai struktur tulang fasial dan gigi geligi, dosis radiasi terhadap pasien rendah, pasien relative nyaman saat menjalani pemeriksaan, dapat dilakukan terhadap pasien yang tidak dapat membuka mulut, memerlukan waktu relatif singkat. Kekurangan dari radiografi panoramik adalah tidak cocok untuk menentukan derajat kehilangan tulang yang berhubungan dengan gigi individual, dimana terlihat distorsi yang hebat dan garis luar pada batas tulang sering tidak jelas karena tumpang tindih dari struktur yang menghalangi. Gambar 1. Anatomi panoramik normal 10 Keterangan : 1. Rongga orbita, 2. Rongga hidung, 3. Septum nasi, 4. Sinus maksilaris, 5. Prosesus palatinus, 6. Kanal insisivum, 7. Arkus zigomatikus, 8. Spina angular, 9. Prosesus kondilus mandibula, 10. Prosesus koronoid mandibula, 11. Tuberositas maksila, 12. Lateral pterygoid plate with superimposition of the coronoid process of mandible and zygomtic arc, 13. Coronoid notch, 14. Fossa glenoidalis, 15. Prosesus styloid, 16. Prosesus mastoid, 17. Oblique ridge of the mandible, 18. Foramen mandibula, 19. Kanal mandibula inferior, 20. Foramen mentalis, 21. Tuberkel genial, 22. Inferior border of the mandible, 23. Sudut mandibula, 24. Panorex chin rest. Universitas Sumatera Utara Gambar 2. Radiografi Panoramik 11 Gambar 3. Radiografi Panoramik 11 Keterangan Gambar 2 dan Gambar 3 : 11 1. Orbit 2. Cervical vertebrate, with tooth axis 3. Basal compact bone of the opposing jaw 4. Nasal septum 5. Inferior nasal concha 6. Maxillary sinus borders 7. Anterior nasal spine 8. Horizontal ossesous palatal lamina 9. Laterobasal border of the nasal cavity 10. Palatal velum 11. Pterygopalatal fossa Universitas Sumatera Utara 12. Body of the zygomatic bone, with innominate line 13. Zigomatic arch 14. Basal compact bone 15. Mylohyoid line 16. Mandibular canal 17. Mental foramen 18. Digastric fovea or mental fovea, defending upon the positioning of the mandibular anterior segment in the plane of focus 19. External ear, with auditory opening 20. Mandibular articular process condyle 21. Muscular process of the mandible 22. Styloid osseous temporalis process 23. Hyoid bone 24. Base of the tongue Indikasi Panoramik sangat luas, meliputi evaluasi umum untuk: 4,12 a. Medical record individu dengan mobilitas tinggi atau resiko pekerjaan besar b. Evaluasi awal kelainan periodontal c. Penilaian perawatan ortodonti d. Membandingkan gambaran radiografi sisi kiri dan kanan sinus maksilaris, TMJ dan lain-lain. e. Perluasan lesi atau kelainan di rahang kista, tumor, kelainan sistemik, dan tumbuh kembang f. Pertumbuhan benih gigi tetap dan susunan geligi g. Fraktur kompleks, gigi impaksi, sinus maksilaris, dan kasus-kasus bedah mulut lainnya. h. Kondisi kualitas dan kuantitas tulang rahang, termasuk perawatan implant.

2.2 Anatomi Normal Rongga Mulut

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Anatomi Normal Rongga Mulut Ditinjau Dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi

1 66 58

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Anatomi Normal Rongga Mulut Rahang Atas Di Tinjau dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

1 38 61

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Anatomi Normal Rongga Mulut Rahang Atas Di Tinjau dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

0 0 14

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Anatomi Normal Rongga Mulut Rahang Atas Di Tinjau dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

0 0 1

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Anatomi Normal Rongga Mulut Rahang Atas Di Tinjau dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

0 0 2

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Anatomi Normal Rongga Mulut Rahang Atas Di Tinjau dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

0 1 14

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Anatomi Normal Rongga Mulut Rahang Atas Di Tinjau dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

0 0 2

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Anatomi Normal Rongga Mulut Rahang Atas Di Tinjau dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Denpasar Bali

0 0 13

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Anatomi Normal Rongga Mulut Di Tinjau dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi Di Jakarta

0 0 14

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Terhadap Anatomi Normal Rongga Mulut Ditinjau Dari Radiografi Panoramik Pada Salah Satu Fakultas Kedokteran Gigi

0 0 17