SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
STUDI POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH MELALUI RETRIBUSI PARKIR Studi Kasus: Pusat Pertokoan Hasanuddin
Jurair Patunrangi
Abstract
The aim of this study is to know the original earnings area potency through park retribution at Hasanuddin II shop centre of Palu. This research was carried out by collecting of vehicles data
park during two days for representing data through one month, e.g.: early of month, middle of month, and end of month. Typer of collected data were; vehicles plat number, time of each
vehicles entering and leaving the shop park area. By compiling these data, the highest park accumulation of 50 cars, and 266 motors was found to be at 19.00 to 20,00 on October 8, 2007.
The park area car capacity was 25 SRP, and motor capacity was 302 SRP, The highest exchanging rate was discovered to be on Saturday, October 4, 2008, e.g.: 1,49 carsblockhour, and 0,86
carsblockhour, Generally, vehicles park duration was within interval of 15 to 30 minutes. The earnings potency of park area management that can be expected in 2008 was about Rp.
1.144.074,- per day or about Rp. 457.586.909,- per year. It was predicted that such earnings will countinuosly increasing up to year of 2013.
Key word : Acumulation, capacity, echanging rate, duration, earnings potency
Abstrak Studi ini bertujuan untuk mengetahui potensi pendapatan asli daerah melalui retribusi
parkir pada Pusat Pertokoan Jl. St. Hasanuddin II Palu. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data kendaraan parkir untuk mewakili data selama satu bulan yaitu pada awal
bulan, tengah bulan dan akhir bulan masing-masing 2 hari. Data yang diambil berupa nomor plat kendaraan, waktu masuk areal pertokoan dan waktu keluar areal pertokoan. Dari data
tersebut diperoleh akumulasi parkir kendaraan tertinggi terjadi pada tanggal 8 Oktober 2007 pada Pukul 19:00
– 20:00 dengan jumlah akumulasi untuk mobil 50 kendaraan dan motor 266 kendaraan, Kapasitas Areal parkir yaitu 25 SRP untuk mobil dan 302 SRP Untuk motor, Tingkat
pergantian terbesar terjadi pada hari Sabtu 4 Oktober 2008 mobil 1,49 kendpetakjam dan motor 0,86 kendpetakjam, dan pada umumnya durasi kendaraan parkir berkisar antara interval
15 – 30 menit. Potensi pendapatan yang dapat diperoleh pada tahun 2008 dari pengelolaan
ruang parkir adalah ± Rp. 1.144.074,- perhari dan ± Rp. 457.586.909,- per tahun, pendapatan ini akan terus meningkat sampai periode prediksi tahun 2013.
Kata kunci: Akumulasi, Kapasitas, Tingkat Pergantian, Durasi, Potensi Pendapatan
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
1. Pendahuluan
Transportasi merupakan
kebutuhan vital yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.
Semakin baik suatu sistem transportasi suatu kota maka akan semakin baik
pula tingkat kehidupan masyarakatnya. Hal ini disebabkan karena tuntutan akan
kebutuhan hidup manusia yang semakin bertambah,
dimana barang-barang
yang dikonsumsi masyarakat terdistribusi dengan baik. Pada prinsipnya kemajuan
suatu sistem
transportasi sangat
mempengaruhi perkembangan suatu kota.
Besarnya distribusi arus lalu lintas akan menambah permintaan peningkatan
pelayanan lalu lintas, utamanya pada
Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 4, Nopember 2008: 193 - 203
194 tempat-tempat
yang tingkat
lalu lintasnya
tinggi. Salah
satu pengendalian lalu lintas adalah dengan
adanya fasilitas parkir yang baik dan memadai.
Kebutuhan tempat parkir untuk kendaraan baik yang memanfaatkan
badan jalan maupun di luar badan jalan sangat penting untuk ditata,
mengingat tempat-tempat
yang mendatangkan kegiatan orang banyak
sangat dibutuhkan fasilitas parkir karena setiap
orang cenderung
ingin memperoleh
kemudahan dalam
melakukan kegiatan maupun untuk mencapai tempat kegiatan. Untuk itu
dalam menggunakan
ruang parkir
setiap orang akan memilih lokasi parkir yang
mempunyai aksesibilitas
dan mempunyai
jarak sedekat-dekatnya
dengan tujuan sehingga tidak perlu terlalu jauh berjalan kaki. Sehubungan
dengan kecenderungan tersebut, dan dilain pihak terbatasnya ruang yang
tersedia maka secara otomatis ruas jalan sering kali digunakan sebagai
ruang parkir. Hal ini menyebabkan terganggunya
fungsi jalan
seperti kemacetan, berkurangnya aksesibilitas,
kecelakaan dan sebagainya. Di Kota Palu masih banyak tempat
– tempat penarik pergerakan yang belum
memiliki fasilitas parkir yang memadai sehingga
kebanyakan pengendara
menggunakan sebahagian ruas jalan sebagai
tempat memarkir
kendaraannya, hal ini menyebabkan terganggunya arus lalu lintas di sekitar
lokasi tersebut. Salah satunya adalah kompleks
pertokoan Hasanuddin,
dimana pertokoan
ini merupakan
tempat yang menyediakan beragam kebutuhan
sehingga perlu
pemanfaatan areal
parkir secara
optimal untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna jasa
parkir. Oleh
karena sistem
perparkirannya perlu ditata agar tidak mengganggu pergerakan arus lalu lintas
pengguna jalan disekitarnya. Sumber PAD adalah retribusi daerah,
salah satu
retribusi daerah
yang berkaitan dengan pertumbuhan jumlah
kendaraan bermotor adalah retribusi parkir. Akan tetapi, selama ini retribusi
parkir belum dapat berfungsi secara optimal. Dengan melihat perolehan
retribusi parkir yang peningkatannya tidak sebanding dengan peningkatan
jumlah
kendaraan bermotor,
disini terlihat adanya potensi retribusi parkir
yang belum digali secara potensial oleh pemerintah
daerah, seharusnya
membuat daerah untuk lebih berbenah terutama Dinas Perhubungan yang
menangani masalah retribusi parkir. Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui
tingkat pemanfaatan ruang parkir yang ada
pada Pusat
Pertokoan Jl
St. Hasanuddin II Palu
b. Merencanakan sistem pelayanan parkir yang efektif untuk masa 5
sampai 10 tahun kedepan .
c. Melakukan prediksi
potensi pendapatan
dari pemanfaatan
ruang parkir. Manfaat Penelitian ini adalah:
a. Memberikan informasi
tentang tingkat pelayanan jasa perparkiran
serta pengaturan sistem pelayanan parkir pada Pusat Pertokoan Jalan
Sultan Hasanuddin II Palu untuk saat sekarang dan masa yang akan
datang.
b. Sebagai bahan masukan kepada instansi
terkait tentang
potensi pemanfaatan ruang parkir sebagai
Pendapatan Asli Daerah.
2. Metode Penelitian