PENGARUH RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SIDOARJO.
KABUPATEN SIDOARJO
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pada Fisip UPN ”Veteran” Jawa Timur
Oleh :
MURLAN SUYANTO (NPM . 0541010034)
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA 2010
(2)
i
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan
hidayaah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini
dengan baik.
Skripsi ini berjudul ”PENGARUH RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SIDOARJO” .
Skripsi ini bagian dari proses studi Program Studi Administrasi Negara yang
wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa yang merupakan prasyarat akademis untuk
memperoleh gelar Sarjana Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik pada Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Jawa Timur.
Banyak pihak yang membantu penulis berupa petunujuk dan bimbingan, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya terutama kepada Dra. Sri Wibawani, MSi, selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan pengarahan Skripsi ini.
Dalam penulisan Skripsi ini, penulis telah banyak menerima sumbangan
pikiran, tuntutan dan dukungan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu sudah
selayaknya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
(3)
ii ”Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dra. Diana Hertati, MSi, selaku Sekretaris Program Studi Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan
”Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan ”Veteran” Jawa Timur.
Akhirnya dengan segala keterbukaan, penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran sekirannya tidak memberatkan penulis dan bersifat membangun untuk
menyempurnakan Skripsi ini.
Sidoarjo, Oktober 2010
Penulis
(4)
iii
Kata Pengantar ...i
Daftar Isi ...iii
Daftar Tabel ...vi
BAB I Pendahuluan ...1
1.1. Latar Belakang ...1
1.2. Perumusan Masalah ...6
1.3. Tujuan penelitian ...6
1.4. Kegunaan Penelitian ...6
BAB II Kajian Pustaaka ...8
2.1 Peneliti Terdahulu ...8
2.2 Landasan Teori ...11
2.2.1 Keuangan Daerah ...11
2.2.1.1 Pengertian Keuangan Daerah ...11
2.2.1.2 Ruang Lingkup Keuangan Daerah ...12
2.2.2 Retribusi ...14
2.2.2.1 Pengertian Retribusi Daerah ...14
2.2.2.2 Jenis-jenis Retribusi Daerah ...15
2.2.2.3 Subjek dan Wajib Retribusi Daerah ...21
2.2.2.4 Objek Retribusi Daerah ...22
(5)
iv
2.2.3.3 Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah ...26
2.3 Kerangka Berpikir ...27
2.4 Hipotesis Penelitian ...27
BAB III Metodologi Penelitian ...28
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………...28
3.2 Populasi dan Sampel ....……….29
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...……….29
3.4 Metode Analisis Data ……….30
3.5 Hipotesis Statistik ……….31
BAB IV Hasil dan Pembahasan ……….33
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Sidoarjo ……….33
4.2 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset ……….36
4.2.1 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo ……….36
4.2.2 Struktur Organisasi ……….37
4.2.3 Rincian Tugas dan Fungsi ……….39
4.2.4 Komposisi Pegawai ……….49
4.2.4.1 Potensi Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan…….. .49
(6)
v
4.2.5 Sarana dan Prasarana ……….52
4.3 Penyajian Data Penelitian ……….54
4.3.1 Variabel (X) dan Variabel (Y) ……….54
4.3.2 Variabel (X) dan Variabel (Y) Sebelum Perda ...……….55
4.3.3 Variabel (X) dan Variabel (Y) Sesudah Perda ...56
4.4 Analisis Data ……….56
4.4.1 Pengaruh Variabel (X) Terhadap Variabel (Y) ……….57
4.4.2 Uji Hipotesis ……….59
4.4.3 Perbedaan Pengaruh Variabel (X) Terhadap Variabel (Y) Sebelum dan Sesudah Ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir ………...….……….61
4.5 Pembahasan ……….63
BAB V Kesimpulan dan Saran ……….65
5.1 Kesimpulan ……….65
5.2 Saran ……….66
DAFTAR PUSTAKA
(7)
vi
Tabel 1.1 : Rekapitulasi Target dan Realisasi Retribusi Parkir Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2002-2009 ...4
Tabel 1.2 : Rekapitulasi Realisasi Retribusi Parkir dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2002-2009 ...5
Tabel 4.1 Pangkat dan Golongan ……….………49
Tabel 4.2 Jenis Kelamin ……….………50
Tabel 4.3 Pendidikan ……….…………51
Tabel 4.4 Usia ……….………52
Tabel 4.5 Daftar Inventaris ……….…53
Tabel 4.6 Penerimaan Variabel X dan Variabel Y ……….………....54
Tabel 4.7 Penerimaan Variabel X dan Variabel Y Sebelum Perda ...….….…...55
Tabel 4.8 Penerimaan Variabel X dan Variabel Y Sesudah Perda ………..……...56
Tabel 4.9 Variabel X dan Variabel Y ...57
Tabel 4.10 Variabel X dan Variabel Y Sebelum Ditetapkan Perda ...………61
(8)
di Kabupaten Sidoarjo, Skripsi 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh retribusi parker terhadap pendapata asli daerah pada Dinas Pendapatan Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif terhadap 2 variabel, yaitu variable independen (bebas) adalah retribusi parker serta variable dependen (terikat) adalah pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Sidoarjo.
Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah data tentang retribusi parkir dan pendapatan asli daerah pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo dalam kurun waktu 8 Tahun yaitu mulai dengan satuan waktu (time series) mulai tahun anggaran 2002 s/d tahun anggaran 2009.
Pengumpulan data sekunder diperoleh dengan cara dokumen/arsip yang ada pada kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo.
Model analisis yang digunakan adalah menggunakan metode statistic dalam bentuk model regresi linier sederhana yang digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan rumus uji hipotesis (Uji t).
Berdasarkan dari hasil penelitian yang diolah dengan menggunakan regresi linier sederhana dengan bantuan Program SPSS for windows 12.0, yang menunjukkan bahwa nilai konstanta yang dihasilkan sebesar 137.603.879.200,024. Nilai ini menunjukkan besarnya nilai dari pendapatan asli daerah (Y), sedangkan dalam koefisien regresi pada variabel retribusi parkir (X) apabila naik satuan, maka Pendapatan Asli Daerah (Y) akan naik sebesar 13,267. Berdasarkan nilai koefisien detrminasi (R²) yaitu sebesar 0,725 yang berarti retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah (Y) sebesar 72,5% sedangkan sisanya 27,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini yang berasal dari sumber-sumber keungan daerah seperti : pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain. Sedangkan untuk nilai koefisien determinasi (R²) sebelum diterapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir yaitu sebesar 0,934 yang berarti retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah (Y) sebesar 93,4%. Dan sesudah ditetapkan perda yaitu sebesar 0,992 yang berarti retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah (Y) sebesar 99,2%.
Pada uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ada tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan uji t menunjukkan thitung = 3,978 ≥ dari ttabel (0,05) dengan uji dua pihak = 2,447 maka Ho
ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh Retribusi Parkir terhadap
Pendapatan asli Daerah sehingga hipotesis “ada pengaruh Retribusi Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sidoarjo”.
(9)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan ditetapkannya Undang-undang Otonomi daerah yang telah
dilaksanakan oleh Bangsa Indonesia sejak 6 tahun yang lalu merupakan salah satu
tuntunan reformasi yang saat ini merupakan hal yang telah dilaksanakan oleh setiap
daerah untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat serta
menuntut kepada setiap daerah yang ada untuk dapat mandiri dalam segala bidang
termasuk yang paling adalah meningkatkan dalam sektor pendapatan asli daerah.
Dengan diberlakukan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah, dan Undang-undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan lebih
banyak kewenangan kepada daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahan,
Undang-undang tersebut merupakan landasan yuridis bagi pengembangan otonomi
daerah di Indonesia. Pemberian otonomi kepada daerah bertujuan memberi
kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri,
guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Hakekat
(10)
pembangunan sebagai sarana untuk mencapai kesejahteraan rakyat yang harus
diterima dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan
kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara
professional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan
sumber daya nasional yang berkeadilan. Untuk menyelenggarakan otonomi daerah
yang luas, nyata, dan bertanggung jawab diperlukan kewenangan dan kemampuan
menggali sumber-sumber keuangan sendiri. Dengan diberlakukannya
Undang-undang tersebut kewenangan daerah menjadi lebih besar untuk mengelola dan untuk
mengurus rumah tangganya sendiri termasuk mengelola sumber-sumber penerimaan
daerah. Sumber-sumber penerimaan daerah tersebut digunakan untuk mendukung
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Sumber-sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah sesuai
dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 dan Undang-undang No. 33 Tahun 2004
terdiri dari :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
2. Dana Perimbangan yaitu :
a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak.
b. Dana Alokasi Umum.
c. Dana Alokasi Khusus.
(11)
3. Lain-lain Pendapatan yang sah, misalnya Kompensasi PPh Gaji PNS.
Peranan pemerintah daerah dalam menggali dan mengembangkan berbagai
potensi daerah sebagai sumber penerimaan daerah akan sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintah, pembangunan dan pelayanan masyarakat
di daerah. Dalam mewujudkan peran pemerintah daerah tersebut, satu hal yang harus
dimiliki oleh daerah adalah kemampuan dalam penyediaan pembiayaan
pembangunan yang bertumpu pada sumber pendapatan daerah yang lebih besar.
Dari sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut sesuai dengan
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang-undang No. 33 Tahun 2004, salah satu
pendapatan yang paling besar adalah retribusi parkir. Selain merupakan salah satu
pendapatan paling besar, dari retribusi parkir memberikan pengaruh dalam
meningkatnya pendapatan asli daerah dan pembangunan daerah. Dengan kebijakan
yang diambil pemerintah Kabupaten Sidoarjo, dalam kebijakan yang berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.
Retribusi menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun
2006 Tentang Retribusi Parkir adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
pemberian layanan tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberi oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
”Dari penjelasan yang ada di Pasal 5 dan Pasal 8 Peraturan Bupati Sidoarjo
No. 4 Tahun 2006 Tentang Pelayanan Parkir di Kabupaten Sidoarjo, maka dapat
(12)
yang ada di Kabupaten Sidoarjo adalah Dinas Perhubungan dan Dinas Pendapatan
Kabupaten Sidoarjo yang membawahi Kantor Bersama SAMSAT Sidoarjo.
Banyak usaha-usaha yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang berasal dari Retribusi Parkir
antara lain dengan menetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo No. 1
Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir. Untuk mengetahui pengaruh retribusi parkir
terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Sidoarjo, data yang diambil yaitu
mulai dari tahun 2002 sampai 2009, dengan satuan waktu tahunan. Dan hasilnya
dapat dilihat pada tabel 1.1 dan tabel 1.2 sebagai berikut :
Tabel 1.1 : Rekapitulasi Target dan Realisasi Retribusi Parkir Kabupaten Sidoarjo Tahun 2002-2009
TAHUN REALISASI TARGET PROSENTASE (%)
2002 54.880.000,00 68.000.000,00 80.70
2003 211.855.000,00 177.000.000,00 119.69
2004 234.615.000,00 234.000.000,00 100.26
2005 252.305.000,00 252.240.000,00 100,03
2006 361.787.000,00 8.967.566.500,00 3,95
2007 612.064.750,00 7.859.319.300,00 7,80
2008 3.600.511.750,00 4.000.000.000,00 9 0,01
2009 11.884.820.000,00 9.000.000.000,00 132,05
(13)
Tabel 1.2 : Rekapitulasi Realisasi Retribusi Parkir dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2002-2009
Tahun Realisasi Target Prosentase (%)
2002 85.738.557.355,45 81.439.599.900,00 105.27
2003 112.984.282.252,87 96.844.214.160,00 116.66
2004 128.818.128.145,00 115.590674.310,00 111.44
2005 135.311.777.381,61 127.299.095.300,00 106.29
2006 178.026.166.944,90 160.315.879.933,99 111.04
2007 190.905.404.878,17 178.206.361.792,17 107.12
2008 212.747.727.368,58 202.179.688.060,75 105.22
2009 284.660.711.556,09 258.422.578.156,98 110.15
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab. Sidoarjo (2010)
Dari data tabel 1.1 dan tabel 1.2 yang diperoleh diatas menunjukkan bahwa
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berusaha untuk meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah melalui Retribusi Parkir, salah satunya dengan cara menetapkan Peraturan
Daerah Kabupaten Sidoarjo No. 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir yang
diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Sehingga penulis
menetapkan judul penelitian ini adalah ”Pengaruh Retribusi Parkir Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sidoarjo”. Dengan unit analisis satuan waktu (time series) dari tahun anggaran 2002 sampai dengan tahun anggaran 2009, dengan
(14)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena/masalah yang terjadi, maka perumusan masalahnya
dapat ditetapkan sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh Retribusi Parkir Tehadap Pendapatan Asli Daerah di
Dinas Kabupaten Sidoarjo ?
2. Apakah ada perbedaaan pengaruh antara sebelum diterapkannya Peraturan
Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir
dan sesudah diterapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun
2006 Tentang Retribusi Parkir?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Retribusi Parkir terhadap Pendapatan Asli
Daerah di Kabupaten Sidoarjo ?
2. Untuk mengetahui Perbedaan pengaruh Retribusi Parkir terhadap Pendapatan
Asli Daerah setelah dan sesudah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten
(15)
1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Instansi
Memberikan gambaran mengenai Pengaruh Retribusi Parkir Tehadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sidoarjo serta sebagai masukan positif
bagi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sebagai pihak yang berkompetensi
dalam kebijakan retribusi parkir.
2. Bagi Penulis
Memberikan tambahan wawasan bagi penulis mengenai Pengaruh Retribusi
Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sidoarjo.
3. Bagi Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
Sebagai salah satu sumbangan pemukiran dan informasi dalam melengkapi
dan mengembangkan perbendaharaan ilmu sosial khususnya Ilmu
Administrasi Negara Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa
(16)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Peneliti Terdahulu
1. Mohammad Riduansyah (Desember, 2003), dari Universitas Indonesia, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Depok 16425 Indonesia, melakukan penelitian dengan
judul Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap PAD dan APBD Guna
Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Kasus Pemerintah Daerah Kota
Bogor).
Penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) merupakan sumber penerimaan yang
signifikan bagi pembiayaan rutin dan pembangunan di suatu daerah otonom. Jumlah
penerimaan komponen pajak daerah dan retribusi daerah sangat dipengaruhi oleh
banyaknya jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang diterapkan serta disesuaikan
dengan peraturan yang berlaku yang terkait dengan penerimaan kedua komponen
tersebut. Kontribusi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap perolehan
PAD Kota Bogor dalam kurun waktu Tahun Anggaran (TA) 1993/1994 – 2000 cukup
signifikan dengan rata-rata kontribusi sebesar 27,78% per tahun. Kontribusi
penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total perolehan penerimaan
Pemda Bogor tercemin dalam APBDnya, dikaitkan dengan kemampuannya untuk
melaksanakan otonomi daerah terlihat cukup baik. Komponen pajak daerah dalam
(17)
sebesar 7,81% pertahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 22,89% pertahunnya.
Sedangkan pendapatan yang berasal dari komponen retribusi daerah, pada kurun
waktu yang sama, memberikan kontribusi rata-rata pertahunnya sebesar 15,61%
dengan rata-rata pertumbuhan pertahunnya sebesar 5,08% pertahun. Untuk
meningkatkan penerimaan kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap total
penerimaan PAD dan sekaligus memperbesar kontribusi terhadap APBD Pemda Kota
Bogor perlu dilakukan beberapa langkah di antaranya perlu dilakukan peningkatan
intensifikasi pemungutan jenis-jenis pajak daerah dan retribusi daerah, kemudian
dilakukan ekstensifikasi dengan jalan memberikan jenis pajak dan retribusi baru
sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada.
2. Rina Rahmawati Ruswandi (Sripsi, 2009). Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor dengan judul “Analisis Pengaruh
Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Sumedang “.
Penelitian ini menggunakan dua metode analisis, yaitu metode deskriptif dan metode
regresi komponen utama (Principal Component Regression) dibantu dengan software
Microsoft Excell dan Minitab. Metode deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi
seberapa besar potensi pajak daerah yang terdapat di Kabupaten Sumedang dari
waktu ke waktu dalam suatu series data selama periode tahun 1994 hingga tahun
2006. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk mengidentifikasi hambatan yang
dihadapi oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Sumedang dalam
pelaksanaan pemungutan pajak daerah. Sedangkan metode regresi komponen utama
(18)
penerimaan PAD Kabupaten Sumedang selama periode tahun 1994 hingga tahun
2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama periode tahun 1994 hingga
tahun 1999, potensi pajak daerah di Kabupaten Sumedang terus mengalami
peningkatan. Sementara itu, pada tahun 2000 terjadi penurunan dan terjadi
peningkatan kembali pada tahun 2001 hingga tahun 2006. Pajak daerah berpengaruh
signifikan secara positif terhadap nilai PAD di Kabupaten Sumedang dengan
elastisitas sebesar 0,193, yang berarti bahwa jika pajak daerah meningkat sebesar satu
persen, maka nilai total penerimaan PAD akan meningkat sebesar 0,193 persen
(cateris paribus).
3. Sunarti (Tesis, 2000) dari Universitas Brawijaya Malang yang melakukan
penelitian, dengan judul “Analisis Implementasi Kebijakan Parkir Dalam Rangka
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Studi Pada Dinas Lalu Lintas Dan Angkutan
Jalan (DLLAJ) Kota Malang”.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yang dilakukan terhadap
implementasi kebijakan parkir dalam rangka meningkatkan pendapatan asli daerah
Kota Malang. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa (1) Dalam upaya mewujudkan
mekanisme pemungutan yang baik, diperlukan kebijakan Pemerintah Kota tentang
penunujkan Dinas Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (DLLAJ) sebagai pengelola
parkir. (2) Dalam pengelolaan parkir yang dilakukan DLLAJ Kota Malang bekerja
sama dengan pihak swasta agar efektif dalam pemungutannya. (3) Hambatan utama
(19)
kualitas. (4) Adanya keterbatasan sarana dan prasarana yang menunjang efektifitas
perparkiran. (5) Adanya kebocoran terhadap penerimaan retribusi parkir.
2.2 Landasan Teori
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa untuk
memahami, maka perlu diberikan beberapa pengertian dan batasan mengenai
permasalahan yang ada.
2.2.1 Keuangan Daerah
2.2.1.1 Pengertian Keuangan Daerah
Menurut (Yani, 2002 : 347), keuangan daerah adalah semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat
dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan lain yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah adalah semua hak dan
kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat
dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan lain yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kerangka Anggaran
(20)
Jadi keuangan daerah adalah hak dan kewajiban Pemerintah Daerah dalam
pengelolaan keuangan daerah guna penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang
tersusun dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
2.2.1.2 Ruang Lingkup Keuangan Daerah.
Pada pasal 2 dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2005, ruang lingkup Keuangan Daerah meliputi :
a. Hak Daerah untuk memungut Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta
melakukan pinjaman.
b. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga.
c. Penerimaan Daerah.
d. Pengeluaran Daerah.
e. Kekayaan Daerah yang dikelola sendiri atau pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang bisa dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah.
f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah dalam rangka
(21)
Sumber keuangan daerah/pendapatan daerah sesuai dengan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yaitu :
1. Pendapatan Asli Daerah, sumber Pendapatan Asli Daerah antara lain:
a. Pajak Daerah.
b. Retribusi Daerah.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan
d. Lain-lain PAD yang sah.
2. Dana Perimbangan, yang terdiri dari :
a. Dana Bagi Hasil.
b. Dana Alokasi Umum.
c. Dana Alokasi Khusus.
3. Lain-lain Pendapatan, terdiri atas :
a. Pendapatan Hibah, dan
b. Pendapatan Dana Darurat.
Jadi sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, bahwa daerah diberikan
wewenang dalam mengatur rumah tangganya sendiri. Dengan adanya otonomi
daerah, daerah diberikan wewenang untuk mengelola keuangan daerahnya sendiri
(22)
2.2.2 Retribusi
2.2.2.1 Pengertian Retribusi Daerah
Kasrun dalam Kaho (2002 : 153), Retribusi daerah adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha milik
daerah untuk kepentingan umum, atau karena jasa yang diberikan oleh daerah baik
langsung maupun tidak langsung.
Retribusi daerah menurut Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1
Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas pemberian layanan tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberi
oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Sedangkan Menurut Halim (2002 : 121), Retribusi Daerah adalah pungutan
yang dilakukan oleh pemerintah sebagai akibat adanya kontraprestasi yang diberikan
oleh Pemerintah Daerah atau pembayaranya tersebut didasarkan atas prestasi atau
pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah yang langsung dinikmati secara
perorangan oleh warga masyarakat dan pelaksanaannya didasarkan atas peraturan
yang berlaku.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Retribusi
Daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi
(23)
2.2.2.2 Jenis-jenis Retribusi Daerah
Jenis-jenis retribusi menurut Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001
Tentang Retribusi Daerah meliputi :
1. Retribusi Jasa Umum, antara lain :
a. Rertibusi Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan di Puskesmas, Balai
Pengobatan, dan Rumah Sakit Umum Daerah.
b. Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan
Pelayanan Persampahan / Kebersihan meliputi pengambilan,
pengangkutan, dan pembuangan serta penyediaan lokasi pembuangan /
pemusnahan sampah rumah tangga, industri, dan perdagangan, tidak
termasuk pelayanan kebersihan jalan umum, dan taman.
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte
Catatan Sipil
Akte catatan Sipil meliputi Akte Kelahiran, Akte Perkawinan, Akte
Perceraian, Akte Pengesahan dan Pengakuan Anak, Akte Ganti Nama
bagi Warga Negara Asing, dan Akte Kematian.
d. Retribusi Pemakaman dan Pengabuan Mayat
Pemakaman dan Pengabuan Mayat meliputi Pelayanan pemakaman
(24)
dan sewa tempat pemakaman atau pembakaran / pengabuan mayat
yang dimiliki atau dikelola Pemerintah Daerah.
e. Retribusi Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum
Pelayanan Parkir Tepi Jalan umum adalah penyediaan pelayanan
parkir tepi jalan umum yang ditentukan oleh pemerinyah daerah.
f. Retribusi Pelayanan Pasar
Pelayanan Pasar adalah fasilitas pasar tradisional/sederhana berupa
pelataran, los yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan
untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelol oleh Badan Usaha Milik
Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Pihak Swasta.
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor adalah pelayanan pengujian
kendaraan bermotor sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
h. Retribusi Pemeriksaaan Alat Pemadam Kebakaran
Pelayanan pemeriksaaan alat pemadam kebakaran adalah pelayanan
pemeriksaan dan pengujian oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-alat
pemadam kebakaran yang dimiliki dan atau dipergunakan oleh
(25)
i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
Peta adalah peta yang dibuat oleh Pemerintah Daerah, seperti peta
dasar (garis), peta foto, peta digital, peta tematik, dan peta teknis
(struktur).
j. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan
Pelayanan pengujian kapal perikanan adalah pengujian terhadap kapal
penangkapan ikan yang menjadi kewenangan daerah.
2. Retribusi Jasa Usaha meliputi :
a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Pelayanan pemakain kekayaan Daerah antara lain, pemakain tanah dan
bangunan, pemakaian ruangan untuk pesta, pemakaian
kendaraan.alat-alat berat/kendaraan.alat-alat-kendaraan.alat-alat besar milik Daerah.
b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
Pasar grosir dan/atau pertokoan adalah pasar grosir berbagai jenis
barang, dan fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan, yang
disediakan/diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk
yang disediakan oleh Badan Usaha Milik Daerah dan pihak Swasta.
c. Retribusi Tempat Pelelangan
Tempat Pelelangan adalah tempat yang secara khusus disediakan oleh
(26)
bumi, dan hasil hutan termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya
yang disediakan tempat pelelangan.
d. Retribusi Terminal
Pelayanan Terminal adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk
kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan
fasilitas lainnya dilingkungan terminal, yang dimiliki dan/atau dikelola
oleh Pemerintah Daerah.
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir
Pelayanan tempat khusus parkir adalah pelayanan penyediaan tempat
parkir yang khusus disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah, tidak termasuk yang disediakan dan dikelola oleh
Badan Usaha Milik Daerah dan pihak Swasta.
f. Retribusi Tempat Penginapan/pesanggrahan/Villa
Pelayanan tempat penginapan/pesanggrahan/villa milik Daerah adalah
pelayanan penyediaan tempat penginapan/pesanggrahan/villa yang
dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, tidak dimiliki
dan/atau dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah dan pihak Swasta.
g. Retribusi Penyedotan Kakus
Pelayanan penyedotan kakus adalah pelayanan penyedotan
kakus/jamban yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk
(27)
h. Retribusi Rumah Potong Hewan
Pelayanan rumah potong hewan adalah pelayanan penyediaan fasilitas
rumah pemotongan hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaaan
kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong, yang dimiliki
dan/atau dikelola oeh Pemerintah Daerah.
i. Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal
Pelayanan pelabuhan kapal adalah pelayanan pada pelabuhan kapal
perikanan dan/atau bukan kapal perikanan, termasuk fasilitas lainnya
dilingkungan pelabuhab kapal yang dimiliki dan/atau dikelola oleh
Pemerintah Daerah, tidak termasuk yang dikelola oleh Badan Usaha
Milik Daerah dan pihak Swasta.
j. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
Pelayanan tempat rekreasi dan olah raga adalah tempat rekreasi,
pariwisata dan olah raga yang dimiliki dan/atau dikelola oleh
Pemerintahan Daerah.
k. Retribusi Penyebrangan di Atas Air
Pelayanan penyebrangan di atas air adalah pelayanan penyebrangan
orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di atas air yang
dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintahan Daera, tidak termasuk
(28)
l. Retribusi Pengolahan Limbah Cair
Pelayanan Pengolahan limbah cair adalah pelayanan pengolahan
limbah cair rumah tangga, perkantoran, dan industri yang dikelola
dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk yang
dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah dan pihak Swasta.
m. Retribusi Penjualan Produksi Daerah
Penjualan produksi usaha daerah adalah penjualan hasil produksi
usaha Pemerintah Daerah, antara lain bibit/benih tanaman, bibit ternak,
dan bibit/benih ikan, tidak termasuk penjualan produksi usaha Badan
Usaha Milik Daerah dan pihak Swasta.
3. Retribusi Perizinan Tertentu, antara lain :
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Izin mendirikan bangunan adalah pemberian izin untuk mendirikan
suatu bangunan.
b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Alkohol
Izin tempat penjualan minuman alkohol adalah pemberian izin untuk
melakukan penjualan minuman berakohol disuatu tempat tertentu.
c. Retribusi Izin Gangguan
Izin gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan terhadap
(29)
bahaya, kerugian dan gangguan, tidak termasuk tempat usaha/kegiatan
yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Daerah.
d. Retribusi Izin Trayek
Izin trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan
untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu
atau beberapa trayek tertentu. Pemberian izin oleh Pemerintah Daerah
dilaksanakan sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah.
2.2.2.3 Subjek Retribusi dan Wajib Retibusi Daerah
Subjek Retribusi dan Wajib Retribusi Daerah menurut Yani (2002 : 63) antara
lain :
1. Subjek Retribusi Umum
Adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan
jasa umum yang bersangkutan. Subjek retribusi jasa umum ini dapat
merupakan Wajib Retribusi Jasa Umum.
2. Subjek Retribusi Jasa Usaha
Adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan atau menikmati
pelayanan jasa usaha yang bersangkutan. Subjek ini dapat merupakan Wajib
(30)
3. Subjek Retribusi Perizinan Tertentu
Adalah orang atau badan yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintaha
Daerah. Subjek ini dapat merupakan Wajib Retribusi Jasa Perizinan Tertentu.
2.2.2.4 Objek Retribusi Daerah
Objek Retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah. Tidak semua jasa yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dapat
dipungut retribusinya, namun hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut
pertimbangan sosial ekonomi layak untuk dijadikan sebagai objek retribusi.
Menurut Yani (2002 : 64-70), objek retribusi terdiri dari :
1. Retribusi Jasa Umum
Adalah retribusi jasa yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk
tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang
pribadi atau badan.
Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
(31)
2. Retribusi Jasa Usaha
Adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan
menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh
sektor swasta.
Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disedikan oleh
Pemerintaha daerah dengan menganut prinsip komersial. Pelayanan yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah menganut prinsip komersial meliputi :
a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang
belum dimanfaatkan secara optimal.
b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum memadai disediakan
oleh pihak swasta.
3. Retribusi Perizinan Tertentu
Adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka
pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana,
atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan.
Objeknya adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka
pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk
(32)
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana,
atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan.
2.2.3 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2.2.3.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan asli daerah (PAD) menurut Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut
berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari
sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Yani, 2002 : 39).
Jenis penerimaan daerah termasuk hasil pengelolaan kekayaan daerah lain
yang dipisahkan antara lain laba, deviden, dan penjualan saham milik daerah yang
sah, antara lain penjualan aset dan jasa biro (Yani, 2002 : 40).
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendapatan
asli daerah merupakan keseluruhan penerimaan yang diperoleh daerah yang
kemudian digunakan untuk menutupi segala pengeluaran daerah. Dari ketentuan
(33)
dipungut secara intensif pleh pemerintah daerah dan dalam hal itu telah menjadi
kewenanganya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang sah.
2.2.3.2 Sumber Pendapatan Asli Daerah
Adapun Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari 4 (empat) macam
antara lain (Undang-undang No. 32 Tahun 2004) :
1. Hasil Pajak Daerah
2. Hasil Retribusi Daerah
3. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah
Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah tersebut sangat tergantung oleh
kesiapan daerah dalam menggalinya dan tentu saja juga tergantung pada kondisi
masyarakat di daerah tersebut. Artinya, semakin makmur masyarakat setempat maka
semakin besar pula Pendapatan Asli Daerah yang dapat digali dari masyarakat.
Pandangan itu juga berlaku kebalikan, artinya Pendapatan Asli Daerah yang besar
maka secara mandiri daerah mampu membiayai pembangunannya dan pembangunan
itu diarahkan demi kemakmuran masyarakat setempat. Untuk itu daerah harus
berusaha semaksimal mungkin menggali sumber-sumber keuangan dari Pendapatan
(34)
2.2.3.3 Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah, titik berat otonomi daerah terletak pada Pemerintah
daerah. Sehingga konsekuensi agar daerah dapat mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri, otonomi yang diberikan itu harus diimbangi dengan kesanggupan
untuk menggali sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil perusahaan daerah dan pengelolaan kekayaan daerah
lainnya yang dipisahkan, serta lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa salah satu syarat agar daerah dapat
disebut daerah otonom adanya tersedianya sumber-sumber keuangan sendiri. Dengan
adanya sumber-sumber keuangan itu, maka daerah diharapkan mempunyai
penghasilan sendiri yang memadai untuk membiayai kebutuhan rutinnya. Ini berarti
bahwa wewenang dan kewajiban Pemerintah Pusat dan Daerah tingkat atas tidak akan
secara otomatis diserahkan kepada daerah akan tetapi senantiasa dengan
memperhatikan kekuatan keuangannya. Dengan demikian, bahwa uang mempunyai
fungsi paling penting dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, tanpa uang tidak
mungkin kegiatan-kegiatan Pemerintahan Daerah dapat dilaksanakan dengan baik.
Maka dari itu dapat dikatakan bahwa Retribusi Daerah merupakan pungutan
yang dalam pelaksanaannya membutuhkan penanganan yang lebih serius, sehingga
dari pungutan yang dilakukan dapat berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
sesuai dengan yang diharapkan pemerintah untuk dapat membiayai sendiri keuangan
(35)
2.3 Kerangka Berpikir
Adapun dari penjelasan diatas, diproyeksikan atau digambarkan kerangka
berpikir sebagai berikut :
Pendapatan Asli Daerah (variabel Y) Retribusi Parkir
(variabel X)
Keterangan :
X = Retribusi Parkir sebagai variable Independen (Variabel bebas).
Y = Pendapatan Asli Daerah sebagai variable Dependen (Variabel terikat).
= Pengaruh.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan bukan didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan
data. (Sugiyono, 2001 : 39).
Dari tujuan landasan teori dan kerangka berpikir diatas, maka dapat ditarik
suatu hipotesis sebagai berikut :
” Diduga ada pengaruh Retribusi Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sidoarjo ” dan ” Diduga ada perbedaan pengaruh Retribusi Parkir terhadap PAD Sebelum dan Sesudah diterapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir ”
(36)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini mengoperasionalkan 2 macam variabel yaitu variabel Retribusi Parkir (variabel X) sebagai variabel bebas dan variabel Pendapatan Asli Daerah (variabel Y) sebagai variabel terikat. Dan jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif regresi linier sederhana dalam kurun waktu 8 tahun terakhir yaitu mulai tahun anggaran 2002 sampai dengan tahun 2009.
Retribusi Parkir (variabel X) adalah realisasi penerimaan daerah Kabupaten Sidoarjo dari pelayanan parkir dalam satuan rupiah dengan unit analisis satuan waktu (time series) dari tahun anggaran 2002 sampai dengan tahun anggaran 2009, dengan satuan waktu tahunan.
Pendapatan asli daerah (variabel Y) adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam satuan rupiah dengan unit analisis satuan waktu (time series) dari tahun anggaran 2002 sampai dengan tahun anggaran 2009, dengan satuan waktu tahunan.
(37)
3.2 Populasi dan Sampel
Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menentukan daerah atau lokasi yang dijadikan objek penelitian. Dan juga unit analisis dalam penelitian.
Data penelitian ini adalah data time series atau satuan waktu dari tahun 2002 sampai dengan 2009. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dengan diberlakukannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo No. 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah. Dengan unit analisis satuan waktu (time series) dari tahun anggaran 2002 sampai dengan tahun anggaran 2009, dengan satuan waktu tahunan. Dan untuk mengetahui perbedaan pengaruh sebelum ditetapkannya Perda yaitu tahun anggaran 2002 sampai dengan 2005, untuk sesudah Perda ditetapakan yaitu dari tahun anggaran 2006 sampai dengan 2009.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan dipergunakan dalam penelitian in adalah data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari instansi terkait, melalui :
a. Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mencatat atau mengutip data-data target dan realisasi Retribusi Parkir dan data-data target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah yang ada pada instansi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas sebagai data yang diolah.
(38)
b. wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui suatu percakapan dengan pegawai instansi yang berkaitan dengan data pelengkap, yaitu wawancara dengan kepala seksi yang bersangkutan.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah, digunakan perhitungan statistik yaitu analisa regresi sederhana (tunggal), dengan rumus :
Ŷ
=a + bX
Untuk memperoleh nilai a dan b dicari dengan rumus :
a = ( ∑Y ) ( ∑X² ) – ( ∑X ) (∑ΧY ) n ∑X² – ( ∑X )²
b = n∑XY – ∑X – ( ∑X ) ( ∑Y ) n ∑X² – ( ∑X )²
dimana :
Y = Pendapatan Asli Daerah X = Retribusi Parkir
Ŷ = Penjumlahan keseluruhan a = Konstanta
b = Koefisien regresi X n = Jumlah sampel
(39)
Pencarian Koefisien Korelasi dengan rumus sebagai berikut : r = n ∑XY - ∑X ∑Y_______
√ n∑X² - (∑X)² √ n∑Y² - (∑Y)²
Pencarian Koefisien determinasi dengan rumus : r² = 1- ∑(Y – Y')²
∑(Y – Ŷ)²
3.5 Hipotesis Statistik
Ho : bi ≠ 0 Tidak ada pengaruh retribusi parkir (variabel bebas) terhadap pendapatan asli daerah (variabel terikat).
Hi : bi ≠ 0 Ada pengaruh retribusi parkir (variabel bebas) terhadap pendapatan asli daerah (variabel terikat).
Selanjutnya untuk menguji signifikan pengaruh antara variabel bebas yaitu Retribusi Parkir (X) terhadap variabel terikat yaitu Pendapatan Asli Daerah (Y), maka digunakan uji t dengan rumus :
Rumus :
t
hitung =b
1 –β
1S
b1Dimana :
b1 = koefisien regresi
(40)
β
1 = Kesalahan Standar koefisienS
b1 =Kaidah Pengujian :
1. Apabila
t
hitung ≥t
tabel,maka
Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas (Retribusi Parkir) terhadap variabel terikat (Pendapatan Asli Daerah).2. Apabila
t
hitung ≤t
tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas (Retribusi Parkir) terhadap variabel terikat (Pendapatan Asli Daerah), daya tingkat kesalahan ditetapkan sebesar (α
=
0,05 ).(41)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Sidoarjo
“SIDOARJO PERMAI BERSIH HATINYA”. Pertanian Maju, Andalan Industri, Bersih, Rapi, Serasi, Hijau, Sehat, Indah dan Nyaman.
Artinya : Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah pertanian yang subur sebagai limbung pangan, mempertahankan pertanian yang maju agar bisa swasembada pangan dengan cara intensifikasi pertanian dan menggunakan mekanisme teknologi tepat guna. Disamping itu dukungan industri menjadi faktor penting sebagai perwujudan kesejahteraan, maka kedua hal itu harus berkembang secara serasi. Selain itu masyarakat Kabupaten Sidoarjo berbudaya hidup dengan lingkungan yang bersih, rapi, serasi, hijau, indah dan nyaman.
Lambang Daerah, lambang daerah Kabupaten Sidoarjo terbagi 5 bagian : 1. Sebuah segi lima beraturan yang sisi-sisinya berbentuk kurung kurawal. 2. Sebuah bintang bersudut lima.
3. Setangkai padi delapan belas butir dan sebatang tebu lima ruas dengan bentuk membulat.
4. Ikan bandeng dan ikan udang membentuk huruf “S”. 5. Pita bertuliskan “Kabupaten Sidoarjo”.
(42)
Yang memiliki makna sebagai berikut :
1. Segilima beraturan yang sisi-sisinya berbentuk kurung kurawal melambangkan falsafah pancasila, dengan kandungan arti bahwa rakyat Kabupaten Sidoarjo telah menerapkan ajaran Pancasila dengan tertib dan pasti.
2. Bintang berarti ke Tuhanan Yang Maha Esa menggambarkan bahwa masyarakat Sidoarjo berkehidupan ber Ketuhanan/Beragama lima.
3. Setangkai padi dan sebatang tebu menggambarkan hasil bumi yang paling penting di Kabupaten Sidoarjo. Bentuk membulat dari padi dan tebu tersebut menggambarkan kebulatan tekad untuk membangun masyarakat yang adil dan makmur. Sedang 18 (delapan belas) butir padi menunjukkan jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
4. Ikan bandeng dan udang menggambarkan hasil tambak dengan membentuk huruf “S” menunjukkan huruf pertama dari Sidoarjo.
Keadaan Geografis :
1. Letak Geografis, letak geografis Kabupaten Sidoarjo berdasarkan pada 112,5 – 112,9 Bujur Timur dan 7,3 – 7,5 Lintang Selatan dengan batas-batas. Sebelah Utara Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan Kabupaten Pasuruan, sebelah barat Kabupaten Mojokerto, sebelah timur Selat Madura. 2. Topografi, topografi Sidaorjo merupakan dataran dengan ketinggian rata 0-25
meter diatas permukaan laut dengan kondisi : 0-3 meter, merupakan daerah pantai dan pertambakan yang berair asin/payau berada di belahan timur dengan
(43)
luas areal 27,011,25 hektar (29,20%). 3-10 meter, merupakan daerah bagian tengah sekitar jaln protokol yang berair tawar seluas 25,889, hektar (40,81%). 10-25 meter, terletak didaerah bagian barat seluas 18,524, hektar (29,20%). 3. Klimatologi, sebagai bagian dari daerah khatulistiwa, umumnya di Sidoarjo
memiliki iklim tropis dengan pergantian dua musim penghujan dan kemarau yang relatif teratur, dengan suhu udara berkisar 20-35 derajat celcius dengan curah hujan yang cukup tinggi.
4. Luas Wilayah, Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah Delta yang subur karena diapit sungai Surabaya (32,5 Km) dan Sungai Porong (47 Km) dengan luas wilayah terkecil di propinsi Jawa Timur, dengan luas wilayah 71,424,25 Hektar atau 714,24 Km.
5. Demografi, jumlah penduduk Sidoarjo berdasarkan data Base Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008 mencapai 1.557.661 jiwa. Jumlah itu terdiri dari 770.508 laki-laki dan 787.153 jiwa perempuan. Sedang kepadatan penduduk Kabupaten Sidoarjo mencapai 2,221 jiwa/Km2. Sedang tingkat pertumbuhan tahun 2007-2008 mencapai 2,79 persen. Prosentase pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sidoarjo bukan dikarenakan tingginya angka kelahiran, akan tetapi lebih dikarenakan arus urbanisasi sebagai dampak dari pertumbuhan sektor industri dan perumahan di Sidoarjo, serta sekaligus sebagai daerah penyangga Kota Surabaya.
6. Wilayah Administrasi Pemerintahan, wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo terbagi atas 18 Kecamatan, 31 Kelurahan dan 322 Desa.
(44)
4.2 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kabupaten Sidoarjo
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo dalam melaksanakan pelayanan publik tidak lepas dari visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis, sehingga tujuan utamanya dalam memberikan pelayanan prima pada masyarakat khususnya wajib pajak, yang merupakan bentuk dari pelaksanaan Public Service.
4.2.1 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo
Visi
Visi dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo adalah : “Transportasi berkualitas dan berkelanjutan”.
Misi
Memperlihatkan secara jelas tahapan yang penting dalam proses peningkatan penerimaan Pendapatan Daerah sesuai dengan potensi riil. Adapaun penjabaran visi yang terkandung dalam misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo adalah : “Meningkatakan pelayanan public untuk mewujudkan pengembangan dibidang pendapatan”.
(45)
4.2.2 Struktur Organisasi
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo yang diatur juga dalam Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 53 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo, tertuang sebagai berikut :
(46)
(47)
4.2.3 Rincian Tugas dan Fungsi
Dalam Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 53 Tahun 2008, Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas memimpin, melaksanakan koordinasi, Pemantauan, Pengawasan, Evaluasi dan Penyelenggaraan kegiatan Bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas Mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Perencanaan program bidang pengembangan dan pendataan, penetapan dan penagihan, anggaran, kuasa BUD, Aset, Akuntansi serta kesertariatan.
b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas satuan kerja.
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas satuan kerja. d. Pembinaan pelaksanaan tugas bawahan.
e. Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Bupati.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.
Adapun tugas dari masing-masing bidang sebagai berikut : Sekretariat
- Tugas Sekretariat :
a. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program kebijakan teknis. b. Pelayanan administrasi umum dan kepegawaian.
(48)
c. Pengelolaan administrasi keuangan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidangnya.
- Tugas Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan :
a. Mengumpulkan dan mengolah data dalam rangka Penyusunan dokumen perencanaan dan kebijakan teknis.
b. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dinas.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
- Tugas Sub Bagian Umum dan Kepegawaian :
a. Melaksanakan pelayanan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan dan dokumentasi.
b. Melaksanakan Pengelolaan barang. c. Melaksanakan administrasi Kepegawaian.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
- Tugas Sub Bagian Keuangan :
a. Menyusun rencana kebutuhan anggaran. b. Mengelola administrasi keuangan.
(49)
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Pengembangan dan Pendataan
- Tugas Bidang Pengembangan dan Pendataan :
a. Penyusunan program dan petunjuk teknis di bidang Pengembangan dan Pendataan.
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang Pengembangan dan Pendataan.
c. Pelaporan pelaksanaan tugas bidang Pengembangan dan Pendataan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidangnya.
- Tugas Seksi Pengembangan :
a. Menyiapkan penyusunan program bidang pengembangan.
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang pengembangan.
c. Melaksanakan perencanaan pengembangan dan pengendalian operasional Pendapatan Daerah.
d. Menyiapkan penyusunan dan melaksanakan strategi pengembangan dan pengendalian operasional terhadap obyek Pendapatan Daerah.
(50)
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
- Tugas Seksi Pendataan :
a. Menyiapkan penyusunan program bidang pendataan.
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang pendataan. c. Melaksanakan pendataan, pendaftaran dan penyuluhan wajib pajak.
d. Melaksanakan validasi data sumber-sumber pendapatan pajak dan retribusi daerah serta sumber pendapatan.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Penetapan dan Penagihan
- Tugas Bidang Penetapan dan Penagihan
a. Penyusunan Program dan petunjuk teknis di bidang penetapan dan penagihan.
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang penetapan dan penagihan.
c. Pelaporan pelaksanaan tugas bidang penetapan dan penagihan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
(51)
- Tugas Seksi Penetapan :
a. Menyiapkan penyusunan program bidang penetapan.
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang penetapan. c. Melaksanakan penghitungan, penetapan, pemeriksaaan pembukuan pajak
daerah.
d. Melaksanakan ketatausahaan bidang penetapan dan penagihan.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
- Tugas Seksi Penagihan :
a. Menyiapkan penyusunan program bidang penagihan.
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang penagihan. c. Melaksanakan penagihan, pembukuan penerimaan dan pelayanan
keberatan, keringanan dan angsuran pajak daerah dan sumber pendapatan lainnya.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Anggaraan
- Tugas Bidang Anggaran :
a. Penyusunan Program dan petunjuk teknis di bidang anggran pendapatan, anggaran belanja dan pembiayaan.
(52)
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang anggran pendapatan, anggaran belanja dan pembiayaan.
c. Pelaporan pelaksanaan tugas bidang anggran pendapatan, anggaran belanja dan pembiayaan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
- Tugas Seksi Anggaran Pendapatan :
a. Menyiapkan penyusunan program bidang anggaran pendapatan.
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang anggaran pendapatan.
c. Melaksanakan penyusunan anggaran pendapatan. d. Melaksanakan ketatausahaan bidang anggran.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
- Tugas Seksi Anggaran Belanja dan Pembiayaan :
a. Menyiapkan penyusunan program bidang anggaran belanja dan pembiayaan.
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang anggaran belanja dan pembiayaan.
(53)
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Kuasa Bendahara Umum Daerah
- Tugas Bidang Kuasa Bendahara Umum Daerah :
a. Penyusunan Program dan petunjuk teknis di bidang tata usaha BUD dan investasi.
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang tata usaha BUD dan investasi.
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
- Tugas Seksi Tata Usaha BUD :
a. Menyiapkan penyusunan program tata usaha BUD.
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang tata usaha BUD.
c. Melaksanakan penatausahaan kegiatan bedahara umum daerah serta penyimpanan uang daerah.
d. Melaksanakan ketata usahaan bidang kuasa BUD.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugasnya.
(54)
- Tugas Seksi Investasi :
a. Menyiapkan penyusunan program dan koordinasi bidang investasi. b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang investasi. c. Melaksanakan penempatan uang daerah dan pengelolaan atau
penatausahaan investasi daerah.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugasnya.
Bidang Aset
- Tugas Bidang Aset :
a. Penyusunan Program dan petunjuk teknis di bidang analisis kebutuhan, inventarisasi dan penghapusan.
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang analisis kebutuhan, inventarisasi dan penghapusan.
c. Pelaporan pelaksanaan tugas bidang analisis kebutuhan inventarisasi dan penghapusan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
- Tugas Seksi Analisa Kebutuhan :
a. Menyiapkan penyusunan program dan koordinasi bidang analisis kebutuhan.
(55)
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang analisis kebutuhan.
c. Melaksanakan analisa kebutuhan barang milik daerah. d. Melaksanakan pengadministrasian kebutuhan barang daerah. e. Melaksanakan ketata usahaan bidang asset.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugasnya.
- Tugas Seksi Inventarisasi dan Penghapusan :
a. Menyiapkan penyusunan program bidang inventarisasi dan penghapusan. b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang inventarisasi
dan penghapusan.
c. Melaksanakan inventarisasi, pemanfaatan, penilaian, pengendalian, pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah yang berada dibawah penguasaan pengelola serta penyimpanan seluruh bukti kepemilikan.
d. Melaksanakan penghapusan dan tuntutan ganti rugi barang milik daerah. e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugasnya. Bidang Akuntansi
(56)
a. Penyusunan Program dan petunjuk teknis di bidang pencatatan dan pelaporan.
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan program dan petunjuk teknis di bidang pencatatan dan pelaporan.
c. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
- Tugas Seksi Pencatatan :
a. Menyiapkan penyusunan program bidang pencatatan.
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang pencatatan. c. Melaksanakan pencatatan keuangan dan nilai kekayaan daerah.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugasnya.
- Tugas Seksi Pelaporan :
a. Menyiapkan penyusunan program bidang pelaporan.
b. Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang pelaporan. c. Melaksanakan pelaporan keuangan Pemerintah Daerah sebagai pelaporan
realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugasnya.
(57)
4.2.4 Komposisi Pegawai
4.2.4.1 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1 Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Prosentase(%)
1 Laki – Laki 90 61
2 Perempuan 58 39
Jumlah 148 100
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab. Sidoarjo (2010)
Berdasarkan tabel diatas, jumlah pegawai terbanyak yaitu laki-laki karena dalam bidang-bidang yang ada di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo lebih cenderung pada jenis kelamin laki-laki.
4.2.4.2 Komposisi Pegawai Berdasarkan Agama Tabel 4.2 Agama
No. Agama Jumlah Orang Prosentase
1. Islam 137 92,7
2. Kristen 10 6,7
3. Hindu 1 0,6
4. Budha - -
Jumlah 148 100
(58)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas agama, pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah Islam dengan jumlah 137 orang. Hal ini dikarenakan, penduduk di Indonesia terutama Sidoarjo mayoritas muslim. 4.2.4.3 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pangkat dan Golongan
Tabel 4.3 Pangkat dan Golongan
No. Pangkat Golongan Jumlah
(orang)
Prosentase (%)
1 Pembina Utama Muda IV/c 1 0,6
2 Pembina Muda IV/b 2 1,3
3 Pembina IV/a 3 2,0
4 Penata Ttingkat 1 III/d 14 9,4
5 Penata III/c 9 6,0
6 Penata Muda Tingkat 1 III/b 22 15
7 Penata Muda III/a 27 18,2
8 Pengatur Tingkat 1 II/d 16 11
9 Pengatur II/c 4 3
10 Pengatur Muda Tingkat 1 II/b 1 0,6
11 Pengatur Muda II/a 46 31,0
12 Juru Tingkat 1 I/d 3 2,0
Jumlah 148 100
(59)
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah pegawai yang paling banyak adalah golongan II/a. Hal ini dikarenakan pendidikan pegawai yang terbanyak di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo yaitu SMA dan untuk pendidikan pegawai terbanyak kedua yaitu S1.
4.2.4.4 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia Tabel 4.4 Usia
No. Usia Jumlah (orang) Prosentase (%)
1 50 – 59 11 7,4
2 40 – 49 25 17
3 30 – 39 40 27
4 20 - 29 72 48,6
Jumlah 148 100
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab. Sidoarjo(2010)
Berdasarkan tabel diatas, jumlah pegawai di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo berdasarkan usia yang paling banyak adalah usia antara 20 – 29. Hal ini karena dalam menjalankan tugas di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan usia muda sangat mempengaruhi ketelitian dalam melakukan tugas pencatatan terhadap Pendapatan Daerah yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
(60)
4.2.4.5 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.5 Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah (orang) Prosentase (%)
1 S2 11 7,4
2 S1 44 30
3 D3 5 3,3
4 SMA 68 46
5 SMEA 7 5
6 STM 6 4,0
7 SMP 4 2,3
8 SD 3 2,0
Jumlah 148 100
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab. Sidoarjo (2010)
Tabel diatas, menunjukkan bahwa untuk pendidikan paling banyak yaitu SMA. Hal itu dikarenakan melihat tugas yang ada di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo yaitu kebanyakan melakukan pencatatan dalam hal Pendapatan Daerah Kabupaten Sidoarjo. Jadi pendidikan SMA banyak dibutuhkan dalam melaksanakan tugas tersebut.
(61)
4.2.5 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimilki Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo terdiri dari :
Tabel 4.6 Daftar Inventaris
No. Jenis Barang Merk Jumlah Kondisi
1. Komputer Toshiba 25 Baik
2. AC LG, Toshiba 18 Baik
3. Kursi Ligna, Elephant 185 Baik
4. Lemari Olimpic 50 Baik
5. Meja Olimpic 90 Baik
6. Mesin Fotocopy Canon 4 Baik
7. Brangkas - 3 Baik
8. Facsimile Panasonic 3 Baik
9. Scanner Canon 2 Baik
10. Printer Epson, Canon 10 Baik
11 Mobil Toyota Avanza 2 Baik
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab. Sidoarjo (2010)
Sesuai dengan tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo memiliki kondisi yang sangat baik.
(62)
4.3 Penyajian Data Penelitian
4.3.1 Data penerimaan Retribusi Parkir (variabel X) dan PAD (variabel Y) Tabel 4.6 Penerimaan Retribusi Parkir (variabel X) dan PAD (variabel Y)
Tahun Retribusi Parkir (Rp) Pendapatan Asli Daerah (Rp)
2002 54.880.000,00 85.738.557.355,45
2003 211.855.000,00 112.984.282.252,87
2004 234.615.000,00 128.818.128.145,00
2005 252.305.000,00 135.311.777.381,61
2006 361.787.000,00 178.026.166.944,90
2007 612.064.750.00 190.905.404.878,17
2008 3.600.511.750.00 212.747.727.368,58
2009 11.884.820.000.00 284.660.711.556,09
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab. Sidoarjo (2010)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa penerimaan pendapatan Retribusi Parkir untuk Parkir tepi jalan umum dari tahun 2002 sampai dengan 2009 terus mengalami peningkatan, peningkatan terlihat drastis pada tahun 2008 dan 2009 hal ini dikarenakan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir yang kebijakan dari Peraturan Daerah tersebut mengatur tentang Retribusi Parkir Berlangganan.
(63)
4.3.2 Data Penerimaan Retribusi Parkir (variabel X) dan PAD (variabel Y) sebelum diterapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir
Tabel 4.7 Penerimaan Retribusi Parkir (variabel X) dan PAD (variabel Y) sebelum Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006
Tahun Retribusi Parkir (Rp) Pendapatan Asli Daerah (Rp)
2002 54.880.000,00 85.738.557.355,45
2003 211.855.000,00 112.984.282.252,87
2004 234.615.000,00 128.818.128.145,00
2005 252.305.000,00 135.311.777.381,61
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab. Sidoarjo (2010)
Untuk penerimaan Pendapatan Retribusi Parkir dari data diatas dapat dilihat sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir dari tahun 2002 sampai dengan 2005 meningkat tetapi peningkatan tersebut belum memenuhi target dari target yang telah ditetapakan sebelumnya. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan Pendapatan dari Retribusi Parkir.
(64)
4.3.3 Data Penerimaan Retribusi Parkir (variabel X) dan PAD (variabel Y) sesudah diterapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir
Tabel 4.8 Penerimaan Retribusi Parkir (variabel X) dan PAD (variabel Y) sesudah Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006
Tahun Retribusi Parkir (Rp) Pendapatan Asli Daerah (Rp)
2006 361.787.000,00 178.026.166.944,90
2007 612.064.750,00 190.905.404.878,17
2008 3.600.511.750,00 212.747.727.368,58
2009 11.884.820.000,00 284.660.711.556,09
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab. Sidoarjo (2010)
Dapat dilihat dari data tabel diatas, bahwa setelah ditetapkanya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir 2006 sampai dengan 2009 pendapatan dari Retribusi Parkir meningkat. Dari tabel diatas, penerimaan Retribusi Parkir meningkat tinggi mulai tahun 2008. Hal ini dikarenakan, pemungutan Retribusi Parkir Berlangganan yang dilakukakan dimuka umum untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang pembayarannya dilakukan bersamaan dengan perpanjangan STNK/BBNKB pada Kantor Besama SAMSAT Sidoarjo yang diberikan bukti pembayaran berupa Stiker yang telah diporporasi dan bernomor seri, serta nota pajak yang telah divalidasi. Yang sebelumnya pembayarnya disediakan loket untuk Retribusi Parkir Berlangganan.
(65)
4.4 Analisis Data
Tabel 4.9 Variabel X dan Variabel Y
Tahun Retribusi Parkir (Rp) Pendapatan Asli Daerah (Rp)
2002 54.880.000,00 85.738.557.355,45
2003 211.855.000,00 112.984.282.252,87
2004 234.615.000,00 128.818.128.145,00
2005 252.305.000,00 135.311.777.381,61
2006 361.787.000,00 178.026.166.944,90
2007 612.064.750.00 190.905.404.878,17
2008 3.600.511.750.00 212.747.727.368,58
2009 11.884.820.000.00 284.660.711.556,09
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab. Sidoarjo (2010)
4.4.1 Persamaan Regresi Linier Sederhana Pengaruh Variabel X Terhadap Variabel Y
Metode analisis data untuk menggambarkan pengaruh antara satu variabel terikat (Pendapatan Asli Daerah) dengan satu variabel bebas (Retribusi Parkir) dapat dilakukan dengan metode regresi linier sederhana. Berikut ini hasil regresi linier sederhana dengan menggunakan SPSS for Windows 12.0 :
(66)
Hasil Perhitungan Regresi
Regression
Variables Entered/Removedb
Retribusi
Parkira . Enter
Model 1 Variables Entered Variables Removed Method
All requested variables entered. a.
Dependent Variable: PAD b.
Model Summary
,852a ,725 ,679 3,620E+10
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Retribusi Parkir
a.
Coefficientsa
137603879200,024 1,5E+10 9,377 ,000
13,267 3,335 ,852 3,978 ,007
(Constant) Retribusi Parkir Model
1
B Std. Error
Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: PAD a.
Y = a+bX
Y = 137.603.879.200,024 + 13,267X
Nilai konstanta yang dihasilkan sebesar 137.603.879.200,024 nilai ini menunjukkan besarnya nilai dari pendapatan asli daerah (Y), apabila variabel retribusi parkir (X) adalah konstan, maka Y sebesar 137.603.879.200,024.
Koefisien regresi pada variabel (X) retribusi parkir sebesar 13,267 artinya jika variabel (X) naik satu satuan, maka pendapatan asli daerah (Y) akan naik sebesar 13,267. Koefisien regresi pada variabel ini positif berarti retribusi parkir memiliki pola
(67)
hubungan yang positif dengan pendapatan asli daerah yang artinya semakin tinggi retribusi parkir maka pendapatan asli daerah semakin tinggi.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa retribusi parkir dapat menunjang penerimaan pendapatan asli daerah, karena apabila retribusi parkir realisasinya menurun, maka berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah yang secara tidak langsung pendapatan asli daerah menurun. Dimana sumber-sumber keuangan yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah memberikan kontribusi secara langsung terhadap pendapatan asli daerah.
Berdasarkan nilai koefisien detrminasi (R²) yaitu sebesar 0,725 yang berarti retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah (Y) sebesar 72,5% sedangkan sisanya 27,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini yang berasal dari sumber-sumber keungan daerah seperti : pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain.
4.4.2 Uji Hipotesis
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang berbunyi “ada pengaruh retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah kabupaten sidoarjo” adalah :
(68)
Uji t
Coefficientsa
137603879200,024 1,5E+10 9,377 ,000 13,267 3,335 ,852 3,978 ,007 (Constant)
Retribusi Parkir Model
1
B Std. Error Unstandardized Coefficients
Beta Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: PAD a.
Berdasarkan uji t pada tabel 4.9 di atas menunjukkan thitung = 3,978 ≥ dari ttabel (0,05) dengan uji dua pihak = 2,447 maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh Retribusi Parkir terhadap Pendapatan asli Daerah sehingga hipotesis “ada pengaruh Retribusi Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sidoarjo”.
(69)
4.4.3 Perbedaan Pengaruh Variabel (X) Terhadap Variabel (Y) Sebelum dan Sesudah Ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir
Tabel 4. 10 Variabel X dan Variabel Y Sebelum Ditetapkan Perda
Tahun Retribusi Parkir (Rp) Pendapatan Asli Daerah (Rp)
2002 54.880.000,00 85.738.557.355,45
2003 211.855.000,00 112.984.282.252,87
2004 234.615.000,00 128.818.128.145,00
2005 252.305.000,00 135.311.777.381,61
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab. Sidoarjo (2010)
Hasil Perhitungan Pengaruh Retribusi Parkir Sebelum Ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
.967(a) .934 .902 6924244948.73149
a Predictors: (Constant), Retribusi Sebelum Perda
Berdasarkan nilai koefisien detrminasi (R²) yaitu sebesar 0,934 yang berarti retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah (Y) sebesar 93,4%.
(70)
Tabel 4. 11 Variabel X dan Variabel Y Sesudah Ditetapkan Perda
Tahun Retribusi Parkir (Rp) Pendapatan Asli Daerah (Rp)
2006 361.787.000,00 178.026.166.944,90
2007 612.064.750,00 190.905.404.878,17
2008 3.600.511.750,00 212.747.727.368,58
2009 11.884.820.000,00 284.660.711.556,09
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab. Sidoarjo (2010)
Hasil Perhitungan Pengaruh Retribusi Parkir Sesudah Ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1
.996(a) .992 .987 5368258608.11493
a Predictors: (Constant), Retribusi Setelah Perda
Berdasarkan nilai koefisien detrminasi (R²) yaitu sebesar 0,992 yang berarti retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah (Y) sebesar 99,2%.
Dari nilai koefisien determinasi (R²) diatas sebelum dan Sesudah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir, dapat dilihat R² sebelum Perda yaitu 0,934 dan sesudah perda yaitu 0,992. Berarti sebelum ditetapkan perda, retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah (Y) sebesar 93,4% dan sesudah ditetapkannya perda sebesar 99,2%. Jadi sebelum dan sesudah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1
(71)
Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir ada perbedaan pengaruh retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini dikarenakan berdasarkan koefisien determinasi (R²) sebelum perda ditetapkan dan sesudah perda ditetapkan yaitu 93,4% dan 99,2%, maka hasilnya sebelum perda ditetapakan dan sesudah ditetapkan dari 93,4% naik menjadi 99,2% jadi hasilnya ”ada perbedaan pengaruh retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah antara sebelum ditetapkannya perda dan sesudah ditetapaknnya perda”.
4.5 Pembahasan
Hasil regresi linier sederhana yang telah dilakukan menghasilkan bahwa Retribusi Parkir berpengaruh nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah, sehingga hipotesis penelitian yang berbunyi “ada pengaruh Retribusi Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sidoarjo”. Hal ini dilihat dari nilai thitung = 3,978 ≥ dari ttabel (0,05) dengan uji dua pihak = 2,447 maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Hasil dari Analisis Pengaruh Variabel (X) Terhadap Variabel (Y) Sebelum dan Sesudah Ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir yang telah dilakukan menghasilkan bahwa koefisien determinasi (R²) sebelum dan Sesudah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir, dapat dilihat R² sebelum Perda yaitu 0,934 dan sesudah perda yaitu 0,992. Berarti sebelum perda ditetapkan retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah (Y) sebesar 93,4% dan sesudah ditetapkannya perda retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah sebesar 99,2%. sehingga hipotesis dari penelitian yaitu “ada
(72)
perbedaaan pengaruh antara sebelum diterapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir dan sesudah diterapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir.
Adanya pengaruh retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah dikarenakan dengan adanya retribusi pelayanan parkir dengan cara berlangganan berlaku untuk pelayanan parkir di tepi jalan umum, parkir di tempat khusus parkir maupun parkir insidentil yang pemungutannya dilakukakan dimuka umum untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang pembayarannya dilakukan bersamaan dengan perpanjangan STNK/BBNKB pada Kantor Besama SAMSAT Sidoarjo yang diberikan bukti pembayaran berupa Stiker yang telah diporporasi dan bernomor seri, serta nota pajak yang telah divalidasi. Dengan adanya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir tersebut maka penerimaan pendapatan Retribusi Parkir meningkat dan selain itu memberikan pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
(73)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil regresi linier sederhana yang telah dilakukan menghasilkan bahwa Retribusi Parkir berpengaruh nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah, dalam penelitian ini Retribusi Parkir yang juga bagian dari Pendapatan Asli Daerah menjadi pilihan untuk penelitian. Karena, dengan munculnya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir yang menjadi permasalahn utama apakah dengan diterapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir. Apakah Retribusi Parkir berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sidoarjo. Sehingga hipotesis penelitian yang dapat ditetapkan yaitu “ada pengaruh Retribusi Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sidoarjo”. Hal ini dilihat dari nilai thitung = 3,978 ≥ dari ttabel (0,05) dengan uji dua pihak = 2,447 maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Dan untuk sebelum dan Sesudah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir, dapat dilihat R² sebelum Perda yaitu 0,934 dan sesudah perda yaitu 0,992. Berarti sebelum ditetapkan perda, retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah (Y) sebesar 93,4% dan sesudah ditetapkannya perda sebesar 99,2% sehingga hipotesis dari penelitian yaitu “ada perbedaaan pengaruh antara retribusi parkir terhadap pendapatan asli
(1)
63
Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir ada perbedaan pengaruh retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah. Hal ini dikarenakan berdasarkan koefisien determinasi (R²) sebelum perda ditetapkan dan sesudah perda ditetapkan yaitu 93,4% dan 99,2%, maka hasilnya sebelum perda ditetapakan dan sesudah ditetapkan dari 93,4% naik menjadi 99,2% jadi hasilnya ”ada perbedaan pengaruh retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah antara sebelum ditetapkannya perda dan sesudah ditetapaknnya perda”.
4.5 Pembahasan
Hasil regresi linier sederhana yang telah dilakukan menghasilkan bahwa Retribusi Parkir berpengaruh nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah, sehingga hipotesis penelitian yang berbunyi “ada pengaruh Retribusi Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sidoarjo”. Hal ini dilihat dari nilai thitung = 3,978
≥ dari ttabel (0,05) dengan uji dua pihak = 2,447 maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Hasil dari Analisis Pengaruh Variabel (X) Terhadap Variabel (Y) Sebelum dan Sesudah Ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir yang telah dilakukan menghasilkan bahwa koefisien determinasi (R²) sebelum dan Sesudah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir, dapat dilihat R² sebelum Perda yaitu 0,934 dan sesudah perda yaitu 0,992. Berarti sebelum perda ditetapkan retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah (Y) sebesar 93,4% dan sesudah ditetapkannya perda retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah sebesar 99,2%. sehingga hipotesis dari penelitian yaitu “ada
(2)
perbedaaan pengaruh antara sebelum diterapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir dan sesudah diterapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir.
Adanya pengaruh retribusi parkir terhadap pendapatan asli daerah dikarenakan dengan adanya retribusi pelayanan parkir dengan cara berlangganan berlaku untuk pelayanan parkir di tepi jalan umum, parkir di tempat khusus parkir maupun parkir insidentil yang pemungutannya dilakukakan dimuka umum untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang pembayarannya dilakukan bersamaan dengan perpanjangan STNK/BBNKB pada Kantor Besama SAMSAT Sidoarjo yang diberikan bukti pembayaran berupa Stiker yang telah diporporasi dan bernomor seri, serta nota pajak yang telah divalidasi. Dengan adanya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir tersebut maka penerimaan pendapatan Retribusi Parkir meningkat dan selain itu memberikan pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
(3)
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil regresi linier sederhana yang telah dilakukan menghasilkan bahwa Retribusi Parkir berpengaruh nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah, dalam penelitian ini Retribusi Parkir yang juga bagian dari Pendapatan Asli Daerah menjadi pilihan untuk penelitian. Karena, dengan munculnya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir yang menjadi permasalahn utama apakah dengan diterapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir. Apakah Retribusi Parkir berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sidoarjo. Sehingga hipotesis penelitian yang dapat ditetapkan yaitu “ada pengaruh Retribusi Parkir terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Sidoarjo”. Hal ini dilihat dari nilai thitung = 3,978 ≥ dari ttabel
(0,05) dengan uji dua pihak = 2,447 maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Dan untuk sebelum dan Sesudah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir, dapat dilihat R² sebelum Perda yaitu 0,934 dan sesudah perda yaitu 0,992. Berarti sebelum ditetapkan perda, retribusi parkir (X) mampu mempengaruhi pendapatan asli daerah (Y) sebesar 93,4% dan sesudah ditetapkannya perda sebesar 99,2% sehingga hipotesis dari penelitian yaitu “ada perbedaaan pengaruh antara retribusi parkir terhadap pendapatan asli
(4)
daerah sebelum diterapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir dan sesudah diterapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir.
Retribusi Parkir berpengaruh Terhadap Pendapatan Asli Daerah dikarenakan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir. Dalam Peraturan Daerah tersebut pengenaan retribusi kepada pemilik kendaraan bermotor dengan plat nomor kendaraan Sidoarjo dan/atau kendaraan dengan plat nomor kendaraan diluar Sidoarjo yang menggunakan pelayanan parkir berlangganan baik di tempat parkir di tepi jalan umum, di tempat khusus parkir maupun parkir insidentil yang pembayarannya dipungut dimuka untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang pembayarannya dilakukan bersamaan dengan perpanjangan STNK/BBNKB pada Kantor Besama SAMSAT Sidoarjo yang diberikan bukti pembayaran berupa Stiker yang telah diporporasi dan bernomor seri, serta nota pajak yang telah divalidasi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang telah dibahas maka penulis dapat memberikan saran dan beberapa masukan bagi beberapa pihak yang berkepentingan :
1. Untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo harusnya tidak melihat dari satu faktor saja. Selain Retribusi Parkir masih banyak yang bisa digali untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah,
(5)
67
oleh karena itu Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo harus bisa lebih menggali apa yang ada dalam Pendapatan Asli Daerah itu sendiri.
2. Selain itu, dengan adanya Otonomi Daerah bukan berarti setiap Pemerintah Daerah bisa membuat Peraturan Daerah secara seenaknya. Pemerintah Daerah juga harus memperhatikan apakah dalam Pembuatan Peraturan Daerah itu bisa merugikan masyarakat dalam arti merugikan antara masyarakat satu dengan yang lainnya khususnya pengguna dari pelayanan parkir tersebut yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
(6)
Bumi Aksara.
Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Pelayanan Parkir Di Kabupaten Sidoarjo.
Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Retribusi Parkir.
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sugiyono, 2001, Metodologi Penelitian Administrasi, Bandung, Alfabet. Supranto, 2000, Statistik Teori dan Aplikasi, Jakarta, Erlangga.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerinatah Pusat dan Pemerintah Daerah. Wibisono, Yusuf, 2005, Metode Statistik, Yogyakarta, Gajah Mada University Press.
Yani, Ahmad, 2002, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.