ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Pengaruh Retribusi Parkir Kendaraan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1990-2010.

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN
TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
KOTA SURAKARTA TAHUN 1990-2010

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :
ADHI SETYAWAN
B 300 070 005

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis pengaruh Retribusi Parkir Kendaraan
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Surakarta tahun 1990-2010”.

Tujuan dari penelitian ini untuk mendiskripsikan dan menganalisis tentang potensi
Retribusi Parkir Kendaraan, dan kontribusi Retribusi Parkir Kendaraan terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan alat analisis
kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa potensi Retribusi Parkir
Kendaraan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah sangat potensial,
hal ini dapat dilihat dalam daftar penerimaan Retribusi Parkir Kendaraan yang
setiap tahunnya yang selalu mengalami kenaikan. Retribusi Parkir Kendaraan
bersifat elastis terhadap Pendapatan Asli Daerah, dari hasil perhitungan elastisitas
Retribusi Parkir Kendaraan terhadap PAD adalah E > 1. Sedangkan kontribusi
Retribusi Parkir Kendaraan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta
walaupun masih kecil yang rata-ratanya 4% akan tetapi cukup berarti dalam
pembiayaan penyelenggaraan pemerintah.

Kata kunci : Time Series, PAD, Elastisitas

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah daerah berusaha
mengembangkan
dan

meningkatkan perannya dalam
bidang ekonomi dan keuangan.
Dalam rangka meningkatkan
daya guna penyelenggaraan
pemerintahan
baik
melalui
administrator
pemerintah,
pembangunan serta pelayanan
kepada masyarakat sekaligus
sebagai upaya peningkatan
stabilitas politik dan kesatuan
bangsa,
maka
pemberian
otonomi
daerah
kepada
kabupaten atau kota yang nyata

dan
bertanggung
jawab
merupakan angin segar yang
harus kita sambut dengan positif
(Halim,
2001).
Dengan
dikeluarkannya Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan
daerah
dan
Undang-Undang Nomor 33
tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah,
maka
penyelenggaraan
pemerintahan daerah dilakukan

dengan
memberikan
kewenangan
yang
seluasluasnya,
disertai
dengan
pemberian hak dan kewajiban
menyelenggarakan
otonomi
daerah dalam kesatuan sistem
penyelenggaran pemerintahan
negara (Undang-undang No 32,
2004).
Upaya
peningkatan
pendapatan asli daerah dapat
dilakukan dengan intensifikasi
maupun ekstensifikasi yang
salah satunya adalah dengan

meningkatkan efisiensi sumber
daya dan sarana yang terbatas

serta meningkatakan efektifitas
pemungutan
yaitu
dengan
mengoptimalkan potensi yang
ada serta terus diupayakan
menggali
sumber-sumber
pendapatan
baru
yang
potensinya
memungkinkan
sehingga dapat dipungut pajak
atau retribusinya (Halim, 2001).
Sesuai dengan Undang-undang
nomor 33 tahun 2004 pasal 5

sebagai pengganti Undangundang nomor 25 tahun 1999
tentang perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, sumbersumber
pendapatan
daerah
terdiri (Halim, 2001) yaitu:
1. Pendapatan Asli Daerah
(PAD), bersumber dari:
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hasil
pengelolaan
kekayaan daerah yang
dipisahkan
d. Dan lain-lain PAD yang
sah
2. Dana Perimbangan, terdiri
dari:
a. Dana Bagi Hasil

b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus
3. Lain-lain Pendapatan, terdiri
dari:
a. Pendapatan Hibah
b. Pendapatan Dana Darurat
Sumber Pendapatan Asli
Daerah diantaranya adalah pajak
daerah dan retribusi daerah
dimana
daerah
diberi
kewenangan
untuk
melaksanakan
pemungutan
berbagai jenis pajak daerah dan
retribusi daerah yang berkaitan
dengan
berbagai

aspek
kehidupan masyarakat. Hal ini

digunakan untuk meningkatkan
pendapatan daerah dalam upaya
pemenuhan kebutuhan daerah.
Salah satu upaya pemerintah
kota
Surakarta
dalam
meningkatkan Pendapatan Asli
Daerahnya
dengan
melalui
retribusi daerah, khususnya pada
pos retribusi parkir. Retribusi
parkir merupakan salah satu
sumber pendapatan daerah yang
potensial sehingga harus digali
secara

optimal
sehingga
penerimaan retribusi parkir akan
dapat memberikan kontribusi
yang besar terhadap pendapatan
daerah. Maka perlu menetapkan
ulang tata laksana perpakiran.
Sehubungan dengan hal tersebut,
pemerintah
Surakarta
menetapkan peraturan daerah
kota Surakarta Nomor 6 tahun
2004 perubahan atas Nomor 7
tahun 2001 tentang retribusi
parkir di tepi jalan umum. Pada
tabel
1
telah
dijelaskan
mengenai besaran tarif retribusi

parkir di tepi jalan umum dan
isidental yang dikeluarkan oleh
pemerintah
daerah
kota
Surakarta.
Tabel 1.1
Besarnya retribusi parkir di tepi jalan
umum dan insidental tahun 2004
Tarif
sekali
No
Jenis kendaraan
parkir
1 Sepeda
Rp. 300,2 Andong/dokar
Rp. 500,3 Sepeda motor
Rp. 500,4 Mobil penumpang/pick up/taxi RP. 1.000,5 Bus sedang/truck sedang
Rp. 1.500,6 Bus besar/truck besar
Rp. 3.000,Sumber: Perda Surakarta


Perkembangan
pendapatan
per kapita di Kota Surakarta atas
dasar
harga
berlaku,
menunjukkan
adanya
peningkatan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 1994 pendapatan per
kapita masih mencapai angka
sebesar 1.851.609,09 rupiah.
Tahun 1999 sudah menjadi
2.545.175,03 rupiah, lima tahun
kemudian, tahun 2004 terjadi
kenaikan hingga berada pada
angka 9.463.083,33 rupiah. Dan
di tahun 2009 terjadi kenaikan
yang signifikan hingga mencapai
angka 16.813.058,71 rupiah
(Surakarta Dalam Angka, 19942009).
Peningkatan
berbagai
aspek ekonomi di atas menuntut
peningkatan
di
bidang
transportasi, hal ini dapat terlihat
dari daya beli masyarakat kota
Surakarta yang meningkat dari
tahun ke tahun. Salah satunya
tingkat daya beli atas kendaraan,
menurut
data
Dinas
Perhubungan (Dishub) kota
Surakarta
pertumbuhan
kendaran roda dua mencapai
7,5% per tahun. Dari jumlah
peningkatan
tersebut,
69%
diantaranya kendaraan roda dua
dan sisanya kendaraan roda
empat (www.solopos.com).
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
yang
diuraikan di atas, maka penulis
tertarik
untuk
melakukan
penelitian tentang “ANALISIS
PENGARUH
RETRIBUSI
PARKIR
KENDARAAN
TERHADAP PENDAPATAN
ASLI DAERAH (PAD) DI
KOTA SURAKARTA TAHUN
1990-2010”.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui
Potensi
dan
kontribusi
retribusi
parkir

kendaraan yang dimiliki Kota
Surakarta sebagai salah satu
sumber pendapatan asli daerah
LANDASAN TEORI
1. Sumber-sumber Keuangan
Daerah
Dalam Undang-Undang Nomor
22 tahun 1999 bahwa sumber
pendapatan daerah (Suparmoko,
2003) terdiri dari :
1. Pendapatan asli daerah yang
berasal dari hasil pajak
daerah dan retribusi daerah,
hasil
perusahaan
milik
daerah,
dan
lain-lain
pendapatan asli daerah yang
sah
2. Dana perimbangan
3. Pinjaman daerah
4. Lain-lain pendapatan daerah
ayang sah
2. Retribusi
a. Pengertian Retribusi
Menurut
Suparmoko,
retribusi
adalah
suatu
pembayaran
dari
rakyat
kepada pemerintah dimana
kita dapat melihat secara
langsung
adanya
pembangunan
retribusi
tersebut (Suparmoko, 1994)
b. Pengertian Retribusi Daerah
Yang dimaksud retribusi
daerah
adalah
pungutan
daerah sebagai pembayaran
atas jasa atau pemberian izin
tertentu
yang
khusus
disediakan atau diberikan
oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan orang pribadi
atau badan. Jadi dalam hal
retribusi daerah balas jasa
dari adanya retribusi daerah
tersebut
langsung
dapat
ditunjuk

3. Pengertian Pendapatan Asli
Daerah
Pengertian Pendapatan Asli
Daerah menurut UU no. 22 tahun
1999 adalah penerimaan yang
diperoleh daerah dari sumbersumber dalam wilayahnya sendiri
yang dipungut berdasar peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku selanjutnya di dalam
pasal 4 UU No. 25 tahun 1999
tentang perimbangan keuangan
antara pusat dan daerah.
Sumber Pendapatan Asli Daerah
sendiri (Halim, 2001) terdiri
dari:
1. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah iuran
wajib yang dilakukan oleh
orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang,
yang
dapat
dipaksakan
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku, yang digunakan
untuk
membiayai
penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan
pembangunan daerah.
Pajak
daerah
digolongkan ke dalam dua
kategori menurut tingkat
pemerintahan daerah, yaitu;
Pajak Propinsi dan Pajak
Kabupaten/Kota.
Sesuai
dengan
Undang-undang
Nomor 34 tahun 2000 tentang
perubahan atas Undangundang Nomor 18 tahun 1997
tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah,
a. Jenis Pajak Propinsi terdiri
dari:
1) Pajak
kendaraan
bermotor

2) Bea
balik
nama
kendaraan bermotor
3) Pajak bahan bakar
kendaraan bermotor
b. Jenis
Pajak
Kabupaten/Kota
terdiri
dari :
1) Pajak hotel
2) Pajak Restoran
3) Pajak Hiburan
4) Pajak Reklame
5) Pajak Penerangan Jalan
6) Pajak
Pengambilan
Bahan Galian Golongan
C
7) Pajak Parkir
2. Retribusi Daerah
Yaitu pungutan daerah
sebgai pembayaran atau
pemakaian
karena
memperoleh
jasa
yang
diberikan oleh daerah atau
dengan kata lain retribusi
daerah adalah pungutan yang
dilakuakn
dengan
sehubungan suatu jasa atau
fasilitas yang diberikan secara
langsung
dan
nyata
(Mardiasmo, 2001)
3. Bagian Laba Usaha Daerah
Yaitu penerimaan yang
berupa bagian laba bersih
Badan Usaha Milik Daerah,
yang terdiri dari laba bersih
bank pembangunan daerah,
perusahaan daerah air minum,
bagian dari laba bersih
perusahaan
lainya
dan
penyertaan modal daerah
kepada perusahaan.
4. Penerimaan Pendapatan Asli
Daerah Lainnya
Yang termasuk rincian
ini antara lain hasil penjualan
barang
milik
daerah,
penjualan
barang-barang

bekas, cicilan kendaraan
bermotor, cicilan rumah
dinas, penerimaan ganti rugi
atas
kekayaan
daerah,
sumbangan pihak ketiga,
penerimaan jasa giro (kas
daerah), dan lain-lain .
Kebijakan dan strategi
yang
dapat
ditempuh
pemerintah daerah untuk
meningkatakan PAD anatara
lain (Mardiasmo, 2001):
a. Menghitung
potensi
daerah PAD riil yang
dimiliki daerah
b. Evaluasi pajak daerah dan
retribusi daerah
c. Menjadikan PBB sebagai
pajak daerah
d. Memperbaiki
sistem
perpajakan daerah
e. Optimalisasi peran BUMD
Perlengkapan Pendapatan
Asli Daerah jangan dipahami
sebagai eksploitasi PAD,
sebab akan berimplikasi pada
tingginya tarif pajak dan
retribusi
daerah
yang
mengakibatkan
ekonomi
berbiaya tinggi. Sementara
untuk
mendorong
pertumbuhan eonomi daerah
yang
memberikan
efek
multiplier
diperlukan
kebijakan yang mengarah
pada penciptaan iklim yang
kondusif, efisien, efektif, dan
profesional.
Mengingat
konsekuensi negatif dari
pajak dan retribusi daerah
maka perlu dicari alternatif
lain
sebagai
sumber
pendapatan asli daerah yaitu
pemberdayaan
potensi
ekonomi daerah.
Potensi ekonomi daerah

adalah kemampuan ekonomi
yang ada di daerah yang mungkin
dan
layak
dikembangkan
sehingga akan terus berkembang
menjadi sumber penghaslian
rakyat setemapat bahkan dapat
mendorong perekonomian daerah
secara
keseluruhan
untuk
berkembang dengan sendirinya
dan berkesinambungan.

METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian yang
digunakan untuk penulisan skripsi, di
antaranya:
1. Objek Penelitian
Penelitian
ini
menganalisis
tentang pengaruh Retribusi Parkir
Kendaraan terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) di Kota Surakarta
tahun 1990-2010.
Penelitian ini bersifat kuantitatif
dengan mengambil data time series
dari tahun 1990-2010. Data yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder, yaitu data yang
diambil dari dokumen-dokumen atau
catatan-catatan yang dikeluarkan
oleh instansi atau badan-badan
tertentu.
2. Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Retribusi Parkir Kendaraan
Retribusi Parkir kendaraan
adalah
merupakan
suatu
pembayaran pemakir kendaraan
kepada
petugas
parkir
dikarenakan atas jasa atau fasilitas
yang diberikan dengan memakir
kendaraan di tempat parkir yang
dikelola oleh perusahaan daerah.
Karena retribusi parkir untuk
setiap
daerah
pemungutan,
ketentuan
dan
peraturannya

dituangkan
dalam
peraturan
daerah tiap-tiap daerah pemungut
maka dapat terjadi naik tarif,
sanksi maupun ketentuan lainnya
tidak sama.
2. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah adalah
penerimaan yang diperoleh dari
sumber-sumber dari wilayahnya
sendiri
dipungut
berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku
3. Alat dan Model Analisis
Untuk mengetahui perumusan
masalah yang dituangkan pada bab
sebelumnya dapat dianalisis secara
deskriptif
kuantitatif
dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui
potensi
Retribusi Parkir Kendaraan Kota
Surakarta.
Untuk mengetahui potensi
Retribusi
Parkir
Kendaraan
terlebih dahulu harus diketahui
seberapa
besar
penerimaan
pendapatan Retribusi Parkir
Kendaraan.
Sedangkan
untuk
mengetahui hubungan antara
Retribusi
Parkir
Kendaraan
dengan PAD alat analisis yang
digunakan adalah Elastisitas.
Sebagai berikut:

Dalam perhitungan dengan
menggunakan rumus elastisitas
tersebut akan dikemukakan 3
(tiga) kemungkinan perhitungan
yaitu:
1) E > 1 = Elastis
artinya apabila PAD mengalami
perubahan sebesar 1%,maka akan

di
ikuti
oleh
perubahan
pendapatan
retribusi
parkir
kendaraan sebesar x%.
2) E = 1 = Unitary elasticity
artinya jika PAD mengalami
perubahan sebesar 1%, maka
akan di ikuti oleh perubahan
pendapatan
retribusi
parkir
kendaraan sebesar x%.
3) E < 1 = In elastis
artinya jika PAD mengalami
perubahan (penurunan) sebesar
1%, maka akan di ikuti oleh
perubahan pendapatan retribusi
parkir kendaraan sebesar x%.
Untuk
melakukan
perhitungan dengan elastisitas
maka terlebih dahulu harus
diketahui tingkat pertumbuhan
retribusi parkir kendaraan, PAD
selama tahun 1990-2010. Adapun
cara yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan
adalah:

2. Untuk mengetahui besarnya
kontribusi
Retribusi
Parkir
Kendaraan terhadap Pendapatan
Asli Daerah.
Kontribusi
retribusi
parkir
kendaraan terhadap Pendapatan
Asli Daerah

Semakin
besar
prosentase
kontribusi
retribusi
parkir
kendaraan terhadap Pendapatan
Asli Daerah, maka semakin besar
pengaruh kontribusi retribusi

parkir
kendaraan
terhadap
Pendapatan Asli Daerah.
Untuk
mengetahui
besarnya
pengaruh kontribusi retribusi
parkir
kendaraan
terhadap
Pendapatan Asli Daerah disusun
ukuran sebagai berikut:
80 % - 100% = besar sekali
60 % - 79 % = besar
40 % - 59 % = cukup besar
20 % - 39 % = cukup
0 % - 19 % = kecil
(Sumber
:
Dipenda
Kota
Surakarta)

HASIL PENELITIAN
Potensi
Retribusi
Parkir
Kendaraan
Potensi obyek pajak
reklame yang dimiliki Kota
Surakarta
sebagai
sumber
Pendapatan Asli Daerah sangat
potensial, ini bisa di lihat dari
daftar perbandingan realisasi
penerimaan Pendapatan Asli
Daerah
setiap
tahun
anggarannya, yang nantinya bisa
diketahui
seberapa
besar
kontribusi suatu Retribusi Parkir
Kendaraan terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Surakarta. Hal
ini disebabkan karena wilayah
Kota Surakarta merupakan Kota
tujuan urbanisasi dan Kota tujuan
pendidikan sehingga pendapatan
Parkir
Kendaraan
sehingga
menjadikan
Kota
Surakarta
sebagai salah satu Kota besar
yang ada di Jawa Tengah.
2. Elastisitas Retribusi Parkir
Kendaraan terhadap PAD
Dari hasil perhitungan
tersebut diatas, di peroleh
Elastisitas
Retribusi
Parkir
Kendaraan terhadap PAD dari
1.

tahun 1992 sampai tahun 1993
berkisar antara 1,82% sampai
6,41%.
Dengan demikian
elastisitas
Retribusi
Parkir
Kendaraan terhadap PAD > 1.
Angka ini menunjukkan bahwa
tingkat kepekaan dan tingkat
pengaruh dari PAD terhadap
Retribusi
Parkir
Kendaraan
adalah elastis, dimana apabila
terjadi perubahan kenaikan PAD
sebesar
1%
maka
akan
mengakibatkan
kenaikan
penerimaan Retribusi Parkir
Kendaraan sebesar 1,82% sampai
6,41%.
3. Kontribusi Retribusi Parkir
Kendaraan
terhdap
Pendapatan Asli Daerah
Kontribusi
retribusi
parkir
kendaraan terhadap Pendapatan
Asli Daerah selama 21 tahun
rata-rata 4%. Hal ini disebabkan
ada juga Retribusi Parkir
Kendaraan
yang
belum
terlaporkan sehingga pendapatan
Retribusi Parkir Kendaraan Kota
Surakarta
belum
maksimal
Walaupun kontribusi retribusi
parkir kendaraan kecil terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
akan tetapi cukup berarti dalam
pembiayaan
penyelenggaraan
pemerintah
KESIMPULAN
1. Potensi
Retibusi
Parkir
Kendaraan sebagai salah satu
sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD) sangat potensial, hal ini
bisa
dilihat
dalam
daftar
penerimaan Retribusi Parkir
Kendaraan yang setiap tahunnya
selalu mengalami kenaikan.

2. Retribusi
Parkir
Kendaraan
terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) bersifat elastis. Dari hasil
perhitungan tersebut diatas, di
peroleh Elastisitas Retribusi
Parkir Kendaraan terhadap PAD
dari tahun 1992 sampai tahun
1993 berkisar antara 1,82%
sampai 6,41%. Dengan demikian
elastisitas
Retribusi
Parkir
Kendaraan terhadap PAD > 1.
3. Kontribusi
retribusi
parkir
kendaraan terhadap Pendapatan
Asli Daerah selama 21 tahun
rata-rata 4%. Hal ini disebabkan
ada juga Retribusi Parkir
Kendaraan
yang
belum
terlaporkan sehingga pendapatan
Retribusi Parkir Kendaraan Kota
Surakarta
belum
maksimal
Walaupun kontribusi retribusi
parkir kendaraan kecil terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
akan tetapi cukup berarti dalam
pembiayaan
penyelenggaraan
pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Berbagai
Terbitan.
Surakarta Dalam Angka. Surakarta:
BPS.
______.1997.
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor
18 Tahun 1997 tentang
Pajak dan Retribusi Daerah.
______.1999.
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor
25 tahun 1999 tentang
Perimbangan
Keuangan
antara Pusat dan daerah.
______.2004.
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor

32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
______.2004 Peraturan Daerah
Kota Nomor 6 Tahun 2004
tentang Retribusi Parkir di
Tepi Jalan, Pemerintah
daerah Kota Surakarta,
Surakarta.
Arsyad, Lincolin. 1999.”Pengantar
Perencanaan
dan
Pembangunan
Ekonomi
Daerah”.
edisi
1.
Yogyakarta: BPFE
Gujarati, Damodar. 1997.
“Ekonometrika Dasar”.
Jakarta: Erlangga.
_______. 1999. ”Ekonometrika
Dasar”. Jakarta: Erlangga.
Halim, Abdul. 2001. “Manajemen
Keuangan
Daerah”.
Yogyakarta:
Fakultas
Ekonomi Gadjah Mada
Yogyakarta
Kuncoro, Mudrajad. 2004. “Otonomi
dan Pembangunan Daerah”.
Yogyakarta: Erlangga.
Nur, Wahyono Edi. 2000. “Analisis
Peningkatan Pendapatan
Retribusi Daerah Kota
Semarang”. UMS
Suparmoko, M. 1994. “Keuangan
Negara Dalam Teori dan
Praktek”.Yogyakarta: BPFE
_______.2003. “Ekonomi Publik
Untuk
Keuangan
dan
Pembangunan
Daerah”
.edisi 1. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
Sutrisno. 2002. “Faktor-faktor yang
mempengaruhi penerimaan

rertibusi parkir kendaraan
di kabupaten dati II Sragen
tahun 1986-2000”. UMS
Todaro.

2003.
“Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga”.
Erlangga: Yogyakarta.

Widi, A. Andri 2002. “ Faktor-faktor
Yang
Mempengaruhi
Pendapatan Asli Daerah
Pemerintah
Daerah
Sukoharjo
1983/19841999/2000”. UMS
www.jurnalskripsi.co.id
diakses
tanggal 25-11-2010 jam 22.05

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tengah

5 88 80

Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu)

4 112 94

Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pada Pemkab/Pemko di SUMUT.

3 62 88

Peranan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Pematang Siantar sesudah otonomi daerah.

9 104 90

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Peningkatan Pendapatan Per Kapita Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Pada Tahun 2010-2013

2 36 69

Kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten dan kota di Indonesia tahun 2006-2010

0 5 0

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Pengaruh Pajak Dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Jawa Tengah Tahun 1991-2012.

0 2 13

ANALISIS PENGARUH RETRIBUSI PARKIR KENDARAAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Analisis Pengaruh Retribusi Parkir Kendaraan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1990-2010.

0 0 13

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Retribusi Parkir Kendaraan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta Tahun 1990-2010.

0 0 8

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH

2 4 88