Latar belakang KINERJA PGRI SEBAGAI KELOMPOK KEPENTINGAN (INTEREST GROUPS) DALAM MEMPERJUANGKAN KESEJAHTERAAN GURU | Mawey | JURNAL EKSEKUTIF 3378 6341 1 SM

1.1 Latar belakang

PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda PGHB tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia PGI tahun 1932.Semangat kebangsaan Indonesia telah lama tumbuh di kalangan guru­guru bangsa Indonesia. Organisasi perjuangan guru­guru pribumi pada zaman Belanda berdiri tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda PGHB.Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda­beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya. Sekolah PGRI pertama adalah SMP PGRI Wongkay merupakan satu satunya SMP yang ada di Wongkay Raya yang belum lama ini di sahkan menjadi SMP Negeri 7 Ratahan, telah memiliki gedung dan fasilitas yang diharapkan dapat menunjang proses kegiatan belajar mengajar, yang berlokasi di desa Wongkay. Perkembangan akan pendidikan di Minahasa Tenggara sangat berperanan penting dalam kerjasama dengan pemeriantah kabupaten minahasa tenggara, baru­baru ini Setelah melalui pemungutan suara dari anggota Persatuan Guru Republik Indonesia PGRI, akhirnya Kepala Dinas 3 Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Disppora Olvie Sumual MPd, terpilih sebagai Ketua PGRI Kabupaten Minahasa Tenggara, dengan mengumpulkan suara terbanyak. Pemilihan Pengurus PGRI Minahasa Tenggara periode 2011­2016, yang dibuka oleh Bupati Minahasa Tenggara Telly Tjanggulung, akhirnya menetapkan Sumual sebagai Ketua PGRI Minahasa Tenggara . “Sumual mengungguli dua kandidat lainnya yakni Dra Femy Pangkerego MPd, yang tak lain adalah Sekdis Dikpora Minahasa Tenggara dan juga Sem Tampinongkol. Bupati Minahasa Tenggara Telly Tjanggulung, dalam sambutannya pada pembukaan Konferensi PGRI Minahasa Tenggara berharap pada pemilihan tersebut akan menentukan pemimpin yang benar­benar berkualitas dan mampu bersinergi dengan Pemerintah guna pelaksanaan pembangunan pendidikan di Minahasa Tenggara . Siapapun sependapat bahwa guru memegang perananan yang sangat penting dalam upaya pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan, namun dalam kenyataannya guru tetap terabaikan dalam perwujudan keberdayaannya sebagai insan pendidikan. Guru lebih banyak diperlakukan sebagai obyek administratif dan birokratis, sehingga keberdayaannya sebagai insan pendidikan selalu terpasung dan tidak berkembang. Berbagai upaya inovasi pendidikan telah banyak dilakukan melalui perbaikan sarana prasarana, peraturan, kurikulum, dan sebagainya, tetapi belum menyentuh upaya perbaiakan kesejahteraan guru sebagai pelaksana di tingkat instruksional. Sebagai organisasi profesi, PGRI sebagai tempat kebersamaan dalam memperjuangkan aspirasi dan kepentingan profesinya, menetapkan standar perilaku 4 profesional, melindungi anggotanya, meningkatkan kualitas kesejahteraan, mengembangkan kualitas pribadi dan profesi. Sebagai organisasi ketenagakerjaan, PGRI merupakan wadah perjuangan hak­hak asasi guru sebagai pekerja. Guru sebagai tenaga profesional memerlukan jaminan kepastian kesejahteran dan perlakuan hukum. Kesejahteraan mengandung arti kondisi kehidupan yang utuh, seimbang dan wajar dalam hal imbalan jasa, rasa aman, hubungan antar pribadi, kondisi kerja dan kesempatan mengembangkan karir. Anggota PGRI memahami betul mana yang patut didukung dan mana yang tidak perlu didukung. Sebenarnya ada sebuah harapan yang patut didukung oleh semua anggota dan stakeholder adalah harapan dan kepercayaan yang disematkan kepada Pengururs PGRI untuk terus berjuang demi kesejahteraan guru.

1.2 PERUMUSAN MASALAH