Peranan united nations of children's fund (UNICEF) melalui kampanye women and children first pada Tahun 2004 dalam mengurangi dampak kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Cina

SURAT KETERANGAN

PENYERAHAN HAK EKSKLUSIF

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis tugas akhir bersedia

:

"Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku,
untuk kepentingan riset dan pendidikan".

Bandung, 13 September 2013

Penulis,

Menyetujuio
Pembimbing
A

l\[il,v
Budi S-antoso

NrM.44308009

Keterangan: BAB

I,II, m,IV, V Dapat

Andrias Darmavadi.S.IP."M.Si
NIP. 4127.3s.32.002

dionlinekan

Lembar Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (Ahli Madya, Sarjana, Master dan Doktor) baik di Universitas Komputer
Indonesia maupun Perguruan tinggi lainnya.
2. Karya Tulis ini murni gagasan, rumusan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak
lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah dipublikasikan

orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas ditentukan sebagai acuan dalam naskah
yang disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena
karya tulis ini serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan
Tinggi.

Bandung, 1 September 2013

Budi Santoso
44308009

130

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
Nama


: Budi Santoso

Nama Pangilan

: Budi, Adam

Tempat, Tanggal Lahir

: Bandung, 19 november 1988

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Agama

: Islam

Telepon


: 085294512312

Status

: Belum menikah

Nama Ayah

: Suyadi

Pekerjaan

: Wiraswasta

Nama Ibu

: Sriyati

Pekerjaan


: Ibu rumah tangga

Alamat Orang Tua

: Jalan Baros Seneng Rt 01 Rw 03 No 03 Cimahi, Bandung

Moto

: Jangan mempersulit hidup, semua ada jalan keluar

Email

: runeofdarkness@gmail.com

131

PENDIDIKAN FORMAL
No

Tahun


1.

2008-2013

2.
3.
4.
5.

2005-2008
2002-2005
1995-2002
1993-1995

Uraian
Program Studi Ilmu Hubungan
Internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Komputer Indonesia
SMA Negeri 4 Kota Cimahi

SMP Negeri 3 Kota Cimahi
SD Negeri Sudirman 1 Kota Cimahi
TK Santa Teresia Kota Cimahi

Keterangan
Berijazah
Berijazah
Berijazah
Berijazah
Berijazah

PELATIHAN DAN SEMINAR
No.

Tahun

1.

2009


2.

2010

Uraian
Pelatihan Latihan Dasar
Kepemimpinan Prodi HI
Table Manner Course di Hotel
Golden Flower Bandung

Keterangan
Bersertifikat
Bersertifikat

PENGALAMAN ORGANISASI
No.
1.
2.
3.
4.


Tahun
2005-2010
2005-2007
2002-2004
1999-2002

Uraian
Anggota dan Penggurus Pencinta Alam
BATARAGA Cimahi
Anggota Bela Diri Tawo SMAN 4 Cimahi
Anggota Basket SMPN 3 Cimahi
Anggota PRAMUKA SDN Sudirman 1 Cimahi

Keterangan
-

PELATIHAN DAN SEMINAR
No.
1.


Tahun
2011

2.

2011

3.

2011

4.

2012

5.

2012


Uraian
Peserta, Seminar Net Preneur : Meraih Peluang
Bisnis Melalui Internet, Auditorium Miracle
UNIKOM
Lokakarya Nasional “Reformasi Dewan Keamanan
PBB”
Kementrian Luar Negeri
Peserta, Seminar nternasional “
Revitalisasi Gerakan Non-Blok
dalam Dunia yang Berubah: Peran
Indonesia dan Tantangan ke
Depan, Gedung KAA Bandung.
Peserta, Seminar Kewarganegaraan “Proud To Be
Indonesian : Generasi Kebanggaan Bangsa.
Auditorium Miracle UNIKOM
Peserta, Seminar “Reaktualisasi
Nilai-nilai Pancasila di Kalangan
Generasi Muda”. Auditorium

Keterangan
Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

Bersertifikat

132

6.

2012

Miracle UNIKOM
Simulasi Sidang ASEAN “Asean
Community Building 2015’.
Auditorium Miracle UNIKOM

Bersertifikat

KEAHLIAN/BAKAT
No.
1.

Uraian
Operasionalisasi Microsoft Office

2.

Mengoprasikan semua jenis kendaraan darat
beroda 4 dan 2

3.

Bahasa Inggris Aktif & Pasif

4
5.

Panjat Tebing
Internet

Bandung, 9 September 2013
Hormat Saya

Budi Santoso

PERANAN UNITED NATIONS OF CHILDREN’S FUND (UNICEF)
MELALUI KAMPANYE WOMEN AND CHILDREN FIRST PADA
TAHUN 2004 DALAM MENGURANGI DAMPAK KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK-ANAK DI CINA
Role of United Nations of Children’s Fund (UNICEF) by Women and Children First Campaign in
2004 to Decreasing Violence Against Women and Childrens in China
SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh Sidang Sarjana Strata-1 (S-1) pada
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia

Oleh,
BUDI SANTOSO
NIM. 44308009

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG

2013

KATA PENGANTAR
Peneliti tak henti-hentinya memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah
Subhanawata’ala atas izin dan ridho-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini,
serta shalawat dan salam dihaturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad S.A.W.
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini, banyak menemukan kesulitan dan
hambatan yang disebabkan keterbatasan dan kemamupuan peneliti dan disertai
keinginan kuat dan usaha yang sungguh serta do’a, maka akhirnya penelitian ini dapat
diselesaikan sebagaimana yang diharapkan.
Untuk kedua orang tua yang aku sayangi dan hormati, Bapak Suyadi dan Ibu
Sriyati terima kasih atas segala do’a, dukungan, nasihat dan kasih sayangnya yang luar
biasa, serta dukungan moral dan materil. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa
bantuan dari pihak-pihak yang telah membantu baik itu penelitian maupun dalam
penyusunan skripsi, peneliti tidak mungkin menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menghaturkan rasa terima kasih yang
mendalam dan sebesar-besarnya kepada:
1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo., Drs., MA, Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung,
yang telah mengeluarkan surat pengantar untuk penelitian skripsi dan
menandatangani surat pengesahan.

vi

2. Yth. Bapak Andrias Darmayadi, S.IP., M.Si yang telah menjadi dosen
pembimbing peneliti dan sebagai Ketua Prodi Hubungan Internasional
dengan memberikan pengarahan penyusunan skripsi secara cermat dan
teliti. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak atas kesabarannya
dalam menghadapi dan membimbing saya, baik dalam masa proses
pembuatan usulan penelitian hingga detik-detik akhir skripsi untuk
disidangkan.
3. Yth. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen Ilmu Hubungan Internasional
UNIKOM yang telah membantu peneliti dalam memberikan arahan pada
masa revisi bimbingan skripsi diantaranya Bapak H. Budi Mulyana,
S.IP., M.Si, Ibu Sylvia Octa Putri, S.IP. dan Ibu Dewi Triwahyuni
S.IP., M.Si
4. Yth. teteh Dwi Endah Susanti, S.E Sekretariat Jurusan Prodi Hubungan
Internasional UNIKOM yang tanpa lelah membantu peneliti dalam
membantu peneliti dalam administrasi selama berkuliah di UNIKOM dan
selama proses skripsi.
5. Yth. Jajaran Staff LIPI Jakarta yang telah memberikan kesempatan
peneliti untuk melakukan kunjungan penelitian, kehangatan setiap staff
yang membantu dengan detail mencari setiap data yang dibutuhkan.
6. Sahabat peneliti, Hegar Julius Budi Hartono, Akbarizal Alireksa, Reza
Fauzan Anas, Beatrice Dian, Nadea Lady dan Adi Wardana untuk
dukungan, kekompakan, kebersamaan dan persahabatan yang luar biasa.
vii

7. Teman-teman HI angkatan 2008 yang sudah lulus lebih dulu yang selalu
menyemangati peniliti khusunya kepada Alfian Al Ayuby Pelu. S.IP,
Chrisnanta Amijaya. S.IP, Fahmi Frizana Sinaga. S.IP dan Wenaldy
Andarisma. S.IP,. Serta seluruh mahasiswa Hubungan Internasional
Angkatan 2006-2012 terima kasih atas pertemanan dan dukungannya.
8. Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan
penelitian skripsi yang tak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih diperlukan
penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian
kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran
dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penyusunan skripsi

ini.

Peneliti berharap kepada siapa saja (terutama mahasiswa Hubungan
Internasional) yang ingin melanjutkan/ melakukan penelitian dengan
subjek/objek yang serupa agar mampu membuat penelitian yang lebih baik dari
apa yang peneliti telah susun.
Terima kasih atas saran dan kritik dari pembaca. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Agustus 2013

Budi Santoso
viii

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ ii
LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................................iii
ABSTRAK .................................................................................................................. iv
ABSTRACT .................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv
BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ..................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian .............................................................. 8
1.3.1 Maksud Penelitian ....................................................................... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
1.4 Kegunaan Penelitian.............................................................................. 9
1.4.1 Kegunaan Teoritis....................................................................... 9
1.4.2 Kegunaan Praktis ........................................................................ 9

ix

x

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ................. 10
2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................. 10
2.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 13
2.2.1 Hubungan Internasional ............................................................. 13
2.2.2 Kerjasama Internasional ............................................................. 15
2.2.3 Organisasi Internasional ............................................................. 18
2.2.3.1 Fungsi dan Bentuk Organisasi Internasional............ 19
2.2.3.2 Peranan Organisasi Internasional ................................... 24
2.2.4 Konsep Kekerasan...................................................................... 26
2.2.4.1 Pengertian Kekerasan ..................................................... 26
2.2.4.2 Kekerasan Terhadap Perempuan .................................... 27
2.2.4.3 Kekerasan Terhadap Anak ............................................. 29
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ................................................. 32
3.1 Objek Penelitian .................................................................................. 32
3.1.1 United Nations of Children’s Fund (UNICEF) ........................ 32
3.1.1.1 Sejarah Organisasi UNICEF ....................................... 32
3.1.1.2 Fungsi UNICEF .......................................................... 34
3.1.1.3 Misi UNICEF .............................................................. 36
3.1.1.4 Tujuan UNICEF .......................................................... 37
3.1.1.5 Struktur UNICEF ........................................................ 38
3.1.1.6 Mitra KerjaUNICEF.................................................... 42
3.1.1.7 Sejarah UNICEF Masuk Ke Cina ............................... 45

xi

3.1.2 Cina ........................................................................................... 48
3.1.2.1 Gambaran Umum ........................................................... 48
3.1.2.2 Tipologi Kependudukan Cina ........................................ 59
3.1.2.3 Kebijakan Satu Anak (One Child Policy) di Cina ......... 61
3.1.2.4 Kampanye Women and Children First tahun 2004........ 79
3.2 Metode Penelitian................................................................................ 82
3.2.1 Desain Penelitian........................................................................ 82
3.2.1.1 Informan Penelitian ........................................................ 82
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 83
3.2.3 Teknik Penentuan Informan ....................................................... 84
3.2.4 Teknik Analisa Data ................................................................... 85
3.2.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 85
3.2.5.1 Lokasi Penelitian ............................................................ 85
3.2.5.2 Waktu Penelitian ............................................................ 86
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 87
4.1 Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Cina ............................. 88
4.1.1 Aborsi ......................................................................................... 90
4.1.1.1 Aborsi Jenis Kelamin Selektif........................................ 92
4.1.1.2 Infanticide ...................................................................... 93
4.1.2 Ketidak-setaraan Perbandingan Jenis Kelamin .......................... 94
4.1.3 Diskriminasi Perempuan dalam Pekerjaaan ............................... 98

xii

4.1.4 Meningkatnya Rasio Jenis Kelamin dan Tingkat Kriminalitas......
.................................................................................................... 99
4.2 Upaya Yang Dilakukan UNICEF Melalui Kampanye Women and
Children First .................................................................................... 102
4.2.1 Program Kampanye Women and Children First ...................... 102
4.2.1.1 Perlindungan Perempuan dan Anak ............................. 103
4.2.1.2 Pendidikan .................................................................... 105
4.2.1.3 Kesetaraan Gender ....................................................... 109
4.3 Kendala Yang Dihadapi UNICEF dalam Kampanye Women and
Children First .................................................................................... 111
4.4 Keberhasilan Yang Dicapai UNICEF dalam Kampanye Women and
Children First .................................................................................... 114
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 117
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 117
5.2 Saran ................................................................................................. 119
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 121
LAMPIRAN ............................................................................................................. 128
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. 130

xiii

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Demografi Cina ........................................................................................... 54
Tabel 3.2 Waktu Penelitian ......................................................................................... 86
Tabel 4.1 Perbandingan Umum................................................................................... 90
Tabel 4.2 Rasio Pendidikan di Cina .......................................................................... 107

xiv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Piramida Populasi di Cina 2010 – 2050 .................................................. 69
Gambar 3.2 Statistik Aborsi di Negara Maju ............................................................. 76
Gambar 4.1 Peta Republik Rakyat Cina ..................................................................... 87
Gambar 4.2 Rasio Sex ( Rasio Jenis Kelamin) ........................................................... 96
Gambar 4.3 Variasi Kebijakan Satu Anak di Cina 2010 – 2050 .............................. 102

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU
Archer, Clive. 2003. 3rd edition International Organization. London, New
York. Routledge.
Baylis, John and Steve Smith. 1999. The Globalizations of World Politics.
UK. Oxford University Press.
Berger, Adolf. 2008. Encyclopedic dictionary of Roman law, DIANE
Publishing
Burchill, Scott and Andrew Linkalter. 2009. Teori-teori Hubungan
Internasional. Bandung. Nusa Media.
Eberstadt, Nicholas. 2011. A global wave against baby girls: Sex-selective
Abortion Becomes a World Wide Practice. American Enterprise
Institute.
Feng, Wang. 2005. Can China Afford One Child Policy. American Enterprise
Institute.
Griffits, Martin, Terry O’Callaghan, & Steven C. Roach. 2008. 2nd edition.
International Relation: The Key and Concepts.London & New York.
Taylor and Francis Group.
Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta.
Graha Ilmu.
Jones, Adam. 2000. Gendercide and Genocide. American Enterprise Institute.

121

122

Ko Ling, Chan. 2007. Sexual Violence Against Women and Children in China.
China: Sexual Violence Research Initiative.
Komarudin. 1994. Ensiklopedia Manajemen, Edisi Kedua. Jakarta. Bumi
Aksara.
Mas’oed, Moechtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin, dan
Metodologi. Jakarta. Pustaka LP3ES.
Mingst, Karen A. 2003. Essentials of International Relations, 2nd ed. New
York. W.W Norton & Company.
Nasir, Muhammad. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta. Galia Indonesia.
Robert, Jackson dan George Sorensen. 2005. Pengantar Studi Hubungan
Internasional. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Rocha da Silva, Pascal. 2006. " La politique de l'enfant unique en République
populaire de Chine " ("The politics of one child in the People's
Republic of China"). University of Geneva.
Rudy, Teuku May. 2005. Administrasi dan Organisasi Internasional.
Bandung. PT.Refika Aditama.
______________ 2011. Hubungan Internasional Kontemporer dan Masalahmasalah Global. Bandung. PT.Refika Aditama.
______________ 2011. Pengantar Ilmu Politik. Bandung. PT. Refika Aditama
Schmidt, Heather M. 2002. The Cycle Created by China‟s One Child
Policy.New York. Routledge Press.
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi : Suatu Pengantar. Jakarta. Raja
Grafindo Persada.

123

Soeprapto, R. 1997. Hubungan Internasional: Sistem, Interaksi dan Perilaku.
Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Sugiono, Muhadi. 2006. Global Governance Sebagai Agenda Penelitian
Dalam Studi Hubungan Internasional. Jakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R & D.
Bandung. Alfabetis.
Widyaiswara BKKBN.2012. China Tercepat Menekan Laju Pertumbuhan
Penduduk

B. PUBLIKASI
UNICEF. 1998. Welcome to UNICEF : An Orientation Handbook.
UNICEF. 2006. Joint Review of Maternal and Child Survival Strategies in
China.
Congressional-Executive Commission on China. 2008. Annual Report.
Congressional-Executive Commission on China. 2012. Annual Report.
Department of Population,Social,Science and Technology,National
Bureau Statistic. 2004 Women and Men China Facts and Figures

C. JURNAL DAN KARYA ILMIAH
Ansley J. Coale “Population Trends, Population Policy, and Population
Studies in China.” Population and Development Review, Vol. 7, No.
1. Mar 1981. Web. 2011.

124

Avraham Ebenstein. The “Missing Girls” of China and the Unintended
Consequences of the One Child Policy. Journal of Human Resources
45.1 (2010).
Ding, Qu Jian. 2006. Family Size, Fertility Preferences, and Sex Ratio in
China in The Era of The One Child Family Policy, dalam British
Medical Journal: London
Brooks, Rob. March 2009. “China’s Biggest Problem? Too Many Men. CNN
Articles
Kane, Pane dan Choi, Y, Chang. 1996. China‟s One Child Family Policy,
dalam British Medical Journal: London
Eka Octaviana. 2011. Peran UNICEF dalam Penanganan Pekerja Seks
komersial Anak di India. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.
Ebenstein, Abraham. 2010. “The „Missing Girls‟ of China and the Unintended
Consequences of the One Child Policy,” Journal of Human
Resources
Mark R. Austute. Conflict and Cooperation: An Introduction to World Politics.
Brown and Benchmark Publisher.Volume No. 1 A.(1999).
Claiton Publishing Divison (CPD). 2001. China the Country Study. Baton
Rouge. CPD’s Publications.

125

Guo Zhingang, Lin Jintang, & Song Juan. 2002. Birth Policy and Family
Structure in the Future. Chinnese Journal of Population
Science.China.
Hsiu-Iun Teng Phd. 2003. China. Beijing Press.
Maristella Bergaglio. Population Growth in China: The Basic Characteristic
of China. Demographic Transistor. Vol. 2
Sharon K. Hom. Female Infanticide in China. The Human Rights Specter and
Thought Towards. 1992.
Wang Feng. Can China Afford to Continue Its One-Child Policy?. East West
Center No. 77. March 2005.
Xiarong Li. License to Coerce: Violence against Women, State Responsibility
and Legal Failures in China‟s Family Programs. 1996.
New York Times, Dudley Poston & Peter Morrison, China: Bachelor Bomb,
September 14, 2005

A. WEBSITE
http://www.stats.gov.cn/was40/gjtjj_en_detail.jsp?channelid=1175&record=
[05/12/12].
http://www.fmprc.gov.cn/ce/celt/eng/zt/zfbps/t125241.htm [05/12/12].
http://gendercide.org/case_infanticide.html diakses [27/04/13]

126

http://www.theepochtimes.com/n2/china-news/one-child-policy-abortions-inchina-most-are-forced-21819-all.html [13/12/12].
http://www.unicef.org/media/media_35908.htm diakses [13/12/12].
http://www.allgirlsallowed.org/category/topics/one-child-policy-china
[10/12/12].
http://www.pewglobal.org/2008/07/22/the-chinese-celebrate-their-roaringeconomy-as-they-struggle-with-its-costs/ [06/12/12]
http://www.unicef.org/rightsresult/index.html [15/12/12]
http://www.unicef.org/cn/en/index.php/m=content&c=index&a=list&catid=35
[13/12/12].
http://unicef.cn/en/index.php?m=content&c=index&alists&catid=31
[27/04/13]
http://www.unicef.org/infobycountry/china_statistics.html [27/04/13].
http://www.cecc.gov/pages/annualRpt/annualRpt09/CECCannRpt2009.pdf
diakses [05/01/13]
http://erabaru.net/opini/65-opini/28077-program-satu-anak-china-400-jutajanin-terbunuh-1 [5/6/2013]
http://dinaviriya.com/masa-tiga-kerajaan-dalam-sejarah-china-san-guo/
[5/6/2013]
http://www.allgirlsallowed.org/gender-imbalance-china-statistics#_edn60
[18/06/2013]

127

http://www.unicef.cn/en/index.php?m=content&c=index&a=lists&catid=25
[18/06/2013]
http://populationpyramid.net/China/2010/ [20/07/2013]
http://populationpyramid.net/China/2015/ [20/07/2013]
http://www.unicef.cn/en/uploadfile/2012/0103/20120103044015827.pdf
[20/07/2013]
http://www.unicef.cn/en/index.php?m=content&c=index&a=lists&catid=33
[20/07/2013]
http://www.unicef.org/infobycountry/china_statistics.html#103 [25/07/2013]
http://www.sant.ox.ac.uk/asian/China elfareState .pdf [1/8/2013]
http://www.unicef.cn/en/index.php?m=content&c=index&a=lists&catid=118
[27/07/2013]
http://www.stats.gov.cn/english/statisticaldata/otherdata/men&women_en.pdf
[20/07/2013]
http://www.scribd.com/doc/91088314/Makalah-Kependudukan [27/07/2013]

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian
Cina merupakan negara dengan populasi terbesar di dunia. Pada tahun 2012,

total populasi di daratan Cina (termasuk 31 provinsi, daerah otonom, kota dan CPLA,
termasuk Hong Kong SAR, Macao SAR, Provinsi Taiwan, dan Cina perantauan)
adalah kurang lebih 1,48 milyar jiwa, meningkat 14,7 juta jiwa dibandingkan dengan
akhir tahun 2010. Kelahiran tahunan mencapai 16 juta jiwa, dibanding tingkat
kematian yang mencapai 9,6 juta jiwa (http://www.stats.gov.cn/was40/gjtjj_en_detail.
jsp?channelid=1175&record=33 diakses 01/12/12 pada 15.05 WIB).
Jika melihat sejarahnya, masalah penduduk merupakan pokok penting yang
menyentuh pada kelangsungan hidup dan perkembangan bangsa Cina, keberhasilan
atau kegagalan modernisasi Cina serta pembangunan yang terkoordinasi dan
berkelanjutan antara penduduk di satu sisi, dan ekonomi, masyarakat, sumber daya
dan lingkungan di sisi lain.
Dalam 15 tahun sejak berdirinya Republik Rakyat tahun 1964, penduduk Cina
meningkat antara 500-700 juta jiwa, dengan rata-rata peningkatan populasi sebanyak
100 juta populasi per 7,5 tahun. Antara 1964-1974 adalah periode dimana
pertumbuhan penduduk Cina dengan kecepatan yang tinggi, dengan jumlah penduduk
1

2

meningkat sebesar 700-900 juta jiwa. Pada tahun 1973, Cina mulai mempromosikan
kebijakan keluarga berencana di seluruh negeri. Penduduk Cina meningkat 900-1,2
milyar jiwa pada periode dari tahun 1973 sampai Februari 1995, dan waktu yang
dibutuhkan untuk meningkatkan populasi sebesar 100 juta lagi diperpanjang menjadi
sekitar

tujuh

tahun

(http://www.fmprc.gov.cn/ce/celt/eng/zt/zfbps/t125241.htm

diakses 01/12/12 pada 17.05 WIB).
Pada tahun 1979, untuk pertama kalinya pemerintah Cina mengumumkan untuk
memberlakukan kebijakan satu anak di Cina, sebab ledakan pertumbuhan penduduk
menyimpan bahaya bagi kestabilan sosial, politik, dan ekonomi. Semua pasangan di
Cina hanya menanggung satu anak saja (http://www.docshare.com/doc/136846/OneC
hild-Policy-in-China1 diakses 03/12/12 pada 19.40 WIB).
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk mengontrol populasi yang
notabene sebagai negara dengan populasi yang penduduknya terpadat didunia dan
pemerintah pun berusaha untuk meningkatkan

standar kehidupan dan stabilitas

ekonomi di masyarakat Cina. Pemerintah kemudian melakukan reformasi kebijakan
yang dinilai komprehensif dalam sektor ekonomi untuk menarik investasi asing dan
domestik. Dan pada akhirnya perekonomian Cina mulai bangkit kembali.
Pada awal dekade 1966-1976 saat revolusi kebudayaan, populasi penduduk
Cina meningkat tajam dibawah ide generasi pertama pemimpin ketua Mao tentang
“lebih banyak orang, semakin kuat kita” (Xi, 2006:5). Kebijakan satu anakan ini lalu
diperkenalkan pada tahun 1978 dan pada awalnya diterapkan untuk anak pertama

3

lahir dari tahun 1979. Kebijakan ini mengundang kontroversi baik di dalam maupun
di luar Cina karena cara di mana kebijakan tersebut dilaksanakan dan karena
kekhawatiran tentang konsekuensi sosial yang negatif.

Ketika Cina menjalankan

sensus pertamanya yaitu pada 1953, penduduk Cina berjumlah 582 juta jiwa,
sedangkan pada sensus kelima pada tahun 2000 meningkat dua kali lipat sebesar 1,2
milliar jiwa. Kebijakan ini mengakibatkan peningkatan aborsi paksa, pembunuhan
bayi perempuan. Hal ini disinyalir sebagai kemungkinan penyebab di balik
ketidaksetaraan gender di Cina dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
(http://www.pewglobal.org/2008/07/22/the-chinese-celebrate-their-roaringeconomy-a
s-they-struggle-with-its-costs/ diakses 04/12/12 pada 17.25 WIB).
Dalam hal ini pihak perempuan sangat dirugikan di Cina. Adapun salah satu
kekurangan yang ditemukan pada kebijakan satu anak yaitu adanya isu
ketidakseimbangan rasio jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan. Kebijakan ini
awalnya disebut sebagai "last resort" yang akan berlangsung 20-30 tahun untuk
meringankan kekurangan sumber daya penduduk Cina. Meskipun terjadi pelonggaran
penegakan aturan, dengan pengecualian yang bervariasi antar provinsi, kebijakan
terus dilakukan tegas mencegah kelahiran di Cina. Sampai hari ini, pemerintah Cina
memastikan bahwa Kebijakan Satu-Anak telah mencegah 400 juta kelahiran
(http://www.allgirlsallowed.org/category/topics/one-child-policy-china).

Hal

ini

secara tidak langsung membawa dampak negatif bagi tatanan sosial di Cina mengenai
peran wanita/perempuan dan anak yang hak nya di tekan oleh kebijakan tersebut.

4

Kekerasan yang terjadi terhadap keduanya pun sangat tinggi dan menimbulkan
keterasingan bagi korban.
Dengan adanya kebijakan ini, Cina menjadi salah satu negara yang menjadi
tempat praktek kekerasan kaum perempuan dan anak-anak di bawah umur, hal ini
terjadi sebagai dampak yang diakibatkan oleh pemerintah yang memberlakukan
kebijakan satu anak. Kekerasan yang terjadi sangat beragam mulai dari psikis yang
bersangkutan, seperti adanya keterasingan dalam lingkungan social serta kekerasan
fisik yaitu aborsi janin untuk mencegah kehamilan berikutnya. UNICEF sangat peduli
terhadap perlindungan anak dan perempuan dalam kasus yang terjadi di Cina. Hal ini
didasarkan atas konvensi yang mengatur tentang hak-hak anak dimana Cina menjadi
Negara anggota, Convention on the Rights of the Child (CRC) dan Convention on
Elimination of all forms of discriminations Against Women (CEDAW) merupakan
landasan kuat UNICEF untuk membantu mengatasi kekerasan terhadap anak dan
perempuan atas dampak dari kebijakan satu anak di Cina. All Girls Allowed sebuah
merupakan organisasi yang peduli dengan kelangsungan hidup anak dan perempuan
di Cina, mereka juga menekankan bahwa pentingnya perempuan dalam kehidupan
masyarakat yang harus dilindungi hak-haknya, termasuk memiliki keturunan.
Adapun lima landasan yang dapat dijadikan sebagai dasar perjuangan hak anak itu
sendiri, antara lain:
a. Anak – anak harus mendapatkan fasilitas yang dibutuhkan bagi
perkembangan normal, baik fasilitas materil maupun spiritual;

5

b. Anak – anak yang lapar harus diberi makanan, anak yang sakit harus
dirawat, anak yang mengalami keterbelakangan harus dibantu dan
dibimbing, anak yang nakal harus mendapatkan pemulihan, anak yatim dan
terlantar harus dilindungi dan mendapat bantuan;
c. Anak – anak harus menjadi penerima bantuan internasional ketika terjadi
situasi yang berbahaya;
d. Anak – anak harus ditempatkan dalam posisi untuk mendapatan nafkah
hidup dan harus dilindungi dalam semua bentuk eksploitasi;
e. Anak harus terus-menerus disadarkan bahwa bakat mereka pun harus
diarahan untuk melayani sesama (http://www.unicef.org/uk/pages.asp?page
=92/ diakses tanggal 13/12/12 pada 15.04 WIB).
Kerjasama UNICEF dengan Cina telah terjalin selama lebih dari 70 tahun, sejak
1947. Kerjasama ini dilanjutkan pada tahun 1979 seiring dengan keluarnya kebijakan
satu anak di Cina. Dalam hal ini, kerjasama UNICEF-Cina dalam beberapa aspek
menyangkut kesejahteraan, melihat banyaknya praktek-praktek aborsi illegal dan
terasingnya perempuan yang mengalami hal tersebut. Maka pada tahun 2004,
UNICEF mencanangkan kampanye “Women and Children First“, sebagai wujud
kepedulian terhadap permasalahan yang menyangkut kelangsungan hidup perempuan
dan populasi penduduk di Cina (http://www.unicef.cn/en/index.php?m=content&c=in
dex&a=lists&catid=25 diakses tanggal 17/12/12 pada 13.24 WIB).

6

Dari kasus diatas, didapati suatu interaksi dalam bentuk kerjasama dalam
penanganan masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak di Cina dalam konteks
kebijakan nasional yakni One Child Policy. Dengan demikian, peneliti merasa tertarik
untuk mengangkat judul :
“Peranan United Nations of Children’s Fund (UNICEF) melalui Kampanye
“Women and Children First” pada tahun 2004 dalam mengurangi dampak
Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak-Anak di Cina“ .
Peneliti mengambil rentang waktu penelitian dimulai sejak tahun 2004 sampai
2008. Rentang tahun ini dipilih karena dua momentum, yaitu pada tahun 2004
UNICEF memulai kampanye, dan pada tahun 2008 dimana Cina menjadi tuan rumah
pesta olahraga olimpiade. Tahun 2008 yang penulis ambil, merujuk dimana Cina
menampilkan diri sebagai negara yang maju secara ekonomi, dan penduduknya
makmur, dengan menjadi tuan rumah olimpiade. Pemilihan tahun 2008 ini dipilih
oleh peneliti, karena melihat kampanye itu terus berlangsung hingga sekarang dan
perlu adanya batasan waktu yang tidak terlalu jauh. Maka penulis memilih tahun
tersebut karena pada tahu 2008 Cina menjadi tuan rumah olimpiade, yang
mengharuskan Cina menampilkan diri sebagai negara yang maju dengan ekonomi
dan pembangunan manusianya.
Ketertarikan peneliti terhadap penelitian ini didukung oleh beberapa mata
kuliah Ilmu Hubungan Internasional yaitu antara lain :

7

1. Pengantar Hubungan Internasional, merupakan peletak dasar bagi penelitian
yang akan dilakukan, terkait hubungan para aktor yang melewati batas –
batas negara.
2. Organisasi dan Administrasi Internasional, merupakan fokus kajian peneliti
terhadap permasalahan yang akan diteliti menyangkut keterlibatan salah satu
UNICEF sebagai wujud implementasi dari fungsi dan peran organisasi
internasional.
3. Isu – isu Global, karena masalah yang dikaji merupakan salah satu isu Global
yaitu kesetaraan gender dan perlindungan terhadap perempuan dan anak yang
mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat Internasional.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, untuk memudahkan penulis

dalam melakukan pembahasan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana Peranan United Nations of Children’s Fund (UNICEF) melalui
Women and Children First dalam mengatasi Kekerasan terhadap
Perempuan dan Anak-Anak di Cina”.

Rumusan masalah minor:
1. Apa saja kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak yang
ditimbulkan akibat dampak dari kebijakan satu anak di Cina?

8

2. Upaya apa saja yang dilakukan oleh UNICEF melalui kampaye Women and
Children First?
3. Kendala apa saja yang dihadapi UNICEF dalam mengimplementasikan
kampanye Women and Children First?
4. Apa saja keberhasilan yang dicapai melalui kampanye Women and Children
First?

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui peranan UNICEF sebagai InterGovernmental Organization (IGO) yang sangat peduli dengan kesehatan dan
perlindungan terhadap bayi, anak, serta perempuan sebagai konsentrasi tugas dan
fungsinya dalam dunia internasional.

1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti membahas kasus dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Apa saja kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak yang
ditimbulkan akibat dampak dari kebijakan satu anak di Cina?
2. Upaya apa saja yang dilakukan oleh UNICEF melalui kampaye Women and
Children First?
3. Kendala apa saja yang dihadapi UNICEF dalam mengimplementasikan
kampanye Women and Children First?
4. Apa saja keberhasilan yang dicapai melalui kampanye Women and Children
First?

9

1.4

Kegunaan Penelitian
Berdasarkan pada tujuan penelitian, maka kegunaan penelitian ini dibagi

menjadi dua :
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperkaya pengetahuan
mengenai keterlibatan suatu Organisasi Internasional, dalam mengatasi suatu
permasalahan. Dalam hal ini bagaimana UNICEF melakukan peran dan fungsinya
sebagai organisasi internasional berdasarkan teori-teori yang terkait hal tersebut.

1.4.2 Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan tambahan
infromasi dan studi empiris bagi para penstudi Ilmu Hubungan Internasional yang
menaruh minat terhadap peranan suatu organisasi internasional untuk meindungi hakhak perempuan dan anak untuk memperoleh hak hidup seiring diberlakukannya
kebijakan satu anak di Cina.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1

Tinjauan Pustaka
Beberapa penelitian sebelumnya yang pernah membahas kebijakan satu

anak di Cina tidak meniliti peran UNICEF di dalamnya. Namun sebagai
perbandingan dan analisa, penulis jadikan sebagai acuan dalam tinjaun pustaka
ini. Berikut adalah beberapa yang penulis baca.
Qu Jian Ding dalam British Medical Journal menulis tentang Family Size,
Fertility Preferences, and Sex Ratio in China in The Era of The One Child Family
Policy. Ding menguji dampak dari kebijakan satu anak di Cina pada tingkat
kesuburan, ukuran keluarga disukai, dan rasio jenis kelamin. Ding menjelaskan
bahwa selama kebijakan satu anak, rasio sex (jenis kelamin) berbanding tidak
setara antara laki-laki dan perempuan, dimana angka kelahiran bayi laki-laki lebih
tinggi dari bayi perempuan. Juga terhadap ukuran keluarga yang disukai, dimana
responden yang dia teliti sebanyak 57% menginginkan mempunyai anak lebih
dari satu. Kesimpulan dari penelitian Ding menjelaskan bahwa tingkat kelahiran
total dan ukuran keluarga disukai telah menurun, dan ketidakseimbangan kotor
dalam rasio jenis kelamin telah muncul (Ding, 2006, dalam British Medical
Journal).

10

11

Penny Kane, dan Ching Y Choi, dalam jurnal yang sama dengan tahun yang
berbeda, 1996, menulis dengan judul China’s One Child Family Policy. Kane dan
Choi menulis bahwa implementasi kebijakan satu anak lebih berhasil di daerah
perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan, di mana banyak dampak buruk
yang bersifat ekonomi, politik, dan sosial. Kritik utama terhadap kebijakan
tersebut adalah diskriminasi jenis kelamin tertentu. Kane dan Choi menyebut
bahwa Cina memiliki salah satu tingkat tertinggi di dunia bunuh diri perempuan
(Kane dan Choe, 1996: 992–994. Dalam British Medical Journal).
Wang Feng dalam East-West Center Journal menyebutkan hampir duapertiga dari semua pasangan Cina (900 juta orang, atau hampir 3x penduduk AS)
berada di bawah skema kebijakan satu anak. Dana pemerintah untuk kebijakan
satu anak meningkat 3,6 kali lipat dari 1,34 miliar yuan pada 1990 menjadi 4,8
miliar yuan pada tahun 1998. Dalam pandangannya, Wang Feng lebih
menekankan bahwa pemberlakuan kebijakan satu anak ini bertujuan menekan
populasi untuk meminimalisir kebutuhan hidup di Cina yang mana mempunyai
tingkat populasi penduduk terbesar di dunia. Selain juga yang uatamanya untuk
menstabilkan pembangunan ekonomi di Cina. Terhadap kekerasan yang
ditimbulkan akibat kebijakan tersebut, Wang Feng tidak membahasnya.
Dalam Buku berjudul ―Gendercide and Genocide‖ oleh Adam Jones
menyatakan bahwa prinsip kesetaraan antara laki-laki dan perempuan harus lebih
banyak dipromosikan melalui media massa untuk mengubah sikap preferensi

12

anak laki-laki dan meningkatkan kesadaran masyarakat umum tentang masalah
ini, prinsip juga harus tercermin dalam kebijakan sosial dan ekonomi khusus
untuk melindungi hak-hak dasar perempuan dan anak-anak, terutama anak
perempuan. Peraturan pemerintah melarang penggunaan teknik identifikasi jenis
kelamin sebelum melahirkan untuk tujuan nonmedis harus ketat, dan pelanggar
harus dihukum sesuai. Undang-undang yang menghukum orang yang melakukan
pembunuhan bayi, penelantaran, dan pengabaian anak-anak perempuan, dan
hukum dan peraturan tentang perlindungan perempuan dan anak, harus benarbenar ditegakkan. Kampanye untuk melindungi perempuan dan anak dari yang
diculik atau dijual ke dalam perbudakan harus efektif diperkuat secara. Program
keluarga berencana harus fokus pada pendidikan yang efektif umum, konseling
yang baik dan pelayanan, dan partisipasi sepenuhnya sukarela masyarakat dan
individu untuk meningkatkan prevalensi kontrasepsi, mengurangi kehamilan yang
tidak direncanakan, dan meminimalkan kebutuhan untuk aborsi (Jones, 2000:
298).
Jones menegaskan bahwa prinsip kesetaraan pria dan wanita harus di
promosikan secara lebih luas melalui media untuk meminimalisir tindakan
diskriminasi hak asasi manusia serta meningkatkan kesadaran masyarakat umum
mengenai permasalahan ini. Jones juga menghimbau masyarakat untuk
melakukan kampanye anti kekerasan untuk melindungi hak-hak anak dan
perempuan di Cina. Apabila Family Planning Program dapat dijalankan dengan

13

baik dan fokus terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi di publik, maka
dapat mengurangi kehamilan pranikah pada perempuan.
Dari tinjaun penelitian secara akademis sebelumnya, peneliti melihat ada
kekosongan penelitian menyangkut peran UNICEF dalam mengurangi masalah
dampak kekerasan atas kebijakan satu anak di Cina. Laporan UNICEF hanya
membahas aturan dan langkah yang terlalu general dalam perlindungan anak dan
perempuan tanpa menyinggung langkah kampanye di Cina. Wan Feng dalam
bukunya membahas aspek ekonomi dari kebijakan satu anak. Sedangkan Jones
membahas namun hanya sedikit soal kesetaraan kaum perempuan dapat
ditingkatkan melalui kampanye secara efektif di media agar perlakuan
diskriminatif bisa dihilangkan.

2.2

Kerangka Pemikiran

2.2.1 Hubungan Internasional
Hubungan Internasional merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sedang
berkembang sesuai dengan perkembangan waktu. Telah kita ketahui bahwa
Hubungan internasional merupakan bentuk interaksi antara aktor yang satu
dengan aktor lainnya melewati batas-batas negara itu sendiri (Griffiths dkk, 2003:
95). Hubungan Internasional dilaksanakan melalui banyak jalur di samping jalur
pemerintah. Sebagai aktor dalam politik global negara juga tidak selalu bertindak
sebagai aktor yang unitary dan kelompok-kelompok yang ada di dalamnya tidak

14

selalu bertindak secara koheren. Selain negara pun ada banyak aktor lain seperti
perusahaan multinasional, Organisasi internasional (Jemadu, 2008: 46).
Hubungan internasional yang pada dasarnya merupakan studi mengenai
interaksi lintas batas negara oleh state actor maupun non-state actor memiliki
berbagai macam pengertian. Dalam buku ―Pengantar Ilmu Hubungan
Internasional‖ Anak Agung Banyu Perwita & Yanyan Mochamad Yani.
menyatakan bahwa:
"Studi tentang Hubungan Internasional banyak diartikan sebagai suatu studi
tentang interaksi antar aktor yang melewati batas-batas negara. Terjadinya
Hubungan Internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya
saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia
dalam masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak
memungkinkan adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar―
(Perwita & Yani. 2005: 3-4).

Hubungan yang biasanya dilakukan masyarakat ini biasanya dilakukan
dalam pasar internasional yang dapat mempengaruhi kebijakan pemerintahannya
dan kekayaan serta kesejahteraan warga negaranya. Guna memahami seberapa
pentingnya ilmu Hubungan Internasional, diperlukan adanya pemahaman
mengenai apa yang pada dasarnya terjadi dalam negara, permasalahan maupun
karakteristik dari suatu Negara, apa dampaknya, seberapa penting dan bagaimana
kita harus memahami isu keterllibatan Organisasi Internasional (Robert &
Sorensen, 2005: 5).

15

Pada dasarnya, ilmu Hubungan Internasional lebih mencakup kepada segala
macam hubungan-hubungan antar bangsa di dalam lingkungan masyarakat dunia,
dengan adanya kekuatan-kekuatan di dalam proses mempertahankan pola hidup,
pola bertindak dan pola berpikir manusia, bagi suatu unit politik internasional.
Studi ini merupakan bagian dari ilmu yang lebih luas yaitu ilmu politik, dan
menitik beratkan kepada pentingnya studi fenomena-fenomena politik pada
peringkat global, serta kepada masalah-masalah perlindungan hak asasi manusia
dalam hal ini perempuan dan anak yang terkena dampak dari kebijakan satu anak
Cina, dan berbagai isu kemanusiaan lainnya seperti halnya hubungan interaksi
antara UNICEF sebagai Organisasi internasional dengan. Keterlibatan UNICEF
bertujuan untuk melakukan pengawasan dan pemantauan baik langsung dan tidak
langsung terkait kekerasan yang terjadi di Cina yang diakibatkan oleh kebijakan
satu anak dan memberikan solusi untuk mencegah praktek-praktek aborsi illegal
(http://www.unicef.cn/en/index.php?m=content&c=index&a=lists&catid=118 di
akses tanggal 13/01/12 pada 15.04 WIB).

2.2.2 Kerjasama Internasional
Kerjasama internasional merupakan suatu perwujudan kondisi masyarakat
yang saling tergantung satu dengan yang lain. Dalam melakukan kerjasama ini
dibutuhkan suatu wadah yang dapat memperlancar kegiatan kerjasama tersebut.
tujuan dari kerjasama ini ditentukan oleh persamaan kepentingan dari masing-

16

masing pihak yang terlibat. Kerjasama internasional dapat terbentuk karena
kehidupan internasional meliputi bidang, seperti ideologi, politik, ekonomi,
sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan dan keamanan (Perwita dan
Yani, 2005: 34).
Dalam usaha sebuah negara untuk menyelesaikan suatu masalah yang
bersifat regional maupun internasional bisa diselesaikan bersama dengan
kerjasama, dalam kerjasama ini terdapat kepentingan-kepentingan nasional yang
bertemu dan tidak bisa dipenuhi di negaranya sendiri. Kerjasama menurut Holsti :
― Kerjasama yaitu proses-proses dimana sejumlah pemerintah saling
mendekati dengan penyelesaian yang diusulkan, merundingkan atau
membahas masalah, mengemukakan bukti teknis untuk menyetujui satu
penyelesaian atau lainnya, dan mengakhiri perundingan dengan perjanjian
atau perundingan tertentu yang memuaskan kedua belah pihak‖ (2002: 98).
Menurut Muhadi Sugiono ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dalam kerjasama internasional;
- ―Pertama, negara bukan lagi sebagai aktor eksklusif dalam politik
internasional melainkan hanya bagian dari jaringan interaksi politik, militer,
ekonomi dan kultural bersama-sama dengan aktor-aktor ekonomi dan
masyarakat sipil.
- Kedua, kerjasama internasional tidak lagi semata-mata ditentukan oleh
kepentingan masing-masing negara yang terlibat di dalamnya, melainkan
juga oleh institusi internasional, karena institusi internasional seringkali
bukan hanya bisa mengelola berbagai kepentingan yang berbeda dari negara
– negara anggotanya , tetapi juga memiliki dan bisa memaksakan
kepentingannya sendiri ( ugiono, 2006: 6)‖.
Dalam suatu kerjasama internasional bertemu berbagai macam kepentingan
nasional dari berbagai negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi di dalam

17

negerinya sendiri. Kerjasama internasional adalah sisi lain dari konflik
internasional yang juga merupakan salah satu aspek dalam hubungan
internasional. Isu utama dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada
sejauh mana keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama tersebut
dapat mendukung konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan
kompetitif. Kerjasama internasional terbentuk karena kehidupan internasional
meliputi berbagai bidang seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan (Perwita dan Yani, 2005: 33-34).
Pada perkembangannya, kerjasama internasional kini tidak hanya dilakukan
oleh negara dengan negara saja, tetapi aktor lain seperti organisasi internasional,
individu

dan

organisasi

non-pemerintah

dapat

melakukan

kerjasama

internasional, dan aktor-aktor tersebut mempunyai kepentingan dan tujuan sendiri
dalam melaksanakan kerjasama internasional. Seperti UNICEF bekerjasama
dengan salah satu organisasi lokal All Girls Allowed yang juga sangat giat
menyerukan kesetaraan gender di Cina. Mereka berkerja sama untuk
meminimalisir eerasan yang terjadi di Cina akibat kebijakan satu anak dan
member penyuluhan terkait pendidikan dan pemahaman mengenai perlindungan
sendiri (self defense) jika sewaktu-waktu terjadi kekerasan yang menimpa
mereka.

18

2.2.3 Organisasi Internasional
Organisasi-organisasi internasional tumbuh karena adanya kebutuhan dan
kepentingan mesyarakat antar-bangsa untuk adanya wadah serta alat untuk
melaksanakan kerja sama internasional. Sarana untuk mengkoordinasikan
kerjasama antar-negara dan antar-bangsa kearah pencapaian tujuan yang sama
dan yang perlu diusahakan secara bersama-sama. Salah satu kajian utama dalam
studi hubungan internasional adalah organisasi internasional yang juga
merupakan salah satu aktor dalam hubungan internasional (Perwita & Yani, 2005:
91).
Teuku May Rudi mendefinisikan organisasi internasional dalam buku nya
“Organisasi dan Administrasi Internasional” sebagai berikut:
―Pola kerjasama yang melintasi batas-batas negara, dengan didasari struktur
organisasi yang jelas serta diharapkan atau diproyeksikan untuk berlangsung
serta melaksanakan fungsinya secara berkesinambungan dan melembaga
guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang diperlukan serta
disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah, maupun
antara sesama kelompok non-pemerintah pada negara yang berbeda‖(Rudy,
2005:3).
Berdasarkan definisi diatas, maka Organisasi Internasional kurang lebih
harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Kerjasama yang ruang lingkupnya melingkupi batas-batas negara.
2. Mencapai tujuan-tujuan yang disepakati bersama.
3. Mencakup hubungan antar pemerintah maupun non pemerintah.
4. Struktur organisasi yang jelas dan lengkap.

19

5. Melaksanakan fungsi secara berkesinambungan (Rudy, 2005: 3).
Sedangkan menurut Michael Hass dalam Buku Perwita dan Yani
“Pengantar Hubungan Internasional”, Pengertian organisasi internasional
memiliki dua pengertian yaitu:
―Pertama, organisasi internasional sebagai suatu lembaga atau struktur yang
mempunyai serangkaian aturan, anggota, jadwal, tempat dan waktu pertemuan.
Kedua, organisasi internasional merupakan pengaturan bagian-bagian menjadi
satu kesatuan yang utuh dimana tidak ada aspek non lembaga dalam istilah
organisasi internasional ini‖ (Perwita dan Yani, 2005:93).
Menurut Clive Archer dalam bukunya International Organizations,
organisasi internasional berasal dari dua kata organisasi dan internasional yang
berarti aktivitas-aktivitas antara individu-individu dan kelompok-kelompok di
negara lain serta juga termasuk hubungan intergovernmental yang disebut dengan
hubungan transnational (Perwita dan Yani, 2005: 92).
Dari definisi diatas, sangat jelas bahwa UNICEF merupakan suatu
organisasi internasional yang mempunyai tujuan dan fungsi khusus yakni
pengawasan hak-hak anak dan perempuan serta perlindungan dan pembangunan
karakter seorang anak yang memiliki kondisi sosial tidak layak.

2.2.3.1 Fungsi dan Bentuk Organisasi Internasional
Columbis dan Wolfe mengemukakan klasifika

Dokumen yang terkait

Peran United Nations Children’s Fund (UNICEF) dalam menangani kasus pernikahan anak di India periode Tahun 2010-2012

18 78 116

Peranan united nations of children's fund (UNICEF) melalui kampanye women and children first pada Tahun 2004 dalam mengurangi dampak kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak di Cina

2 21 144

Peranan United Nation Children's Fund (UNICEF) Dalam Penanganan Pekerja Seks Komersial Anak Di India

5 83 96

PERANAN UNITED NATIONS CHILDREN'S FUND (UNICEF) DALAM MENANGANI CHILD TRAFFICKING DI ACEH PASCA TSUNAMI

0 9 1

Peranan united nation children's fund (UNICEF) dalam menangani child soldier di Sierra Leone Bandung.

2 10 47

Peranan United Nation Children's Fund (UNICEF) Dalam Penanganan Pekerja Seks Komersial Anak Di India

1 5 96

PERAN UNICEF (UNITED NATIONS INTERNATIONAL CHILDREN’S EMERGENCY FUND) DALAM MELINDUNGI ANAK-ANAK TERHADAP KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH KELOMPOK SEPARATIS ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA).

0 6 9

SKRIPSI PERAN UNICEF (UNITED NATIONS INTERNATIONAL CHILDREN’S EMERGENCY FUND) DALAM MELINDUNGI ANAK-ANAK TERHADAP KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH KELOMPOK SEPARATIS ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA).

2 5 14

PENDAHULUAN PERAN UNICEF (UNITED NATIONS INTERNATIONAL CHILDREN’S EMERGENCY FUND) DALAM MELINDUNGI ANAK-ANAK TERHADAP KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH KELOMPOK SEPARATIS ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA).

0 13 22

PENUTUP PERAN UNICEF (UNITED NATIONS INTERNATIONAL CHILDREN’S EMERGENCY FUND) DALAM MELINDUNGI ANAK-ANAK TERHADAP KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH KELOMPOK SEPARATIS ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA).

0 3 8