5
kebenaran varietas yang dicirikan oleh kesesuaian keragaan tanaman dengan deskripsi. Mutu fi sik dicirikan oleh antara lain keseragaman
bentuk, ukuran, penampilan dan kadar air untuk benih bentuk biji. Mutu fi siologis dicirikan oleh daya berkecambah, sedang status
kesehatan benih dicirikan oleh ada tidaknya infeksi penyakit yang terbawa benih.
Berdasarkan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010, dinyatakan bahwa produsen benih maupun pengedar benih secara
bersamaan atau sendiri-sendiri wajib bertanggung jawab atas kesesuaian mutu benih yang diedarkan dengan persyaratan yang
ditetapkan. Oleh karena itu benih yang diedarkan harus memenuhi standar mutu atau persyaratan teknis minimal yang ditetapkan
Pemerintah.
Agar jaminan mutu benih tersebut dapat sampai kepada para pengguna benih, maka perlu adanya pengawasan peredaran benih. Untuk itu perlu
ditetapkan pedoman teknis pengawasan peredaran benih sebagai salah satu acuan Pengawas Benih Tanaman PBT dalam melaksanakan
tugas.
2. Maksud
Pedoman Teknis Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura dimaksudkan sebagai acuan Pengawas Benih Tanaman dalam
melaksanakan tugas pengawasan peredaran benih.
3. Tujuan
Tujuan dari penerapan Pedoman Teknis Pengawasan Peredaran Benih Hortikultura untuk:
a. Melindungi konsumen atau pengguna benih memperoleh benih sesuai dengan mutu yang dikehendaki;
b. Menciptakan iklim yang sehat dan kondusif dalam usaha peredaran benih.
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pengawasan peredaran benih ini meliputi objek pengawasan, pelaksanaan pengawasan dan tatacara pengawasan.
6
5. Pengertian
Dalam Pedoman ini, yang dimaksud dengan: a. Benih hortikultura adalah tanaman hortikultura atau bagian
darinya yang digunakan untuk memperbanyak danatau mengembangbiakkan tanaman.
b. Benih bermutu adalah benih yang sudah terdaftar untuk peredaran yang diperbanyak melalui sistem sertifi kasi benih, dan mempunyai
mutu genetik, mutu fi siologis, mutu fi sik serta status kesehatan yang sesuai dengan standar mutu atau persyaratan teknis minimal.
c. Produksi benih adalah serangkaian kegiatan untuk menghasilkan benih bermutu.
d. Produsen benih adalah perseorangan, badan usaha maupun badan hukum yang melaksanakan usaha di bidang produksi benih.
e. Pengedar benih adalah setiap orang, badan hukum atau instansi pemerintah yang tidak melakukan produksi benih tetapi
melaksanakan serangkaian kegiatan dalam rangka menyalurkan benih kepada masyarakat danatau untuk pengeluaran benih.
f. Pengawasan adalah kegiatan pemeriksaan yang dilakukan secara
berkala danatau sewaktu-waktu diperlukan terhadap dokumen danatau benih yang beredar untuk mengetahui kesesuaian mutu
dan data lainnya dengan label serta standar mutu atau persyaratan teknis minimal yang ditetapkan.
g. Tanda daftar pengedar benih adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang untuk penyelenggaraan
usaha perbenihan. h. Monitoring peredaran benih adalah suatu kegiatan untuk
mengetahui jumlah benih yang tersedia dan tersalur pada periode tertentu baik ditingkat produsen maupun pengedar benih.
i. Pengecekan mutu benih adalah kegiatan untuk mengidentifi kasi
mutu kelompok benih. j. Pelabelan ulang adalah kegiatan pemberianpenggantian label
terhadap benih yang habis masa edarnya atau yang berasal dari luar negeri dan akan diedarkan ke wilayah Indonesia serta memenuhi
persyaratan teknis minimal atas dasar hasil uji laboratorium atau pemeriksaan di gudang.
7
II. OBYEK PENGAWASAN