B. Landasan
Dalam merencanakan dan mengembangkan kurikulum diperlukan landasan agar kurikulum memiliki landasan berpijak yang kuat. Beberapa landasan yang diperlukan
dalam pengembangan kurikulum adalah:
1. Landasan Filosofis
Menurut asas filosofis bahwa dalam pengembangan kurikulum hendaknya berdasar pada filsafatfalsafah bangsa yang dianut. Filsafatfalsafat tersebut termasuk falsafah
pendididikan yang membimbing kearah tujuan pendidikan. Menurut Nasution 1989, ada empat macam aliran utama dalam filsafat yaitu idealisme, realisme,
pragmatisme, dan eksistensialisme. Menurut aliran idealisme, tujuan hidup ini adalah mencari kebenaran metafisik spiritual melalui inquiri yang cermat dengan
cara mempelajari berbagai macam buku dari penulis-penulis ulung yang telah menemukan kebenarannya. Menurut aliran realisme, tujuan hidup adalah untuk
memperbaiki dan meningkatkan pemahaman manusia tentang jagad raya melalui penelitian ilmiah karena kebenaran hanya ditemukan melalui percobaan-percobaan
untuk menemukan hukum-hukum alam. Aliran pragmatisme mengatakan bahwa tujuan hidup adalah untuk mencari kebenaran sosial yang menguntungkan bagi umat
manusia dengan lingkungannya dengan menerapkan prinsip falsafah sosial yang humanistik melalui trial and error. Kebenaran dipandang sesuatu yang
memperbaiki hidup umat manusia, kebenarannya menaruh perhatian terhadap masalah-masalah sosial yang kritis yang mengancam kesejahteraan manusia.
Sedangkan menurut aliran eksistensialisme, tujuan hidup adalah untuk menyempurnakan diri sesuai norma yang dipilih sendiri secara bebas untuk dapat
merealisasikan diri. Menurut aliran pragmatisme, tujuan hidup adalah untuk mencari kebenaran sosial yang menguntungkan bagi umat manusia dengan lingkungannya
dengan menerapkan prinsip falsafah sosial yang humanistik melalui trial and error.
Kebenaran dipandang sebagai sesuatu yang memperbaiki hidup manusia. Oleh karena itu, perlu diperhatikan terhadap masalah-masalah sosial ekonomi kritis yang
mengancam kesejahteraan manusia. Kondisi sosial ekonomi yang rendah termasuk kemiskinan ekonomi rendah terus menjadi masalah fenomenal sepanjang sejarah
Indonesia sebagai nation state yang telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas karena mereka dituntut untuk membantu
orang tua mereka mencari nafkah. Kemiskinan juga menyebabkan masyarakat rela mengorbankan apa saja demi keselamatan hidupsafety life James, C. Scott, 1981.
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dirancang dan dikembangkan model kurikulum yang mampu memperbaiki kualitas hidup manusia dengan kondisi sosial
ekonomi rendah.
2. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena proses belajar banyak menyentuh disiplin psikologi. Hal tersebut dapat dilihat bahwa karakteristik
psikofisik seseorang sebagai individu nampak dalam berbagai bentuk prilaku dalam interaksinya dengan lingkungan. Pentingnya landasan psikologis dalam
pengembangan kurikulum dinyatakan oleh Hilgard 1964, bahwa kaum psikolog banyak mengetahui tentang proses belajar dan para pendidik mengetahui problema
11 Model Kurikulum PLK Dikdas SMPMTs dengan Sosek Rendah , 2007
2
Pada model kurikulum ini dikembangkan kemampuan-kemampuan peserta didik yang mengarah kepada keterampilan vokasional tanpa mengesampingkan
keterampilan akademik. Pengembangan kurikulum ini juga harus memperhatikan kebutuhan peserta didik dari sosial ekonomi rendah yang biasanya mempunyai
masalah dalam berinteraksi dengan lingkungannnya.
3. Landasan Sosial Budaya
Di samping kedua landasan di atas, dalam pengembangan kurikulum diperlukan landasan sosial budaya yang mantap. Landasan sosial budaya yang perlu
diperhatikan dalam pengembangan model kurikulum pendidikan layanan khusus SMPMTs bagi peserta didik dengan sosial ekonomi rendah antara lain:
1. Masyarakat sebagai struktur yang membentuk interaksi sosial. 2. Interaksi sosial akan membentuk berbagai bentuk perilaku.
3. Bentuk perilaku sangat ditentukan oleh sistem nilai yang dimiliki masyarakat. 4. Sistem nilai masyarakat memiliki keunikan pada setiap masyarakat, tergantung
pada lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya, misalnya masyarakat pantai memiliki karakteristik nilai yang berbeda dengan
masyarakat petani.
5. Sistem nilai juga sangat ditentukan oleh status sosial ekonomi masyarakat. 6. Ada perbedaan sistem nilai pada masyarakat yang berstatus sosial ekonomi tinggi
dan berstatus sosial ekonomi rendah. 7. Pada kelompok masyarakat yang berstatus sosial ekonomi rendah memiliki
tingkat pendidikan, pendapatan, dan daya beli yang rendah sehingga pendidikan dirasa mahal secara ekonomi.
4. Landasan Yuridis