AIR LIUR 38744505 Makalah biologi

Makalah biologi Air Liur Disusun Oleh : Vinsensius Viktor Limas XI IPA 7 40 SMA XAVERIUS 1 PALEMBANG 20082009

A. AIR LIUR

Air liur, air ludah, atau saliva adalah cairan bening yang dihasilkan dalam mulut manusia dan beberapa jenis hewan. Pada hewan , air liur dihasilkan dan disekresikan dari kelenjar ludah . Adapun kandungannya adalah:  Elektrolit : 2-21 mmolL natrium , 10-36 mmolL kalium , 1,2-2,8 mmolL kalsium , 0,08- 0,5 mmolL magnesium , 5-40 mmolL klorida, 2-13 mmolL bikarbonat, 1,4-39 mmolL fosfat  Mukosa , yang terutama mengandung mukopolisakarida dan glikoprotein;  Senyawaan antibakteri tiosianat, hidrogen peroksida, dan immunoglobulin A  Beberapa macam enzim , di antaranya alfa-amilase EC3.2.1.1, lisozim EC3.2.1.17, dan lingual lipase EC3.1.1.3. Amilase dan lipase berturut-turut memulai pencernaan pati dan lemak sebelum makanan ditelan. Enzim-enzim tersebut bekerja optimal pada pH 7,4. Lingual lipase memiliki pH optimum ~4,0, sehingga tak akan aktif jika belum memasuki lingkungan asam. Lisozim berperan dalam lisis bakteri . Air liur manusia juga mengandung fosfatase asam ludah A+B EC3.1.3.2, N-asetilmuramil-L-alanin amidase EC3.5.1.28, NADPH dehidrogenase-quinone EC1.6.99.2, laktoperoksidase ludah EC1.11.1.7, superoksida dismutase EC1.15.1.1, glutation transferase EC2.5.1.18, dehidrogenase aldehid kelas 3 EC1.2.1.3, glukosa-6-fosfat isomerase EC5.3.1.9, dan kallikrein jaringan EC3.4.21.35. Adanya produk-produk ini kadang mengakibatkan air liur berbau tidak sedap. Manusia mengeluarkan sekitar 700 ml air liur setiap harinya. Air Liur, Penangkal Alami Tubuh Berbagai jenis pengobatan berkembang untuk mengatasi penyakit. Tak hanya itu, upaya pencegahan pun semakin banyak dilakoni. Tanpa banyak yang menyadari, setiap orang mempunyai kekuatan mengatasi segala penyakit. Suatu penelitian mengungkapkan bahwa di dalam mulut tidak ada bakteri jahat. Hal itu disebabkan oleh kekuatan dari air ludah. Suatu kekuatan sebagai daya tangkal. Artinya, sebelum virus atau bakteri masuk ke tubuh manusia, sudah ditangkal. Kalau kita kalah, maka menyebabkan jatuh sakit Daya tangkal pertama adalah air mata. Seandainya virus dan bakteri masuk, lalu hanya dengan berkedip, maka bakteri atau virus akan hilang. Selain itu, cairan di vagina juga berfungsi sebagai daya tangkal. Tujuannya sama, yakni agar bakteri dan virus tidak bisa masuk ke dalam organ wanita tersebut. Tidak hanya sampai di situ, daya tangkal terbesar justru berasal dari air liur manusia. Mengapa demikian? Karena penyakit manusia 90 persen terjadi melalui mulut. Hanya 1–2 persen masuk melalui bagian tubuh yang lain. Bagaimana bila manusia tidak punya ludah? Hanya dalam 2 minggu sampai 1 bulan tanpa adanya air liur, akan membuat manusia meninggal. Saat baru dilahirkan, bayi belum mengeluarkan air liur hingga berusia 1 bulan. Selanjutnya setelah satu bulan, bayi akan mengeluarkan air liur. Ada bayi yang dapat mengendalikan air liur, tapi sebagian lain tidak bisa sehingga menjadi seperti ileran. Dia mengatakan, bayi yang suka ileran umumnya punya daya tahan tubuh lebih kuat. Sebagai contoh, bayi sering kali mengambil benda yang kotor dari tanah lalu dimasukkan ke mulutnya. Herannya bayi tidak sakit. Hal ini dikarenakan dia punya pelindung alamiah dari air liur yang sudah keluar. Contoh lain yang mungkin sudah menjadi kebiasaan sejak zaman dahulu, yaitu ketika ada bagian jari-jari kita yang terluka potong, maka secara naluriah akan mengisap luka tadi ke mulut. Begitu pula dengan hewan, seperti kucing, monyet, dan anjing juga membasuh luka dengan air liur. Di sinilah air ludah bekerja. Air ludah sebagai pelindung alamiah mempunyai dua fungsi. Pertama, berfungsi melindungi seluruh penyakit gigi dan mulut. Kedua, yang juga merupakan fungsi terbesar adalah melindungi seluruh tubuh manusia dari penyakit. Bayi memperoleh sistem antibakteri secara otomatis ketika berusia 1 bulan dari air liurnya. Berdasarkan sebuah penelitian yang pernah dilakukan di Jepang pada 2001, 40 sampai 50 protein telah terdeteksi terdapat pada air ludah. Tiap protein punya fungsi yang berbeda-beda. Satu protein untuk menangkal debu, untuk sinar, dan untuk menangkal bahan kimia. Selanjutnya, dari 50 protein ini di dalamnya ada 3 protein yang khusus untuk mikroorganisme. Pertama bernama laktoperoksidase. Dia mempunyai kemampuan untuk membunuh atau mencegah pertumbuhan bakteri. Kemudian yang kedua adalah lisosin. Berasal dari kata lis yang berarti ‘melumerkan’. Dia selalu menyerang bakteri dinding selnya. Jadi kalau ada bakteri yang ketemu dengan lisosin, maka dinding sel bakteri akan melumer. Kalau bakteri dan jamu ingin bertumbuh, maka memerlukan besi. Adapun kandungan laktoferin yang berasal dari kata fero yang berarti ‘besi’. Unsur ini dapat mengikat besi tadi dan mencegah bakteri patogen mendapatkan cukup air untuk bertumbuh. Itulah kunci daya tangkal manusia. Adanya di air mata, air liur, dan juga cairan di vagina. ZAT PADA AIR LIUR MANUSIA DAPAT PERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA Para peneliti Belanda telah mengidentifikasi satu zat di dalam air ludah manusia yang mempercepat penyembuhan luka, demikian laporan mereka yang disiarkan Rabu di The Journal of Federation of American Societies for Experimental Biology FASEB. Tim peneliti tersebut mendapati bahwa “histatin”, protein kecil di dalam air ludah yang sebelumnya hanya dipercaya membunuh bakteri bertanggung-jawab atas penyembuhan luka. Penelitian itu mungkin menawarkan harapan kepada orang yang menderita luka kronis yang berhubungan dengan diabetes dan gangguan lain, serta luka traumatis dan luka bakar. Selain itu, karena zat tersebut dapat diproduksi secara massal, zat tersebut memiliki potensi untuk menjadi sama umumnya dengan krim antibiotik dan alkohol gosok. “Kami berharap temuan kami pada akhirnya bermanfaat buat orang yang menderita luka yang tak kunjung sembuh, seperti borok di kaki dan luka akibat diabetes, serta bagi perawatan luka mengakibatkan trauma seperti luka bakar,” kata Menno Oudhoff, penulis pertama laporan tersebut, “Studi ini bukan hanya menjawab pertanyaan biologi mengenai mengapa hewan menjilati luka mereka,” kata Gerald Weissmann, Pemimpin Redaksi FASEB Journal. “Itu juga menjelaskan mengapa luka di mulut, seperti luka setelah pencabutan gigi, sembuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan luka pada kulit dan tulang. Itu juga mengarahkan kita untuk mulai memandang air ludah sebagai satu sumber bagi obat baru.” Beragam manfaat air liur Air liur yang dihasilkan di dalam mulut bermanfaat sebagai pelumas sekaligus mempertahankan kesehtan rongga mulut. JAKARTA-- Bagi sebagian orang, air liur seringkali terlihat menjijikkan. Padahal air yang berasal dari dalam mulut itu mempunyai peran penting bagi kesehatan tubuh manuia. Air liur atau saliva sebagian besar diproduksi oleh tiga kelenjar utama yakni kelenjar parotis, kelenjar sublingual dan kelenjar submandibula. Volume air liur yang diproduksi bervariasi yaitu 0,5 – 1,5 liter setiap hari tergantung pada tingkat perangsangannya. Mengutip Guyton Hall dalam Textbook of Medical Physiology, air liur atau saliva mengandung dua tipe pengeluaran atau sekresi cairan yang utama yakni sekresi serus yang mengandung ptyalin suatu alfa amylase yang merupakan enzim untuk mencernakan karbohidrat dan sekresi mucus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan atau perlindungan permukaan yang sebagian besar dihasilkan oleh kelenjar parotis. Cairan tipe mucus itu disekresikan atau dikeluarkan setiap detik sepanjang waktu kecuali saat tidur yang produksinya lebih sedikit. Dalam hal pencernaan, air liur berperan dalam membantu pencernaan karbohidrat. Karbohidrat atau tepung sudah mulai dipecah sebaagian kecil dalam mulut oleh enzim ptyalin. Enzim dalam air liur itu memecah tepung amylum menjadi disakarida maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya. Misalnya, saat Anda mengunyah nasi yang terasa tawar lama-kelamaan akan terasa manis akibat pecahnya zat tepung menjadi maltosa yang rasanya manis. Selain dalam pencernaan air liur juga berperan dalam kebersihan mulut. Sekresi saliva terutama tipe mucus penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan rongga mulut. Rongga mulut berisi bakteri atau kuman patogen merugikan yang dengan mudah merusak jaringan dan menimbulkan karies gigi gigi berlubang. Air liur juga mencegah kerusakan dengan beberapa cara. Pertama, aliran air liur itu sendiri membantu membuang bakteri atau kuman patogen juga pertikel makanan yang memberi dukungan nutrisi metabolik bagi bakteri itu sendiri. Kedua, air liur mengandung beberapa faktor yang menghancurkan bakteri salah satunya adalah ion tiosianat dan beberapa cairan proteolitik terutama lisosim yang menghancurkan bakteri,membantu ion tiosianat membunuh bakteri,mencerna partikel makanan dan air liur mengandung antibody protein yang menghancurkan bakteri. Selain berfungsi untuk kesehatan dalam tubuh, air liur juga diyakini dapat memberikan manfaat bagi luar tubuh. Sejak zaman dahalu, secara naluri ketika ada jari-jari Anda yang terluka akibat tergores pisau,Anda akan mengisap luka tersebut dengan mulut. Hewan pun demikian. Misalnya kucing, monyet, dan anjing, biasa membasuh tubuh dengan air liurnya ketika luka. Sementara itu, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan di Jepang pada tahun 2001 seperti yang dikutip dari cbn.com, air ludah mengandung 40 sampai 50 protein. Tiap protein punya fungsi yang berbeda-beda. Satu protein untuk menangkal debu, sinar, dan bahan kimia. Dari 50 protein itu di dalamnya ada 3 protein yang khusus untuk mikroorganisme. Atas khasiat itulah, diyakini air liurnya bisa bermanfaat bagi gangguan mata, seperti katarak, rabun jauh dan dekat, atau gangguan mata karena cedera seperti terbentur, terkena benda tumpul maupun benda tajam. BAYI NGECES BUKAN KARENA NGIDAM TAK KESAMPAIAN Bayi yang ngeces kerap dihubungkan dengan mitos. Karena ngidam tak kesampaian. Padahal, ada faktor lain yang perlu dicermati lho. Ih si kecil ngeces Dulu ngidam apa sih? Pasti tak kesampaian ya. Inget-inget ngidamnya apa, terus penuhi sekarang Mudah-mudahan si kecil tak ngeces lagi. Biasanya demikianlah reaksi orang bila melihat bayi teman suka ngeces. Yakni, dari mulutnya keluar air liur atau ngiler terus menerus. Banyak kalangan masyarakat beranggapan bahwa keinginan orang tua akan sesuatu hal sewaktu hamil bila tak terpenuhi bisa berakibat anaknya bakal punya kebiasaan ngeces atau ngiler. yah, memang keinginan yang sangat untuk menikmati atau memiliki sesuatu disebut ngiler. Bahkan, pada bayi yang ngeces, dianggap demikian. Eh, di masyarakat maju dan modern seperti sekarang, pandangan itu masih saja bertahan. paling-paling perubahannya jika anak mulai ngeces di usia 6 bulanan ke atas, pasti dianggapnya karena mau tumbuh gigi. Menurut spesialis anak Dr. Widodo Judarwanto, Sp.A, alasan ‘ilmiah’ yang umum diketahui memang ‘mau tumbuh gigi’. Memang benar proses tumbuh gigi bisa menimbulkan baliya ngiler tapi proses itu hanya memakan waktu singkat hanya 2-3 hari saja, tegas dokter yang berpraktek di RS Bunda-Menteng. Sebenarnya tak selalu karena mau tumbuh gigi atau mitos saja. Ada alasan medis lainnya. Ngiler atau istilah kedokterannya Shalore merupakan pengeluaran cairan ludah dari rongga mulut yang tidak disengaja, akibat ketidakmampuan untuk menelan. Shalore ini bukan penyakit tapi gejala penyakit. Meski terdengar agak menyeramkan, namun jangan panik dulu. Karena, kata Widodo, sesungguhnya hal ini termasuk normal. Meski, ada beberapa faktor yang tetap harus mendapat perhatian guna menghindari kefatalan. Penyebab sering timbulnya ngiler menurut Dr Widodo, adanya gangguan pada kontrol syaraf otot mulut yang disebabkan adanya ketidakmampuan organ-organ otak. Bila sel-sel otak terganggu, bisa menimbulkan gangguan motorik baik itu lumpuh, lemah dan kaku, termasuk organ mulut lambat berfungsi, misalnya kontrol untuk menelan dan meludah jadi terganggu, jelas Widodo yang menyebutkan gangguan pada sel-sel otak bisa akibat serangan infeksi waktu dalam kandungan maupun bersalin. Ibu hamil yang terinfeksi TORCH misalnya, gejalanya akan terlihat seperti bayi yang dilahirkan tidak menangis. Kelainan di otak juga melahirkan kontrol untuk menelan dan meludah jadi terganggu. Anak yang ngeces terus menerus juga bisa disebabkan gangguan infeksi pada amandel yang berulang, atau lukainfeksi kulit seperti sariawan. Bila si kecil awalnya tak punya kebiasaan ngeces, lalu tiba-tiba ngeces, Anda perlu mewaspadai adanya infeksi amandel atau sariawan di mulut anak. Fenomena Normal Ngeces adalah hal normal pada batita. Begitupula jika bayi tidak punya kebiasaan ngeces, itupun hal yang lazim. Sebab, air liur ini tidak berbahaya mengingat sebagian air liur mengandung air yang berguna untuk melindungi permukaan di daerah tenggorokan pada saat menelan makanan. Selain itu, dalam air liur terdapat enzim emilase yang berfungsi membantu pencernaan di lidah, dan membantu mengeleminasi atau mengevakuasi bakteri dan virus dari mulut. Perbedaan anak yang ngeces dan tidak hanyalah pada proses pematangan syaraf mulut yang berbeda. Pada bayi yang ngeces, seiring bertambahnya usia, proses kematangan di saraf otot mulut pun bertambah baik, kebiasaan itu akan hilang. Proses kematangan ini pada batita berkisar pada usia 18-24 bulan. Setelah itu, biasanya kebiasaan ngeces mulai hilang. Meski demikian, tambah Widodo, walau usia anak sudah lebih dari 2 tahun, tapi masih terlihat ngiler saja, tidak perlu menjadi panik. Pada kebiasaan ngeces yang normal akan hilang dengan sendirinya. Jika sudah di atas 4 tahun bisa dikatakan karena adanya penyakit menetap atau patologis, tegasnya. Ngeces akibat penyakit, derajat berat-ringannya gejala penyakit ini berdasarkan banyak sedikit atau banyaknya air liur yang keluar. Misalnya shaloe jenis ringan hanya membasahi bibir saja atau menetes saja. Kategori sedang bila menetes dari bibir hingga dagu. Kategori berat jika sampai ‘membasahi’ alas dadabajunya. Tingkat yang paling parah atau derajat profus, anak mengeluarkan air liur terus menerus hingga sampai membasahi benda sekitar misalkan meja. Untuk mengetahui apakah ngeces anak mengindikasikan bahaya atau tidak, ada petunjuk sederhana yang bisa dilakukan. Bila bayi ngiler terus, dan muncul demam bisa karena gejala infeksi amandel atau sariawan di sekitar mulut, masih kategori ringan terutama bila sembuh dalam dua minggu. Setelah kurun waktu itu belum juga sembuh, maka perlu tindakan ke dokter untuk memastikan penyebabnya. Penanganan yang benar Apa akibat anak ngeces terus menerus? Kata Widodo bisa dibilang tidak ada atau tidak berat. Paling-paling yang sering terlihat adalah masalah di permukaan bibir sering basah sehingga gampang kotor, sehingga daerah mulut harus sering dibersihkan. Jika terkena baju, artinya harus sering diganti agar tidak menimbulkan bau juga nampak selalu bersih dan kering. Begitupun dengan alas baju yang menutupi dada sebaiknya digunakan berbahan katun atau handuk yang mudah menyerap air. Jika tingkatnya berat bahkan menjurus ke profus, maka tindakan yang harus diberikan adalah dengan memberikan terapi bicara sama seperti anak yang mengalami keterlambatan bicara. Sebab, anak yang ngeces terus menerus cenderung lambat kemampuan bicaranya. Anak harus dilatih cara menggerakan bibir, cara menelan, cara mengunyah agar air liur tidak keluar juga latihan pada otot dan rongga mulut. Selain itu juga bisa diberikan obat-obatan, namun alternatif ini sangat jarang dilakukan karena dampaknya yang sangat tajam. Alternatif terakhir adalah dengan terapi bedah, berupa kelenjar air ludah diangkat, atau suntikan untuk menahan keaktifan produksi kelenjar air ludah. Tapi, jangan khawatir ini jarang dilakukan kok. Karena, penderita air liur berlebihan sangat kecil. IDIH, NGECES TERUS Jika kemampuan mengisap dan menelannya baik, bibir bayi seharusnya bersih dari luberan air liur. Benarkah demikian? Ternyata tidak selalu begitu. Bayi yang ngeces terus belum tentu memiliki gangguan pada kemampuan mengisap dan menelannya. Lantas, apa penyebabnya? Radang dan sariawan Terus-menerus ngeces bisa disebabkan radang tenggorokan, ataupun sariawan di kerongkongan, gusi, dan lidah. Radang disebabkan infeksi, sedangkan sariawan biasanya muncul akibat luka. Pada bayi sariawan sering disebabkan oleh infeksi jamur akibat pemakaian dot yang kurang bersih atau pemakaian antibiotik jangka panjang. Sariawan oral thrush yang berasa nyeri membuat bayi enggan menelan ludah. Keengganannya inilah yang membuat liur bayi keluar dari mulut. Tentu saja, baik radang tenggorokan maupun sariawan harus diatasi agar tidak bertambah parah dan merugikan. Tumbuh gigi Demikian pula menjelang keluarnya gigi bayi, air liur akan muncul lebih banyak daripada sebelumnya. Saat tumbuh gigi, gusi bayi terasa gatal dan mungkin sakit sehingga merangsang produksi air liur. Ini merupakan mekanisme yang alamiah. Semasa tumbuh gigi, produksi air liur yang berlebih pun masih bisa terjadi, yakni saat dia menggigit-gigit segala macam barang. Gerakan menggigit melibatkan gerakan otot rahang yang membuat produksi liur meningkat. TAK MASALAH Pernah menggunakan air liur untuk mengobati luka si kecil? Kebiasaan kuno ini sebetulnya bukan sekadar meringankan nyeri, tapi juga menyembuhkan. Air liur terbukti mengandung antibodi, mineral, antioksidan, dan berbagai zat lain yang efektif untuk membunuh kuman. Kesimpulannya, jika air liur saliva bayi sampai mengalir atau berlebihan hipersalivasi kita tak perlu khawatir karena air liur sangat efektif membunuh kuman. Apalagi seiring dengan bertambahnya usia, umumnya hipersalivasi lambat laun akan berhenti. Yang justru harus lebih dikhawatirkan adalah mulut bayi minim air liur hiposalivasi. Kondisi kekurangan air liur ini bisa berdampak buruk terhadap kerusakan gigi karena tidak adanya mineral yang melindungi. Akibatnya, gigi mudah berlubang atau karies. Dampak merugikan lainnya, jaringan lunak rongga mulut akan mudah mengalami gangguan oksidatif karena kurangnya oksidan. Bila si kecil mengalaminya, akan mudah terjadi sariawan dan luka-luka kecil di rongga mulutnya. KAPAN REFLEKS MENGISAP MUNCUL? Sejak berusia 13-15 minggu, janin sudah punya refleks mengisap. Melalui USG munculnya refleks mengisap pada janin terlihat dari kemampuannya mengenyot jempol. Kemampuan mengisap ini akan berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Nah, setelah dilahirkan, kemampuan mengisap bayi akan lebih kuat daripada sebelumnya diikuti refleks menelan. Terbukti, tanpa diajari ia bisa mengisap payudara ibu dan menelan ASI. Padahal mekanisme mengisap ASI membutuhkan daya yang besar dengan melibatkan gerakan menyedot sekaligus memerah. Refleks mengisap ini muncul kala bayi merasa lapar. Bayi langsung menunjukkan reaksi ingin mengisap ketika ada sesuatu di dekat mulutnya. Coba saja sentuhkan salah satu jemari kita di bibirnya. Ia pasti akan mengarahkan mulutnya untuk mengisap jemari kita. Refleks ini tergolong refleks primitif yang membuat bayi mampu bertahan hidup. Seiring dengan pertambahan usianya, bayi perlu mendapat makanan pendamping ASI di usia 6 bulan. Selain karena kebutuhannya akan zat gizi meningkat dan tak lagi tercukupi hanya dari ASI, secara bertahap bayi juga perlu dilatih untuk mengunyah dan menelan makanan. Dari makanan cair beralih ke semipadat hingga akhirnya kelak saat berusia setahun makanannya sama dengan menu keluarga. Pelatihan ini akan membuat bayi kelak benar-benar siap mengonsumsi makanannya. GANGGUAN ISAP DAN TELAN Sayangnya, tidak semua bayi memiliki kemampuan mengisap yang baik. Banyak di antaranya yang mengalami kesulitan sehingga tak mampu mengisap ASI atau menelan makanan lainnya dengan sempurna. Bayi pun butuh cara khusus supaya minuman maupun makanan bisa masuk ke dalam tubuhnya. Mengapa dapat terjadi gangguan demikian? LAHIR PREMATUR Bayi yang lahir prematur atau bayi yang lahir dengan BB rendah kurang dari 2.500 gram kemungkinan belum bisa mengisap dan menelan dengan baik karena koordinasi otot-ototnya belum sempurna. Sayangnya, hingga saat ini belum diketahui penyebab gangguan koordinasi otot mulut dan kerongkongan. Akibatnya, sangat sulit mencegah kasus ini. Yang bisa dilakukan hanyalah sebatas menjalani pola hidup sehat lewat asupan makanan bergizi ibu hamil, dan kontrol ke dokter kandungan secara teratur. Ibu yang memiliki penyakit khusus, diabetes misalnya, berkonsultasilah ke ahlinya. FUNGSI SARAF PUSAT TERGANGGU Umumnya, gangguan mengisap ini disebabkan terganggunya pembentukan saraf pusat sehingga refleks menelan dan mengisap bayi pun jadi tidak baik. Koordinasi otot mulut yang tidak baik mengakibatkan refleks menelan yang seharusnya otomatis teratur jadi terganggu. Akhirnya, air liur yang seharusnya bisa masuk ke kerongkongan dan lambung malah keluar lewat mulut. KELAINAN BAWAAN Kesulitan mengisap dan menelan juga dapat disebabkan oleh kelainan bawaan yang sudah diderita bayi begitu ia dilahirkan bibir sumbing dan langit-langit belah, kerongkongan tidak terbentuk sempurna atau bahkan tersumbat. Gangguan genetik ini menyebabkan air liur bayi yang diproduksi secara teratur dan seharusnya ditelan masuk lewat kerongkongan malah keluar lewat mulut. Akibatnya, bayi terus-menerus ngeces . Bila terjadi demikian maka harus segera diperbaiki karena selain makanan dan minuman sulit masuk ke pencernaan, bisa saja bayi tersedak. Jika organ mulut bayi yang sudah lahir harus dikoreksi, tindakan operasi merupakan jalan yang paling dianjurkan. Dokter akan mengoreksi kelainan-kelainan tersebut sehingga bayi dapat memenuhi kebutuhan makan dan minumnya dengan baik. KELAINAN JANTUNG Jika tidak ditemukan sumbatan maupun gangguan koordinasi otot kerongkongan, tetapi bayi kesulitan mengisap ASI, mungkin saja penyebabnya kelainan jantung. Apa saja ciri kelainan ini? Letih mengisap Mengisap membuat bayi cepat letih. Baru sebentar mengisap, sekitar 2-3 menit, ia sudah berhenti menyusu dan terlihat kelelahan. Padahal bayi normal mampu menyusu ASI selama 5-10 menit tanpa beristirahat. Muncul kebiruan Warna kebiruan akan muncul di beberapa tempat, seperti bibir dan ujung-ujung jari. Warna kebiruan ini akan tampak makin jelas bila ia sedang menangis. Detak jantung lebih keras Cobalah rasakan detak jantung bayi. Gangguan jantung juga bisa dideteksi lewat detak jantung yang terasa berdebar-debar dan lebih cepat. Jika anak diketahui punya kelainan jantung, selain perlu mengikuti petunjuk pengobatan dari dokter, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Antara lain, tingkat aktivitas sehari-hari. Anak dengan kelainan jantung yang agak berat tak boleh beraktivitas sampai lelah. Ini penting agar jantungnya tidak dipaksa bekerja berat. Tes air ludah bisa mendeteksi penyakit Para Ilmuwan Amerika telah mengidentifikasi beberapa protein dalam kelenjar ludah manusia yang bisa digunakan sebagai alat diagnostik bagi beberapa penyakit. Menurut penyelidikan yang dipublikasikan di dalam “Journal of Proteome Research”, saliva mengandung lebih dari 20 persen protein-protein yang didapatkan didalam darah. penelitian menunjukkan bahwa beberapa protein yang diidentifikasi di “Saliva Proteome”, “bertanggung jawab” terhadap penyakit alzheimer, penyakit Parkinson dan huntington, dada payudara, kanker pankreas, dan penyakit diabetes. Ilmuwan di Pusat mengobatan Universitas Rochester percaya bahwa tes yang didasarkan “non- invasive spit” tersebut segera dapat menggantikan tes darah yang dilakukan untuk mendiagnosa penyakit seperti kanker, penyakit hati dan diabetes. sebelumnya, tes berbasis air liur ludah ini telah digunakan untuk mendeteksi keberadaan penyakit HIV dan hepatitis

B. ENZIM PTIALIN