Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kapas Gossypium hirsutum L tanaman penghasil serat yang merupakan bahan baku utama
industri tekstil dan produk tekstil ITPT dari serat alam. Kebutuhan bahan baku kapas terus
meningkat, seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang mendorong semakin berkembang-
nya industri Tekstil dan Produksi Tekstil TPT di dalam negeri, terlihat dengan meningkatnya
industri pemintalan khususnya untuk serat kapas dari sekitar 6,1 juta spindle tahun 1997 menjadi
sekitar 7,8 juta spindle pada saat ini, atau dalam 15 tahun terakhir mengalami pertumbuhan sekitar
2 per tahun.
Pada periode yang sama kebutuhan bahan baku TPT
dari serat
kapas terus
meningkat, ketergantungan akan serat kapas impor sekitar
454-762 ribu ton kapas. Kebutuhan serat kapas tersebut setara dengan 1,5 juta ton kapas berbiji
atau sekitar 1,2 juta ha pertanaman kapas pada tingkat produksi 1.250 kgha. Untuk mendukung
pengembangan
pertanaman kapas
tersebut diperlukan ketersediaan benih unggul bermutu
secara 6 enam tepat, yaitu : tepat jenis, jumlah, mutu, waktu, tempat dan lokasi. Pada tahun 2013
telah dibangun kebun benih sebar KBS yang dilaksanakan kelompok tani dengan sumber
anggaran dari APBN. Benih kapas yang telah
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014
2
dibangun selanjutnya harus memenuhi syarat dan merupakan hasil kebun benih dari beberapa
jenjangan benih dasar menjadi benih pokok; benih pokok menjadi benih sebar.
Kinerja pengembangan kapas nasional hingga saat ini masih sangat rendah, jika dilihat dari segi
kapasitas ginnery yang ada dan aktif sekitar 54.000 ton kapas berbiji hanya dapat memenuhi
kebutuhan
bahan baku
serat sebesar
8. Rendahnya kinerja pengembangan kapas nasional
tersebut disebabkan
oleh beberapa
faktor, diantaranya: i lahan yang tersedia kurang
potensial untuk kapas, umumnya lahan tadah hujan yang ketersediaan airnya terbatas; ii waktu
tanam tidak optimal sehingga sering mengalami kekeringan dan gagal panen; iii benih tidak
tersedia secara 6 tepat; iv aplikasi pemupukan belum memenuhi standar 5 tepat jumlah, jenis,
waktu, tempat dan harga; v pemeliharaan tanaman belum optimal; dan vi kelembagaan
petani belum tertata dengan baik.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri TPT akan serat kapas, Pemerintah cq.
Ditjen Perkebunan sejak tahun 1978 telah melakukan berbagai upaya fasilitasi dan dukungan
peningkatan
produksi kapas,
mulai dari
Intensifikasi Kapas Rakyat IKR s.d Program Akselerasi Pengembangan Kapas. Terkait dengan
hal tersebut, maka sejak tahun 2007 Pemerintah telah memfasilitasi upaya percepatan peningkatan
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014
3
areal dan produksi tanaman kapas. Penggunaan
dana APBN-TP tersebut diharapkan tepat sasaran meningkatkan kinerja perkapasan nasional, efektif
dan efisien, maka perlu adanya acuan pelaksanaan berupa Pedoman Teknis Pelaksanaan Penanaman
Tanaman Kapas Tahun 2014, yang nantinya dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan oleh Provinsi
maupun KabupatenKota.
B. Sasaran Nasional