Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

(1)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

PENELITIAN

Judul : Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu hamil yang Berlatarbelakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam menghadapi persalinan di Kota Pematang Siantar.

Peneliti : Lasma Junanti Evelina Fitriany Simanjuntak. Nim : 101121002.

Alamat : Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan, akan melakukan penelitian tentang “Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatarbelakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat suka rela. Ibu mempunyai hak bebas untuk berpartisipasi atau menolak menjadi responden dan jika ibu tidak bersedia menjadi responden maka saya akan tetap menghargai dan tidak akan mempengaruhi terhadap proses penelitian ini. Dan jika ibu bersedia, mohon untuk menandatangani lembaran persetujuan ini.

Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang ibu berikan. Jika ibu mempunyai pertanyaan mengenai penelitian ini, maka saya dengan senang hati akan memberikan penjelasan.

Demikian permohonan ini disampaikan atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2011 Responden


(2)

Lampiran 2

KUESIONER PENGUKURAN KARAKTERISTIK TINGKAT

KECEMASAN DAN KOPING IBU HAMIL

YANG BERLATAR BELAKANG PENDIDIKAN MEDIS DAN

NON MEDIS DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

Petunjuk Pengisian Kuesioner sebelum menjawabnya 1. Kuesioner ini terdiri dari 3 bagian yaitu :

• Bagian A berkaitan dengan data demografi responden yang terdiri dari 8 pernyataan dan bentuk pengisiannya ada yang pilihan dan ada yang mengisi titik-titik.

• Bagian B yang berkaitan dengan karakteristik tingkat kecemasan yang terdiri dari 20 pernyataan dalam bentuk pilihan.

• Bagian C yang berkaitan dengan mekanisme koping ibu hamil yang terdiri dari 20 pernyataan dalam bentuk pilihan.

2. Seluruh pernyataan harus di isi dan di jawab sesuai dengan keadaan Anda. 3. Bacalah terlebih dahulu setiap petunjuk cara menjawab pernyataan yang ada.


(3)

A. Data emogarfi Responden / Subjek

• Pernyataan pada bagian ini berhubungan dengan karakteristik responden. Berilah tanda checklist (  ) pada salah satu pilihan yang tersedia yang berhubungan dengan Anda.

• Isilah semua pernyataan yang ada titik-titiknya berdasarkan kondisi Anda yang sebenarnya.

1. Usia : ______ tahun 2. Agama :

[ ] Islam [ ] Budha [ ] Kristen Katolik [ ] Kristen Protestan [ ] Hindu

3. Suku :

[ ] Batak Toba [ ] Melayu [ ] Jawa [ ] dll __________ 4. Riwayat Persalinan yang Lalu

[ ] Bermasalah [ ] Tidak Bermasalah [ ] Partus Lama [ ] Perdarahan

5. Status Perkawinan

[ ] Menikah [ ] Belum Menikah 6. Pendidikan

a. Medis

[ ] Dokter [ ] Bidan [ ] Fisioterapi [ ] Perawat [ ] Farmasi [ ] dll __________ b. Non Medis

[ ]SD [ ]SMP [ ]SMA [ ] SMK [ ] Perguruan Tinggi 7. Pekerjaan

[ ] Ibu Rumah Tangga [ ] Guru / dosen [ ] dll __________ [ ] Berdagang [ ] Petani


(4)

8. Penghasilan

[ ] Rp 1.200.000-2.400.000 [ ] Rp 2.500.000-3.700.000

[ ] Rp 3.800.000-5.000.000 [ ] Rp 5.100.000-6.300.000 9. Kehamilan


(5)

B. Kuesioner Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Proses Persalinan

Petunjuk Pengisian :

• Berilah tanda checklist (  ) pada setiap kolom jawaban yang tersedia dibawah ini sesuai dengan situasi dan kondisi yang anda alami. Keterangan :

HTP = Hampir Tidak Pernah K = Kadang-kadang SR = Sering

SL = Selalu

Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan tentang tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan.

No. Pernyataan HTP K SR SL

1 Saya merasa senang menghadapi persalinan yang akan saya alami.

2 Saya merasa proses persalinan akan berjalan lancar.

3 Saya merasa tidak mempunyai masalah dengan kehamilan ini.

4 Saya merasa siap lahir dan batin menjalani proses persalinan

5 Saya mersa khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi pada saat proses persalinan.

6 Saya merasa tersiksa menghadapi waktu persalinan.

7 Saya merasa takut persalinan saya tidak lancar. 8 Saya merasa puas dengan pelayanan rumah

sakit/ klinik sehingga saya dapat menikmati proses persalinan ini.

9 Saya merasa tidak ada beban dalam menghadapi persalinan ini.


(6)

10 Saya merasa takut jika anak saya lahir tidak sempura.

11 Saya merasa was-was apakah nanti bersalin secara normal atau operasi

12 Saya merasa ketakutan menjalani persalinan ini.

13 Saya merasa pikiran saya kacau saat menghadapi persalinan.

14 Jika saya mengingat akan menghadapi

persalinan, tangan saya gemetar dan mulut saya kering.

15 Saya merasa percaya diri menghadapi persalinan ini karena ditolong oleh tenaga kesehatan yang profesional.

16 Saya merasa kuat menghadapi proses

persalinan ini karena mendapat dukungan dari suami.

17 Jika saya mengingat akan menghadapi persalinan, otot-otot saya terasa kaku. 18 Saya merasa tidak nafsu makan selama

menghadapi proses persalinan ini.

19 Saya mengalami gangguan tidur ( sulit tidur, mudah terbangun, mengigau dan sering mimpi buruk ) karena takut menghadapi persalinan ini. 20 Saya merasa jantungan saya berdebar-berdebar


(7)

C. Mekanisme Koping Ibu Hamil

• Pada bagian ini menjelaskan tentang Mekanisme koping ibu dalam menghadapi persalinan. Beri tanda checklist (  ) pada kotak jawaban yang tersedia sesuai dengan pengetahuan yang ibu miliki.

Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

Ketika cemas muncul :

1. Ibu akan segera berkonsultasi dengan tenaga medis 2. Ibu akan mencari informasi yang lebih banyak tentang persalinan.

3. Ibu akan berfikir secara positif.

4. Ibu meminta bantuan keluarga, saudara atau orang lain untuk menenangkan diri.

5. Ibu akan berkomunikasi dengan orang yang sudah pernah melahirkan.

6. Ibu dapat mengontrol situasi emosi ibu.

7. Ibu akan mencari kegiatan yang sesuai dengan hobbi.

8. Ibu menenangkan diri dengan menonton televisi atau mendengar radio.

9. Ibu akan berdoa kepada Tuhan.

10. Ibu akan berkunjung ke tempat rekreasi untuk menghibur diri.

11. Ibu akan menyalahkan orang lain atau keluarga. 12. Ibu akan mengabaikan nasehat-nasehat dari orang

lain.

13. Ibu akan menghindari kontak dengan orang lain. 14. Ibu akan marah-marah kepada orang yang disekitarnya.

15. Ibu akan melakukan pekerjaan sampai lelah. 16. Ibu akan pasrah menghadapinya.

17. Ibu menjadi banyak melamun. 18. Ibu akan menangis

19. Ibu akan berdiam diri saja 20. Ibu akan cuek / tidak mau tahu.


(8)

Lampiran 3 JADWAL PENELITIAN

N

o Kegiatan

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Feb

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 1 Mengajukan judul

2 Menetapkan judul penelitian 3

Menyusun proposal penelitian

4 Mengajukan sidang proposal

5 Sidang proposal penelitian 6 Revisi proposal

penelitian 7 Mengajukan izin

penelitian

8 Pengumpulan data 9 Analisa Data 1 0 Penyusunan laporan skripsi 1 1 Pengajuan sidang skripsi 1 2 Sidang skripsi 1 3 Revisi Skripsi 1 4 Mengumpulkan skripsi


(9)

Lampiran 4

TAKSASI DANA

1. Persiapan Dana Proposal

 Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 50.000,-

 Biaya internet Rp. 50.000,-

 Biaya Print mau konsul Rp. 80.000,-

 Biaya transportasi untuk mengambil data Rp. 50.000,-

 Biaya Print/pencetakan untuk proposal Rp.100.000,-

 Perbanyak proposal 3 rangkap Rp.150.000,-

 Biaya konsumsi saat siding proposal Rp. 50.000,-

 Biaya perbaikan proposal Rp. 50.000,- 2. Persiapan Dana Skipsi

 Biaya print mau konsul Rp. 60.000,-

 Biaya fotocopy kuesioner untuk disebarkan Rp. 65.000,-

 Biaya transportasi Rp. 100.000,-

 Biaya print/pencetakan untuk skripsi Rp. 120.000,-

 Perbanyak skripsi Rp. 180.000,-

 Biaya tak terduga Rp. 200.000,-

 Biaya konsumsi saat sidang Rp. 100.000,-


(10)

(11)

(12)

(13)

Lampiran 6 Reliabilitas Tingkat Kecemasan

2,00 4,00 3,00 3,00 3,00 4,00 1,00 2,00 1,00 1,00 2,00 2,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00

2,00 4,00 1,00 4,00 4,00 3,00 1,00 2,00 4,00 2,00 2,00 2,00 2,00 3,00 4,00 4,00 2,00 2,00 2,00 2,00

4,00 3,00 1,00 2,00 4,00 3,00 4,00 4,00 2,00 2,00 4,00 2,00 3,00 4,00 4,00 4,00 3,00 3,00 4,00 3,00

4,00 4,00 2,00 2,00 2,00 3,00 2,00 2,00 3,00 2,00 4,00 2,00 3,00 2,00 4,00 3,00 2,00 2,00 2,00 1,00

4,00 4,00 4,00 4,00 2,00 3,00 3,00 4,00 3,00 2,00 2,00 4,00 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 4,00 2,00

4,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 2,00 4,00 2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 4,00 4,00 4,00 1,00 1,00 1,00 1,00

4,00 4,00 2,00 3,00 1,00 4,00 1,00 3,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00 4,00 3,00 4,00 1,00 1,00 1,00 1,00

4,00 4,00 1,00 4,00 1,00 4,00 1,00 4,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 4,00 4,00 1,00 2,00 1,00 1,00 2,00

2,00 4,00 2,00 4,00 2,00 4,00 1,00 4,00 1,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 4,00 4,00 2,00 2,00 2,00 3,00

2,00 2,00 3,00 2,00 3,00 4,00 1,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,00 2,00 3,00 3,00 4,00 2,00 2,00 2,00 4,00

4,00 4,00 4,00 4,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 2,00

3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00


(14)

2,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00 3,00 2,00 3,00

3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 4,00 1,00 3,00 3,00 1,00 1,00 1,00 1,00 4,00 3,00 3,00 2,00 1,00 1,00 1,00

4,00 4,00 4,00 4,00 1,00 4,00 2,00 4,00 3,00 2,00 2,00 2,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 1,00 1,00 2,00

2,00 4,00 2,00 4,00 3,00 3,00 2,00 3,00 4,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 4,00 2,00 3,00 2,00 3,00

4,00 3,00 3,00 4,00 1,00 4,00 2,00 3,00 3,00 1,00 2,00 1,00 1,00 4,00 4,00 4,00 2,00 2,00 1,00 2,00

4,00 4,00 3,00 4,00 1,00 4,00 1,00 4,00 1,00 1,00 2,00 4,00 1,00 4,00 4,00 4,00 1,00 3,00 1,00 1,00

2,00 3,00 2,00 1,00 1,00 4,00 1,00 2,00 3,00 1,00 1,00 1,00 2,00 4,00 4,00 4,00 2,00 2,00 2,00 2,00

3,00 4,00 4,00 4,00 2,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 2,00 2,00 3,00 3,00 4,00 4,00 2,00 3,00 4,00 3,00


(15)

RELIABILITY

/VARIABLES=VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL .

Reliability

[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 20 100,0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(16)

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3,1500 ,93330 20

VAR00002 3,5500 ,68633 20

VAR00003 2,6500 1,03999 20

VAR00004 3,3000 ,92338 20

VAR00005 2,1000 ,96791 20

VAR00006 3,6000 ,50262 20

VAR00007 1,8500 ,98809 20

VAR00008 3,1500 ,81273 20

VAR00009 2,5500 ,99868 20

VAR00010 1,8500 ,81273 20

VAR00011 2,0500 ,82558 20

VAR00012 2,0000 ,85840 20

VAR00013 2,0000 ,79472 20

VAR00014 3,1500 ,81273 20

VAR00015 3,3000 ,80131 20

VAR00016 3,4500 ,82558 20

VAR00017 2,0000 ,56195 20

VAR00018 2,1000 ,78807 20

VAR00019 1,9500 ,99868 20

VAR00020 2,1000 ,85224 20

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(17)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 48,7000 42,642 ,068 ,719

VAR00002 48,3000 43,695 ,020 ,718

VAR00003 49,2000 40,589 ,202 ,708

VAR00004 48,5500 42,050 ,120 ,714

VAR00005 49,7500 40,829 ,208 ,706

VAR00006 48,2500 47,250 -,457 ,738

VAR00007 50,0000 34,316 ,782 ,641

VAR00008 48,7000 40,221 ,336 ,694

VAR00009 49,3000 40,642 ,212 ,706

VAR00010 50,0000 37,789 ,590 ,670

VAR00011 49,8000 39,432 ,408 ,687

VAR00012 49,8500 38,976 ,432 ,684

VAR00013 49,8500 38,661 ,511 ,678

VAR00014 48,7000 46,958 -,294 ,745

VAR00015 48,5500 43,524 ,017 ,721

VAR00016 48,4000 40,779 ,274 ,699

VAR00017 49,8500 40,976 ,424 ,691

VAR00018 49,7500 37,882 ,602 ,670

VAR00019 49,9000 34,621 ,743 ,645


(18)

Reliabilitas Koping dengan Rumus K-R-21 No.

Respo nden

NOMOR BUTIR

X X2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 324

12 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289

13 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 196

14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

15 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 14 196

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 289

NP 20 18 20 17 19 20 17 16 20 12 19 18 19 19 20 19 20 20 20 20 373 7023

P 1 0,9 1 0,85 0,95 1 0,85 0,8 1 0,6 0,95 0,9 0,95 0,95 1 0,95 1 1 1 1

Q 0 0,1 0 0,15 0,05 0 0,05 0,2 0 0,4 0,05 0,1 0,05 0,05 0 0,05 0 0 0 0


(19)

Rumus : K – R – 21

Ґ11 =

Dengan keterangan :

Ґ11

K = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan V

= Ґpliabilitas Instrumen M = Skor rata-rata

t = Varians total

Dengan menggunakan tabel analisis butir yang sudah ada, maka dapat diketahui : K = 20

M =

= = 18,65

Vt =

=

=

= = 3,3275


(20)

Ґ11 =

=

=

=

= 1,052631579 X 0,621675432 = 0,6543


(21)

Lampiran 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lasma Junanti Efelina Fitriani

Tempat/ Tanggal Lahir : Balata/07 Juni 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Dolok Tolong No 2b Tiga Balata

Pendidikan :

1. SD Negeri 4 No. 091475 Balata Tahun 1994-2000. 2. SLTP Negeri I Tiga Balata Tahun 2000-2003. 3. SMU Swasta Teladan Pematang siantar Tahun 2003-2006. 4. D-III Keperawatan abdi florensia Pematang Siantar Tahun 2006-2009.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, T. (2009). Kecemasan ibu menanti persalinan. Diambil tanggal 25 Mei 2011

dar

Arikunto, suharsimi. (2006). Prosedur suatu penelitian-suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ambarawati, E. Retna & Wulandari, Diah. (2009). Asuhan kebidanan nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Ahyar. (2010). Konsep diri dan mekanisme koping diambil tanggal 28 April 2011 dari

keperawatan htm.

Bobak, Lowdermik Jensen. (2004). Buku Ajar : Keperawatan dan Maternitas. (edisi 4. Jakarta: EGC.

Choirul, Ilham. (2011). Usia terbaik untuk hamil. diambil tanggal 14 Januari 2012 dari http://sidomi.com/22248/usia-20-35-tahun-adalah-usia-terbaik-untuk-hamil.htm.

Hajjah, Saminem. (2008). Seri asuhan kebidanan kehamilan normal. Jakarta: EGC. Hawari, Dadang. (2006). Manajemen stress, cemas dan depresi. (edisi pertama).

Jakarta: EGC.

Henderson, Cristine dan Kathleen Jones. (2005). Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta: EGC.

Hidayat, Alimul Azis. (2007). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayathullah, Sonny. (2011). Umur ideal bagi para wanita untuk hamil. Diambil tanggal 13 Januari 2012 dari http//0n1search.blogspot.com/2011/09/umur-ideal-bagi-para-wanita-untuk-hamil.htm.

Hutahaean, Serri. (2009). Asuhan keperawatan dalam maternitas dan ginekologi. Jakarta: CV. Trans Indonesia.

Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi & obstetri patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Musbikin, Imam. (2006). Persiapan menghadapi persalinan dari perencanaan kehamilan sampai mendidik anak. Yogyakarta: Mitra Pustaka.


(23)

Nolan, M. (2010). Kehamilan dan melahirkan. Jakarta: Arcan.

Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan:

pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian keperawatan. (edisi pertama). Jakarta: Salemba Medika.

Pantikawati ika dan Saryono. (2010). Asuhan kebidanan I (kehamilan). Yogyakarta: Muha medika.

Polit & Hungler. (1995). Nursing research: principles and methods. Philadelphia: Lippincott Company.

Prawirohardjo, Sarwono. (1999). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Rasmun. (2004). Stress, koping dan adaptasi teori dan pohon masalah keperawatan.

Jakarta: CV Sagung Seto.

Rukiyah Ai, Yeyeh. (2009). Diktat kuliah asuhan kebidanan 1 (kehamilan). Jakarta: CV Trans Info Media.

Salmah, dkk. (2008). Asuhan kebidanan. Jakarta: EGC.

Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan. (edisi pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Simkin, Penny. (2007). Panduan lengkap kehamilan, melahirkan dan bayi. Jakarta: Arcan.

Suliswati, dkk. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. (edisi pertama). Jakarta: EGC.

Tobing, Nia. L. (2009). Hamil di usia 20-30 atau 40. Dianbil tanggal 13 Januari 2012 dari http//ibu-dan-bayi.blogspot.com/2009/01/hamil-di-usia-20-30-atau-40 htm.


(24)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

1. KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari suatu masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2007). Kerangka konseptual pada penelitian ini untuk mengetahui tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan, maka dapat digambarkna kerangka konsep sebagai berikut :

Skema 1 : Variabel Tingkat Kecemasan dan Mekanisme Koping Ibu yang

Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan.

Ibu Hamil

Trimester III

Yang berlatar

belakang

pendidikan

medis dan non

medis

a

b

Tingkat Kecemasan

Mekanisme Koping

- Gejala Ringan

- Gejala Sedang

- Gejala Berat

- Panik

- Koping Adaptif

- Koping


(25)

2. DEFENISI OPERASIONAL

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasioanl dan berdasarkan karakteristik yang diamati dalam melakukan pengukuran secara cermat terhadap satu objek atau fenomena (Hidayat, 2003)

No Variabel Defenisi Operasional

Alat Ukur Kuesioner

Hasil Ukur Skala 1 Tingkat

kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis. 1.Kecemasan Ringan 2.Kecemasan Sedang Keadaan yang menunjukkan kekwatiran pada ibu hamil yang menghadapi proses persalinan. Kecemasan yang lapang persepsinya masih meluas sehingga masih mampu memecahkan masalah atau mengatasi cemas tanpa diberi arahan dari orang lain. Kecemasan yang timbul akibat terjadinya penyempitan lapangan persepsi, tetapi apabila terjadi cemas masih

Kuesioner 1.Kecemasan Ringan 20-35 2. Kecemasan

Sedang 36-50 3.Kecemasan Berat 51-65 4.Panik 65-80 Skala interval


(26)

3.Kecemasan Berat 4. Panik dapat mengatasinya apabila diberi arahan oleh orang lain dan hanya terfokus pada pikiran yang menjadi perhatiannya. Kecemasan yang lapangan persepsinya sangat sempit, pusat perhatiannya pada spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal-hal lain. Terjadinya penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif atau hlangnya kontrol sehingga tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. 2 Mekanisme

Koping Koping merupakan suatu usaha tingkah laku untuk mengatasi tuntunan

Kuesioner Koping maladaptif: 0-10 Koping Adaptif: 11-20 Skala interval


(27)

a. Koping Maladaptif

b. Koping Adaptif

internal atau eksternal yang dinilai

membebani individu. Koping maladaptif adalah

mekanisme yang menghambat fungsi integrasi, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Koping Adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan.


(28)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif. Desain penelitian deskriptif adalah penelitian yang hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan, bukan untuk menguji hipotesis tertentu (Arikunto, 2006). Pada desain penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan nonmedis dalam menghadapi persalinan.

2. POPULASI dan SAMPEL 2.1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian adalah subjek (manusia/pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi yaitu seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada bulan Januari sampai Juni tahun 2011 sebanyak 600 orang di kota Pematang Siantar yang terdiri dari 2 klinik yaitu klinik bidan Hapsah dan klinik bidan Hendrayatni. Dari data yang diambil dari masing-masing klinik pada bulan


(29)

Januari sampai Juni tahun 2011 adalah dari klinik bidan Hapsah yang berlatar pendidikan medis sebanyak 140 orang dan yang berlatar belakang pendidikan non medis sebanyak 170 orang, pada klinik bidan Hendrayatni yang berlatar belakang pendidikan medis sebanyak 160 orang dan yang berlatar belakang pendidikan non medis sebanyak 130 orang. Jadi jumlah populasi seluruhnya adalah 300 orang yang berlatar belakang pendididkan medis dan 300 orang yang berlatar belakang pendidikan non medis.

2.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian adalah purposive sampling dengan penerapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003). Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 10% dari 300 ibu yang berlatar belakang pendidikan medis sebanyak 30 orang dan ibu yang berlatar belakang pendidikan non medis sebanyak 30 orang. Peneliti menentukan sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu:

1. Ibu hamil trimester 3

2. Ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis 3. Ibu primipara dan multipara yang belum pernah dan sudah pernah


(30)

4. Ibu primipara dengan kehamilan tidak memiliki komplikasi selama kehamilan

5. Ibu multipara yang tidak memiliki komplikasi riwayat persalinan yang lalu

6. Ibu hamil yang bersedia manjadi responden. 3. LOKASI dan WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Klinik Kota Pematang Siantar yang terdiri dari klinik bidan Hapsah dan klinik bidan Hendrayatni. Dipilihnya lokasi ini karena lokasi ini memiliki jumlah ibu hamil yang memadai untuk bisa dilakukan penelitia dan belum pernah dilakukan penelitian tentang tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan. Penelitian ini akan dilakukan pada 17 Juli sampai 29 Agustus 2011.

4. PERTIMBANGAN ETIK

Karena penelitian menggunakan manusia sebagai objek penelitian, maka hakikatnya sebagai manusia harus dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam pertimbangan etik yaitu Responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia menjadi subjek atau tidak dalam penelitian tanpa ada sanksi apapun, tidak menimbulkan penderitaan bagi responden, dalam hal ini peneliti juga memberikan penjelasan dan informasi secara lengkap dan rinci serta tanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada responden.


(31)

Responden juga harus diperlakukan secara baik sebelum, selama, dan sesudah penelitian, responden tidak boleh di diskriminasi jika menolak untuk menjadi responden dalam penelitian, selain itu ada prinsip-prinsip etik yang meliputi : Informed consent, lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila subjek menolak peneliti tidak dapat memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek, Anonimity (tanpa nama), untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut cukup dengan diberikan Kode, Confidentiality, kerahasiaan informasi responden di jamin peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

5. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah angket terstruktur dalam bentuk kuesioner dan wawancara yang digunakan peneliti sebagai data penguat dari kuesioner yang diisi oleh responden apakah jawabannya sesuai dengan observasi peneliti sehingga peneliti harus teliti agar persepsi antara responden dan peneliti sama. Kuesioner dan lembar observasi penelitian disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada tinjauan pustaka. Peneliti dibantu oleh dua orang Asisiten yang terdiri dari satu orang perawat yang bekerja di klinik bidan Hapsah dan satu orang perawat yang bekerja di klinik Hendrayatni. Dimana


(32)

setiap asisten bertanggung jawab untuk menyebarkan kuesioner. Peneliti sebelumnya memberikan petunjuk bagaimana pengisian lembar kuesioner sehingga mereka dapat memberikan informasi yang tepat kepada responden dalam pengisian kuesioner dan mampu menggunakan lembar kuesioner dan mencocokkannya dengan jawaban kuesioner dari responden. Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu kuesioner data demografi, kuesioner tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan, dan kuesioner mekanisme koping ibu hamil.

5.1. Kuesioner Data Demografi Responden

Kuesioner data demografi responden 9 pernyataan dan cara pengisian dengan cheklist (√) pada salah satu pilihan yang tersedia dari pernyatan yang ada berkaitan dengan usia, agama, suku, riwayat persalinan yang lalu, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan kehamilan (primigravida dan multigravida).

5.2. Kuesioner Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Persalinan

Kuesioner tingkat kecemasan terdiri dari 20 pernyataan dan cara pengisiannya dengan checklist (√) pada salah satu pilihan yang tersedia. Kusioner tingkat kecemasan ini dengan menggunakan alat ukur kecemasan HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) yang dimodifikasi oleh peneliti tetapi mampu dipahami yang terdiri dari 20 pernyataan. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan digunakan skala likert yang terdiri dari komponen Hampir tidak pernah nilai skornya 1,


(33)

Kadang-kadang nilai skornya 2, Sering nilai skornya 3, Selalu nilai skornya 4 dilakukan penentuan panjang kelas berdasarkan rumus statistik (Hidayat, 2009) sebagai berikut:

Rentang = Xmax – Xmin = 80 – 20

= 60

= 15.

Untuk mengkategorikan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan maka dikatakan tingkat kecemasan ringan 20-35, tingkat kecemasan sedang 35-50, tingkat kecemasan berat 51-65, dan panik 66-80.

5.3. Mekanisme Koping Ibu Hamil dalam Menghadapi Persalinan.

Kuesioner mekanisme koping terdiri dari 20 pernyataan dan cara pengisiannya dengan checklist (√) pada salah satu pilihan yang tersedia. Kuesioner mekanisme koping ibu hamil ini terdapat pernyataan positif dan pernyataan negatif yang terdiri sepuluh pernyataan dimana adaptif yang terdiri dari lima pernyataan pada tindakan antisipasi (No. 1-5) dan lima pernyataan pada tindakan menyerang (No. 6-10) dan sepuluh pernyataan


(34)

maladaptif yang terdiri dari lima pernyataan tindakan mnenghindari (No.11-15) dan lima pernyataan tindakan tidak bertindak (No.16-20). Untuk mengetahui koping ibu hamil digunakan suatu skala pengukuran yaitu skala Guttman yang merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dalam memberikan jawaban dimana jawaban yang digunakan adalah Ya dan Tidak bila responden menjawab Ya skornya 1 dan yang menjawab tidak skornya 0. Untuk mengkategorikan koping ibu hamil dengan adaptif dan maladaptif maka dilakukan penentuan panjang kelas berdasarkan rumus statistik (Hidayat, 2007) berikut :

Rentang = Xmax – Xmin = 20 - 0

= 20

= 10.

Berdasarkan jumlah yang diperoleh koping ibu hamil, responden dikategorikan sebagai berikut : Maladaptif, bila jawaban responden dengan total (0 – 10), Adaptif, bila jawaban responden dengan total (11 – 20).


(35)

6. VALIDITAS dan RELIABILITAS INSTRUMEN 6.1. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti secara tepat, tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang akan dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi yaitu instrument yang dibuat mengacu atau sesuai pada isi tinjauan pustaka (Setiadi, 2007). Instrument penelitian ini telah diuji Content Validity oleh dosen yang ahli dibagian keperawatan Maternitas dan dosen yang ahli dibagian keperawatan Jiwa (Arikunto, 2006).

6.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrument adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrument sehingga dapat digunakan peneliti selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Reliabilitas indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap ases (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data, kepada responden yang memenuhi kriteria seperti responden yang sebenarnya sebanyak 20 orang,


(36)

agar hasil distribusi skor (nilai) mendekati kurva normal (Arikunto, 2006). Uji reliabilitas penelitian ini dilakukan terhadap responden yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu uji reabilitas untuk tingkat kecemasan dipakai dengan menggunakan cronbach’s alpha dikatakan reliabel bila nilainya 0,7. Reliabilitas yang didapat peneliti pada tingkat kecemasan adalah 0,71 maka instrumen dinyatakan reliabel (Polit & Hungler, 1995). Dan uji reabilitas untuk koping di pakai dengan menggunakan rumus K-R 21 dikatakan reliabel bila nilainya 0,6. Reliabilitas yang didapat peneliti pada mekanisme koping adalah 0,632 maka instrument dinyatakan reliable (Arikunto, 2000).

7. RENCANA PENGUMPULAN DATA

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada ketua program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Sumatera Utara. Selanjutnya mengirim surat izin ke tempat penelitian di klinik Pematang Siantar, setelah mendapat izin dari klinik Pematang Siantar, peneliti melaksanakan pengumpulan data, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner (angket). Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari klinik bidan di Pematang Siantar mengenai berapa jumlah Ibu Hamil Trimester III.


(37)

8. ANALISA DATA

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data. Analisa data yang digunakan peneliti adalah analisis deskriptif yaitu suatu prosedur pengolahan data yang menggambarkan atau meringkas data dengan cara ilmiah melalui tahap yaitu mengecek kelengkapan data (editing) bentuk tabel, untuk memeriksa apakah pernyataan dalam kuesioner sudah diisi sesuai dengan petunjuk. Kode atau coding terhadap pernyataan yang telah diajukan digunakan untuk mempermudah tabulasi dilanjutkan dengan mengklarifikasi data dengan mentabulasi data yang dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi. Pengolahan data dilakukan dengan cara univariat dimana univariat untuk menampilkan data demografi, koping tingkat kecemasan, dan koping ibu hamil dari setiap responden dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(38)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan di kota Pematang Siantar.

1. HASIL PENELITIAN 1.1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian tentang data demografi pada klien ibu hamil trimester 3 di klinik Pematang Siantar, yang dilakukan pada tanggal 17 sampai dengan 29 Agustus 2011. Dari 60 responden yang terdiri dari 30 responden yang berlatar belakang pendidikan medis dan 30 responden yang berlatar belakang non medis diperoleh karakteristik dan data demografi sebagai berikut : berdasarkan usia yang berlatar belakang pendidikan medis mayoritas yaitu : 28 – 35 tahun (50%) dan usia yang berlatar belakang pendidikan non medis 18-27 tahun (50%). Berdasarkan agama yang mayoritas yaitu : Kristen protestan (48,33%). Berdasarkan suku yaitu : suku Batak toba (56,67%). Berdasarkan riwayat persalinan yang lalu yaitu tidak bermasalah (100%). Berdasarkan tingkat pendidikan tingkat pendidikan medis yaitu perawat (35%), pendidikan non medis yaitu SMA (23,33%). Berdasarkan pekerjaan yang berlatar belakang


(39)

pendidikan medis yaitu bekerja di Rumah Sakit (50%) dan pekerjaan yang berlatar belakang pendidikan non medis yaitu ibu rumah tangga (80%) dan penghasilan yang berlatar belakang pendidikan medis yaitu Rp2.500.000-3.700.00 (50%) penghasilan yang berlatar belakang pendidikan non medis yaitu Rp1.200.000-2.400.000 (83,33%). Berdasarkan kehamilan yang berlatar belakang pendidikan medis yaitu mayoritas primigravida (60%), dan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis mayoritas multigravida (66,67%). Hasil penelitian tentang karakteristik responden secara singkat dapat di lihat pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi frekuensi dari persentasi karakteristik responden ibu hamil trimester 3 dalam menghadapi persalinan di klinik Pematang Siantar.

NO Karakteristik Frekuensi (n) Persentasi (%) 1. 2. Usia Medis 18 – 27 tahun 28 – 35 tahun 36 – 44 tahun Non medis 18 – 27 tahun 28 – 35 tahun 36 – 44 tahun Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik 9 15 6 15 12 3 28 29 3 30% 50% 20% 50% 40% 10% 46,67% 48,33% 5%


(40)

3. 4. 5. 6. 7. 8. Suku Batak toba Jawa Melayu Dll

Riwayat Persalinan yang lalu Tidak bermasalah Status Perkawinan Menikah Pendidikan Medis Perawat Bidan Non medis SD SMP SMA SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan Medis

Ibu Rumah Tangga Guru/Dosen

Dll (Bekerja di Rumah Sakit)

Non medis

Ibu Rumah Tangga Berdagang Guru/Dosen Penghasilan Medis Rp 1.200.000-2.400.000 Rp 2.500.000-3.700.000 Rp 3.800.000-5.000.000 34 14 8 4 60 60 21 9 5 8 14 1 2 4 11 15 24 5 1 5 15 9 1 56,67% 48,33% 13,33% 6,67% 100% 100% 70% 30% 8,33% 13,33% 23,33% 1,67% 3,33% 13,33% 36,67% 50% 80% 16,67% 3,33% 16,67% 50% 30%


(41)

9. Rp 5.100.000-6.300.000 Non medis Rp 1.200.000-2.400.000 Rp 2.500.000-3.700.000 Rp 3.800.000-5.000.000 Rp 5.100.000-6.300.000 Kehamilan Medis Primigravida Multigravida Non medis Primigravida Multigravida 25 4 0 1 18 12 10 20 3,33% 83,33% 13,33% 0 3,33% 60 % 40 % 33,33 % 66,67 %

1.2 Tingkat kecemasan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dalam menghadapi persalinan di kota Pematang Siantar.

Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa 40% responden yang menyatakan mengalami cemas sedang dalam menghadapi persalinan, dan 60% yang menyatakan mengalami cemas berat, dan yang mengalami cemas ringan dan panik tidak ada


(42)

Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dalam menghadapi persalinan di kota Pematang Siantar (n= 30).

1.3. Tingkat kecemasan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan Non Medis dalam menghadap persalinan di kota Pematang Siantar.

Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa 3,33% responden yang menyatakan mengalami cemas ringan dalam menghadapi persalinan, dan 56,67% responden yang menyatakan mengalami cemas sedang, dan 40% responden yang menyatakan mengalami cemas berat, dan yang mengalami panik adalah tidak ada.

Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan Non Medis dalam menghadapi persalinan di kota Pematang Siantar. (n=30)

Tingkat Kecemasan Frekuensi (n)

Persentasi (%) Ringan ( 20 – 35 )

Sedang ( 36 – 50 ) Berat ( 51 – 65 ) Panik ( 66 – 80 )

0 12 18 0

0 40 60 0


(43)

Tingkat Kecemasan Frekuensi (n)

Persentasi (n) Ringan (20 – 35 )

Sedang ( 36 – 50 ) Berat ( 51 – 65 ) Panik ( 66 – 80 )

1 17 12 0 3,33 % 56,67 % 40 % 0

1.4. Mekanisme Koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan Medis dalam menghadapi persalinan di kota Pematang Siantar.

Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa 100% ibu hamil yang berlatar belakang medis mengadopsi koping yang Adaptif.

Tabel 4. Distribusi frekuensi mekanisme koping pada ibu hamil yang berlatar belakang medis dalam menghadapi persalinan (n=30).

Mekanisme Koping Frekuensi (n) Persentasi (%) Adaptif Maladaptif 30 - 100 % 0

1.5Mekanisme Koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan Non medis dalam menghadapi persalinan di kota Pematang Siantar.

Hasil peneltitian saya menunjukkan bahwa 96,67% ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis yang mengadopsi koping adaptif, dan 3,33% ibu hamil yang mengadopsi koping maladaptif.


(44)

Tabel 5. Distribusi frekuensi mekanisme koping pada ibu hamil yang berlatar belakang non medis dalam menghadapi persalinan (n=30).

Mekanisme Koping Frekuensi (n)

Persentasi (%) Adaptif

Maladaptif

29 1

96,67 3,33

2. PEMBAHASAN

Berikut ini akan dibahas hal-hal yang terkait penelitian tentang tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan di kota Pematang Siantar terhadap 60 orang (30 orang ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan 30 orang ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis) yang terdapat di dua klinik di Pematang Siantar (Klinik bidan Hapsah dan Klinik bidan Hendrayatni). Jika dilihat berdasarkan data demografi, karakteristik responden beragam. Menurut Arikunto (2006) suatu penelitian yang baik, sebaiknya menggunakan responden yang beragam sehingga bisa mewakili semua unsur yang diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui mayoritas responden yang berlatar belakang pendidikan medis berusia 28-35 tahun dan responden yang berlatar belakang pendidikan non medis berusia 18-27 tahun, pada umumnya usia ibu hamil berpengaruh terhadap proses kehamilan, pada kesehatan janin dan sampai proses persalinan. Menurut World Health Organisation (WHO) untuk usia yang


(45)

dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga 30 tahun. Tapi mengingat kemajuan teknologi saat ini, sampai usia 35 tahun masih boleh untuk hamil sebab tidak semua wanita hamil mengalami resiko tinggi dengan catatan ibu tersebut harus memeriksakan diri secara teratur ke dokter kandungan, menjaga dan memantau kondisi kesehatan tubuh serta kondisi asupan gizinya (Tobing, 2009).

Menurut Seno Adjie kehamilan di usia kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah, karena kondisi fisik belum 100% siap. Kehamilan dan persalinan di usia tersebut, meningkatkan angka kematian ibu dan janin 4 – 6 kali lipat dibandingkan wanita yang hamil dan bersalin di usia 20 – 30 tahun. Beberapa risiko yang bisa terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun adalah kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin terhambat, bisa jadi secara mentalpun si wanita belum siap ini menyebabkan kesadaran untuk memeriksakan diri dan kandunganya rendah (Hidayathullah, 2011)

Berbeda dengan wanita usia 20 – 30 tahun yang dianggap ideal untuk menjalani kehamilan dan persalinan. Di rentang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima dan rahim sudah mampu memberi perlindungan atau kondisi yang maksimal untuk kehamilan dan persalinan (di kutip Choirul, 2011 dalam artikel Republika).

Menurut Hamilton (1995), ibu hamil yang umurnya lebih muda atau belum matur ternyata lebih mudah mengalami gangguan kecemasan dari pada ibu hamil


(46)

yang usianya lebih tua atau matur tetapi yang usianya lebih tua atau maturpun dapat juga mengalami gangguan ansietas atau stress (Hawari, 2006).

Kesiapan untuk hamil dan menghadapi persalinan tidak hanya ditentukan oleh usia saja tetapi banyak faktor-faktor lainnya salah satunya riwayat persalinan yang lalu juga dapat menimbulkan kecemasan. Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa 100% riwayat persalinan yang lalu tidak bermasalah. Adapun kriteria dari riwayat persalinan yang lalu yang dapat menimbulkan kecemasan adalah partus lama, ketuban pecah dini, perdarahan, mual/ muntah yang berlebihan (Hiperemesis gravidarum), keguguran, adanya penyakit penyerta seperti tekanan darah tinggi, diabetes dan lain-lain (Nolan, 2010).

Penyakit yang menyertai ibu dalam kehamilan adalah salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan. Seseorang yang menderita suatu penyakit akan lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita sakit (Carpenito, 2001). Jika seorang ibu hamil dengan suatu penyakit yang menyertai kehamilannya, maka ibu tersebut akan lebih cemas lagi, karena kehamilan dan persalinan meskipun dianggap fisiologis namun tetap beresiko terjadi hal-hal yang patologis.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapat bahwa pendidikan yang berlatar belakang medis mayoritas Perawat 21 orang (35%) dan pendidikan yang berlatar belakang non medis mayoritas SMA 14 orang (23,33%). Menurut Notoadmodjo (2003) pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran


(47)

pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Raytone (dalam maria, 2005) mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar diri seseorang. Seseorang yang mempunyai pendidikan yang tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah atau mereka tidak mempunyai pendidikan. Kecemasan adalah respon yang dapat dipelajari dengan demikian pendidikan yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan. Hal ini sesuai dengan pendidikan dan pengetahuan ibu hamil dapat mempengaruhi kecemasan karena kurangnya informasi tentang persalinan baik dari orang terdekat, keluarga ataupun dari berbagai media seperti majalah dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat oleh peneliti mayoritas pekerjaan yang berlatar belakang pendidikan medis adalah bekerja di Rumah Sakit 15 orang (50%) dan pekerjaan yang berlatar belakang pendidikan non medis adalah sebagai ibu rumah tangga 24orang (80%). Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia dan dalam arti sempit pekerjaan adalah suatu tugas/kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang.

Penghasilan keluarga yaitu pendapatan keluarga dalam satu bulan dimana berdasarkan hasil penelitian diketahui penghasilan keluarga yang berlatar belakang pendidikan medis perbulan adalah Rp 2.500.000-3.700.000 dan penghasilan keluarga yang berlatar belakang pendidikan non medis adalah Rp 1.200.000-2.400.000. Menurut Hamilton (1995) penghasilan keluarga dapat


(48)

mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi persalinan, hal ini disebabkan karena responden merasa khawatir akan biaya dan takut tidak sanggup bayar persalinannya nanti.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat kecemasan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis mengalami cemas berat 60% (n=18), hal ini sesuai dengan hasil penelitian saya bahwa responden yang saya dapat lebih banyak ibu hamil yang kehamilannya primigravida.

Hal ini sesuai dengan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa ibu hamil yang baru pertama kali mengandung memiliki kecemasan dan kekhawatiran dalam menghadapi persalinan karena ibu tersebut belum mempunyai pengalaman melahirkan. Seorang ibu hamil primigravida dalam menghadapi persalinan sebagian besar selalu mengalami kecemasan. Kecemasan ini terjadi karena berbagai faktor. Kecemasan itu sendiri adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (Depkes RI, 1990).

Menurut Amalia (2009) calon ibu yang mengandung anak pertama biasanya mengalami perasaan cemas dan semakin meningkat saat usia kehamilan makin bertambah dan mendekati proses persalinan. Pada ibu yang multigravida yang pendidikannya medis mengatakan kecemasan mulai berkurang pada kehamilan berikutnya dimana ibu sudah pernah melahirkan sebelumnya tetapi ibu masih


(49)

cemas juga apakah persalinan berikutnya ini berjalan lancar atau tidak dan apakah bayinya dapat lahir dengan sehat.

Saat kecemasan dan distress meningkat dalam menghadapi persalinan, ibu hamil akan mengadopsi perilaku atau tehnik tertentu sebagai koping terhadap peristiwa yang sedang terjadi (Handerson, 2005).

Pada penelitian ini mekanisme koping yang diadopsi oleh ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis secara umum adalah adaptif. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan. Adapun strategi koping yang digunakan ibu hamil dalam menghadapi kecemasan ini adalah tindakan antisipasi yang artinya membuat perencanaan dan persiapan dalam menghadapi peristiwa yang membuat stress atau cemas, melakukan tindakan menyerang yaitu dengan cara mengambil tindakan positif untuk melawan cemas atau stress, memperoleh kemampuan untuk mengontrol situasi (Handerson, 2005).

Pada ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis mengalami cemas sedang 56,67% hal ini sesuai dengan dengan respondennya lebih banyak ibu hamil yang multigravida dimana berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti bahwa ibu hamil yang sudah pernah melahirkan mengatakan kecemasannya mulai berkurang karena ibu tersebut sebelumnya sudah pernah melahirkan dan peneliti juga mendapatkan bahwa responden yang


(50)

didapat tidak memilik riwayat persalinan yang bermasalah pada kehamilan sebelumnya.

Menurut Nolan (2010) ibu multipara juga mengalami kecemasan akibat dari permasalahan terhadap kelahiran yang terjadi sebelumnya seperti seorang wanita yang pernah mengalami masalah dalam mendapatkan keturunan akan menjadi sangat cemas mengenai apakah mereka akan mampu mempertahankan kehamilannya kali ini, wanita yang pernah mengalami keguguran akan terus-menerus ketakutan sampai usia kehamilannya melewati tanggal dimana sebelumnya mereka kehilangan bayi serta wanita yang pernah melahirkan seorang bayi yang kemudian meninggal atau mengalami kelainan. Namun, beberapa wanita lainnya tetap tenang dan percaya diri.

Mekanisme koping yang diadopsi oleh ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis sebagian besar adalah adaptif tetapi ada juga mekanisme koping yang diadopsi oleh ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis adalah maladaptif. Menurut penelitian ini sebagian besar ibu hamil masih dapat melakukan strategi koping apabila cemas datang dengan melakukan tindakan antisipasi, tindakan menyerang dan tindakan untuk mengontrol situasi. Tetapi ada juga ibu hamil yang mekanisme kopingnya maladaptif ini berhubungan dengan apabila cemas muncul ibu tersebut mengadopsi koping tindakan menghindar artinya apabila ibu cemas ia mengabaikan nasehat atau menghindari kontak dari orang lain dan tindakan tidak bertindak artinya sama sekali tidak mampu melaksanakan koping (Handerson, 2005).


(51)

Disamping itu peneliti juga mendapatkan bahwa ibu mengadopsi koping maladaptif karena ibu tersebut tidak didampingi oleh suami atau orang terdekatnya dimana suami ibu bekerja jauh di luar kota. Menurut Hamilton (1995) seseorang ibu yang mendapatkan dukungan positif dari suami, keluarga dan teman terdekat akam merasa lebih tenang dalam menghadapi persalinan. Menurut penelitian Isyah (2002) tentang dampingan suami dalam menanggulangi kecemasan istri pada trimester ke tiga menunjukkan bahwa dampingan suami yang diberikan pada calon ibu merasa tenang dan memiliki mental yang kuat untuk menghadapi persalinan. Dampingan suami memberikan dampingan informasi sangat berpengaruh pada persepsi istri terhadap proses persalinan.

Hasil penelitian yang diperoleh peneliti adalah tingkat kecemasan yang terjadi pada ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis adalah cemas berat dan mekanisme kopingnya adaptif sedangkan tingkat kecemasan yang terjadi pada ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis adalah cemas sedang dan mekanisme kopingnya adaptif. Jadi dapat dilihat bahwa ada kesenjangan yang terjadi antara ibu hamil yang berlatar belakang pendidikannya medis dan non medis tetapi mekanisme kopingnya tidak memiliki kesenjangan karena sama-sama adaptif.


(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

1.1. Karakteristik responden ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis yang memeriksakan kehamilannya ke klinik kota Pematang Siantar mayoritas berusia 28-35 tahun dan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis mayoritas berusia 18-27 tahun, umumnya beragama Kristen protestan dan bersuku Batak toba, tingkat pendidikan ibu hamil yang berlatar belakang medis mayoritas adalah perawat dan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis mayoritas adalah SMA, pekerjaan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis mayoritas bekerja di rumah sakit dan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis mayoritas bekerja sebagai Ibu rumah tangga dan kehamilan yang terjadi pada ibu hamil yang berlatar belakang medis mayoritas primigravida dan kehamilan yang terjadi pada ibu hamil yang berlatar belakang non medis mayoritas multigravida.

1.2. Tingkat kecemasan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dalam menghadapi persalinan sebagian besar mengalami cemas berat sebanyak enam puluh persen dan koping yang diadopsi oleh ibu hamil secara umum adaptif sebanyak seratus persen.


(53)

1.3. Tingkat kecemasan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis dalam menghadapi persalinan sebagian besar mengalami cemas sedang sebanyak lima puluh enam koma enam puluh tujuh persen dan koping yang diadopsi oleh ibu hamil sebagian besar adaptif sebanyak Sembilan puluh enam koma enam tujuh tetapi ada juga yang maladaptif sebanyak tiga koma tiga puluh tiga.

Dari hasil penilitian ini dapat kita lihat bahwa tidak selamanya orang yang berlatar belakang pendidikan medis itu lebih mengetahui tentang kecemasan yang dihadapi oleh ibu hamil dalam menghadapi persalinan, walaupun mereka sudah pernah mengetahui serta mempelajarinya dibangku kuliah. Seperti hasil penelitian justru ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis yang kecemasannya berat dibandingkan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis yang kecemasannya sedang.

2. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa yang dapat peneliti sampaikan yaitu

2.1. Bagi Klien/Ibu Hamil

1. Disarankan kepada semua ibu hamil yang primigravida dan multigravida baik itu yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis agar lebih mempersiapkan dirinya apabila kecemasan timbul saat menghadapi persalinan dengan cara lebih banyak membaca buku tentang kehamilan dan


(54)

sering berkomunikasai dengan ibu-ibu yang sudah pernah melahirkan sebelumnya.

2. Ibu hamil disarankan membuat rencana tindakan dalam menghadapi persalinan yaitu tempat persalinannya apakah ibu nanti bersalin di klinik, di rumah sakit atau di rumah saat menghadapi proses persalinan dan disarankan agar ibu hamil pada saat menghadapi proses persalinan didampingi oleh suami atau anggota keluarga. Dengan adanya rencana tindakan ini akan mengurangi kebingungan atau kecemasan ibu pada saat persalinan nanti.

2.2. Bagi Tenaga Kesehatan

1. Disarankan kepada tenaga kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat dan lain-lain) hendaknya memberikan informasi kepada ibu hamil bagaimana cara mengantisipasi kecemasan jika muncul dalam menghadapi persalinan.

2. Tenaga Kesehatan memberikan informasi pada ibu hamil yang berkunjung ke klinik untuk memeriksakan kandungannya, bahwa dalam menghadapi persalinan nanti akan terjadi nyeri, sehingga pada saat nyeri datang ibu sudah mengetahuinya dan tidak cemas atau panik lagi pada saat menghadapi proses persalinan.

3. Tenaga kesehatan memberikan informasi kepada sesama tenaga kesehatan dan jangan menganggap bahwa tenaga kesehatan lebih mengetahui segala


(55)

hal tentang proses menghadapi persalinan. Agar pada saat menghadapi persalinan ibu tidak cemas.

4. Menyaran ibu hamil untuk mengikuti kelas kehamilan atau latihan senam hamil.

2.3. Institusi Pendidikan

Laporan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa dan dosen yang membutuhkan informasi terkait tentang tingkat kecemasan dan koping ibu hamil dalam menghadapi persalinan.

2.4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama dan terhadap tingkat kecemasan dan koping ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang medis dan non medis dalam menghadapi persalinan.


(56)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 1. KONSEP KEHAMILAN

1.1. Defenisi

Kehamilan adalah jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mania tau spermatozoa (Hajjah, 2008). 1.2. Proses permulaan kehamilan

Dimulainya proses kehamilan dari Pembuahan (Konsepsi) adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopi. Pembuahan merupakna awal kehamilan dan pembuahan bisa terjadi apabila melakukan senggama (koitus) yang dilakukan pada saat ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur). Biasanya ovulasi telur terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid yang akan datang, kemudian dalam beberapa jam setelah pembuahan mulailah pembagian zigot (sel telur yang sudah dibuahi) selama 3 hari sampai stadium morulla. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh arus dan getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba yang kemudian hasil konsepsi tiba di kavum uteri pada tingkat blastula, kemudian hasil konsepsi/ embrio menempel pada dinding rahim yang disebut nidasi. Dimana setelah pertemuan spermatozoa dan ovum maka terbentuklah zigot kemudian menjadi janin yan siap untuk dilahirkan. Tahap embrio berlangsung dari hari


(57)

ke 15 sampai hari sekitar 8 minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3 cm, dari puncak kepala sampai bokong (Bobak, 2004).

1.3. Menentukan Periode Kehamilan

Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester masing-masing trimester berlangsung kira-kira tiga bulan. Trimester pertama sebagai periode pembentuk karena spermatozoa menembus dinding corona adiate dengan enzim hyaluronidase. Persenyawaan ini terjadi di daerah ampulla tubae. Dengan adanya estrogen dan progesteron yang meningkat akan menyebabkan timbulnya rasa mual-mual pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilanya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Dia selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil atau tidak, setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Pada trimester pertama banyak wanita berpikir bahwa janinnya tidak nyata selama awal periode masa hamil. Pada trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dimana tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil pun sudah berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban dan pada trimester dua ini ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa


(58)

kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. Pada trimester ini ibu sudah merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri. Pada kehamilan trimester ketiga sudah mencapai bulan ke 7. Pada trimester ini sering kali disebut periode menunggu dan waspada, sebab pada saat ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Pada trimester ini rasa tidak nyaman akibat kehamilan akan timbul kembali ini ditandai dengan kadang-kadang ibu merasa khawatir anaknya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya terhadap timbulnya tanda dan gejala terjadi persalinan pada ibu akan meningkat, seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Pada trimester ini seorang ibu akan mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu persalinan atau melahirkan (Rukiyah, 2009).

1.4. Adaptasi Fisik dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan 1. Adaptasi Fisik

Proses kehamilan membawa perubahan fisik diantaranya pada trimester pertama akan terjadi tidak adanya mensturasi, sembelit, nyeri pada panggul, mual dan muntah (mual pada pagi hari), lelah dan mengantuk, sering


(59)

berkemih, tidak menyukai bau atau makanan tertentu, cairan vagina meningkat penurunan berat badan atau kenaikan sampai 2,5 kg, dan perubahan pada payudara: penuh, nyeri tekan, gatal didaerah putting, aerola menjadi gelap. Pada trimester kedua perubahan fisik yang terjadi adalah sudah merasa enak secara fisik, merasakan gerakan janin, nafsu makan meningkat, mual menghilang, sembelit, nyeri di lipat paha akibat kontraksi ligament rotundum, kenaikan berat badan rata-rata 0,4-0,5 kg per minggu, kejang kaki. Pada trimester ketiga perubahan fisik yang terjadi adalah kontraksi Braxton-Hicks yang lebih nyata, produksi kolostrom meningkat, nyeri pinggang, pergelangan kaki bengkak, insomnia, anemia, dan kenaikan berat badan sampai 12,5-17,5 kg (Simkin, 2007).

2. Adaptasi Psikologis

Status emosional dan psikologis ibu turut menentukan keadaan yang timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat terjadi pergeseran dimana kehamilan sebagai peristiwa fisiologis menjadi kehamilan patologis. Ada dua macam stressor, yaitu:

a. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap persalinan, kehilangan pekerjaan.


(60)

b. Stressor eksternal, meliputi maladaptasi, relation ship, kasih sayang, support mental, broken home.

Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana tidak hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis yang merupakan penyesuaian emosi, pola berpikir, dan perilaku yang berkelanjutan hingga bayi lahir. Latar belakang munculnya gangguan psikologis dan emosional dalam rangka kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi tertentu termasuk kehamilan. Pengaruh faktor psikologis terhadap kehamilan adalah terhadap ketidakmampuan pengasuhan kehamilan dan mempunyai potensi melakukan tindakan yang membahayakan terhadap kehamilan (Pantikawati, 2010).

2. PERSALINAN 2.1. Pengertian

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+urin), yang dapat hidup, kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 1998).

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu sering disebut 5P diantaranya power (tenaga), passenger (janin dan plasenta), Passage (jalan lahir), posisi ibu sewaktu melahirkan, dan psikis ibu bersalin dapat mempengaruhi perubahan psikologis yang mana perubahan psikologis yang terjadi pada ibu bersalin sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan


(61)

bimbang antisipasi yang diterima ibu selama persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang diterima wanita dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga dan pemberi perawatan, lingkungan tempat ibu berada apakah bayi yang dikandungnya merupakan bayi yang diinginkan atau tidak. Dukungan yang diterima atau tidak diterima oleh ibu dilingkungan tempatnya melahirkan, termasuk dari mereka yang mendampinginya, sangat mempengaruhi aspek psikisnya pada saat kondisinya sangat rentan setiap kali kontraksi timbul juga pada saat nyeri timbul secara berkelanjutan (Rukiyah, 2009).

2.3. Tanda-tanda Persalinan

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” yang disebut kala pendahuluan (Preparatory stage of labor). Ini memberikan tanda-tanda yaitu Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primipara. Pada multipara tidak begitu kentara. Perut kelihatan lebih melebur, fundus uteri turun, perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandungan kemih tertekan oleh bagian terbawah janin, perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”, Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bias bercampur darah (bloody show) (Mochtar, 1998).


(62)

Pada proses persalinan terdiri 4 tahap-tahap persalinan yaitu Kala I : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm, Kala II yaitu kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir, Kala III yaitu waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum (Mochtar, 1998).

2.5. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi

Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarga dan penolong persalinan. Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebigungan dan kekacauan pada saat persalinan dan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai tepat waktu.

Ada lima komponen penting dalam rencana persalinan:

1. Membuat rencana persalinan: tempat persalinan apakah di klinik, rumah sakit, dan di rumah, memilih tenaga kesehatan terlatih, bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut, bagaimana transportasi ketempat persalinan, berapa banyak biaya yang dibutuhkan, siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.

2. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawat daruratan.


(63)

3. Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan : dimana ibu akan bersalin apakah di klinik atau rumah sakit.

4. Membuat rencana pola menabung, untuk biaya yang dibutuhkan persalinan nantinya.

5. Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan (Pantikawati, 2010).

2.6. Tips Menghadapi Persalinan

Ada berbagai tips yang dapat membantu ibu hamil dalam menaggulangi kecemasan, sehingga ibu tersebut dapat menghadapi persalinan dengan tenang. Adapaun kiat-kiat tersebut adalah (1) mempersiapkan diri yaitu dengan mempersiapkan diri dengan berbagai informasi tentang hal-hal yang menyangkut persalinan. Informasi ini bisa saja di peroleh melalui buku-buku, majalah, mengikuti kelas persiapan kelahiran, atau pengalaman dari ibu, saudara maupun teman yang pernah menghadapi persalinan bahkan pergunakanlah saat berkunjung ke dokter untuk bertanya, membicarakan keluhan serta ikut sertakan suami sebagai teman berbagi rasa. (2) perhatikan sikap tubuh yaitu sikap tubuh terutama pada saat berdiri, berlutut, berjalan-jalan yang benar, dapat mempersingkat persalinan dan hal ini juga dapat membuat persalinan menjadi lebih mudah. Untuk bisa melakukan sikap tubuh yang benar, caranya adalah 40 menit bersikap tegak, lalu 15 menit istirahat dengan duduk atau berbaring. (3) mendeteksi gejala persalinan, bagi ibu hamil yang baru pertama kali akan melahirkan sering terkecoh dengan tanda-tanda


(64)

persalinan. Begitu tanda kontraksi muncul, tanpa terlebih dahulu menilainya ibu tersebut langsung dibawa ke rumah sakit menurut ibu tersebut persalinannya sudah dekat padahal belum waktunya untuk melahirkan. Kecemasan menanti masa persalinan inilah membuat ibu tersebut khawatir jadi untuk mengantisipasinya seharusnya ibu atau keluarga terlebih dahulu mengetahui tanda-tanda persalinan. (4) mengurangi rasa sakit adalah jika terjadi kontraksi selama beberapa jam dan lalu menghilang, adalah hal yang wajar. Kalu kontraksi terjadi pada malam hari, atasi dengan mandi air hangat, lalu minum air hangat dan pergi tidur. Bila kontraksi terjadi pada siang hari, buatlah diri anda sibuk, misalnya dengan menyibukkan diri dengan mempersiapkan kamar bayi. Namun bila persalinan sudah menjelang persalinan, anda justru harus memperhatikan kontraksi yang terjadi. Apabila kontraksi sering muncul dengan tenggang waktu yang semakin sedikit, anda boleh melakukan mengerang dan merintih mungkin justru dapat membantu mengurangi rasa sakit atau dapat mempraktikkan pernapasan dalam. (5) mencari teman, adanya seorang teman saat persalinan merupakan dorongan yang besar dan dapat mengurangi kecemasan. (6) bersikap rileks dapat dilakukan dengan beberapa latihan antara lain, melatih otot-otot tubuh, khususnya bagian panggul agar tetap rilek, dan melatih pernapasan dapat membantu agar tubuh tetap rileks saat menghadapi persalinan. (7) bersikap luwes artinya sebelum saat persalinan tiba ibu sudah mempunyai gambaran bagaimana sebenarnya persalinan itu berlangsung. Dengan demikian, jika di kemudian persalinan berlangsung tidak mulus, ibu


(65)

dapat cepat menyesuaikan diri misalnya, bayi tidak kunjung lahir sehingga dikhawatirkan keselamatannya karena itu harus dilakukan tindakan episiotomy (pengguntingan) atau pembiusan epidural atau operasi Caesar. (8) lewati masa kontraksi dengan tenang, ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pernapasan perlahan-lahan melalui hidung dan mengeluarkan kembali melalui mulut. Bernapas dalam ini dapat membantu sekali melewati masa kontraksi dengan tenang. (9) ingat, masa ini akan berakhir menyenagkan, masa yang sulit ketika persalinan, sebenarnya biasa diatasi dengan mengingat bahwa sebentar lagi ibu akan bisa memandang dan memeluk bayinya yang mungil ini dapat mengurangi kecemasan dalam menghadapi persalinan (Imam musbikin, 2006). 3. KONSEP KECEMASAN

3.1. Definisi Kecemasan

Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan kebingungan, kekhwatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, 2005). Selain itu, kekecewaan adalah gangguan alam perasaan (affectif) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan realitis (Reality Testing Ability/RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2006).


(66)

3.2. Faktor Penyebab Kecemasan.

Menurut Hamilton (1995), beberapa teori yang mengemukakan faktor prediosposisi terjadinya cemas antara lain:

a. Potensi Stresor

Stresor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi. Pada ibu hamil ia berupaya untuk beradaptasi pada kehamilan dan perubahan fisik yang terjadi pada dirinya sampai pada saat menghadapi kelahiran atau persalinan. Lingkungan termasuk di dalamnya, ruangan bersalin dan sekitarnya yang asing, penuh dengan alat kesehatan dan obat-obatan atau kesibukan petugas kesehatan juga merupakan steresor tersendiri bagi ibu hamil primipara.

b. Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi

Pendidikan dan pengetahuan ibu dapat mempengaruhi kecemasan karena kurangnya informasi tentang persalinan baik dari orang terdekat, keluarga ataupun dari berbagai media seperti majalah, dan lain sebagainya dapat membuat ibu menjadi khwatir dan bahkan takut untuk menghadapi persalinan nantinya.

c. Keadaan fisik

Ibu hamil yang mengalami gangguan fisik seperti cedera akan mudah mengalami kelelahan fisik sehingga lebih mudah mengalami stress.


(67)

d. Sosial Budaya

Seseorang ibu yang mendapatkan dukungan positif dari keluarga, suami dan teman dekat akan merasalebih tenang dalam menghadapi persalinan. Di beberapa daerah tertentu ada kebudayaan yang tidak mengizinkan suami berada di dekat istri pada saat melahirkan dengan alas an tidak etis kondisi ini menyebabkan istri tidak mendapat dukungan dan akan merasa lebih cemas saat persalinan.

e. Umur

Ibu hamil yang umunya lebih muda atau belum matur ternyata lebih mudah mengalami gangguan stress dari pada ibu hamil yang usianya lebih tua atau matur. Tetapi yang usianya lebih tua atau maturpun dapat juga mengalami gangguan ansietas.

f. Maturitas

Ibu hamil yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar mengalami gangguan akibat stress karena ibu hamil yang mengatur mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap stress (Hawari, 2006).

3.3. Gejala Kecemasan

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut: cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang, gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi


(68)

dan daya ingat, keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran bordering (tinnitus), berderbar-debar, sesak napas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, dan sakit kepala (Hawari, 2006).

3.4. Tingkat Kecemasan

Menurut Peplau ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu. Setiap tingkatan memiliki karakteristik lahan persepsi yang berbeda tergantung pada kemampuan individu dalam menerima informasi/pengetahuan mengenai kondisi yang ada dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya yaitu:

a. Kecemasan Ringan : cemas yang berhubungan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas, menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

b. Kecemasan Sedang : individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain.

c. Kecemasan Berat : cemas yang lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detil yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berpikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan untuk terfokus pada area lain.


(69)

d. Panik : individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang. Karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadinya peningkatan akitvitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif (Suliswati, 2005).

Gambar Skema 1 : Rentang tingkat Kecemasan 3.5. Kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan

Meskipun kehadiran seorang bayi begitu diinginkan, kehamilan adalah saat ketika ibu hamil mengalami berbagai emosi, dan salah satunya yang paling menonjol adalah kecemasan. Kecemasan pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko dalam proses persalinan yaitu bayangan mengenai seperti apakah bayi yang akan lahir ini, apakah bayinya akan sehat atau tidak, ketakutan akan melahirkan seorang bayi yang tidak normal atau meninggal dunia dapat menyebabkan stress berat. Salah satunya yang paling dicemaskan oleh ibu hamil

Ringan Sedang Berat Panik

Rentang Respons Ansietas


(1)

3. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS selaku dosen penguji I skripsi yang telah banyak memberikan saran untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu EllytaAizar, S.Kp selaku dosen penguji II skripsi yang telah banyak memberikan saran untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Hj. Hendrayatni, Amkeb selaku kepala klinik yang telah memberikan izin dalam pengambilan data.

6. Ibu Habsyah Siregar, Amkeb selaku kepala klinik yang telah memberikan izin dalam pengambilan data.

7. Kepada dua rekan/asisten saya yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini

8. Teman-teman terbaik mahasiswa profesi keperawatan angkatan 2010 yang telah banyak memberikan motivasi kepada saya dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun susunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Februari 2012

Penulis


(2)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... ..viii

Daftar Skema ... ix

Abstrak ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Tujuan Penelitian... 5

3. Pertanyaan Penelitian ... 5

4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

1. Konsep Kehamilan ... 7

1.1. Defenisi kehamilan ... 7

1.2. Proses Permulaan Kehamilan ... 7

1.3. Menentukan Periode Kehamilan ... 8

1.4. Adaptasi fisik dan Adaptasi Psikologis Kehamilan ... 9

2. Persalinan ...11

2.1. Defenisi Persalinan ...11

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan ...11

2.3. Tanda-tanda Persalinan ...12

2.4. Tahap-tahap Persalinan ...12

2.5. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi...13

2.6. Tips Menghadapi Persalinan ...14

3. Konsep Kecemasan ...16

3.1. Defenisi Kecemasan ...16

3.2. Faktor Penyebab Kecemasan ...17

3.3. Gejala Kecemasan ...18

3.4. Tingkat Kecemasan ...19

3.5. Kecemasan Ibu hamil dalam Menghadapi Persalinan ...20


(3)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ...29

1. Desain Penelitian ...29

2. Populasi dan Sampel...29

3. Lokasi dan Waktu penelitian ...31

4. Pertimbangan etik ...31

5. Instrumen Penelitian ...32

5.1 Kuesioner Data Demografi ...33

5.2 Kuesioner Tingkat kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan ...33

5.3 Kuesioner Koping Ibu Hamil dalam menghadapi persalinan ...35

6. Validitas dan Reliabilitas ...36

7. Rencana Pengumpulan Data ...37

8. Analisa Data ...38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...39

1. Hasil Penelitian ...39

1.1. Karakteristik Responden ...39

1.2. Tingkat Kecemasan Ibu hamil Yang Berlatar belakang Medis ...42

1.3. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Yang Berlatar belakang Non medis .43 1.4. Mekanisme koping Ibu hamil Berlatar belakang Medis ...44

1.5. Mekanisme Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Non medis ..44

2. Pembahasan...45

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...53

1. Kesimpulan ...53

2. Saran ...54

DAFTAR PUSTAKA ...57

LAMPIRAN-LAMPIRAN. ... ..59

1. Lembar Persetujuan jadi Responden ... 60

2. Instrumen Penelitian ...61

3. Jadwal Tentatif ...66

4. Taksasi Dana67 5. Surat Pengambilan Data, Surat Balasan Dari klinik ...68

6. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kecemasan dan Mekanisme Koping ...71

7. Pengolahan Data Demografi Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis ...77


(4)

DAFTAR TABEL

1. Distribusi frekuensi dari persentasi karakteristik responden……… 40 2. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada ibu hamil yang

berlatar belakang pendidikan medis………. 42 3. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada ibu hamil yang

berlatar belakang pendidikan non medis………. 43 4. Mekanisme Koping Ibu Hamil yang berlatar belakang medis……… 44 5. Mekanisme Koping Ibu Hamil yang berlatar belakang non medis………. 44


(5)

DAFTAR SKEMA

Skema I Rentang Tingkat Kecemasan……… 20


(6)

Judul : Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar.

Nama Mahasiswa : Lasma Junanti Evelina Fitriany Simanjuntak

NIM : 101121002

Jurusan : Sarjana Keperawatan

Tahun : 2012

Abstrak

Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan keadaan kebingungan, ke kwatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Kecemasan ini meningkat pada saat menghadapi persalinan yaitu banyangan mengenai seperti apakah bayi yang lahir ini sehat atau tidak, banyangan akan rasa nyeri pada persalinan. Saat kecemasan meningkat individu akan mengadopsi teknik tertentu sebagai koping terhadap peristiwa yang sedang dialaminya. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan. Jumlah responden seluruhnya 60 0rang yang terdiri dari 30 0rang responden yang berlatar belakang pendidikan medis dan 30 orang responden yang berlatar belakang pendidikan non medis yang dipilih dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang terjadi pada ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis 60% cemas berat dan koping yang diadopsi adalah adaptif, dan tingkat kecemasan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis 56,67% cemas sedang dan koping yang diadopsi adalah adaptif tetapi ada juga maladaptif. Hasil penelitian ini disarankan kepada tenaga kesehatan agar memberikan informasi kepada ibu hamil cara mengantisipasi kecemasan apabila muncul dalam menghadapi persalinan.


Dokumen yang terkait

Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan di BPM (Bidan Praktek Mandiri) Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan 2014

0 43 60

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

31 93 90

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 9

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 1

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 7

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 18

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 2

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 21

HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

0 0 10

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

0 1 15