Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

(1)

TINGKAT KECEMASAN DAN KOPING IBU HAMIL

YANG BERLATAR BELAKANG PENDIDIKAN

MEDIS DAN NON MEDIS

DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

DI KOTA PEMATANG SIANTAR

Lasma Junanti Evelina Fitriany Simanjuntak

SKRIPSI

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat- Nya

yang telah memberikan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan judul “Tingkat Kecemasan dan Koping

Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam

Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp,M.Kep,Sp.Mat selaku dosen pembimbing

skripsi atas waktu yang diluangkan dalam memberikan bimbingan, saran, dan

sumbangan pemikiran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Rasa terima kasih yang tulus kepada keluarga yang tercinta, ayahanda dan

ibunda serta adik-adikku tercinta yang selalu memberikan dukungan doa dan materi

dalam penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini juga, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, MKes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan


(4)

3. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS selaku dosen penguji I skripsi yang

telah banyak memberikan saran untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu EllytaAizar, S.Kp selaku dosen penguji II skripsi yang telah banyak

memberikan saran untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Hj. Hendrayatni, Amkeb selaku kepala klinik yang telah memberikan izin

dalam pengambilan data.

6. Ibu Habsyah Siregar, Amkeb selaku kepala klinik yang telah memberikan izin

dalam pengambilan data.

7. Kepada dua rekan/asisten saya yang telah banyak membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini

8. Teman-teman terbaik mahasiswa profesi keperawatan angkatan 2010 yang

telah banyak memberikan motivasi kepada saya dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun

susunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Februari 2012

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... ..viii

Daftar Skema ... ix

Abstrak ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Tujuan Penelitian... 5

3. Pertanyaan Penelitian ... 5

4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

1. Konsep Kehamilan ... 7

1.1. Defenisi kehamilan ... 7

1.2. Proses Permulaan Kehamilan ... 7

1.3. Menentukan Periode Kehamilan ... 8

1.4. Adaptasi fisik dan Adaptasi Psikologis Kehamilan ... 9

2. Persalinan ...11

2.1. Defenisi Persalinan ...11

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan ...11

2.3. Tanda-tanda Persalinan ...12

2.4. Tahap-tahap Persalinan ...12

2.5. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi...13

2.6. Tips Menghadapi Persalinan ...14

3. Konsep Kecemasan ...16

3.1. Defenisi Kecemasan ...16

3.2. Faktor Penyebab Kecemasan ...17

3.3. Gejala Kecemasan ...18

3.4. Tingkat Kecemasan ...19

3.5. Kecemasan Ibu hamil dalam Menghadapi Persalinan ...20

4. Konsep Koping...21

4.1. Defenisi Koping ...21

4.2. Macam-macam Koping ...22

4.3. Mekanisme Koping Ibu Hamil ...22

5. Pendidikan Medis dan Non medis ...24

BAB 3 KERANGKA KONSEP ...25

1. Kerangka Konseptual ...25


(6)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ...29

1. Desain Penelitian ...29

2. Populasi dan Sampel...29

3. Lokasi dan Waktu penelitian ...31

4. Pertimbangan etik ...31

5. Instrumen Penelitian ...32

5.1 Kuesioner Data Demografi ...33

5.2 Kuesioner Tingkat kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan ...33

5.3 Kuesioner Koping Ibu Hamil dalam menghadapi persalinan ...35

6. Validitas dan Reliabilitas ...36

7. Rencana Pengumpulan Data ...37

8. Analisa Data ...38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...39

1. Hasil Penelitian ...39

1.1. Karakteristik Responden ...39

1.2. Tingkat Kecemasan Ibu hamil Yang Berlatar belakang Medis ...42

1.3. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Yang Berlatar belakang Non medis .43 1.4. Mekanisme koping Ibu hamil Berlatar belakang Medis ...44

1.5. Mekanisme Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Non medis ..44

2. Pembahasan...45

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...53

1. Kesimpulan ...53

2. Saran ...54

DAFTAR PUSTAKA ...57

LAMPIRAN-LAMPIRAN. ... ..59

1. Lembar Persetujuan jadi Responden ... 60

2. Instrumen Penelitian ...61

3. Jadwal Tentatif ...66

4. Taksasi Dana67 5. Surat Pengambilan Data, Surat Balasan Dari klinik ...68

6. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kecemasan dan Mekanisme Koping ...71

7. Pengolahan Data Demografi Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis ...77


(7)

DAFTAR TABEL

1. Distribusi frekuensi dari persentasi karakteristik responden……… 40

2. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada ibu hamil yang

berlatar belakang pendidikan medis………. 42

3. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada ibu hamil yang

berlatar belakang pendidikan non medis………. 43

4. Mekanisme Koping Ibu Hamil yang berlatar belakang medis……… 44


(8)

DAFTAR SKEMA

Skema I Rentang Tingkat Kecemasan……… 20


(9)

Judul : Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar.

Nama Mahasiswa : Lasma Junanti Evelina Fitriany Simanjuntak

NIM : 101121002

Jurusan : Sarjana Keperawatan

Tahun : 2012

Abstrak

Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan

keadaan kebingungan, ke kwatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Kecemasan ini meningkat pada saat menghadapi persalinan yaitu banyangan mengenai seperti apakah bayi yang lahir ini sehat atau tidak, banyangan akan rasa nyeri pada persalinan. Saat kecemasan meningkat individu akan mengadopsi teknik tertentu sebagai koping terhadap peristiwa yang sedang dialaminya. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan. Jumlah responden seluruhnya 60 0rang yang terdiri dari 30 0rang responden yang berlatar belakang pendidikan medis dan 30 orang responden yang berlatar belakang pendidikan non medis yang dipilih dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang terjadi pada ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis 60% cemas berat dan koping yang diadopsi adalah adaptif, dan tingkat kecemasan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis 56,67% cemas sedang dan koping yang diadopsi adalah adaptif tetapi ada juga maladaptif. Hasil penelitian ini disarankan kepada tenaga kesehatan agar memberikan informasi kepada ibu hamil cara mengantisipasi kecemasan apabila muncul dalam menghadapi persalinan.


(10)

Judul : Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar.

Nama Mahasiswa : Lasma Junanti Evelina Fitriany Simanjuntak

NIM : 101121002

Jurusan : Sarjana Keperawatan

Tahun : 2012

Abstrak

Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan

keadaan kebingungan, ke kwatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Kecemasan ini meningkat pada saat menghadapi persalinan yaitu banyangan mengenai seperti apakah bayi yang lahir ini sehat atau tidak, banyangan akan rasa nyeri pada persalinan. Saat kecemasan meningkat individu akan mengadopsi teknik tertentu sebagai koping terhadap peristiwa yang sedang dialaminya. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan. Jumlah responden seluruhnya 60 0rang yang terdiri dari 30 0rang responden yang berlatar belakang pendidikan medis dan 30 orang responden yang berlatar belakang pendidikan non medis yang dipilih dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang terjadi pada ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis 60% cemas berat dan koping yang diadopsi adalah adaptif, dan tingkat kecemasan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis 56,67% cemas sedang dan koping yang diadopsi adalah adaptif tetapi ada juga maladaptif. Hasil penelitian ini disarankan kepada tenaga kesehatan agar memberikan informasi kepada ibu hamil cara mengantisipasi kecemasan apabila muncul dalam menghadapi persalinan.


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan

seorang wanita dan keluarga. Namun di samping itu terdapat kecemasan yang

ditimbulkan ketika menjalani kehamilan, diantaranya wanita hamil akan

banyak mengalami perubahan tubuh karena pengaruh hormon kehamilan.

Kecemasan ini mencapai klimaksnya pada saat menghadapi persalinan

terutama rasa nyeri yang teramat hebatyang terjadi pada saat kontraksi,

perpanjangan dari kelahiran bayi, partus lama, hal ini tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu power seperti his, kontraksi

otot dinding perut, kontraksi diafragma pelvis, passenger seperti jalan lahir

lunak dan jalan lahir tulang, psikolorespon (Rukiyah,2009).

Kecemasan sering kali ditandai dengan perasaan mudah marah, tegang,

mudah gugup, kewaspadaan berlebih, dan terkadang menyebabkan keringat

pada telapak tangan. Terkadang dampak kecemasan dapat berupa dampak

positif atau negatif. Dampak positif terjadi apa jika kecemasan muncul pada

tingkat moderat dan memberikan kekuatan untuk melakukan sesuatu,

membantu individu membangun pertahanan dirinya agar rasa cemas yang

dirasakan dapat berkurang sedikit demi sedikit, sedangkan dampak negative


(12)

simtom fisik yang dapat menghalangi individu untuk berfungsi efektif dalam

kehidupan sehari-hari seperti meningkatnya detak jantung, dan menegangnya

otot-otot tubuh sehingga sering terlihat sebagai suatu reaksi panik (Handerson,

2005).

Rasa takut menjelang persalinan sering dialami ibu selama hamil.

Kecemasan ini dapat dialami oleh ibu baik ibu primipara maupun multipara.

Ibu primipara merupakan seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup

untuk pertama kali. Sedangkan ibu multipara adalah seorang wanita yang

pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (Mochtar, 1988).

Menjelang persalinan, banyak hal mengkhawatirkan muncul pada pikiran

ibu, seperti takut bayi cacat, takut harus operasi, takut persalinannya lama,

takut tidak ada yang mendampinginya pada saat proses persalinan nanti dan

lain sebagainya. Calon ibu yang mengandung anak pertama biasanya

mengalami perasaan cemas dan semakin meningkat saat usia kehamilan

makin bertambah dan mendekati proses persalinan (Amalia, 2009). Sedangkan

ibu multipara juga mengalami kecemasan akibat dari permasalahan terhadap

kelahiran yang terjadi sebelumnya seperti seorang wanita yang pernah

mengalami masalah dalam mendapatkan keturunan akan menjadi sangat

cemas mengenai apakah mereka akan mampu mempertahankan kehamilannya

kali ini, wanita yang pernah mengalami keguguran akan terus-menerus


(13)

mereka kehilangan bayi serta wanita yang pernah melahirkan serta wanita

yang pernah melahirkan seorang bayi yang kemudian meninggal atau

mengalami kelainan. Namun, beberapa wanita lainnya tetap tenang dan

percaya diri (Nolan, 2010).

Disamping timbulnya rasa nyeri dalam menghadapi persalinan timbul juga

fenomena psikologis yang menyertai proses persalinan bermacam-macam.

Seorang wanita biasanya memiliki disposisi kepribadian yang primitif dan

mewarnai persalinan bayinya. Apa yang terjadi saat persalinan secara

langsung mempengaruhi psikologis dalam kelahiran. Perasaan dan sikap

wanita dalam melahirkan sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak

faktor diantaranya perbedaan struktur sosial, budaya dan agama serta

kesehatan ibu dalam menghadapi persalinan pengalaman masa lalu, support

sistem dan lingkungan. Saat kecemasan dan distress meningkatlah, individu

akan mengadopsi perilaku atau teknik tertentu sebagai koping terhadap

peristiwa yang sedang dialaminya (Handerson, 2005).

Pearlin dan schooler menyatakan bahwa kopig merupakan “segala sesuatu

yang dilakukan individu agar tidak disakiti oleh beban hidup”. Penelitian

psikologis tentang respon terhadap situasi yang menimbulkan ansietas, stress

dilakukan oleh lazarus dan kawan-kawannya. Dengan menggunakan

serangkaian penelitian eksperimental, Lazarus dan kawan-kawannya


(14)

ketika mengalami kecemasan maupun stress, yaitu tindakan antisipasi,

tindakan menyerang, tindakan menghindar dan tindakan tidak bertindak.

(Handerson, 2005).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti pada

beberapa orang ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non

medis pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan ke salah satu klinik yaitu

ibu primipara yang pendidikannya medis mengatakan cemas dan khawatir

dalam menghadapi persalinan walaupun ibu sudah mengetahui kecemasan

akan timbul saat terjadi kehamilan, ibu tersebut mengatakan dia hanya pernah

mempelajari bahwa kecemasan akan timbul saat terjadi kehamilan, ibu juga

mengatakan belum mempunyai pengalaman melahirkan, tetapi walaupun ibu

sudah mempelajarinya dan mengetahuinya ibu tetap cemas dan takut apakah

persalinanya dapat berjalan dengan lancar atau tidak tetapi sewaktu cemas

datang ibu masih tetap dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari dan masih

dapat bertindak dengan hal-hal yang positif. Pada ibu yang multipara yang

pendidikannya medis mengatakan kecemasan mulai berkurang pada

kehamilan berikutnya dimana ibu sudah pernah melahirkan sebelumnya tetapi

ibu masih cemas juga apakah persalinan berikutnya ini berjalan lancar atau

tidak dan apakah bayinya dapat lahir dengan sehat sehingga sewaktu cemas

muncul ibu masih dapat mengatasinya dengan mencari kegiatan-kegiatan


(15)

cemasnya. Pada ibu primipara yang pendidikannya non medis mengatakan

sangat cemas sekali bahkan terkadang panik dalam menghadapi persalinan

karena ibu beranggapan bahwa melahirkan itu sangat sakit dan menakutkan

sehingga pada saat cemas datang ibu tidak dapat berpikir secara rasional

sehingga ibu sering marah-marah tanpa sebab. Pada ibu multipara yang

pendidikannya non medis mengatakan keemasannya mulai berkurang di

kehamilan berikutnya dan bahkan tidak merasa cemas dengan kehamilannya

sekarang ini karena ibu sebelumnya sudah pernah melahirkan dan proses

persalinan sebelumnya juga lancar-lancar saja tidak ada hambatan. sehingga

apabila cemas datang ibu hanya berdiam diri saja .

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa kecemasan mempengaruhi

koping pada saat menghadapi persalinan. Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk meneliti tentang “Tingkat Kecemasan dan koping Ibu Hamil yang

Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi

Persalinan”.

2. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecemasan dan koping ibu

hamil berlatarbelakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi


(16)

3. PERTANYAAN PENELITIAN

Bagaimana kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan

medis dan non medis dalam menghadapi persalinan.

4. MANFAAT PENELITIAN 4.1. Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai dasar untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan dan

untuk lebih mengetahui tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar

belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan,

apakah memiliki perbedaan.

4.2. Bagi Tenaga Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada tenaga kesehatan

sebagai informasi mengenai seberapa besar pengaruh tingkat kecemasan dan

koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis

dalam menghadapi persalinan.

4.3. Bagi Klien atau Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang tingkat

kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis

dan non medis dalam menghadapi persalinan. Pada ibu hamil yang berlatar

belakang pendidikan non medis agar kehamilan tidak menjadi suatu


(17)

4.4. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi atau sebagai tambahan ilmu

pengetahuan dan hasil penelitian diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 1. KONSEP KEHAMILAN

1.1. Defenisi

Kehamilan adalah jika ada pertemuan dan persenyawaan antara

sel telur (ovum) dan sel mania tau spermatozoa (Hajjah, 2008).

1.2. Proses permulaan kehamilan

Dimulainya proses kehamilan dari Pembuahan (Konsepsi)

adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di

tuba fallopi. Pembuahan merupakna awal kehamilan dan

pembuahan bisa terjadi apabila melakukan senggama (koitus) yang

dilakukan pada saat ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur).

Biasanya ovulasi telur terjadi kira-kira 14 hari sebelum haid yang

akan datang, kemudian dalam beberapa jam setelah pembuahan

mulailah pembagian zigot (sel telur yang sudah dibuahi) selama 3

hari sampai stadium morulla. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan

kearah rongga rahim oleh arus dan getaran rambut getar (silia) serta

kontraksi tuba yang kemudian hasil konsepsi tiba di kavum uteri

pada tingkat blastula, kemudian hasil konsepsi/ embrio menempel

pada dinding rahim yang disebut nidasi. Dimana setelah pertemuan

spermatozoa dan ovum maka terbentuklah zigot kemudian menjadi


(19)

ke 15 sampai hari sekitar 8 minggu setelah konsepsi atau sampai

ukuran embrio sekitar 3 cm, dari puncak kepala sampai bokong

(Bobak, 2004).

1.3. Menentukan Periode Kehamilan

Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester masing-masing trimester

berlangsung kira-kira tiga bulan. Trimester pertama sebagai periode pembentuk

karena spermatozoa menembus dinding corona adiate dengan enzim

hyaluronidase. Persenyawaan ini terjadi di daerah ampulla tubae. Dengan adanya

estrogen dan progesteron yang meningkat akan menyebabkan timbulnya rasa

mual-mual pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa

tidak sehat dan sering kali membenci kehamilanya, merasakan kekecewaan,

penolakan, kecemasan dan kesedihan. Dia selalu mencari tanda-tanda untuk

meyakinkan bahwa dirinya hamil atau tidak, setiap perubahan yang terjadi pada

tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Pada trimester pertama

banyak wanita berpikir bahwa janinnya tidak nyata selama awal periode masa

hamil. Pada trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dimana tubuh ibu sudah

terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena

hamil pun sudah berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum

dirasakan sebagai beban dan pada trimester dua ini ibu sudah menerima

kehamilannya dan dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih


(20)

kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama

dan merasakan meningkatnya libido. Pada trimester ini ibu sudah merasakan

gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang

diluar dari dirinya sendiri. Pada kehamilan trimester ketiga sudah mencapai bulan

ke 7. Pada trimester ini sering kali disebut periode menunggu dan waspada,

sebab pada saat ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Pada

trimester ini rasa tidak nyaman akibat kehamilan akan timbul kembali ini

ditandai dengan kadang-kadang ibu merasa khawatir anaknya akan lahir

sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya terhadap

timbulnya tanda dan gejala terjadi persalinan pada ibu akan meningkat, seringkali

ibu merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak

normal. Kebanyakan ibu akan bersikap melindungi bayinya dan akan

menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan

bayinya. Pada trimester ini seorang ibu akan mulai merasa takut akan rasa sakit

dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu persalinan atau melahirkan

(Rukiyah, 2009).

1.4. Adaptasi Fisik dan Adaptasi Psikologis pada Kehamilan

1. Adaptasi Fisik

Proses kehamilan membawa perubahan fisik diantaranya pada trimester

pertama akan terjadi tidak adanya mensturasi, sembelit, nyeri pada panggul,


(21)

berkemih, tidak menyukai bau atau makanan tertentu, cairan vagina

meningkat penurunan berat badan atau kenaikan sampai 2,5 kg, dan

perubahan pada payudara: penuh, nyeri tekan, gatal didaerah putting, aerola

menjadi gelap. Pada trimester kedua perubahan fisik yang terjadi adalah sudah

merasa enak secara fisik, merasakan gerakan janin, nafsu makan meningkat,

mual menghilang, sembelit, nyeri di lipat paha akibat kontraksi ligament

rotundum, kenaikan berat badan rata-rata 0,4-0,5 kg per minggu, kejang kaki.

Pada trimester ketiga perubahan fisik yang terjadi adalah kontraksi

Braxton-Hicks yang lebih nyata, produksi kolostrom meningkat, nyeri pinggang,

pergelangan kaki bengkak, insomnia, anemia, dan kenaikan berat badan

sampai 12,5-17,5 kg (Simkin, 2007).

2. Adaptasi Psikologis

Status emosional dan psikologis ibu turut menentukan keadaan yang

timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat terjadi

pergeseran dimana kehamilan sebagai peristiwa fisiologis menjadi kehamilan

patologis. Ada dua macam stressor, yaitu:

a. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit,

cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan sebagai orang

tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap persalinan, kehilangan


(22)

b. Stressor eksternal, meliputi maladaptasi, relation ship, kasih sayang,

support mental, broken home.

Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana tidak

hanya terjadi perubahan fisiologis, tetapi juga terjadi perubahan psikologis

yang merupakan penyesuaian emosi, pola berpikir, dan perilaku yang

berkelanjutan hingga bayi lahir. Latar belakang munculnya gangguan

psikologis dan emosional dalam rangka kesanggupan seseorang untuk

menyesuaikan diri dengan situasi tertentu termasuk kehamilan. Pengaruh

faktor psikologis terhadap kehamilan adalah terhadap ketidakmampuan

pengasuhan kehamilan dan mempunyai potensi melakukan tindakan yang

membahayakan terhadap kehamilan (Pantikawati, 2010).

2. PERSALINAN

2.1. Pengertian

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+urin),

yang dapat hidup, kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan

jalan lain (Mochtar, 1998).

2.2. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu sering disebut 5P

diantaranya power (tenaga), passenger (janin dan plasenta), Passage (jalan

lahir), posisi ibu sewaktu melahirkan, dan psikis ibu bersalin dapat

mempengaruhi perubahan psikologis yang mana perubahan psikologis yang


(23)

bimbang antisipasi yang diterima ibu selama persiapan menghadapi persalinan,

dukungan yang diterima wanita dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga

dan pemberi perawatan, lingkungan tempat ibu berada apakah bayi yang

dikandungnya merupakan bayi yang diinginkan atau tidak. Dukungan yang

diterima atau tidak diterima oleh ibu dilingkungan tempatnya melahirkan,

termasuk dari mereka yang mendampinginya, sangat mempengaruhi aspek

psikisnya pada saat kondisinya sangat rentan setiap kali kontraksi timbul juga

pada saat nyeri timbul secara berkelanjutan (Rukiyah, 2009).

2.3. Tanda-tanda Persalinan

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita

memasuki “bulannya” atau “minggunya” yang disebut kala pendahuluan

(Preparatory stage of labor). Ini memberikan tanda-tanda yaitu Lightening atau

settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama

pada primipara. Pada multipara tidak begitu kentara. Perut kelihatan lebih

melebur, fundus uteri turun, perasaan sering-sering atau susah kencing

(polakisuria) karena kandungan kemih tertekan oleh bagian terbawah janin,

perasaan sakit diperut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari

uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”, Serviks menjadi lembek,

mulai mendatar dan sekresinya bertambah bias bercampur darah (bloody show)

(Mochtar, 1998).


(24)

Pada proses persalinan terdiri 4 tahap-tahap persalinan yaitu Kala I : waktu

untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm, Kala II

yaitu kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah

kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir, Kala III yaitu waktu

untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim

istirahat sebentar. Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi

dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya

perdarahan post partum (Mochtar, 1998).

2.5. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi

Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota

keluarga dan penolong persalinan. Dengan adanya rencana persalinan akan

mengurangi kebigungan dan kekacauan pada saat persalinan dan mengurangi

kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan

kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai tepat waktu.

Ada lima komponen penting dalam rencana persalinan:

1. Membuat rencana persalinan: tempat persalinan apakah di klinik, rumah

sakit, dan di rumah, memilih tenaga kesehatan terlatih, bagaimana

menghubungi tenaga kesehatan tersebut, bagaimana transportasi ketempat

persalinan, berapa banyak biaya yang dibutuhkan, siapa yang akan menjaga

keluarganya jika ibu tidak ada.

2. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawat


(25)

3. Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan : dimana

ibu akan bersalin apakah di klinik atau rumah sakit.

4. Membuat rencana pola menabung, untuk biaya yang dibutuhkan persalinan

nantinya.

5. Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan (Pantikawati,

2010).

2.6. Tips Menghadapi Persalinan

Ada berbagai tips yang dapat membantu ibu hamil dalam menaggulangi

kecemasan, sehingga ibu tersebut dapat menghadapi persalinan dengan tenang.

Adapaun kiat-kiat tersebut adalah (1) mempersiapkan diri yaitu dengan

mempersiapkan diri dengan berbagai informasi tentang hal-hal yang

menyangkut persalinan. Informasi ini bisa saja di peroleh melalui buku-buku,

majalah, mengikuti kelas persiapan kelahiran, atau pengalaman dari ibu,

saudara maupun teman yang pernah menghadapi persalinan bahkan

pergunakanlah saat berkunjung ke dokter untuk bertanya, membicarakan

keluhan serta ikut sertakan suami sebagai teman berbagi rasa. (2) perhatikan

sikap tubuh yaitu sikap tubuh terutama pada saat berdiri, berlutut, berjalan-jalan

yang benar, dapat mempersingkat persalinan dan hal ini juga dapat membuat

persalinan menjadi lebih mudah. Untuk bisa melakukan sikap tubuh yang

benar, caranya adalah 40 menit bersikap tegak, lalu 15 menit istirahat dengan

duduk atau berbaring. (3) mendeteksi gejala persalinan, bagi ibu hamil yang


(26)

persalinan. Begitu tanda kontraksi muncul, tanpa terlebih dahulu menilainya ibu

tersebut langsung dibawa ke rumah sakit menurut ibu tersebut persalinannya

sudah dekat padahal belum waktunya untuk melahirkan. Kecemasan menanti

masa persalinan inilah membuat ibu tersebut khawatir jadi untuk

mengantisipasinya seharusnya ibu atau keluarga terlebih dahulu mengetahui

tanda-tanda persalinan. (4) mengurangi rasa sakit adalah jika terjadi kontraksi

selama beberapa jam dan lalu menghilang, adalah hal yang wajar. Kalu

kontraksi terjadi pada malam hari, atasi dengan mandi air hangat, lalu minum

air hangat dan pergi tidur. Bila kontraksi terjadi pada siang hari, buatlah diri

anda sibuk, misalnya dengan menyibukkan diri dengan mempersiapkan kamar

bayi. Namun bila persalinan sudah menjelang persalinan, anda justru harus

memperhatikan kontraksi yang terjadi. Apabila kontraksi sering muncul dengan

tenggang waktu yang semakin sedikit, anda boleh melakukan mengerang dan

merintih mungkin justru dapat membantu mengurangi rasa sakit atau dapat

mempraktikkan pernapasan dalam. (5) mencari teman, adanya seorang teman

saat persalinan merupakan dorongan yang besar dan dapat mengurangi

kecemasan. (6) bersikap rileks dapat dilakukan dengan beberapa latihan antara

lain, melatih otot-otot tubuh, khususnya bagian panggul agar tetap rilek, dan

melatih pernapasan dapat membantu agar tubuh tetap rileks saat menghadapi

persalinan. (7) bersikap luwes artinya sebelum saat persalinan tiba ibu sudah

mempunyai gambaran bagaimana sebenarnya persalinan itu berlangsung.


(27)

dapat cepat menyesuaikan diri misalnya, bayi tidak kunjung lahir sehingga

dikhawatirkan keselamatannya karena itu harus dilakukan tindakan episiotomy

(pengguntingan) atau pembiusan epidural atau operasi Caesar. (8) lewati masa

kontraksi dengan tenang, ini dapat dilakukan dengan cara melakukan

pernapasan perlahan-lahan melalui hidung dan mengeluarkan kembali melalui

mulut. Bernapas dalam ini dapat membantu sekali melewati masa kontraksi

dengan tenang. (9) ingat, masa ini akan berakhir menyenagkan, masa yang sulit

ketika persalinan, sebenarnya biasa diatasi dengan mengingat bahwa sebentar

lagi ibu akan bisa memandang dan memeluk bayinya yang mungil ini dapat

mengurangi kecemasan dalam menghadapi persalinan (Imam musbikin, 2006).

3. KONSEP KECEMASAN 3.1. Definisi Kecemasan

Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

menggambarkan keadaan kebingungan, kekhwatiran pada sesuatu yang akan

terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan

tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati, 2005). Selain itu, kekecewaan

adalah gangguan alam perasaan (affectif) yang ditandai dengan perasaan

ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak

mengalami gangguan realitis (Reality Testing Ability/RTA, masih baik),

kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan

kepribadian/splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih


(28)

3.2. Faktor Penyebab Kecemasan.

Menurut Hamilton (1995), beberapa teori yang mengemukakan faktor

prediosposisi terjadinya cemas antara lain:

a. Potensi Stresor

Stresor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang

menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu

terpaksa mengadakan adaptasi. Pada ibu hamil ia berupaya untuk

beradaptasi pada kehamilan dan perubahan fisik yang terjadi pada dirinya

sampai pada saat menghadapi kelahiran atau persalinan. Lingkungan

termasuk di dalamnya, ruangan bersalin dan sekitarnya yang asing, penuh

dengan alat kesehatan dan obat-obatan atau kesibukan petugas kesehatan

juga merupakan steresor tersendiri bagi ibu hamil primipara.

b. Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi

Pendidikan dan pengetahuan ibu dapat mempengaruhi kecemasan karena

kurangnya informasi tentang persalinan baik dari orang terdekat, keluarga

ataupun dari berbagai media seperti majalah, dan lain sebagainya dapat

membuat ibu menjadi khwatir dan bahkan takut untuk menghadapi

persalinan nantinya.

c. Keadaan fisik

Ibu hamil yang mengalami gangguan fisik seperti cedera akan mudah


(29)

d. Sosial Budaya

Seseorang ibu yang mendapatkan dukungan positif dari keluarga, suami

dan teman dekat akan merasalebih tenang dalam menghadapi persalinan.

Di beberapa daerah tertentu ada kebudayaan yang tidak mengizinkan

suami berada di dekat istri pada saat melahirkan dengan alas an tidak etis

kondisi ini menyebabkan istri tidak mendapat dukungan dan akan merasa

lebih cemas saat persalinan.

e. Umur

Ibu hamil yang umunya lebih muda atau belum matur ternyata lebih

mudah mengalami gangguan stress dari pada ibu hamil yang usianya

lebih tua atau matur. Tetapi yang usianya lebih tua atau maturpun dapat

juga mengalami gangguan ansietas.

f. Maturitas

Ibu hamil yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar mengalami

gangguan akibat stress karena ibu hamil yang mengatur mempunyai daya

adaptasi yang lebih besar terhadap stress (Hawari, 2006).

3.3. Gejala Kecemasan

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami

gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut: cemas, khawatir, firasat buruk,

takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang,

gelisah, mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang,


(30)

dan daya ingat, keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada otot dan

tulang, pendengaran bordering (tinnitus), berderbar-debar, sesak napas, gangguan

pencernaan, gangguan perkemihan, dan sakit kepala (Hawari, 2006).

3.4. Tingkat Kecemasan

Menurut Peplau ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu.

Setiap tingkatan memiliki karakteristik lahan persepsi yang berbeda tergantung

pada kemampuan individu dalam menerima informasi/pengetahuan mengenai

kondisi yang ada dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya yaitu:

a. Kecemasan Ringan : cemas yang berhubungan dengan ketegangan yang

dialami sehari-hari. Individu masih waspada serta lapang persepsinya meluas,

menajamkan indra. Dapat memotivasi individu untuk belajar dan mampu

memecahkan masalah secara efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan

kreativitas.

b. Kecemasan Sedang : individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi

perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi, masih dapat melakukan

sesuatu dengan arahan orang lain.

c. Kecemasan Berat : cemas yang lapangan persepsi individu sangat sempit.

Pusat perhatiannya pada detil yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berpikir

tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi

kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan untuk terfokus pada area


(31)

d. Panik : individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang. Karena

hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan

perintah. Terjadinya peningkatan akitvitas motorik, berkurangnya kemampuan

berhubungan dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya

pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif (Suliswati, 2005).

Gambar Skema 1 : Rentang tingkat Kecemasan

3.5. Kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan

Meskipun kehadiran seorang bayi begitu diinginkan, kehamilan adalah saat

ketika ibu hamil mengalami berbagai emosi, dan salah satunya yang paling

menonjol adalah kecemasan. Kecemasan pada ibu hamil dapat meningkatkan

resiko dalam proses persalinan yaitu bayangan mengenai seperti apakah bayi

yang akan lahir ini, apakah bayinya akan sehat atau tidak, ketakutan akan

melahirkan seorang bayi yang tidak normal atau meninggal dunia dapat

menyebabkan stress berat. Salah satunya yang paling dicemaskan oleh ibu hamil

Ringan Sedang Berat Panik Rentang Respons Ansietas


(32)

dan pasangannya selama kehamilan adalah bagaimana mereka tahu bahwa

persalinan telah dimulai. Sebagian besar wanita hamil mencemaskan nyeri

persalinan. Bayangan akan rasa nyeri pada persalinan membuat beberapa calon

ibu menjadi begitu takut sehingga dapat mengganggu bulan-bulan terakhir dari

kehamilannya (Nolan, 2010).

Begitu persalinan tinggal beberapa minggu lagi, para calon ibu mulai

menghadapi kesibukan untuk melahirkan. Kemungkinan besar mereka sudah

mendengar banyak cerita tentang persalinan dan beberapa diantaranya membuat

mereka takut. Beberapa minggu terakhir dapat terasa sangat lama dan banyak ibu

yang cemas menanti dimulainya persalinan (Nolan, 2010).

4. KONSEP KOPING

4.1. Definisi Koping

Koping adalah proses yang dilalui oleh individu dalam menyelesaikan

situasi stresfull (Rasmun, 2004). Selain itu koping merupakan mekanisme

untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima. Apabila

mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap

perubahan atau beban tersebut (Ahyar, 2010).

Timbulnya rasa khawatir atau ansietas dalam kehamilan relatif umum

terjadi, dan yang biasanya membuat wanita hamil sering kali merasa cemas

adalah saat ansietas dan distress meningkat, individu mengadopsi perilaku

atau tehnik tertentu sebagai koping terhadap peristiwa tersebut. Pearlin dan


(33)

dilakukan individu agar tidak disakiti oleh ketegangan hidup (Handerson,

2005).

4.2. Macam-macam Koping

Menurut Rasmun (2004), koping terdiri dari dua macam yaitu koping

psikologis dan koping psikososial. Dimana pada umumnya gejala yang

ditimbulkan akibat stress psikologis tergantung pada dua faktor yaitu 1)

bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor artinya

seberapa berat ancaman yang dirasakan oleh individu tersebut terhadap

stressor yang diterimanya, 2) keefektifan strategi koping yang digunakan

oleh individu artinya jika strategi yang digunakan efektif maka

menghasilkan adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola baru dalam

kehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatan

fisik maupun psikologis. Sedangkan menurut (Stuart dan Sundeen, 1991

dikutip dari Rasmun, 2004), koping psikososial adalah reaksi psikososial

terhadap adanya stimulus stress yang diterima atau dihadapi oleh klien.

4.3. Mekanisme Koping Ibu Hamil

Menurut Lazrus dan Folkman (1984) mekanisme koping berdasarkan

penggolongannya dibagi menjadi dua yaitu:

1. Mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme yang mendukung

fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan. Kategorinya

adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif,


(34)

koping yang digunakan pada mekanisme koping adaptif ini ada dua, yaitu

1. Tindakan antisipasi yang artinya penilaian situasi atau respon yang

diadopsi, dengan demikian perilaku koping secara khas bersifat antisipasi

saat membuat perencanaan dan persiapan dalam menghadapi peristiwa

yang membuat stress. Misalnya, ibu hamil tersebut sudah mampu

merencanakan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi peristiwa

selama kehamila yang umumnya menyebabkan ansietas dan stress, dan

demikian mampu melaksanakan koping secara lebih efektif. Dukungan

Antenatal dini (selama kelas kehamilan dan persiapan persalinan) dan

pemberian informasi yang adekuat yaitu cara untuk membantu wanita

hamil melakukan perencanaan dan persiapan tersebut. 2. Tindakan

menyerang merupakan mekanisme koping psikologis yaitu mengambil

tindakan positif untuk melawan stress. Sperti memperoleh kemampuan

untuk mengontrol situasi. Misalnya wanita hamil yang dapat bersikap

asertif dan mempertahankan kontrol, atau yang dikuatkan oleh orang lain

untuk dapat mengontrol situasi, mengadopsi aspek perilaku koping ini.

2. Mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme yang menghambat

fungsi integrasi, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai

lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan/ tidak makan dan

bekerja berlebihan. Strategi koping yang digunakan pada koping ini yaitu

1. Tindakan menghindar yang artinya respon koping yang diperlihatkan


(35)

atau menghindari kontak dengan professional pemberi penguatan yang

diberi di klinik antenatal. Ia bahkan mungkin fenomena masa bodoh.

Penyangkalan tersebut mungkin tidak disadari, sementara pada situasi

yang ekstrim beberapa wanita bahkan seutuhnya menyangkal

kemungkinan diri mereka hamil. Hal ini membuat kehamilan tidak

terdiagnosis atau tersembunyi. Dengan demikian, ansietas dan stress pada

akhirnya dapat menyebabkan kepasifan. 2. Tindakan tidak bertindak yang

artinya pada tahap ini sama sekali tidak mampu melaksanakan koping dan

motivasi mereka menurun. Suatu bayangan dapat muncul pada wanita

hamil yang merasa bahwa semua hal itu terlalu berlebihan, tidak berharga

untuk diperjuangkan atau merasa semuanya sia-sia (Handerson, 2005).

5. PENDIDIKAN MEDIS dan NON MEDIS

Pendidikan merupakan faktor penting yang menentukan kualitas individu.

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respn yang

rasional dibandingkan dengan mereka yang berpendidikan lebih menggunakan

rasio dan dalam menghadapi perubahan fisiologis dan psikologis selama

kehamilannya (BKKN, 1998). Pendidikan medis adalah pendidikan yang

latarbelakangnya dalam bidang kesehatan seperti : Bidan, Perawat, Dokter,

Farmasi, dan lain-lain. Pendidikan non medis adalah pendidikan yang

latarbelakangnya di luar bidang kesehatan seperti : SD, SMP, SMA, SMK,


(36)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

1. KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep yang lainnya dari suatu masalah yang ingin diteliti (Setiadi,

2007). Kerangka konseptual pada penelitian ini untuk mengetahui tingkat

kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan

non medis dalam menghadapi persalinan, maka dapat digambarkna kerangka

konsep sebagai berikut :

Skema 1 : Variabel Tingkat Kecemasan dan Mekanisme Koping Ibu yang

Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan.

Ibu Hamil

Trimester III

Yang berlatar

belakang

pendidikan

medis dan non

medis

a

b

Tingkat Kecemasan

Mekanisme Koping

- Gejala Ringan - Gejala Sedang - Gejala Berat - Panik

- Koping Adaptif - Koping


(37)

2. DEFENISI OPERASIONAL

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasioanl dan

berdasarkan karakteristik yang diamati dalam melakukan pengukuran secara

cermat terhadap satu objek atau fenomena (Hidayat, 2003)

No Variabel Defenisi

Operasional

Alat Ukur Kuesioner

Hasil Ukur Skala

1 Tingkat

kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis. 1.Kecemasan Ringan 2.Kecemasan Sedang Keadaan yang menunjukkan kekwatiran pada ibu hamil yang menghadapi proses persalinan. Kecemasan yang lapang persepsinya masih meluas sehingga masih mampu memecahkan masalah atau mengatasi cemas tanpa diberi arahan dari orang lain.

Kecemasan yang timbul akibat terjadinya penyempitan lapangan persepsi, tetapi apabila terjadi cemas masih

Kuesioner 1.Kecemasan

Ringan 20-35

2. Kecemasan

Sedang 36-50 3.Kecemasan Berat 51-65 4.Panik 65-80 Skala interval


(38)

3.Kecemasan Berat 4. Panik dapat mengatasinya apabila diberi arahan oleh orang lain dan hanya terfokus pada pikiran yang menjadi perhatiannya. Kecemasan yang lapangan persepsinya sangat sempit, pusat perhatiannya pada spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal-hal lain. Terjadinya penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif atau hlangnya kontrol sehingga tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.

2 Mekanisme

Koping Koping merupakan suatu usaha tingkah laku untuk mengatasi tuntunan

Kuesioner Koping maladaptif: 0-10 Koping Adaptif: 11-20 Skala interval


(39)

a. Koping Maladaptif

b. Koping

Adaptif

internal atau eksternal yang dinilai

membebani individu.

Koping maladaptif adalah

mekanisme yang menghambat fungsi integrasi, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.

Koping Adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan.


(40)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam

melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2007). Desain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif. Desain penelitian deskriptif

adalah penelitian yang hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel,

gejala atau keadaan, bukan untuk menguji hipotesis tertentu (Arikunto, 2006).

Pada desain penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan dan

koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan nonmedis dalam

menghadapi persalinan.

2. POPULASI dan SAMPEL

2.1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian adalah

subjek (manusia/pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

(Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi yaitu seluruh

ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan pada bulan

Januari sampai Juni tahun 2011 sebanyak 600 orang di kota Pematang Siantar

yang terdiri dari 2 klinik yaitu klinik bidan Hapsah dan klinik bidan


(41)

Januari sampai Juni tahun 2011 adalah dari klinik bidan Hapsah yang berlatar

pendidikan medis sebanyak 140 orang dan yang berlatar belakang pendidikan

non medis sebanyak 170 orang, pada klinik bidan Hendrayatni yang berlatar

belakang pendidikan medis sebanyak 160 orang dan yang berlatar belakang

pendidikan non medis sebanyak 130 orang. Jadi jumlah populasi seluruhnya

adalah 300 orang yang berlatar belakang pendididkan medis dan 300 orang

yang berlatar belakang pendidikan non medis.

2.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian adalah

purposive sampling dengan penerapan sampel dengan cara memilih sampel

diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga

sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya (Nursalam, 2003). Jadi jumlah sampel pada penelitian ini

adalah 10% dari 300 ibu yang berlatar belakang pendidikan medis

sebanyak 30 orang dan ibu yang berlatar belakang pendidikan non medis

sebanyak 30 orang. Peneliti menentukan sampel yang sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan yaitu:

1. Ibu hamil trimester 3

2. Ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis

3. Ibu primipara dan multipara yang belum pernah dan sudah pernah


(42)

4. Ibu primipara dengan kehamilan tidak memiliki komplikasi selama

kehamilan

5. Ibu multipara yang tidak memiliki komplikasi riwayat persalinan yang

lalu

6. Ibu hamil yang bersedia manjadi responden.

3. LOKASI dan WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Klinik Kota Pematang Siantar yang terdiri dari

klinik bidan Hapsah dan klinik bidan Hendrayatni. Dipilihnya lokasi ini karena

lokasi ini memiliki jumlah ibu hamil yang memadai untuk bisa dilakukan penelitia

dan belum pernah dilakukan penelitian tentang tingkat kecemasan dan koping ibu

hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi

persalinan. Penelitian ini akan dilakukan pada 17 Juli sampai 29 Agustus 2011.

4. PERTIMBANGAN ETIK

Karena penelitian menggunakan manusia sebagai objek penelitian, maka

hakikatnya sebagai manusia harus dilindungi dengan memperhatikan

prinsip-prinsip dalam pertimbangan etik yaitu Responden mempunyai hak untuk

memutuskan apakah ia bersedia menjadi subjek atau tidak dalam penelitian tanpa

ada sanksi apapun, tidak menimbulkan penderitaan bagi responden, dalam hal ini

peneliti juga memberikan penjelasan dan informasi secara lengkap dan rinci serta


(43)

Responden juga harus diperlakukan secara baik sebelum, selama, dan sesudah

penelitian, responden tidak boleh di diskriminasi jika menolak untuk menjadi

responden dalam penelitian, selain itu ada prinsip-prinsip etik yang meliputi :

Informed consent, lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan

diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat

penelitian, bila subjek menolak peneliti tidak dapat memaksa dan tetap

menghormati hak-hak subjek, Anonimity (tanpa nama), untuk menjaga

kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut

cukup dengan diberikan Kode, Confidentiality, kerahasiaan informasi responden di

jamin peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

5. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data

(Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah

angket terstruktur dalam bentuk kuesioner dan wawancara yang digunakan peneliti

sebagai data penguat dari kuesioner yang diisi oleh responden apakah jawabannya

sesuai dengan observasi peneliti sehingga peneliti harus teliti agar persepsi antara

responden dan peneliti sama. Kuesioner dan lembar observasi penelitian disusun

sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada tinjauan pustaka. Peneliti dibantu

oleh dua orang Asisiten yang terdiri dari satu orang perawat yang bekerja di klinik


(44)

setiap asisten bertanggung jawab untuk menyebarkan kuesioner. Peneliti

sebelumnya memberikan petunjuk bagaimana pengisian lembar kuesioner

sehingga mereka dapat memberikan informasi yang tepat kepada responden dalam

pengisian kuesioner dan mampu menggunakan lembar kuesioner dan

mencocokkannya dengan jawaban kuesioner dari responden. Kuesioner terdiri dari

3 bagian yaitu kuesioner data demografi, kuesioner tingkat kecemasan ibu hamil

dalam menghadapi persalinan, dan kuesioner mekanisme koping ibu hamil.

5.1. Kuesioner Data Demografi Responden

Kuesioner data demografi responden 9 pernyataan dan cara pengisian

dengan cheklist (√) pada salah satu pilihan yang tersedia dari pernyatan yang

ada berkaitan dengan usia, agama, suku, riwayat persalinan yang lalu, status

perkawinan, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan kehamilan (primigravida

dan multigravida).

5.2. Kuesioner Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Persalinan

Kuesioner tingkat kecemasan terdiri dari 20 pernyataan dan cara

pengisiannya dengan checklist (√) pada salah satu pilihan yang tersedia. Kusioner tingkat kecemasan ini dengan menggunakan alat ukur kecemasan

HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) yang dimodifikasi oleh peneliti

tetapi mampu dipahami yang terdiri dari 20 pernyataan. Untuk mengetahui

tingkat kecemasan pada ibu hamil dalam menghadapi persalinan digunakan


(45)

Kadang-kadang nilai skornya 2, Sering nilai skornya 3, Selalu nilai skornya 4

dilakukan penentuan panjang kelas berdasarkan rumus statistik (Hidayat,

2009) sebagai berikut:

Rentang = Xmax – Xmin

= 80 – 20

= 60

= 15.

Untuk mengkategorikan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi

persalinan maka dikatakan tingkat kecemasan ringan 20-35, tingkat

kecemasan sedang 35-50, tingkat kecemasan berat 51-65, dan panik

66-80.

5.3. Mekanisme Koping Ibu Hamil dalam Menghadapi Persalinan.

Kuesioner mekanisme koping terdiri dari 20 pernyataan dan cara

pengisiannya dengan checklist (√) pada salah satu pilihan yang tersedia. Kuesioner mekanisme koping ibu hamil ini terdapat pernyataan positif dan

pernyataan negatif yang terdiri sepuluh pernyataan dimana adaptif yang

terdiri dari lima pernyataan pada tindakan antisipasi (No. 1-5) dan lima


(46)

maladaptif yang terdiri dari lima pernyataan tindakan mnenghindari

(No.11-15) dan lima pernyataan tindakan tidak bertindak (No.16-20).

Untuk mengetahui koping ibu hamil digunakan suatu skala pengukuran

yaitu skala Guttman yang merupakan skala yang bersifat tegas dan

konsisten dalam memberikan jawaban dimana jawaban yang digunakan

adalah Ya dan Tidak bila responden menjawab Ya skornya 1 dan yang

menjawab tidak skornya 0. Untuk mengkategorikan koping ibu hamil

dengan adaptif dan maladaptif maka dilakukan penentuan panjang kelas

berdasarkan rumus statistik (Hidayat, 2007) berikut :

Rentang = Xmax – Xmin

= 20 - 0

= 20

= 10.

Berdasarkan jumlah yang diperoleh koping ibu hamil, responden

dikategorikan sebagai berikut : Maladaptif, bila jawaban responden

dengan total (0 – 10), Adaptif, bila jawaban responden dengan total (11 –


(47)

6. VALIDITAS dan RELIABILITAS INSTRUMEN

6.1. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang akan diteliti

secara tepat, tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana

data yang akan dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang

validitas Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi

yaitu instrument yang dibuat mengacu atau sesuai pada isi tinjauan pustaka

(Setiadi, 2007). Instrument penelitian ini telah diuji Content Validity oleh

dosen yang ahli dibagian keperawatan Maternitas dan dosen yang ahli

dibagian keperawatan Jiwa (Arikunto, 2006).

6.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrument adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui

konsistensi dari instrument sehingga dapat digunakan peneliti selanjutnya

dalam ruang lingkup yang sama. Reliabilitas indeks yang menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap ases

(ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010). Uji

reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data, kepada responden yang


(48)

agar hasil distribusi skor (nilai) mendekati kurva normal (Arikunto, 2006).

Uji reliabilitas penelitian ini dilakukan terhadap responden yang memenuhi

kriteria sampel penelitian. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

ada dua yaitu uji reabilitas untuk tingkat kecemasan dipakai dengan

menggunakan cronbach’s alpha dikatakan reliabel bila nilainya 0,7.

Reliabilitas yang didapat peneliti pada tingkat kecemasan adalah 0,71 maka

instrumen dinyatakan reliabel (Polit & Hungler, 1995). Dan uji reabilitas

untuk koping di pakai dengan menggunakan rumus K-R 21 dikatakan reliabel

bila nilainya 0,6. Reliabilitas yang didapat peneliti pada mekanisme koping

adalah 0,632 maka instrument dinyatakan reliable (Arikunto, 2000).

7. RENCANA PENGUMPULAN DATA

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan permohonan

izin pelaksanaan penelitian kepada ketua program studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Sumatera Utara. Selanjutnya mengirim surat izin ke tempat penelitian di

klinik Pematang Siantar, setelah mendapat izin dari klinik Pematang Siantar,

peneliti melaksanakan pengumpulan data, jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data

yang diperoleh dengan wawancara langsung terhadap responden dengan

menggunakan kuesioner (angket). Sedangkan data sekunder adalah data yang

diperoleh dari klinik bidan di Pematang Siantar mengenai berapa jumlah Ibu


(49)

8. ANALISA DATA

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data. Analisa

data yang digunakan peneliti adalah analisis deskriptif yaitu suatu prosedur

pengolahan data yang menggambarkan atau meringkas data dengan cara ilmiah

melalui tahap yaitu mengecek kelengkapan data (editing) bentuk tabel, untuk

memeriksa apakah pernyataan dalam kuesioner sudah diisi sesuai dengan

petunjuk. Kode atau coding terhadap pernyataan yang telah diajukan digunakan

untuk mempermudah tabulasi dilanjutkan dengan mengklarifikasi data dengan

mentabulasi data yang dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data dengan

menggunakan teknik komputerisasi. Pengolahan data dilakukan dengan cara

univariat dimana univariat untuk menampilkan data demografi, koping tingkat

kecemasan, dan koping ibu hamil dari setiap responden dalam bentuk tabel


(50)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan

mengenai tingkat kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang

pendidikan medis dan non medis dalam menghadapi persalinan di kota Pematang

Siantar.

1. HASIL PENELITIAN

1.1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian tentang data demografi pada klien ibu hamil trimester

3 di klinik Pematang Siantar, yang dilakukan pada tanggal 17 sampai

dengan 29 Agustus 2011. Dari 60 responden yang terdiri dari 30

responden yang berlatar belakang pendidikan medis dan 30 responden

yang berlatar belakang non medis diperoleh karakteristik dan data

demografi sebagai berikut : berdasarkan usia yang berlatar belakang

pendidikan medis mayoritas yaitu : 28 – 35 tahun (50%) dan usia yang

berlatar belakang pendidikan non medis 18-27 tahun (50%). Berdasarkan

agama yang mayoritas yaitu : Kristen protestan (48,33%). Berdasarkan

suku yaitu : suku Batak toba (56,67%). Berdasarkan riwayat persalinan

yang lalu yaitu tidak bermasalah (100%). Berdasarkan tingkat pendidikan

tingkat pendidikan medis yaitu perawat (35%), pendidikan non medis


(51)

pendidikan medis yaitu bekerja di Rumah Sakit (50%) dan pekerjaan

yang berlatar belakang pendidikan non medis yaitu ibu rumah tangga

(80%) dan penghasilan yang berlatar belakang pendidikan medis yaitu

Rp2.500.000-3.700.00 (50%) penghasilan yang berlatar belakang

pendidikan non medis yaitu Rp1.200.000-2.400.000 (83,33%).

Berdasarkan kehamilan yang berlatar belakang pendidikan medis yaitu

mayoritas primigravida (60%), dan ibu hamil yang berlatar belakang

pendidikan non medis mayoritas multigravida (66,67%). Hasil penelitian

tentang karakteristik responden secara singkat dapat di lihat pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi frekuensi dari persentasi karakteristik responden ibu

hamil trimester 3 dalam menghadapi persalinan di klinik Pematang Siantar.

NO Karakteristik Frekuensi

(n) Persentasi (%) 1. 2. Usia Medis

18 – 27 tahun 28 – 35 tahun 36 – 44 tahun

Non medis

18 – 27 tahun 28 – 35 tahun 36 – 44 tahun

Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik 9 15 6 15 12 3 28 29 3 30% 50% 20% 50% 40% 10% 46,67% 48,33% 5%


(52)

3. 4. 5. 6. 7. 8. Suku Batak toba Jawa Melayu Dll

Riwayat Persalinan yang lalu Tidak bermasalah Status Perkawinan Menikah Pendidikan Medis Perawat Bidan Non medis SD SMP SMA SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan Medis

Ibu Rumah Tangga Guru/Dosen

Dll (Bekerja di Rumah Sakit)

Non medis

Ibu Rumah Tangga Berdagang Guru/Dosen Penghasilan Medis Rp 1.200.000-2.400.000 Rp 2.500.000-3.700.000 Rp 3.800.000-5.000.000 34 14 8 4 60 60 21 9 5 8 14 1 2 4 11 15 24 5 1 5 15 9 1 56,67% 48,33% 13,33% 6,67% 100% 100% 70% 30% 8,33% 13,33% 23,33% 1,67% 3,33% 13,33% 36,67% 50% 80% 16,67% 3,33% 16,67% 50% 30%


(53)

9. Rp 5.100.000-6.300.000 Non medis Rp 1.200.000-2.400.000 Rp 2.500.000-3.700.000 Rp 3.800.000-5.000.000 Rp 5.100.000-6.300.000 Kehamilan Medis Primigravida Multigravida Non medis Primigravida Multigravida 25 4 0 1 18 12 10 20 3,33% 83,33% 13,33% 0 3,33% 60 % 40 % 33,33 % 66,67 %

1.2 Tingkat kecemasan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan

medis dalam menghadapi persalinan di kota Pematang Siantar.

Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa 40% responden yang

menyatakan mengalami cemas sedang dalam menghadapi persalinan,

dan 60% yang menyatakan mengalami cemas berat, dan yang


(54)

Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada ibu hamil yang

berlatar belakang pendidikan medis dalam menghadapi persalinan di

kota Pematang Siantar (n= 30).

1.3. Tingkat kecemasan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan Non Medis

dalam menghadap persalinan di kota Pematang Siantar.

Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa 3,33% responden yang

menyatakan mengalami cemas ringan dalam menghadapi persalinan, dan

56,67% responden yang menyatakan mengalami cemas sedang, dan 40%

responden yang menyatakan mengalami cemas berat, dan yang mengalami

panik adalah tidak ada.

Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada ibu hamil yang berlatar

belakang pendidikan Non Medis dalam menghadapi persalinan di kota

Pematang Siantar. (n=30)

Tingkat Kecemasan Frekuensi (n)

Persentasi (%) Ringan ( 20 – 35 )

Sedang ( 36 – 50 ) Berat ( 51 – 65 ) Panik ( 66 – 80 )

0 12 18 0

0 40 60 0


(55)

Tingkat Kecemasan Frekuensi (n)

Persentasi (n) Ringan (20 – 35 )

Sedang ( 36 – 50 ) Berat ( 51 – 65 ) Panik ( 66 – 80 )

1 17 12 0 3,33 % 56,67 % 40 % 0

1.4. Mekanisme Koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan Medis dalam

menghadapi persalinan di kota Pematang Siantar.

Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa 100% ibu hamil yang berlatar

belakang medis mengadopsi koping yang Adaptif.

Tabel 4. Distribusi frekuensi mekanisme koping pada ibu hamil yang berlatar

belakang medis dalam menghadapi persalinan (n=30).

Mekanisme Koping Frekuensi

(n) Persentasi (%) Adaptif Maladaptif 30 - 100 % 0

1.5Mekanisme Koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan Non

medis dalam menghadapi persalinan di kota Pematang Siantar.

Hasil peneltitian saya menunjukkan bahwa 96,67% ibu hamil yang

berlatar belakang pendidikan non medis yang mengadopsi koping adaptif,


(56)

Tabel 5. Distribusi frekuensi mekanisme koping pada ibu hamil yang

berlatar belakang non medis dalam menghadapi persalinan (n=30).

Mekanisme Koping Frekuensi

(n)

Persentasi (%) Adaptif

Maladaptif

29 1

96,67 3,33

2. PEMBAHASAN

Berikut ini akan dibahas hal-hal yang terkait penelitian tentang tingkat

kecemasan dan koping ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan

non medis dalam menghadapi persalinan di kota Pematang Siantar terhadap 60

orang (30 orang ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dan 30 orang

ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis) yang terdapat di dua

klinik di Pematang Siantar (Klinik bidan Hapsah dan Klinik bidan Hendrayatni).

Jika dilihat berdasarkan data demografi, karakteristik responden beragam.

Menurut Arikunto (2006) suatu penelitian yang baik, sebaiknya menggunakan

responden yang beragam sehingga bisa mewakili semua unsur yang diharapkan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui mayoritas responden yang berlatar

belakang pendidikan medis berusia 28-35 tahun dan responden yang berlatar

belakang pendidikan non medis berusia 18-27 tahun, pada umumnya usia ibu

hamil berpengaruh terhadap proses kehamilan, pada kesehatan janin dan sampai


(57)

dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20 hingga 30

tahun. Tapi mengingat kemajuan teknologi saat ini, sampai usia 35 tahun masih

boleh untuk hamil sebab tidak semua wanita hamil mengalami resiko tinggi

dengan catatan ibu tersebut harus memeriksakan diri secara teratur ke dokter

kandungan, menjaga dan memantau kondisi kesehatan tubuh serta kondisi asupan

gizinya (Tobing, 2009).

Menurut Seno Adjie kehamilan di usia kurang dari 20 tahun bisa

menimbulkan masalah, karena kondisi fisik belum 100% siap. Kehamilan dan

persalinan di usia tersebut, meningkatkan angka kematian ibu dan janin 4 – 6 kali

lipat dibandingkan wanita yang hamil dan bersalin di usia 20 – 30 tahun.

Beberapa risiko yang bisa terjadi pada kehamilan di usia kurang dari 20 tahun

adalah kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin terhambat,

bisa jadi secara mentalpun si wanita belum siap ini menyebabkan kesadaran

untuk memeriksakan diri dan kandunganya rendah (Hidayathullah, 2011)

Berbeda dengan wanita usia 20 – 30 tahun yang dianggap ideal untuk

menjalani kehamilan dan persalinan. Di rentang usia ini kondisi fisik wanita

dalam keadaan prima dan rahim sudah mampu memberi perlindungan atau

kondisi yang maksimal untuk kehamilan dan persalinan (di kutip Choirul, 2011

dalam artikel Republika).

Menurut Hamilton (1995), ibu hamil yang umurnya lebih muda atau belum


(58)

yang usianya lebih tua atau matur tetapi yang usianya lebih tua atau maturpun

dapat juga mengalami gangguan ansietas atau stress (Hawari, 2006).

Kesiapan untuk hamil dan menghadapi persalinan tidak hanya ditentukan oleh

usia saja tetapi banyak faktor-faktor lainnya salah satunya riwayat persalinan

yang lalu juga dapat menimbulkan kecemasan. Hasil penelitian saya

menunjukkan bahwa 100% riwayat persalinan yang lalu tidak bermasalah.

Adapun kriteria dari riwayat persalinan yang lalu yang dapat menimbulkan

kecemasan adalah partus lama, ketuban pecah dini, perdarahan, mual/ muntah

yang berlebihan (Hiperemesis gravidarum), keguguran, adanya penyakit penyerta

seperti tekanan darah tinggi, diabetes dan lain-lain (Nolan, 2010).

Penyakit yang menyertai ibu dalam kehamilan adalah salah satu faktor yang

menyebabkan kecemasan. Seseorang yang menderita suatu penyakit akan lebih

mudah mengalami kecemasan dibandingkan dengan orang yang tidak sedang

menderita sakit (Carpenito, 2001). Jika seorang ibu hamil dengan suatu penyakit

yang menyertai kehamilannya, maka ibu tersebut akan lebih cemas lagi, karena

kehamilan dan persalinan meskipun dianggap fisiologis namun tetap beresiko

terjadi hal-hal yang patologis.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti dapat bahwa pendidikan yang

berlatar belakang medis mayoritas Perawat 21 orang (35%) dan pendidikan yang

berlatar belakang non medis mayoritas SMA 14 orang (23,33%). Menurut

Notoadmodjo (2003) pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran


(59)

pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Raytone (dalam maria, 2005)

mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam

memberikan respon terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari

luar diri seseorang. Seseorang yang mempunyai pendidikan yang tinggi akan

memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang

berpendidikan lebih rendah atau mereka tidak mempunyai pendidikan.

Kecemasan adalah respon yang dapat dipelajari dengan demikian pendidikan

yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan. Hal ini sesuai

dengan pendidikan dan pengetahuan ibu hamil dapat mempengaruhi kecemasan

karena kurangnya informasi tentang persalinan baik dari orang terdekat, keluarga

ataupun dari berbagai media seperti majalah dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat oleh peneliti mayoritas pekerjaan

yang berlatar belakang pendidikan medis adalah bekerja di Rumah Sakit 15

orang (50%) dan pekerjaan yang berlatar belakang pendidikan non medis adalah

sebagai ibu rumah tangga 24orang (80%). Pekerjaan dalam arti luas adalah

aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia dan dalam arti sempit pekerjaan

adalah suatu tugas/kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang.

Penghasilan keluarga yaitu pendapatan keluarga dalam satu bulan dimana

berdasarkan hasil penelitian diketahui penghasilan keluarga yang berlatar

belakang pendidikan medis perbulan adalah Rp 2.500.000-3.700.000 dan

penghasilan keluarga yang berlatar belakang pendidikan non medis adalah Rp


(60)

mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi persalinan, hal ini disebabkan

karena responden merasa khawatir akan biaya dan takut tidak sanggup bayar

persalinannya nanti.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tingkat kecemasan ibu hamil

yang berlatar belakang pendidikan medis mengalami cemas berat 60% (n=18),

hal ini sesuai dengan hasil penelitian saya bahwa responden yang saya dapat

lebih banyak ibu hamil yang kehamilannya primigravida.

Hal ini sesuai dengan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh

peneliti bahwa ibu hamil yang baru pertama kali mengandung memiliki

kecemasan dan kekhawatiran dalam menghadapi persalinan karena ibu tersebut

belum mempunyai pengalaman melahirkan. Seorang ibu hamil primigravida

dalam menghadapi persalinan sebagian besar selalu mengalami kecemasan.

Kecemasan ini terjadi karena berbagai faktor. Kecemasan itu sendiri adalah

ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul karena dirasakan

terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian besar tidak

diketahui dan berasal dari dalam (Depkes RI, 1990).

Menurut Amalia (2009) calon ibu yang mengandung anak pertama biasanya

mengalami perasaan cemas dan semakin meningkat saat usia kehamilan makin

bertambah dan mendekati proses persalinan. Pada ibu yang multigravida yang

pendidikannya medis mengatakan kecemasan mulai berkurang pada kehamilan


(61)

cemas juga apakah persalinan berikutnya ini berjalan lancar atau tidak dan

apakah bayinya dapat lahir dengan sehat.

Saat kecemasan dan distress meningkat dalam menghadapi persalinan, ibu

hamil akan mengadopsi perilaku atau tehnik tertentu sebagai koping terhadap

peristiwa yang sedang terjadi (Handerson, 2005).

Pada penelitian ini mekanisme koping yang diadopsi oleh ibu hamil yang

berlatar belakang pendidikan medis secara umum adalah adaptif. Menurut

Lazarus dan Folkman (1984) mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme

yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan.

Adapun strategi koping yang digunakan ibu hamil dalam menghadapi kecemasan

ini adalah tindakan antisipasi yang artinya membuat perencanaan dan persiapan

dalam menghadapi peristiwa yang membuat stress atau cemas, melakukan

tindakan menyerang yaitu dengan cara mengambil tindakan positif untuk

melawan cemas atau stress, memperoleh kemampuan untuk mengontrol situasi

(Handerson, 2005).

Pada ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis mengalami

cemas sedang 56,67% hal ini sesuai dengan dengan respondennya lebih banyak

ibu hamil yang multigravida dimana berdasarkan hasil observasi dan wawancara

yang dilakukan oleh peneliti bahwa ibu hamil yang sudah pernah melahirkan

mengatakan kecemasannya mulai berkurang karena ibu tersebut sebelumnya


(62)

didapat tidak memilik riwayat persalinan yang bermasalah pada kehamilan

sebelumnya.

Menurut Nolan (2010) ibu multipara juga mengalami kecemasan akibat dari

permasalahan terhadap kelahiran yang terjadi sebelumnya seperti seorang wanita

yang pernah mengalami masalah dalam mendapatkan keturunan akan menjadi

sangat cemas mengenai apakah mereka akan mampu mempertahankan

kehamilannya kali ini, wanita yang pernah mengalami keguguran akan

terus-menerus ketakutan sampai usia kehamilannya melewati tanggal dimana

sebelumnya mereka kehilangan bayi serta wanita yang pernah melahirkan

seorang bayi yang kemudian meninggal atau mengalami kelainan. Namun,

beberapa wanita lainnya tetap tenang dan percaya diri.

Mekanisme koping yang diadopsi oleh ibu hamil yang berlatar belakang

pendidikan non medis sebagian besar adalah adaptif tetapi ada juga mekanisme

koping yang diadopsi oleh ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non

medis adalah maladaptif. Menurut penelitian ini sebagian besar ibu hamil masih

dapat melakukan strategi koping apabila cemas datang dengan melakukan

tindakan antisipasi, tindakan menyerang dan tindakan untuk mengontrol situasi.

Tetapi ada juga ibu hamil yang mekanisme kopingnya maladaptif ini

berhubungan dengan apabila cemas muncul ibu tersebut mengadopsi koping

tindakan menghindar artinya apabila ibu cemas ia mengabaikan nasehat atau

menghindari kontak dari orang lain dan tindakan tidak bertindak artinya sama


(63)

Disamping itu peneliti juga mendapatkan bahwa ibu mengadopsi koping

maladaptif karena ibu tersebut tidak didampingi oleh suami atau orang

terdekatnya dimana suami ibu bekerja jauh di luar kota. Menurut Hamilton

(1995) seseorang ibu yang mendapatkan dukungan positif dari suami, keluarga

dan teman terdekat akam merasa lebih tenang dalam menghadapi persalinan.

Menurut penelitian Isyah (2002) tentang dampingan suami dalam

menanggulangi kecemasan istri pada trimester ke tiga menunjukkan bahwa

dampingan suami yang diberikan pada calon ibu merasa tenang dan memiliki

mental yang kuat untuk menghadapi persalinan. Dampingan suami memberikan

dampingan informasi sangat berpengaruh pada persepsi istri terhadap proses

persalinan.

Hasil penelitian yang diperoleh peneliti adalah tingkat kecemasan yang terjadi

pada ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis adalah cemas berat dan

mekanisme kopingnya adaptif sedangkan tingkat kecemasan yang terjadi pada

ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis adalah cemas sedang dan

mekanisme kopingnya adaptif. Jadi dapat dilihat bahwa ada kesenjangan yang

terjadi antara ibu hamil yang berlatar belakang pendidikannya medis dan non

medis tetapi mekanisme kopingnya tidak memiliki kesenjangan karena


(64)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

1.1. Karakteristik responden ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis

yang memeriksakan kehamilannya ke klinik kota Pematang Siantar mayoritas

berusia 28-35 tahun dan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan non

medis mayoritas berusia 18-27 tahun, umumnya beragama Kristen protestan

dan bersuku Batak toba, tingkat pendidikan ibu hamil yang berlatar belakang

medis mayoritas adalah perawat dan ibu hamil yang berlatar belakang

pendidikan non medis mayoritas adalah SMA, pekerjaan ibu hamil yang

berlatar belakang pendidikan medis mayoritas bekerja di rumah sakit dan ibu

hamil yang berlatar belakang pendidikan non medis mayoritas bekerja

sebagai Ibu rumah tangga dan kehamilan yang terjadi pada ibu hamil yang

berlatar belakang medis mayoritas primigravida dan kehamilan yang terjadi

pada ibu hamil yang berlatar belakang non medis mayoritas multigravida.

1.2. Tingkat kecemasan ibu hamil yang berlatar belakang pendidikan medis dalam

menghadapi persalinan sebagian besar mengalami cemas berat sebanyak

enam puluh persen dan koping yang diadopsi oleh ibu hamil secara umum


(1)

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 3,1500 ,93330 20

VAR00002 3,5500 ,68633 20

VAR00003 2,6500 1,03999 20

VAR00004 3,3000 ,92338 20

VAR00005 2,1000 ,96791 20

VAR00006 3,6000 ,50262 20

VAR00007 1,8500 ,98809 20

VAR00008 3,1500 ,81273 20

VAR00009 2,5500 ,99868 20

VAR00010 1,8500 ,81273 20

VAR00011 2,0500 ,82558 20

VAR00012 2,0000 ,85840 20

VAR00013 2,0000 ,79472 20

VAR00014 3,1500 ,81273 20

VAR00015 3,3000 ,80131 20

VAR00016 3,4500 ,82558 20

VAR00017 2,0000 ,56195 20

VAR00018 2,1000 ,78807 20

VAR00019 1,9500 ,99868 20

VAR00020 2,1000 ,85224 20

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(2)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 48,7000 42,642 ,068 ,719

VAR00002 48,3000 43,695 ,020 ,718

VAR00003 49,2000 40,589 ,202 ,708

VAR00004 48,5500 42,050 ,120 ,714

VAR00005 49,7500 40,829 ,208 ,706

VAR00006 48,2500 47,250 -,457 ,738

VAR00007 50,0000 34,316 ,782 ,641

VAR00008 48,7000 40,221 ,336 ,694

VAR00009 49,3000 40,642 ,212 ,706

VAR00010 50,0000 37,789 ,590 ,670

VAR00011 49,8000 39,432 ,408 ,687

VAR00012 49,8500 38,976 ,432 ,684

VAR00013 49,8500 38,661 ,511 ,678

VAR00014 48,7000 46,958 -,294 ,745

VAR00015 48,5500 43,524 ,017 ,721

VAR00016 48,4000 40,779 ,274 ,699

VAR00017 49,8500 40,976 ,424 ,691

VAR00018 49,7500 37,882 ,602 ,670

VAR00019 49,9000 34,621 ,743 ,645


(3)

Reliabilitas Koping dengan Rumus K-R-21

No. Respo

nden

NOMOR BUTIR

X X2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361

11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 324

12 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289

13 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 196

14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

15 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 14 196

16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324

19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 400

20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 289

NP 20 18 20 17 19 20 17 16 20 12 19 18 19 19 20 19 20 20 20 20 373 7023

P 1 0,9 1 0,85 0,95 1 0,85 0,8 1 0,6 0,95 0,9 0,95 0,95 1 0,95 1 1 1 1

Q 0 0,1 0 0,15 0,05 0 0,05 0,2 0 0,4 0,05 0,1 0,05 0,05 0 0,05 0 0 0 0


(4)

Rumus : K – R – 21

Ґ11 =

Dengan keterangan :

Ґ11 = Ґpliabilitas Instrumen M = Skor rata-rata

K = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan Vt = Varians total

Dengan menggunakan tabel analisis butir yang sudah ada, maka dapat diketahui : K = 20

M =

= = 18,65

Vt =

=

=

= = 3,3275


(5)

=

=

=

= 1,052631579 X 0,621675432 = 0,6543


(6)

Lampiran 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Lasma Junanti Efelina Fitriani

Tempat/ Tanggal Lahir

: Balata/07 Juni 1988

Jenis Kelamin

: Perempuan

Kewarganegaraan

: Indonesia

Agama

: Kristen Protestan

Alamat

: Jl. Dolok Tolong No 2b Tiga Balata

Pendidikan

:

1.

SD Negeri 4 No. 091475 Balata

Tahun 1994-2000.

2.

SLTP Negeri I Tiga Balata

Tahun 2000-2003.

3.

SMU Swasta Teladan Pematang siantar

Tahun 2003-2006.

4.

D-III Keperawatan abdi florensia Pematang Siantar Tahun 2006-2009.


Dokumen yang terkait

Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan di BPM (Bidan Praktek Mandiri) Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Medan 2014

0 43 60

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

4 25 90

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 9

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 1

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 7

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 18

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 2

Tingkat Kecemasan dan Koping Ibu Hamil yang Berlatar belakang Pendidikan Medis dan Non medis dalam Menghadapi Persalinan di Kota Pematang Siantar

0 0 21

HUBUNGAN PARITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

0 0 10

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS JETIS KOTA YOGYAKARTA

0 1 15