Beberapa hambatan dalam penegakan kode etik antara lain: a. sikap anggota profesi yang mendua, pada satu sisi menolak setiap
pelanggaran terhadap kode etik tetapi pada sisi lain memberikan pembenaran atas pelanggaran tersebut,
b. adanya sifat sungkan dari sesama anggota profesi untuk saling mengadukan pelanggaran kode etik,
c. belum jelasnya tentang mekanisme pemberian sanksi dan proses peradilan atas kasus-kasus baik dalam anggran dasar maupun anggaran rumah tangga.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama
Variabel yang digunakan Hasil Penelitian
Ananto 2002
Independen
Persepsi auditor Independen, auditor Internal
Dependen
Kode Etik IkatanAkuntan Indonesia
Auditor memahami kode etik Ikatan Akunta
Indonesia
Siek Yen 2003
Independen
Persepsi akuntan publik, akuntan non-publik
Dependen
Akuntan tidak memiliki persepsi positif terhadap
kode etik akuntan Indonesia
Universitas Sumatera Utara
kode etik akuntan Indonesia
Sumber: Penulis, 2011 Penelitian yang dilakukan Ananto 2002 bertujuan untuk
membandingkan pendapat atau persepsi secara empiris terhadap kode etik umum akuntan Indonesia antara auditor independen yang bekerja pada KAP
Kantor Akuntan Publik dengan auditor intern perusahaan manufaktur maupun dagang yang beroperasi di wilayah Surakarta.
Adapun instrumen kode etik yang dipakai mengadopsi dari kode etik berdasarkan kongres tahun 1994, yaitu kode etik untuk akuntan secara umum
yang mempunyai lima faktor yaitu: kepribadian, kecakapan profesional, tanggung jawab, pelaksanaan kode etik, dan penafsiran dan penyempurnaan
kode etik. Sehubungan dengan masalah tersebut, hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah Ho: tidak terdapat perbedaan persepsi yang
signifikan antara auditor independen dan auditor intern terhadap kode etik akuntan Indonesia dan H
1
: terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara dua kelompok responden tersebut.
Alat analisis instrumen yang digunakan adalah Pearson Correlation Product Moment untuk uji validitas, cronbach alpha untuk uji reliabilitas,One
Sample Kolmogorov Smirnov untuk melihat normalitas data. Untuk mengetahui bahwa varian antar kelompok tidak berbeda secara signifikan
homogen menggunakan Levene’s Test of Equality of Variances. Sedangkan alat uji hipotesis menggunakan Independent Sample T Test, hal ini karena
Universitas Sumatera Utara
data yang dihasilkan terdistribusi normal dan terdiri dari dua kelompok sampel yang diuji secara independen.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara signifikan persepsi auditor independen dan auditor intern di wilayah
penelitian di Surakarta atau Ho diterima. Sedangkan hasil perhitungan untuk mean menunjukkan bahwa mean auditor independen dan mean auditor intern
perusahaan sama-sama mempunyai mean positif. Dengan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa persepsi kedua kelompok responden tersebut baik.
Penelitian ini masih mempunyai banyak keterbatasan diantaranya adalah kemungkinan kesalahan interpretasi dari instrumen pernyataan yang disajikan
sehingga respon bias kemungkinan terjadi dalam penelitian ini. Keterbatasan yang lain adalah mengenai teknik pengambilan sampel sebaiknya
menggunakan metode convenience sampling karena peneliti mempermudah dalam pengambilan sampel tersebut. Implikasi dari penelitian ini, meskipun
secara umum hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa etika auditor independen dan auditor intern sudah baik, namun ada juga temuan yang
menunjukkan beberapa auditor baik independen maupun intern perusahaan yang masih memiliki etika yang kurang sesuai dengan aturan yang ada.
Harapan dari penelitian ini agar supaya para auditor dalam melaksanakan profesinya tetap mengacu kepada aturan yang sudah ada yaitu kode etik
akuntan Indonesia dan SPAP Standar Profesional Akuntan Publik. Penelitian yang dilakukan Siek Yen 2003 bertujuan untuk menguji
secara empiris apakah akuntan memiliki persepsi yang positif terhadap kode
Universitas Sumatera Utara
etik akuntan Indonesia,apakah terdapat perbedaan persepsi terhadap kode etik antara akuntan publik dan akuntan non publik. Penelitian ini dilakukan pada
akuntan publik dan akuntan non publik yang berada di kota Medan. Adapun instrument kode etik yang dipakai dalam penelitian ini adalah
kode etik akuntan Indonesia yang telah disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 22 September 1990. Hipotesis yang dipakai dalam
penelitian ini H
1
: Akuntan di kota Medan memiliki persepsi yang positif terhadap kode etik, H
2
: Akuntan di kota Medan tidak memiliki persepsi yang positif terhadap kode etik.
Alat analisis instruen yang digunakan adalah reliabilitas dengan menggunakan teknik analisis varians Anova Hyot , One Sample
Kolmogorov Smirnov untuk melihat normalitas data, uji homogenitas, dan uji t. Sedangkan alat uji hipotesis menggunakan Independent Sample T Test, hal
ini karena data yang dihasilkan terdistribusi normal dan terdiri dari dua kelompok sampel yang diuji secara independen.
Hasil dari penelitian yang dilakukan Siek Yen menunjukkan bahwa akuntan di Medan tidak memiliki persepsi yang positif terhadap kode etik dan
tidak adanya perbedaan persepsi antara akuntan publik dan akuntan non publik terhadap kode etik. Akuntan publik dan akuntan non publik memiliki
persepsi yang negative terhadap kode etik. Harapan dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan persepsi antara akuntan publik
dan akuntan non-publik.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ananto dan Siek Yen memiliki perbedaan dalam hal teknik pengambilan sampel, item kode etik yang
berbeda antara yang satu dengan yang lain, dan obyek penelitian yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan kemampuan responden untuk menjawab
kuesioner yang ciukur dari pengalaman, motif, sikap dan pengetahuan responden. Alat instrument untuk menganalisis data juga terdapat perbedaan
yang tidak terlalu signifikan.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis