VI 1.45 II 1.45 VII 1.42 VI 5.50 II VII 5.52 VI II 1.27 VII 1.24

li

IV.1.5 Data Hasil Pengujian

Dari hasil pengujian di atas diperoleh data hasil percobaan sebagai berikut. a Uji Retardasi dengan Rotor Sendiri tanpa Eksitasi dn=1050 - 950 rpm No. Perc dt 1 s No. Perc dt 1 s I

1.44 VI 1.45 II 1.45 VII 1.42

III 1.43 VIII 1.44 IV 1.44 IX 1.43 V 1.41 X 1.45 dt 1 rata – rata = 1.44 s Tabel 4.1 Uji Retardasi dengan Rotor Sendiri tanpa Eksitasi b Uji Retardasi dengan Roda Pejal tanpa Eksitasi dn = 1050 - 950 rpm No. Perc dt 1 s No. Perc dt 1 s I 5.57 VI 5.50 II 5.57 VII 5.52 III 5.55 VIII 5.60 IV 5.59 IX 5.57 V 5.53 X 5.55 dt 1 rata – rata = 5.56 s Tabel 4.2 Uji Retardasi dengan Roda Pejal tanpa Eksitasi c Uji Retardasi dengan Rotor sendiri Eksitasi penuh dn =1050 – 950 rpm No. Perc dt 1 s No. Perc dt 1 s I 0.34 VI 0.32 II 0.35 VII 0.34 III 0.35 VIII 0.33 IV 0.30 IX 0.35 V 0.33 X 0.34 dt 1 rata – rata = 0.33 s Tabel 4.3 Uji Retardasi dengan Rotor sendiri Eksitasi penuh Universitas Sumatera Utara lii d Uji Retardasi dengan Roda Pejal Eksitasi penuh dn = 1050 – 950 rpm No. Perc dt 1 s No. Perc dt 1 s I 1.28 VI 1.28 II 1.27 VII 1.24 III 1.28 VIII 1.26 IV 1.27 IX 1.27 V 1.26 X 1.25 dt 1 rata – rata = 1.27 s Tabel 4.4 Uji Retardasi dengan Roda Pejal Eksitasi penuh e Pengukuran Tahanan Jangkar Motor V volt I Ampere R = I V ohm 9 6 1.5 Tabel 4.5 Pengukuran Tahanan Jangkar Motor f Pengukuran Tahanan Medan Shunt Motor V volt I Ampere R = I V ohm 210 0.64 333,33 Tabel 4.6 Pengukuran Tahanan Medan Shunt Motor IV.1.6 Analisa Data Pengujian IV.1.6.1 Perhitungan Momen Inersia Motor DC Shunt Data hasil pengujian yang diperoleh dapat dianalisa sebagai berikut. Dari data a dan b dapat ditentukan besarnya nilai momen inersia jangkar motor. Sebagaimana telah dijelaskan dalam BAB III bahwa inersia jangkar motor dapat dihitung dengan persamaan: J 1 = 1 2 1 2 t t t J   Universitas Sumatera Utara liii Dimana : J 1 = Momen Inersia jangkar motor Kgm 2 J 2 = Momen Inersia roda pejal yang dihitung dengan persamaan : J = 2 2 1 Mr Kgm 2 t 1 = selang waktu yang dibutuhkan untuk penurunan kecepatan jangkar motor dengan rotor sendiri dalam kondisi tanpa eksitasi detik t 2 = selang waktu yang dibutuhkan untuk penurunan kecepatan jangkar motor dengan roda pejal dalam kondisi tanpa eksitasi detik Dari data perhitungan diketahui J 2 = 0,055 Kgm 2 dan dari data pengamatan diperoleh t 1 = 1,44 s dan t 2 = 5,56 s, sehingga J 1 = 44 . 1 56 , 5 44 . 1 055 .   J = 0,019 Kgm 2 Jadi, momen inersia jangkar motor DC shunt tersebut adalah 0,019 Kgm 2 .

IV.1.6.2 Perhitungan Rugi – Rugi Rotasi Motor DC Shunt

Dengan diketahuinya momen inersia jangkar motor maka rugi – rugi rotasi motor dapat dihitung sebagai berikut. Dari data percobaan a atau b dapat diketahui rugi – rugi gesek dan angin motor yaitu : w g+a = 0,011 x J 1 x n x 1 dt dn atau w g+a = 0,011 x J 1 + J 2 x n x 2 dt dn w g+a = 0,011 x 0.019 x 1000 x 44 . 1 950 1050  = 14,51 Watt, atau w g+a = 0,011 x 0.019 + 0.055 x 1000 x 56 , 5 100 = 14,64 Watt Universitas Sumatera Utara liv Dari hasil perhitungan diatas diperoleh nilai rugi gesek angin motor rata – rata 14,58 Watt . Selanjutnya dari percobaan c dan d dapat diketahui besarnya rugi – rugi rotasi motor untuk kecepatan nominal 1000 rpm sebagai berikut : w rot = 0,011 x J 1 x n x 3 dt dn atau w rot = 0,011 x J 1 + J 2 x n x 4 dt dn w rot = 0,011 x 0.019 x 1000 x 33 , 100 = 63,33 Watt, atau w rot = 0,011 x 0.019 + 0.055 x 1000 x 27 . 1 100 = 64,09 Watt Dari hasil perhitungan diatas diperoleh nilai rugi rotasi motor rata – rata 63,71 Watt. Kemudian dari hasil perhitungan rugi – rugi rotasi diatas dapat ditentukan nilai rugi – rugi inti di dalam motor untuk rating putaran 1000 rpm dan arus medan shunt 0.64 Ampere yaitu : w inti = w rot – w g+a = 63,71 – 14,58 = 49,13 Watt

IV.2 Analisis Perhitungan Panas Motor DC Shunt Pada Saat Start Dan Pengereman