Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan

(1)

No Responden : LEMBAR KUESIONER DUKUNGAN

KELUARGA KEPADA LANSIA DI YAYASAN AL YUSUFIAH DESA HUTA

HOLBUNG KEC. BATANG ANGKOLA KAB. TAPANULI SELATAN KARAKTERISTIK RESPONDEN Nama : (Inisial Nama) Umur :... Tahun Jenis kelamin :□ laki-laki

□ perempuan

Status perkawinan :□ Kawin □ Janda / Duda □ BelumKawin

Pendidikan :□ SD

□ PerguruanTinggi □ SMP

□ SMU

□ Tidakpernah sekolah

Pekerjaan sebelumnya : □ PNS □ petani □ TNI/POLRI □ wiraswasta

Lama tinggal dipanti :□ < 1 tahun ` □ 1-5 tahun

□ > 6 tahun □ > 10 tahun


(2)

Pilihlah 1 (satu) dari 4 (empat) jawaban yang tersedia dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang tersediah.

No Pernyataan Selalu Sering

Kadang-kadang

Tidak perna

Dukungan Emosional

1 Keluarga menanyakan kepada lansia tentang keadaan lansia

2 Keluarga mendengarkan dengan baik keluh kesah yang dirasakan oleh lansia

3 Keluarga memperhatikan lansia jika sakit

4 Keluarga memberikan kepercayaan kepada lansia bahwa lansia dapat menjaga kesehatan

5 Keluarga memberikan pujian kepada lansia setalah lansia melakukan hal-hal yang baik

Dukungan Penghargaan

6 Keluarga memberi pujian kepada lansia

7 Keluarga menemani lansia jika lansia merasa kesepian

8 Keluarga mendampingi lansia jika lansia ingin berobat

9 Keluarga memberikan suport kepada lansia untuk tetap semangat dalam melakukan aktivitas


(3)

10 Keluarga menghibur lansia jika lansia merasa kesepian

Dukungan Informasi

11 Keluarga mengingatkan lansia untuk beribadah dan berdoa 12 Keluarga mengingatkan lansia

untuk selalu terbuka terhadap perawat

13 Keluarga mengingatkan lansia tentang perilaku yang dapat memperburuk kesehatan lansia 14 Keluarga selalu menasehati

lansia jika lansia berbuat yang tidak baik

15 Keluarga memberikan solusi jika lansia sedang dalam masalah

Dukungan Intrumental / Nyata

16 Keluarga mengunjungi lansia 17 Lansia merasa senang jika

keluarga datang berkunjung 18 Keluarga memfasilitasi lansia

untuk membawa berobat

19 Keluarga selalu membawa makanan sandang pangan dan


(4)

(5)

(6)

Lampiran 1 JADWAL TENTATIF PENELITIAN No AktivitasPenelit

ian Sep-14 Oktober 2014 Nov-14

Desember 2014

Januari Februari

2015 Maret 2015 Apr-15

Mei Juni Juli

2015 2015 2015 2015

MingguKe- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuanjudul

penelitian 2 Menyusun Bab

1 3 Menyusun Bab

2 4 Menyusun Bab

3 5 Menyusun Bab

4 6 Menyerahkan proposal penelitian

7 Ujiansidang

proposal 8 Revisi proposal

penelitian 9 UjiValiditas&R

eliabilitas 10 Pengumpulan

data 11 Analisa data

12 Pengajuansidan

gskripsi 13 Ujiansidangskri

psi 14 Revisiskripsi

15 Mengumpulkan

skripsi Diketahui

DosenPembimbing

NIP. 197103052001122001 Siti Zahara Nasution, S.Kp,MNS


(7)

No.Res Lampiran 2

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP LANSIA

DI UPT.PELAYANAN SOSIAL / LANSIA DAN ANAK BALITA WILAYAH BINJAI DAN MEDAN TAHUN 2015

Saya yang bernama Ika Wulandari 111101025 adalah mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melalukan penelitian mengenai “Dukungan Keluarga Terhadap Lansia di Upt.Pelayanan Sosial / Lansia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan”.

Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saya sangat mengharapkan kesediaan Ibu/Bapak untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisih kuesioner dengan jujur tan terpengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, Ibu/Bapak dipersilakan untuk menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan.

Partisipasi Ibu/Bapak menjadi respinden dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi Ibu/Bapak dan semua informasi uang diberikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan dalam penelitian ini. Terima kasih atas perhatiaan Ibu/Bapak dalam penelitian ini.


(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

(28)

Lampiran 3

Nama Lengkap : Ika Wulandari

Riwayat Hidup

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Aek pining, 12 Januari 1993

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Tinggi/Berat :161/47 kg

Alamat : Jl. Halat Gg Rukun No. 4A Medan

No Telp/HP : 082365596973

E-mail

Riwayat Pendidikan

No. Sekolah Tahun/Alumni

1 SD Negeri 103660 Batang toru 2005 2 SMP Negeri 1 Batang toru 2008 3 SMA Negeri 1 Batang toru 2011


(29)

Lampiran 4

TAKSASI DANA PENELITIAN

No. Kegiatan Biaya

1. Menyiapkan proposal sampai sidang proposal 1.Biaya internet dan pulsa Modem

2.Kertas A4 80 gram 2 rim

3.Fotocopy sumber-sumber daftar pustaka 4.Fotocopy memperbanyak proposal 5.sidang proposal Rp. 90.000.00 Rp. 70.000.00 Rp. 40.000.00 Rp. 50.000.00 Rp. 150.000.00 2. Pengumpulan data dan analisa data

1.Biaya izin penelitian dilokasi 2.Transportasi

3.Cendramata

Rp. 50.000.00 Rp. 300.000.00 Rp 1.500.000 3. Pengumpulan laporan skripsi

1.Fotocopy laporan 2.Penjilitan

3.Biaya tidak terduga 10%

Rp. 150.000.00 Rp. 100.000.00 Rp. 150.000.00


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Akhmadi,(2009). Proses pe

2011

Azizah, L.M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Bratanegara, dkk, (2013). Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia di Kelurahan Karasak Kota Bandung. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.

Darmojo, B, dan Martono, H, (2006) Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut), Jakarta : FKUI

Depkes RI, (2010). PedomanPembinaan Kesehatan Lanjut Usia bagi Petugas Kesehatan. Direktorat jendral bina kesehatan komunitas. Jakarta

Darmojo, (2004). Buku Ajar Geriatri. Edisi 4, Jakarta : FKUL

Friedman, M.M. (1998). Family Nursing : Research, Theory and Practice.(4thed.) Coonecticut : Appleton-Century-Cropts

Fajar, I. et. al,. (2009). Statistika untuk Praktisi Kesehatan, Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hardywinoto dan Setiabudhi, (1999). Panduan Gerontologi: Tinjauan DariBerbagai Aspek. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Hermawanto, H. (2010). Biostatistika Dasar, Dasar-Dasar Statistik Dalam Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.

Hidayat, A.A.A. (2007).Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

Hardywinoto & Setyabudi, T. (2005). Panduan Gerontology: Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para lanjut Usia. Jakarta: PT Gramedia Henniwati, (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan

Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [Tesis], Medan : Universitas Sumatera Utara


(31)

Ismayadi, (2004) Proses Menua (aging proses) pada tanggal 30 Maret 2009)

Kuntjoro, (2002), Masalah Kesehatan Jiwa Lansia (diakses pada tanggal 11 Februari 2009)

Khulaifah, dkk, (2013). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Activitie Daily Living di Dusun Sembayat Timur, Kecamatan Manyar Kabupaten Gersik. Hal 91-98 diunduh 20 oktober 2014

dar

Maryam, S. (2010). Asuhan Keperawatan Terhadap Lansia, Jakarta : TIM

Marlina. 2010. Dukungan Keluarga Terhadap Pengontrolan Hipertensi Pada Anggota Keluarga Yang Lansia Di Gampoeng Aceh Darussalam : Thesis.

Universitas SyiahKuala Banda Aceh.

Miller, C.A. (2004). Nursing for wellness in olderadults. (4th ed). Philadelphia: LippincottWilliams & Wilkins

Nugroho, W. (2000). Keperawata Gerotik. Jakarta: Gramedia

Notoatmodjo, S. (2003). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

_______. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

_______. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

_______. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta

Prasetya, dkk, (2014). Perbandingan Kualitas Hidup Lansia di Panti Sosial Tresna Werda dengan Keluarga. Program studi ilmu keperawatan : Universitas Riau

Sarafino, E. P. 2004. Health Psychology Biopsychology Interaction. Third Edition. New York : John Willey andSans


(32)

Sudiharto,(2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta, EGC

Setyowati & Murwani, (2009). Asuhan Keperawatan Keluarga.Yogyakarta : Mitra Cendikia

Suhartini, R, (2004). Faktor-faktor yang Mempengarui Kemandirian Orang Lanjut Usia di Kelurahan Jombangan. Diunduh pada 20 Mei 2015 dari

Soejono, H.C. (2002). Belum Memadai Fasilitas bagi Warga Usia Lanjut.

Diunduh 20 september 2014 dari

Setyoadi., Noerhamdani., Ermawati. (2011). Perbedaan Tingkat Kualitas Hidup Pada Wanita Lansia Di Komunitas dan Panti. Jurnal Keperawatan Volume 2 Nomor 2 ISSN: 2086-3071. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Wijayanti, R, (2005), Hubungan antara dukungan keluarga dengan respon kehilangan pada lansia di Desa Pekaja, Kalibagor kabupaten Banyumas Jawa Tengah,[Online]TerdapatpadaURL:http://www.gemari.or.id[ Diakses padatanggal 29 Maret 2009.

Zulfitri, R, (2006). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Lanjut Usia Hipertensi dalam Mengontrol Kesehatannya di Wilaya Kerja Puskesmas Melur Pekanbaru. Diunduh 20 Mei 2015 dari


(33)

BAB III

KERANGKAH KONSEPTUAL

1. Kerangka konseptual

Kerangka konseptual adalah merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai dengan identifikasih masalahnya (Hidayat, 2010). Kerangka konseptual penelitian ini pada dasarnya kerangka konsep yang ingin diukur melalui penelitian yang akan dilakukan, menjelaskan tentang dukungan keluarga kepada lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

Skema Kerangka konseptual dukungan keluarga terhadap lansia Dukungan keluarga

- Emosional

- Penghargaan

- Informasi

- Instrumental / Nyata

- Baik

- Cukup


(34)

1. Defenisi operasional

Defenisi operasional menurut (Sugiono, 1999) adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan penelitian untuk melakukan observasi, atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Adapun defenisi operasional dari penelitian ini sebagai berikut:

No. Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala ukur Dukungan keluarga: a. Emosional b. Penghargaan

Bantuan yang berupa tindakan yang diberikan keluarga kepada anggota keluarga yang sedang berada dipanti sehingga lansia merasa

dibutuhkan dan tidak merasa ditinggalkan yang meliputi: 1. Dukungan emosional yaitu penguatan akan rasa dimiliki dan dicintai, kepedulian dan perhatian yang diberikan kepada lansia. 2. Dukungan penghargaan yaitu penghiburan, dorongan, semangat, dan sebagai Pertanyaan/ pernyataan di kuesioner dengan jawaban atau pilihan

Tidak perna : 1

Kadang-kadang : 2 Sering : 3 Selalu : 4

Pertanyaan/ pernyataan di kuesioner dengan jawaban atau pilihan

Tidak perna : 1

Baik = 16-20 Cukup = 11-15 Kurang = 5-10 Baik = 16-20 Cukup = 11-15 Kurang = 5-10 Ordinal Ordinal


(35)

c. Informasi d. instrumental pendengar curahan hati lansia. 3. Dukungan informasi yang meliputi komunikasi tentang solusi masalah, nasehat, penghargaan dan informasi tentang lansia. 4. Dukungan instrumental yaitu bantuan materi atau finansial, waktu, trasportasi,da n perawatan. Kadang-kadang : 2 Sering : 3 Selalu : 4

Pertanyaan/ pernyataan di kuesioner dengan jawaban atau pilihan

Tidak perna : 1

Kadang-kadang : 2 Sering : 3 Selalu : 4

Pertanyaan/ pernyataan di kuesioner dengan jawaban atau pilihan

Tidak perna : 1

Kadang-kadang : 2 Sering : 3 Selalu : 4

Baik = 16-20 Cukup = 11-15 Kurang = 5-10 Baik = 16-20 Cukup = 11-15 Kurang = 5-10 Ordinal Ordinal


(36)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka desain penelitian yang akan digunakan menurut penelitian deskriptif yang bertujuajn untuk menguji pengaruh Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

2. Populasi dan sampel penelitian

2.1 Populasi penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitih untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1999)

Adapun populasi penelitian ini adalah semua lansia yang berada di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan sebanyak 45 lansia.

2.2 Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang ditelitih (Arikunto, 2011). Teknik sampel yang di pakai adalah probability sampling dengan tehnik total samplingdimana teknik ini digunakanuntuk mentukan jumlah sampel, populasi mempunyai peluang sama dan diketahui (Sugiyono, 1999).


(37)

Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang berada dipanti yaitu: lansia yang berusia 60 tahun ke atas, tidak mengalami gangguan jiwa, tidak mengalami demensia, pendengaran atau penglihatannya masih berfungsi cukup baik.

3. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan diYayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2015, dimana jumlah sampel sebanyak 45 orang lansia yang mewakili sebagai responden. Adapun pertimbangan pemilihan panti tersebut dikarenakan belum perna dilakukan penelitian tentang Dukungan Keluarga Terhadap Lansia.

4. Pertimbangan etik

Dalam melakukan penelitian, etika merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk di perhatikan. Hal ini disebabkan karena penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia. Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin kepada ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Setelah surat izin diperoleh penelitih melakukan observasi kepada responden dengan memperhatikan etika sebagai berikut:

4.1 Lembar persetujuan responden (Informed Consen)


(38)

responden yang bersedia di minta untuk menandatangani lembar persetujuan. Bagi responden yang tidak bersedia, penelitih tidak memaksa dan harus menghormati hak-hak responden.

4.2 Tanpa nama (Anonimity)

Penelitia memberikan jaminan tehadap identitas atau nama responden dengan tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data. Akan tetapi peneliti hanya menuliskan kode atau inisial pada lembar pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian.

4.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah diperoleh di jamin kerahasiaannya oleh peneliti, dimana hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan pada hasil penelitian.

4. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Kuesioner peneliti terdiri dari dua bagian berisi : data demografi, kuesioner dukungan keluarga.

Kuesioner data demografi merupakan aspek data tentang responden yang digunakan untuk mengkaji data yaitu data demografi yang meliputi kode


(39)

responden, umur, jenis kelamin,status perkawinan, pendidikan,pekerjaan sebelumnya, lama tinggal di panti.

Kuesioner dukungan keluarga diidentifikasi berdasarkan konsep dari Friedman ( 2010 ) dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penelitian dengan menggunakan skala likert yaitu untuk penelitian dukungan keluarga berjumlah 20 pertanyaan yang terdiri dari 4 komponen yaitu dukungan emosional pada pernyataan nomor 1-5, dukungan pengharapan pada pernyataan nomor 6-10, dukungan informasi pada pernyataan nomor 11-15 dandukungan instrumental pada pernyataan nomor 16-20. Kuesioner ini disusun dalam bentuk pernyataan positif dengan empat pilihan alternatif jawaban yang terdiri dari selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap pernyataan adalah 1 sampai 4.Jawaban selalu bernilai 4, sering bernilai 3, kadang-kadang bernilai 2, dan tidak pernah 1.

Kuesioner dukungan keluarga terhadap lansia akan dikategori berdasarkan rumus statistik menurut Hidayat (2007).

�= ������� �����������

i merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) nilai tertinggi sebesar 20, nilai terendah 4 dengan 2 kategori banyak


(40)

5. Baik = 16-20 6. Cukup =11-15 7. kurang = 5-10

8. Validitas dan reabilitas instrument

8.1 Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan dan berarti prinsip keandalan instrument dalam mengumpulkan data instrument yang harus dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur (Nursalam, 2008). Sebuah instrument dikatakan valid jika instrument itu mampu mengukur apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Dengan kata lain ada kesesuaian antar metode yang digunakan dengan alat ukur yang digunakan dan obyek yang diukur (Hermanto, 2010)

Instument penelitian dibuat oleh peneliti, sehingga perlakuan iji validitas. Uji valid yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi yang uji oleh satu orang dosen Fakultas Keperawata USU yang memahami tentang Dukungan Keluarga Kepada Lansia melalui penguji tahap isi alat ukur dengan analisis rasional. Hasil Content Validity Indeks (CVI) dari Dukungan Keluarga Kepada Lansia yaitu 1.

8.2 Uji Relibilitas

Penelitian ini mengunakan kuesioner sebagai instrument penelitian yang dibuat oleh peneliti berdasarkan konsep yang ada pada tinjauan pustaka. Untuk mengetahui rebilitas instrument dilakukan uji reabilitas sehingga dapat digunakan


(41)

untuk penelitian berikutnya dalam ruang lingkup yang sama. Uji reabilitas ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur dan mengukur secara kensisten sasaran yang akan di ukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok sampel. Dalam penelitian ini digunakan uji reabilitas internal yaitu pemberian instrument hanya satu kali dengan satu bentuk instrument yang diuji cobakan kepada sekelompok responden. Uji reabilitas ini dilakukan sebelum pengumpulan data kepada responden dengan criteria yang sama seperti responden sebenernya dan responden yang diambil dalam uji reabilitas diluar responden yang akan diteliti sebanyak 30 orang yang dilakukan pada tanggal 29 Mei 2015 di Yayasan Al Yusufiah. Uji reabilitas ini menggunakan formula Cronbach’s Alphabantuan computer untuk mengukur reabilitas instrument Dukungan Keluarga. Hasil reabilitas yaitu 0,827.

9. Rencana pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara oleh respondenguna mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap lansia di Yayasan al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec.Batang Angkola Kab.Tapanuli Selatan.Prosedur pengumpulan data dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: setelah mendapatkan surat permohonan izin dari institusi pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan


(42)

calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent), kemudian menjelaskan tujuan penelitian kepada responden. Setelah memberikan penjelasan, peneliti melalukan wawancara terhadap responden untuk mengetahui dukungan keuarga terhadap lansia. Apabila responden tidak bersedia, peneliti tidak akan melaksanakan, kerahasiaan akan dijamin oleh peneliti.

10. Analisa data

Pengelompokan data adalah kegiatan merubah atau membuat seluruh data yang dikumpulkan menjadi suatu bentuk yang dapat disajikan, dianalisa dan ditarik suatu kesimpulan ( Fajar, et al. 2009). Ada empat tahapan dalam pengelolahan data yang dilakukan oleh penelitih yaitu:

1. Editing (mengedit data): penelitih memeriksa kembali kuesioner (daftar pernyataan) yang telah diisi pada saat pengumpulan data. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan penelitih meliputi:

a. Peneliti memeriksa jawaban responden dapat dibaca dengan jelas.

b. Penelitih memeriksa semua pernyataan yang diajukan kepada responden telah dijawab untuk memastikan semua data sudah lengkap.

c. Penelitih memeriksa hasil isian yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh penelitih.

d. Penelitih memriksa apakah masih ada kesalahan-kesalahan lain yang terdapat pada kuesioner. Dan pada penelitian ini


(43)

semua kuesioner diisi dengan lengkap oleh reponden sehingga tidak ada kuesioner yang di drop out.

2. Coding (mengkode data) setelah editing selesai dilakukan, peneliti merubah data dari hasil dari hasil pengumpulan data (kuesioner) yang berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka. Pengkodean ini sangat diperlukan karena data yang dikumpulkan banyak macamnya. Kuesioner pada penelitian ini mengunakan pernyatan tertutup sehingga untuk mengkode data pada penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan symbol tertentu (biasanya dalam bentuk angka) untuk setiap jawaban. Coding bertujuan untuk mempermudah analisa data dan mempercepat entri data ke computer.

A. Data Demografi

a. Usia :45-59 kode 1 60-74 kode 2 75-90 kode 3

b. Jenis kelamin : laki-laki kode 1 wanita kode 2 c. Status perkaeinan : kawin kode 1 janda/duda kode 2

Belum kawin kode 3

d. Pendidikan : SD kode 1 Perguruan tinggi kode2 SMP kode 3 SMA kode 4


(44)

f. Lama tinggal dipanti : < 1 tahun kode 1 1-5 tahun kode 2

>6 tahun kode 3 > 10 tahun kode 4

B. Pernyatan Dukungan Keluarga Kepada Lansia :

a. Pernyataan Selalu : Bernilai 4

b. Pernyataan Sering : Bernilai 3

c. Pernyataan Kadang-kadang : Benilai 2

d. Pernyataan Tidak Pernah : Bernilai 1

3. Processing (memasukkan data) : setelah seluruh data terkumpul dan terisi sesuai dengan tujuan penelitian serta serta sudah melewati tahap editing dan coding, selanjutnya peneliti memperoses data agar dapat dianalisi. Proses data dilakukan dengan cara mengentri data kedalam komputerisasi.

4. Cleaning : peneliti melakukan pemeriksaan ulang/pengecekan kembali terhadap data yang dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan pemasukkan data atau tidak saat dimasukkan ke pemprograman.

Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa univariat. Analisa univariat (analisa deskriptif) digunakan untuk memperoleh gambaran masing-masing variabel. Analisa ini bertujuan mendeskripsi atau menjelaskan karakteristik variabel dalam penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasikan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010)


(45)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil penelitian

Dalam bab ini akan di uraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab.Tapanuli Selatan pada tanggal 6 Mei sampai 29 Juni 2015 dengan jumlah responden 45 orang.

1.1 Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencakup umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan sebelumnya, serta lama tinggal dipanti. Dari 45 responden dalam penelitian ini memiliki persentase umur antara lain : . deskripsi karakteristik responen yang mencakup umur dari 45 responden dalam penelitian ini memiliki persentase antara lain : responden yang memiliki usia < 70 tahun berjumlah 19 responden dengan persentase ( 42,2 % ), untuk responden dengan usia > 70 tahun berjumlah 26 responden dengan persentase ( 57,8 % ). Deskripsi karakteristik responden yang mencakup jenis kelamin dari 45 responden dalam penelitian ini memiliki persentase antara lain : responden dengan jenis kelamin wanita berjumlah 45 responden dengan persentase ( 100 % ). Deskripsi dalam penelitian ini memiliki persentase antara lain : responden dengan status


(46)

Untuk deskripsi responden yang mencakup status pendidikan dari 45 responden antara lain : responden yang memiliki tingkat SD berjumlah 25 reponden dengan persentase ( 54,3 % ), responden yang memiliki tingkat SMP berjumlah 17 responden dengan persentse ( 37,0 % ), responden yang tidak pernah sekolah berjumlah 3 responden dengan prsentase ( 6,5 % ). Deskripsi karakteristik responden yang mencakup pekerjaan sebelumnya dari 45 responden dalam penelitian ini memiliki persentase antara lain : responden yang memiliki pekerjaan petani berjumlah 32 reponden dengan persentase ( 69,6 % ), responden yang memiliki pekerjaan wiraswasta berjumlah 13 responden dengan persentase ( 28,3 % ). Deskripsi karakteristik responden yang mencakup lama tingggal di panti dari 45 responden dalam penelitin ini memiliki persentase antara lain : responden yang tinggal di panti selama < 1 tahun berjumlah 4 responden dengan persentase ( 8,7 % ), untuk responsen yang tinggal di panti selama 1-5 tahun berjumlah 41 responden dengan persentase ( 89,1 % ).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Dukungan Keluarga terhadap Lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Keb. Tapanuli Selatan

Karakteristik Frekuensi(n) persentase ( % )

Umur:

- 45-59 3 6,7%

- 60-74 24 53,3%

- 75-90 18 40,0%

Total 45 100%


(47)

- perempuan 45 100 %

Total 45 100 %

Status perkawinan:

- janda 45 100 %

Total 45 100 %

Pendidikan:

- SD 25 55,6 %

- SMP 17 37,8 %

- Tidak pernah sekolah 3 6,7 % Total 45 100 %

Pekerjaan sebelumnya

- Petani 32 71,1 %

- Wiraswasta 13 28,9 %

Total 45 100 %

Lama tinggal dipanti

- < 1 tahun 4 8,9 %

- 1-5 tahun 41 91,1 %

Total 45 100%

1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga Terhadap Lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dan persentase Dukungan Keluarga Tehadap lansia untuk dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi, dukungan instrumental/nyata termaksud kategori dukungan baik. Dari hasil yang didapat dukungan emosional (n=28 atau


(48)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Berdasarkan Subvariabel n=45

Komponen Dukungan keluarga Frekuensi %

1. Dukungan emosional

o Baik 6 13,3

o Cukup 28 62,2

o kurang 11 24,4

2. Dukungan penghargaan

o Baik 5 11,1

o cukup 27 60,0

o kurang 13 28,9

3. Dukungan informasi

o Baik 7 15,6

o cukup 30 66,7

o kurang 8 17,8

4. Dukungan instrumental

o Baik 17 37,8

o cukup 20 44,4

o kurang 8 17,8

1.3Distribusi Frekuensi dan persentase dukungan emosional

Berdasarkan dukunga keluarga terhadap lansia di Yayasan Al Yusufia mengenai dukunga emosional sebanyak 22 orang (48,9%) menyatakan kadang-kadang keluarga menanyakan keadaan lansia pada saat dipanti, 15 orang (55,6%) menyatakan kadang-kadang keluarga mendengarkan dengan baik keluh kesah


(49)

yang dirasakan oleh lansia, 23 orang (51,1%) menyatakan keluarga sering memperhatikan lansia jika lansia sakit, 21 orang (46,7%) menyatakan kadang-kadang keluarga memberikan kepercayaan kepada lansia bahwa lansia dapat menjaga kesehatan, 26 orang (57,8%) menyatakan keluarga kadang-kadang memberikan pujian kepada lansia setelah lansia melakukan hal-hal yang baik.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga Emosional Terhadap Lansia

Pernyataan selalu sering kadang tidak

Kadang pernah

n n n n

% % % %

1. Keluarga menanyakan kepada 4 17 22 2 lansia tentang keadaan lansia. ( 8,9% ) ( 37,8% ) ( 48,9% ) ( 4,4% ) 2. Keluarga mendengarkan dengan 0 12 15 8

baik keluh kesah yang dirasakan ( 26,7% ) ( 55,6% ) ( 17,8% ) oleh lansia.

3. Keluarga memperhatikan lansi 9 23 11 2 jika lansia sakit. ( 20,0% ) ( 51,1% ) ( 24,4% ) ( 4,4% ) 4. Keluarga memberikan kepercayaan 8 15 21 1

kepada lansia bahwa lansia dapat ( 17,8% ) ( 33,3% ) ( 46,7% ) ( 2,2% ) menjaga kesehatan.

5. Keluarga memberikan pujian kepada


(50)

1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Penghargaan

Berdasarkan dukunga keluarga terhadap lansia di Yayasan Al Yusufia mengenai dukunga penghargan sebanyak 28 orang (62,2%) menyatakan kadang-kadang keluarga memberikan pujian kepada lansia, 26 orang (57,8%) menyatakan kadang-kadang keluarga memberikan support kepada lansia untuk tetap semangat dalam melakukan aktivitas, 26 orang (57,8%) menyatakan kadang-kadang keluarga menghibur lansia jika lansia merasa kesepian, 24 orang (53,3%) menyatakan keluarga sering keluarga mendampingi lansia jika lansia ingin berobat, 16 orang (35,6%) menyatakan keluarga sering menemani lansia jika lansia merasa kesepian.


(51)

Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga Penghargaan Terhadap Lansia

Pernyataan selalu sering kadang tidak

Kadang pernah

n n n n

% % % %

1. Keluarga memberi pujian 6 8 28 3 kepada lansia ( 13,3% ) ( 17,8% ) ( 62,2% ) ( 6,7% ) 2. Keluarga menemani lansia 5 16 16 8

jika lansia merasa kesepian ( 11,1% ) ( 35,6% ) ( 35,6% ) (17,8% ) 3. Keluarga mendampingi lansia 4 24 17 0

jika lansia ingin berobat ( 8,9%) (53,3% ) ( 37,8% ) 4. Keluarga memberikan suport

kepada lansia untuk tetap 6 6 26 7 semangat dalam melakukan (13,3% ) ( 13,3% ) ( 57,8% ) ( 15,6% ) aktivitas.

5. Keluarga menghibur lansia 3 12 26 4 jika lansia merasa kesepian ( 6,7% ) ( 26,7% ) ( 57,8% ) ( 8,9% )

1.5Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Informasi

Berdasarkan dukungan keluarga terhadap lansia di Yayasan Al Yusufia mengenai dukunga informasi sebanyak 32 orang (71,1%) menyatakan kadang-kadang keluarga mengingatkan lansia tentang perilaku yang dapat memperburuk kesehatannya, 30 orang (66,7%) menyatakan keluarga sering mengingatkan lansia


(52)

tidak baik, 26 orang (57,8%) menyatakan kadang-kadang keluarga mengingatkan lansia untuk selalu terbuka terhadap pengurus panti.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga Informasi Terhadap Lansia

Pernyataan selalu sering kadang tidak

Kadang pernah

n n n n

% % % %

1. Keluaraga mengingatkan lansia 10 30 5 0 untuk beribadah dan berdoa ( 22,2% ) ( 66,7% ) ( 11,1% ) 2. Keluarga mengingatkan lansi

untuk selalu terbuka terhadap 4 10 26 5 pengurus panti ( 8,9% ) ( 22,2% ) ( 57,8% ) ( 11,1% ) 3. Keluarga mengingatkan lansia

tentang perilaku yang dapat 4 8 32 1 memperburuk kesehatan lansia ( 8,9% ) ( 17,8% ) ( 71,1% ) ( 2,2% ) 4. Keluarga selalu menasehati lansia 5 13 26 1

Jika lansia berbuat yang tidak baik ( 11,1% ) (28,9% ) ( 57,8% ) ( 2,2% ) 5. Keluarga memberikan solusi jika 5 6 28 6

lansia sedang dalam masalah (11,1% ) ( 13,3% ) ( 62,2% ) ( 13,3% )

1.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Intrumental/nyata

Berdasarkan dukunga keluarga terhadap lansia di Yayasan Al Yusufia mengenai dukunga emosional sebanyak 26 orang (57,8%) menyatakan keluarga sering mengunjungi lansia, 20 orang (44,4%) menyatakan kadang-kadang keluarga memfasilitasi lansia untuk membawa obat, 19 orang (42,2%) menyatakan keluarga sering merasa senang jika keluarga datang berkunjung, 17


(53)

orang (37,8%) menyatakan keluarga sering mengingatkan lansia untuk selalu sering menjaga kesehatan, 16 orang (35,6%) menyatakan keluarga kadang-kadang membawakan lansia berupa makanan sandang, pangan, dan papan kepada lansia.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga Instrumental/nyata Terhadap Lansia

Pernyataan selalu sering kadang tidak

Kadang pernah

n n n n

% % % %

1. Keluarga mengunjungi 2 26 15 2 lansia ( 4,4% ) ( 57,8% ) ( 33,3% ) ( 4,4% ) 2. Lansia merasa senang jika 15 19 9 2

keluarga datang berkunjung ( 33,3% ) ( 42,2% ) ( 20,0% ) (4,4 % ) 3. Keluarga memfasilitasi lansia 14 9 20 2

untuk membawa berobat ( 31,1% ) ( 20,0% ) ( 44,4% ) ( 2,2% ) 4. Keluarga selalu membawa 13 11 16 5

makanan sandang pangan ( 28,9% ) ( 24,4% ) ( 35,6% ) ( 11,1% ) dan papan kepada lansia

5. Keluarga mengingatkan 13 17 14 1 lansia untuk selalu menjaga ( 28,9% ) ( 37,8% ) ( 31,1% ) ( 2,2% ) kesehatan


(54)

2. Pembahasan

Hasil penelitian ini membahas tentang Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah :

2.1 Dukungan Emosional

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosional, penghargaan, informasi, dan instrumental (Hause, 2002). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosional yang diberikan keluarga terhadap lansia dengan katagori cukup (62,2%). Dukungan emosianal melibatkan ekspresi empati, perhatian, pemberian semangat, kehangatan pribadi, cinta, atau bantuan emosional. Dengan semua tingkah laku yang mendorong perasaan nyaman dan mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia dipuji, dihormati, dan dicintai, dan bahwa orang lain bersedia untuk memberikan perhatian dan rasa aman.

Hal ini sejalan dengan penelitian Khulaifah, dkk, (2013) bahwa dukungan keluarga emosional yang diberikan oleh keluarga berupa kepedulian terhadap lansia tidak hanya membutuhkan dukungan fisik saja tetapi hubungan emosional antar keluarga akan sangat mendukung lansia dalam mempertahankan kemandiriannya. Dukungan ini membuat lansia merasa dirinya masih merupakan bagian dari satu keluarga dan dapat memberikan rasa aman bagi lansia.

Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Bratanegara dkk (2013), hampir sebagian besar dari responden (58,44%) memberikan dukungan emosional yang tidak mendukung seperti tidak memberikan perhatian yang baik


(55)

terhadap lansia terutama kesehatannya, tidak memberikan solusi masalah yang dialami lansia dan tidak mendengarkan keluhan yang di utarakan oleh lansia.

Hampir setiap responden memberikan perhatian yang cukup baik terhadap kesehatan seperti mengingatkan jadwal posbindu, keluarga menginginkan dan mendukung lansia untuk datang ke posbindu. Ekspresi simpati juga diberikan keluarga kepada lansia dalam pemanfaatan posbindu seperti sabar dalam menghadapi masalah yang dialami oleh lansia dan mendengarkan keluhan yang diutarakan oleh lansia. Dalam pemanfaatan posbindu, keluarga juga memberikan perlindungan kepada lansia dalam pemanfaatan posbindu seperti mengantar lansia pergi ke posbindu dan memperhatikan situasi saat lansia akan pergi ke posbindu saat kondisi cuaca buruk atau jarak posbindu yang cukup jauh dari rumah.

2.2 Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan terjadi lewat rasa hormat atau pujian dan dorongan agar lansia mandiri dalam aktivitias sehari-hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan penghargaan pada lansia dengan kategori cukup (60,0%), hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Bratanegara dkk (2013), bahwa dukungan penghargaan yang mendukung lansia berupa memotivasi, mendukung kelompok yang dibentuk lansia dimana lansia dapat berbagi cerita juga keluh kesah dengan lansia lain dan memperoleh dukungan yang diperoleh


(56)

Kebanyakan lansia memperoleh banyak manfaat dengan mengunjungi posbindu dan menghadiri pertemuan kelompok pendukung dimana lansia dapat berbagi cerita juga keluh kesah dengan lansia lain dan memperoleh dukungan yang diperlukan untuk melakukan perubahan gaya hidup baru yang dialami oleh terkait dengan masalah perubahan fisik maupun psikologis yang dialami oleh lansia (Azizah, 2011).

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Setyoadi (2011) menyatakan bahwa lansia yang tinggal lama di panti memiliki tingkat partisipasi sosial yang baik karena partisipasi sosial yang baik meliputi pemeliharaan, serta pembinaan dalam hubunga sosial secara aktif dapat mencegah penurunan-penurunan fungsi seperti fungsi kognitif pada lansia yang tentuntya berpengaruh pada kualitas hidup lansia sebagian besar lansia merasa senang tinggal di panti karena banyak fasilitas dan pelayanan yang memadai untuk para lansia. Dukungan keluarga dan masyarakat atau pengelolah panti yang kurang akan membuat lansia mengalami perubahan negatif terhadap kehidupannya, dan sebalikkanya bila dukungan keluarga baik maka akan membuat lansia mengalami perubahan yang positif dalam kehidupanya dan akan mempengarui kualitas hidup pada lansia.

2.3 Dukungan Informasi

Dukungan informasi adalah bantuan keluarga yang diberikan dalam bentuk saran, usulan, nasehat, petunjuk, dan pemberi informasi dan dengan adanya dukungan informasi yang baik akan meningkatkan kemandirian lansia


(57)

dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Hasil penelitian ini meunjukkan bahwa dukungan informasi yang diberikan keluarga dalam kategori baik ( 51,1%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dengan Bratanegara dkk ( 2012), bahwa hampir sebagian besar dari responden (81,8%) memberikan dukungan informasi yang tidak mendukung seperti tidak memberika informasi berupa saran dan nasehat yang dapat membantu lansia dalam memecahkan masalah yang lansia hadapi. Dukungan informasi berupa sarana dan nasehat yang diperoleh lansia dapat menambah keterampilan interpersonal lansia, selain itu juga dapat lansia beradaptasi menghadapi stress atau kecemasan, terutama kecemasan yang terkait dengan masalah lansia tentang perubahan fisik dan biologis.

Hasil penelitian ini dalam kategori baik namun, dalam persentase yang rendah dari empat komponen dukungan keluarga (emosional, penghargaan, informasi, instrumental) itu dikarenakan jauh dari perkotaan yang tidak terdapat media komunikasi dan media sosial. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marlina (2010) yang mengatakan bahwa keluarga atau teman dapat memberikan dukungan informatif dengan memberikan saran dan nasehat tentang apa saja yang harus dilakukan oleh lansia untuk menghadapi masalah baik fisik maupun psikologis. Kebanyakan lansia selama ini mendapatkan nasehat atau saran yang berasal dari orang terdekat mereka yaitu keluarga namun lingkungan tempat tinggal di daerah perkotaan, memudahkan


(58)

2.4 Dukungan instrumental/nyata

Dukungan instrumental merupakan bentuk yang diberikan keluarga dalam bantuan yang bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi, misalnnya dengan menyadiakan peralatan lengkap, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan memberikan dana untuk memenuhi kebutuhannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan instrumental yang diberikan keluarga terhadap lansia dalam kategori baik (77,8%) dan dalam persentase yang tinggi dari tiga komponen lain dukungan keluarga dapat dilihat dari seringnya keluarga mengunjungi lansia (57,8%), keluarga kadang-kadamg memfasilitasi lansia untuk membawa lansia berobat (44,4%), dan lansia juga menyatakan bahwa lansia sering merasa senang jika keluarga datang berkunjung untuk melihat kondisi lansia (42,2%). Dalam hal ini keluarga lansia menyediakan obat-obatan dan keperluan lainnya yang dibutuhkan oleh lansia. Keluarga lansia juga memberikan bantuan secara materi kepada lansia. Mengingat adanya perubahan fisik yang bersifat degenerasi pada lansia, keluarga lansia tersebut juga membantu lansia dalam beraktifitas dan mengerjakan tugas sehari hari. Keluarga membantu lansia untuk datang ataupun beraktifitas di posbindu yang jarak tempuhnya cukup jauh dari tempat tinggal lansia. Kondisi lanjut usia yang rentan dengan penyakit dan kondisinya yang jauh dari keluarga ( tinggal di panti ) membutuhkan dukungan keluarga untuk menjaga kesehatan ( Zulfitri,2006).


(59)

Berdasarkan hasil penelitian ini maka ketika seseorang memasuki masa lanjut usia, dukungan keluarga sangatlah berharga dan akan menambah ketentraman hidup lansia. Walaupun lansia tinggal di panti kebutuhan mereka harus terpenuhi secara fisik, kebutuhan secara psikis yang tidak mereka dapatkan dikeluarga dikarenakan mereka hidup terpisah dengan keluarga yang biasa dekat dengan mereka, ada sebagian lansia yang ingin tinggal di panti atas dasar keputusan sendiri memang lebih dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya dan dengan alasan apapun lansia sangat membutuhkan dukungan keluarga yang baik. Selain itu dukungan keluarga mampu meningkatkan semangat lansia dalam menghadapi masa tua nya dengan baik.


(60)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai deskriptif dan karakteristik responden dan kategori Dukungan Keluarga Kepada Lansia Di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa lansia yang berada di Yayasan Al Yusufiah memperoleh empat komponen dukungan keluarga ( dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi, dan dukungan instrumental ) sebagai berikut:

Dukungan keluarga sangat diperlukan oleh lansia karena ada berbagai suka dan duka atau rasa senang dan sedih para lansia ini tinggal di panti jompo ini yakni keseluruhan dengan pernyataan yang sama lansia mengenai suka atau kesenangannya tinggal dipanti diantaranya yaitu tersedianya semua fasilitas dari panti tanpa harus ada yang mereka pikirkan lagi seperti makan yang sudah terjadwal setiap hari, pakaian sudah ada yang mencucikan, tempat tinggal dengan semua fasilitas yang sudah tersedia, ada berbagai kegiatan yang diadakan panti dan berbagai instansi lain, dan bahkan berbagai bantuan atau santunan yang selalu didapat. Mereka hanya memikirkan untuk beribadah saja tanpa harus memikirkan hal-hal lainnya. Tetapi dibalik semua suka atau kesenangan yang dirasakan lansia ini, ada juga beberapa rasa duka atau kesedihannya tinggal di panti yakni jauhnya


(61)

dari keluarga, rasa kangen kepada anak, cucu, menantu dan keluarga lainnya, mereka merindukan berkumpul bersama keluarganya dan hal itu tidak bisa mereka wujudkan kapan mereka ingin bertemu keluarganya. Dan keinginan untuk kembali lagi berkumpul bersama keluarganya tidak ada lagi keinginannya karena memang mereka merasa itulah jalan Allah yang harus mereka jalani dengan sabar dan ikhlas dan sambil menunggu hingga ajal menjemput.

2. SARAN

2.1. Pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan perkembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan khususnya tentang dukungan keluarga terhadap lansia.

2.2. Pelayanan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi tenaga perawat profesional sebagai salah satu wacana dalam memberi konseling tentang Dukungan Keluarga khususnya tentang Dukungan Keluarga Kepada Lansia Di Yayasan Al Yusifiah.

2.3. Bagi masyarakat

Dengan adanya penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap lansia.


(62)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. konsep keluarga

1.1 Defenisi

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan kita. Menurut Friedman (1998) keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan ketertarikan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Keluarga adalah orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Setyowati & Murwati, 2009)

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebuadayaan yang sehat (Setiadi, 2010).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (Undang-Undang No.10 tahun 1992, dikutip oleh Setiadi, 2010)

Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.


(63)

1.2 Tipe keluarga

Menurut Setiadi (2010) tipe keluarga terbagi atas 2 yaitu:

1.2.1 Secara tradisional

a. Keluarga inti

Keluarga inti adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduannya.

b.Keluarga besar

Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).

1.2.2 Secara modren

a. Tradisional nuklear

Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduannya dapat bekerja diluar rumah.


(64)

dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu atau keduannya dapat bekerja diluar rumah.

c. Middle age/aging cople

Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah meingglkan rumah karena sekolah/perkawianan/meniti karir.

d. Dyadic nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduannya atau salah satunya bekerja diluar rumah.

e. Single parent

Satu orangtua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.

f. Dual carir

suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

g. Commuter married

Suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling pada waktu-waktu tertentu.


(65)

h. Single adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.

i.Three generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

j. Institusional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

k. Comunal

Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

l. Group marriage

Satu perumahan terdiri dari orangtua dan keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orangtua dari anak-anak.


(66)

n. Cohibing coiple

Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

o. Gay and lesbian family

Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

1.3 Struktur keluarga

Menurut Setiadi (2010) struktur keluarga terdiri dari beberapa macam keluarga, diantaranya adalah:

1.3.1 Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

1.3.2 Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.


(67)

1.3.3 Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

1.3.4 Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

1.3.5 Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

1.4 Fungsi pokok keluarga

Menurut friedman (1998) secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi efektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.


(68)

c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk mempertahankan keadaa kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

1.5 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan

Friedman (1998) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan:

1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinnya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan


(69)

siapa diantara keluarga yang mempunyai kemapuan memutuskan untuk menentukan tidakan keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi.

3. Memberikan perawatan anggotannya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan untuk tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

4. Mempertahankan sesuasana dirumah yang mengntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

1.6 Peran keluarga

Menurut Setiadi (2010) peranan adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh


(70)

kelompok, dan masyarakat. Setiap angota keluarga mempunyai peranan masing-masing antara lain adalah:

1. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, penddik, pelindi=ung/ pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juta sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

2. Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, penagsuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.

3. Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembagan fisik, mentaal, sosial dan spiritual.

1.7 Dukungan keluarga

Dukungan keluarga terbagi atas empat tipe yaitu: emosional, penghargaan, informasi, dan instrumental. Keluarga memiliki beberapa fungsi pendukung yaitu dukungan sosial (keluarga berfungsi sebagai pencari dan penyebar informasi), dukungan penilaian (keluarga bertindak sebagai pembimbing umpan balik, membimbing dan memerantarai perpecahan masalah) dukungan tambahan (keluarga adalah sumber bantuan praktis dan kongret) dan dukungan emosional (


(71)

keluarga berfungsi sebagai pelabuan istirahat dan pemulihan serta membantu penguasa emosional). Berdasarkan berbagai uraian tentang dukungan keluarga tersebut maka dapat di ambil beberapa bentuk dukungan keluarga yang dibutuhkan oleh lansia, menurut Setiadi (2010) antara lain:

1.7.1 Dukungan informasi

Dukungan informasi adalah bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikian kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama.

1.7.2 Dukungan emosional

Dukungan emosional adalah setiap orang pasti membutuhkan bantuan efeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empatik, cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati, dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.


(72)

persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi, misalnnya dengan menyadiakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan lain-lain.

1.7.4 Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan adalah suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenernnya dan penderita. Penghargaan ini biasa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial keluarga maka penghargaan yang sangat membantu adalah penghargaan positif.

2. Lansia 2.1defanisi

Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Lansia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari tiga fase yaitu fase progresif, fase stabil dan fase regresif (Depkes RI, 2010).

2.2Tipe usia lanjut

Beberapa tipe pada usia lanjut bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonomi menurut Maryam, Siti (2010) tipe tersebut antara lain:


(73)

2.2.1 Tipe Arif Bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukkan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.

2.2.2 Tipe Mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman bergaul, dan memenuhi undangan.

2.2.3 Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menetang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengeritik dan banyak menuntut.

2.2.4 Tipe Pasrah

Menerimah dan mengganggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama ringan kaki, pekerjaan apa saja yang dilakukan.

2.2.5 Tipe Bingung

Kaget, kehilangan kepribadian,mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh.


(74)

2.3.2 Usia lanjut

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Usia lanjut adalah tahap masa tuadalam perkembangan individu (usia 60 tahun ke atas). Sedangkan lanjut usia adalah sudah berumur atau tua.

2.3.3 Usia lanjut resiko tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

2.3.4 Usia lanjut potensial

Usia lanjut yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.

2.3.5 Usia lanjut tidak potensial

Usia lanjut yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

2.4Mitos seputar usia lanjut Mitos seputar usia lanjut antara lain:

2.4.1 Mitos kedamaian dan ketenangan

Bahwa para usia lanjut dapat santai menikmati hidup, hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda. Berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati. Kenyataan seiring ditemui setress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan karena penyakit.

2.4.2 Mitos konservatif dan kemunduran

Konservatif berarti kolot: bersikap memperhatikan kebiasaan, tradisi, keadaan yang berlaku. Bahwa para usia lanjut itu tidak kreatif, menolak inovasi,


(75)

berorientasi ke masa silam, kembali kemasa kanak-kanak, susah berubah, keras kepala dan cerewet. Kenyataan tidak semua usia lanjut bersikap dan mempunyai pikiran demikian.

2.4.3 Mitos berpenyakitan

Banyak para usia lanjut dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai berbagai penyakit. Kenyataan tidak semua para usia lanjut berpenyakit dan masa sekarang sudah banyak pengobatan dan melakukan pemeriksaan berkala.

2.4.4 Mitos senilitas

Bahwa usia lanjut sudah pikun.

Kenyataannya banyak yang masih tetap sehat dan segar karena banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap penurunan daya ingat.

2.4.5 Mitos tidak jatuh cinta

Bahwa para usia lanjut sudah tidak jatuh cinta dan bergairah kepada lawan jenis. Kenyataan perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa dan perasan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi tua.

2.4.6 Mitos aseksual

Bahwa pada usia lanjut hubungan seks menurun, minat, dorongan, gairah, kebutuhan dan daya seksual berkurang. Kenyataan kehidupan seks para usia lanjut normal saja dan gairah tetap tinggi. Hal ini banyak dialami para usia lanjut


(76)

2.4.7 Mitos ketidakproduktifitas

Bahwa para usia lanjut dipandang tidak produktif. Kenyataan banyak para usia lanjut mencapai kematangan, kemantapan dan produktivitas mental dan material.

2.5 Dukungan keluarga terhadap lansia di panti werda

Panti werdha adalah organisasi sosial atau lembaga sosial masyarakat yang membantu pemerintah dalam menampung dan merawat lansia. Sesuai ketentuan dari pemerintah, dalam hal ini Departemen Sosial, untuk menjadi anggota atau penghuni panti werdha, maka hanya lanjut usia yang lemah dan tak mampu mengurus dirinya sendiri serta mempuyai ketergantungan dan dapat diterima atau dirawat (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999).

Lansia yang tinggal dipanti werdha tercukupi keburuhan fisik (pangan, sandang, papan) namun mereka tetap merindukan dapat menikmati sisa hidupnya dengan tinggal bersama keluarga. Menurut Bapak J.A. Wiwoho Hadiwidjojo , SKM, Kepala Panti Werdha Abiyoso Yogyakarta, mengatakan bahwa sisi positif mereka disini. Mereka bisa menemukan teman sebaya, saling bertukar pengalaman dan berbagi suka dan duka. Tapi masih ada pilihan, misalnya masih ada anak, tetap tempat ternyaman bagi kaum lansia adalah di tenga keluarganya sendiri.


(77)

BAB I

PENDAHULUHAN

1. LATAR BELAKANG

Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan melalui serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia. Setiap masa yang dilalui merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Lansia adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari tiga fase, fase progresif, fase stabil, fase regresif (Depkes RI, 2010).

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memprerbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita(Nugroho, 2000).

Perkiraan bertambahnya jumlah lansia Indonesia, dalam kurunwaktu tahun 1990 – 2025, tergolong tercepat di dunia. Jumlah pada tahun2002 sebanyak 16 juta dan diperkirakan akan menjadi 25,5 juta pada tahun2020 atau sebesar 11,37 % penduduk dan ini merupakan peringkat keempat dunia, di bawah Cina, India


(78)

nomor satu adalah Jepangdengan usia harapan hidup rata-rata 74,5 tahun (Kuntjoro, 2002).

Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lanjut usia (Constantinides, 1994) dalam Darmojo dan Mastono , 2006)

Lanjut usia dapat mengalami perubahan fisik, mental dan emosional seiring dengan bertambahnya usia mereka. Tetapi dengan adanya bantuan dan dukungan dari keluarga, teman-teman, dan pemberian pelayanan perawatan kesehatan, maka sebagian besar masalah mental dan emosional yang berat dapat dicegah. Agar lajut usia dapat menikmati kehidupan dihari tua sehingga dapat bergembira atau merasa bahagia, diperlukan dukungan dari orang-orang yang dekat dengan mereka. Dukungan tersebut bertujuan agar lansia tetap dapat menjalankan kegiatan sehari-hari secara teratur dan tidak berlebihan.

Dukungan dari keluarga terdekat dapat saja berupa anjuran yang besifat mengingatkan si lanjut usia untuk tidak bekerja secata berlebihan (jika lansia masih berlebihan) memberikan kesempatan kepada lansia untuk melakukan aktivitas yang menjadi hobinya, memberi kesempatan kepada lansia untuk menjalankan ibadah dengan baik, dan memberikan waktu istirahat yang cukup kepadanya sehingga lanjut usia tidak mudah setres atau cemas (Ismayadi, 2004).


(79)

Menurut Friedman (1998) dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga dengan penderitaan yang sakit. Keluarga juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotannya dan anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Panti werdha adalah organisasi sosial atau lembaga sosial masyarakat yang membantu pemerintah dalam menampung dan merawat lansia. Sesuai ketentuan dari pemerintah, dalam hal ini Departemen Sosial, untuk menjadi anggota atau penghuni panti werdha, maka hanya lanjut usia yang lemah dan tak mampu mengurus dirinya sendiri serta mempuyai ketergantungan dan dapat diterima atau dirawat (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999).

Fenomena yang terjadi pada Lanjut Usia di Panti Werdha menimbulkan masalah tersendiri, masalah yang biasa dihadapi pada Lanjut Usia di Panti Werdha adalah tidak ada yang perduli, memperhatikan, kurang kasih sayang dari keluarga, kekosongan, rasa tidak dibutuhkan lagi, dan kesepian. Lanjut usia yang tinggal di panti werdha ditampung dan disantuni oleh pemerintah baik itu panti pemerintah maupun swasta. Mereka tinggal di panti karena berbagai alasan, diantaranya menghadapi anak-anak yang sudah selesai pendidikannya dan mulai mandiri sehingga mulai meninggalkan rumah dan berdiri sendiri, kehilangan suami, istri, anak maupun keluarga lain (sebatang kara), memiliki keluarga tetapi


(80)

ingin hidup menyendiri, menjauhkan diri dari keluarga bahkan ada yang ingin melupakan keluarga (suami, istri, anak cucu dan menantu).

2. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Dukungan Keluarga Kepada Lansia diYayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

3. TUJUAN PENELITIAN 3.1 Tujuan umum

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui dukungan emosional yang diberikan keluarga kepada lansia yang berada dipanti

2. Untuk mengetahui dukungan penghargaan yang diberikan keluarga kepada lansia yang berada dipanti

3. Untuk mengetahui dukungan informasi yang diberikan keluarga kepada lansia yang berda dipanti

4. Untuk mengetahui dukungan instrumental yang diberikan keluarga kepada lansia yang berada dipanti


(81)

4. Manfaat Penelitian

4.1 Bagi Pendidikan keperawatan

Penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi informasi yang berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan terutama pada bagian keperawatan keluarga yang berkaitan dengan dukungan keluarga terhadap lansia.

4.2Bagi pelayanan keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan perawat dalam praktik keperawatan yang berhubungan dengan keluarga dan lansia.

4.3Bagi masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi kepada masyarakat tentang gambaran kepuasan lansia pada peran keluarga dalam merawat lansia sehingga masyarakat dapat memberikan pelayanan yang lebih berkualitas kepada lansia di panti sehingga dapat meningkatkan kulaitas hidup lansia.


(82)

(83)

Judul : Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

Nama : Ika Wulandari Nim : 111101025

Program Studi : Ilmu Keperawatan

ABSTRAK

Dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang hidup dimana didalamnya terdapat sebuah informasi, saran, bantuan nyata dan sikap yang diberikan oleh keluarga terutama lansia yang sangat membutuhkan perhatian dari anaknya karena mereka ingin menghabiskan masa tua mereka bersama keluarga dan orang-orang terdekat dari mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga terhadap lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan tehnik sampel total samplingdengan jumlah sampel 45 orang. Analisa data menggunakan sistem komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, lebih dari setengah responden (64,4%) memiliki dukungan keluarga emosional yang baik, lebih dari setengah responden (57,8%) memiliki dukungan keluarga penghargaan yang baik, lebih dari setengah responden(51,1%) memiliki dukungan keluarga informasi dengan baik, lebih dari setengan responden (77,8%) memiliki dukungan keluarga instrumental/nyata yang baik. Bagi peneliti selanjutnnya diharapkan dapat melakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi lansia.


(84)

DUKUNGAN KELUARGA KEPADA LANSIA DI YAYASAN

AL YUSUFIAH DESA HUTA HOLBUNG KEC. BATANG

ANGKOLA KAB. TAPANULI SELATAN

IKA WULANDARI 111101025

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(85)

DUKUNGAN KELUARGA KEPADA LANSIA DI YAYASAN

AL YUSUFIAH DESA HUTA HOLBUNG KEC. BATANG

ANGKOLA KAB. TAPANULI SELATAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Keperawatan

Oleh

IKA WULANDARI 111101025

Pembimbing :


(86)

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ika Wulandari

Nim : 111101025

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saua yang berjudul : Dukungan Keluarga Kepada Lansia Di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum perna diajukan kepada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyatan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik jika dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, 02 Maret 2016 Yang nenyatakan,

( Ika Wulandari ) NIM: 111101025


(87)

(88)

(89)

Judul : Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan.

Nama : Ika Wulandari Nim : 111101025

Program Studi : Ilmu Keperawatan

ABSTRAK

Dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang hidup dimana didalamnya terdapat sebuah informasi, saran, bantuan nyata dan sikap yang diberikan oleh keluarga terutama lansia yang sangat membutuhkan perhatian dari anaknya karena mereka ingin menghabiskan masa tua mereka bersama keluarga dan orang-orang terdekat dari mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga terhadap lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan tehnik sampel total samplingdengan jumlah sampel 45 orang. Analisa data menggunakan sistem komputerisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, lebih dari setengah responden (64,4%) memiliki dukungan keluarga emosional yang baik, lebih dari setengah responden (57,8%) memiliki dukungan keluarga penghargaan yang baik, lebih dari setengah responden(51,1%) memiliki dukungan keluarga informasi dengan baik, lebih dari setengan responden (77,8%) memiliki dukungan keluarga instrumental/nyata yang baik. Bagi peneliti selanjutnnya diharapkan dapat melakukan penelitian untuk melihat bagaimana pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi lansia.


(90)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara

2. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku pembantu Dekan 2 Fakultas keperawatan Universitas Sumatra Utara

3. Bapak ikhsannuddin Harahap, S.Kp, MNS selaku pembantu Dekan 3 dan Plt pembantu Dekan 1 Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Lutfhiani, S.Kep. Ns, M,Kes selaku penguji 1

6. Ibu Nunung Febriany Sitepu, S.Kep, Ns, MNS selaku penguji 2 7. Para staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara


(91)

8. Teristimewa kepada kedua orang tua saya, ayahanda Misni Susanto dan Ibunda Saminem serta abang dan adik-adik saya yang telah memberikan doa, nasehatan, materi dan dorongan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk sahabat-sahabat saya Zona Marlina Simarmata, Safrida Yanti, Ira Afrinalia Tobing, dan sahabat-sahabat saya pada saat saya SMA dulu yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada saya untuk tetap semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu dengan kerendahan hati sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan profesi keperawatan.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis berserah diri semoga kita selalu dalam lindungan serta kelimpahan rahmat- Nya dengan kerendahan hati ini penulis berharap mudah – mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Medan, Januari 2015


(92)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB 1. LATAR BELAKANG ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 4

3. Tujuan Penelitian... 4

4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

1. Konsep Keluarga ... 6

1.1Defenisi... 6

1.2Tipe Keluarga ... 7

1.3Struktur Keluarga ... 10

1.4Fungsi Pokok Keluarga ... 11

1.5Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan ... 12

1.6Peran Keluarga ... 13

1.7Dukunan Sosial Keluarga ... 14

2. Lansia ... 16


(93)

2.2Tipe Usia Lanjut ... 16

2.3Batasan Usia Lanjut ... 17

2.4Mitos Seputar Usia Lanjut ... 19

2.5Dukungan Keluarga Terhadap Lansia di panti ... 20

BAB 3. KARAKTERISTIK PENELITIAN ... 22

1. Kerangka Konsep ... 22

2. Defenisi Operasional ... 23

BAB 4. METODE PENELITIAN ... 27

1. Desain penelitian ... 27

2. Populasi dan Sample Penelitian ... 27

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

4. Pertimbanan Etik ... 29

5. Instrumen Penelitian ... 29

6. Validitas dan Reabilitas ... 31

7. Rencana Pengumpulan Data ... 32

8. Analisa Data ... 33

BAB 5. PEMBAHASAN ... 34

1. Hasil penelitian... 34

1.1.Karakteristik Responden ... 34 1.2.Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan

Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola


(94)

1.4.Distribusi Frekuensi dan persentase

dukungan penghargaan ………...39

1.5.Distribusi Frekuensi dan persentase dukungan informasi……….40

1.6.Distribusi Frekuensi dan persentase dukungan instrumental……….41

2. Pembahsan ... 43

2.1.Dukungan Emosional ... 43

2.2.Dukungan Penghargaan ... 44

2.3.Dukungan Informasi ... 46

2.4.Dukungan Instrumental/Nyata ... 47

BAB 6 KESIMPILAN DAN SARAN ... 48

1. Kesimpulan ... 48

2. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(95)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Penelitian ... 22 Skema 2. Defenisi Operasional ... 23


(96)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Dukungan Keluarga terhadap Lansia ... 34 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Berdasarkan

Subvariaabel ... 36 Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga

EmosionalTerhadap Lansia ... 37 Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga

PenghargaanTerhadap Lansia ... 38 Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga

InformasiTerhadap Lansia ... 39 Tabel6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga


(97)

LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Tentatif Penelitian Lampiran 2. Inform Consent

Lampiran 3. Riwayat Hidup

Lampiran 4. Taksasi Dana Penelitian Lampiran 5. Master Data


(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB 1. LATAR BELAKANG ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 4

3. Tujuan Penelitian... 4

4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

1. Konsep Keluarga ... 6

1.1Defenisi... 6

1.2Tipe Keluarga ... 7

1.3Struktur Keluarga ... 10

1.4Fungsi Pokok Keluarga ... 11

1.5Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan ... 12

1.6Peran Keluarga ... 13

1.7Dukunan Sosial Keluarga ... 14

2. Lansia ... 16


(2)

2.2Tipe Usia Lanjut ... 16

2.3Batasan Usia Lanjut ... 17

2.4Mitos Seputar Usia Lanjut ... 19

2.5Dukungan Keluarga Terhadap Lansia di panti ... 20

BAB 3. KARAKTERISTIK PENELITIAN ... 22

1. Kerangka Konsep ... 22

2. Defenisi Operasional ... 23

BAB 4. METODE PENELITIAN ... 27

1. Desain penelitian ... 27

2. Populasi dan Sample Penelitian ... 27

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

4. Pertimbanan Etik ... 29

5. Instrumen Penelitian ... 29

6. Validitas dan Reabilitas ... 31

7. Rencana Pengumpulan Data ... 32

8. Analisa Data ... 33

BAB 5. PEMBAHASAN ... 34

1. Hasil penelitian... 34

1.1.Karakteristik Responden ... 34

1.2.Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga Kepada Lansia di Yayasan Al Yusufiah Desa Huta Holbung Kec. Batang Angkola Kab. Tapanuli Selatan ... 36

1.3.Distribusi Frekuensi dan persentase dukungan emosional………37


(3)

1.4.Distribusi Frekuensi dan persentase

dukungan penghargaan ………...39

1.5.Distribusi Frekuensi dan persentase dukungan informasi……….40

1.6.Distribusi Frekuensi dan persentase dukungan instrumental……….41

2. Pembahsan ... 43

2.1.Dukungan Emosional ... 43

2.2.Dukungan Penghargaan ... 44

2.3.Dukungan Informasi ... 46

2.4.Dukungan Instrumental/Nyata ... 47

BAB 6 KESIMPILAN DAN SARAN ... 48

1. Kesimpulan ... 48

2. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Penelitian ... 22 Skema 2. Defenisi Operasional ... 23


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Data Demografi Dukungan Keluarga terhadap Lansia ... 34 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Berdasarkan

Subvariaabel ... 36 Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga

EmosionalTerhadap Lansia ... 37 Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga

PenghargaanTerhadap Lansia ... 38 Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga

InformasiTerhadap Lansia ... 39 Tabel6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga


(6)

LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Tentatif Penelitian Lampiran 2. Inform Consent

Lampiran 3. Riwayat Hidup

Lampiran 4. Taksasi Dana Penelitian Lampiran 5. Master Data