Perananlembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (Lpmd) Dalam Pembangunan Desa (Di Huta Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan)

(1)

Lampiran

DOKUMENTASI

Foto Wawancara dengan Kepala Desa Sisundung (Bapak Ramadhan Dalimunthe S.Sos)


(2)

Foto Wawancara dengan Sekretaris Desa Sisundung (Baapak Muallim Dalimunthe)

Foto Wawancara dengan Ketua LPMD Sisundung (Bapak Paima Situmorang)


(3)

Foto Wawancara dengan Sekretaris LPMD Sisundung (Bapak Parulian Lubis)

  Foto Wawancara dengan Bendahara LPMD Sisundung


(4)

V

Foto Wawancara dengan Ketua Bidang PKK LPMD Sisundung (Ibu Rosmina Lubis)

Foto Wawancara dengan Kepala Dusun Huta Sisundung

(KaDus Koje “Bapak Akhiruddin Harahap”, KaDus Batu Bujur “Bapak Ali Hormat Batubara” dan KaDus Muara Pardomuan “Bapak Pentus

Aritonang”)


(5)

Foto Wawancara dengan Masyarakat Huta Sisundung

(Bapak Amin Siregar, Ibu Esnaria Munthe, Ibu Imelda Roza Situmorang S.Pd dan Ibu Mini Lubis)

  Foto Wawancara dengan Tokoh Masyarakat/Pemuka Agama Huta


(6)

Kantor Kepala Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan

  Saat Pelaksanaan Pembangunan Jalan Rabat Beton di Dusun Koje Huta

Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan


(7)

Hasil Pembangunan Jalan Rabat Beton di Huta Sisundung


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Conyers, Diana. (1994). Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Fujikake, Yoko. 2008. Qualitative Evaluation: Evaluating People’s Empowerent,

Japanese Journal of Evaluation Studies, Vol 8 No 2, 2008, pp 25 – 37,

Japan Evaluation Society

Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

H. Efendy, Zainal. 2001. Selayang Pandang “Temu LKMD Tingkat Nasional

2000”. Jakarta: Pes.

H.B. Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.

Kansil, C.S.T. 1983. Desa Kita Dalam Peraturan Tata Pembangunan Desa. Jakarta: Ghalia Nasional.

Marbun, BN. 1998. Proses Pembangunan Desa. Elrlangga: Jakarta

Moleong, Lexi J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.

Narwoko, Dwi dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan

Terapan. Jakarta: Prenada Media.

Ruttan VW and Hayami Y. 1984. Toward a theory of induced institutional

innovation. Journal of Development Studies.

Siagian,Sondang P. 1994. Administrasi Pembangunan. Jakarta: Gunung Agung. Singarimbun. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.


(9)

Sudirwo, D. 1985. Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah Pemerintahan Desa. Bandung: Aksara.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta

Suharto, Edi. (2005:67-68). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sumaryadi, I Nyoman. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Citra Utama

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif

Pendekatan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Swedianti, Karina. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam Pnpm Mandiri

Perkotaan (Kasus Implementasi Program Ekonomi Bergulir Pnpm Mandiri Perkotaan Di Desa Cimanggu I Kecama

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1995. Manajemen Pembangunan. Gunung Agung: Jakarta.

Uphoff N. 1986. Local Institutional Development. West Hartford. CT. Kumarian

Press. Williamson OE. 1985. Economic Institutions of Capitalism: Firms, markets, relational contracting. The Free Press. Macmillan, New York:

London.

Wrihatnolo, Randy dan Riant Nugroho Dwidjowijoto. 2007. Manajemen

Pemberdayaan. Sebuah Pengantar dan Panduan untuk pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia.

Zubaedi. 2007. Wacana Pembangunan Alternatif, Ragam Perspektif

Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Ar


(10)

Sumber Undang-Undang :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 2001

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan

Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan


(11)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Sisundung

Untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh terhadap hasil penelitian ini, terlebih dahulu akan dideskripsikan secara umum profil atau gambaran umum Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabuaten Tapanuli Selatan.

B. Kondisi Geografis Desa Sisundung 1. Luas Desa

Desa Sisundung adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Desa Sisundung memiliki luas wilayah 6400 Ha dan dihuni sekitar 1.934 jiwa penduduk. Secara geografis desa Sisundung merupakan desa yang berbukit-bukit dan letak desa tersebut dikelilingi dengan kebun salak. Pemukiman pada wilayah yang telah direncanakan pada Desa Sisundung ini dibagi kedalam 5 dusun, yaitu dusun Batu Bujur, dusun Koje, dusun Sirame-ramean, dusun Muara Pardomuan dan dusun Pangaribuan. Dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sibangkua 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Tandihat 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Siuhom 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Parsalakan


(12)

2. Kondisi Demografis a. Jumlah Penduduk

Dari tahun 2014-2015, tercatat jumlah penduduk Desa Sisundung sebanyak 1.934 jiwa. Yang terdiri atas 958 jiwa laki-laki dan 981 jiwa perempuan. Jumlah penduduk ini dihitung berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK), desa Sisundung dihuni oleh 417 Kepala Keluarga. Jumlah penduduk yang beragama islam adalah 1.789 jiwa dan jumlah penduduk yang beragama Kristen adalah 145 jiwa.

Seluruh jumlah penduduk di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan adalah 1.934 Jiwa. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini dengan jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin.


(13)

Tabel 3.1

Tabel Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah 1 0-4 31 Jiwa 43 Jiwa 74 Jiwa 2 5-9 104 Jiwa 117 Jiwa 221 Jiwa 3 10-14 111 Jiwa 132 Jiwa 243 Jiwa 4 15-19 118 Jiwa 123 Jiwa 241 Jiwa 5 20-24 106 Jiwa 117 Jiwa 223 Jiwa 6 25-29 98 Jiwa 93 Jiwa 191 Jiwa 7 30-34 66 Jiwa 79 Jiwa 145 Jiwa 8 35-39 55 Jiwa 61 Jiwa 116 Jiwa 9 40-44 73 Jiwa 45 Jiwa 118 Jiwa 10 45-49 72 Jiwa 50 Jiwa 122 Jiwa 11 50-54 46 Jiwa 41 Jiwa 87 Jiwa 12 55-59 39 Jiwa 33 Jiwa 72 Jiwa 13 60-64 21 Jiwa 24 Jiwa 45 Jiwa 14 65-69 8 Jiwa 11 Jiwa 19 Jiwa 15 70-74 4 Jiwa 9 Jiwa 13 Jiwa 16 75 ke atas 1 Jiwa 3 Jiwa 4 Jiwa

Jumlah 953 Jiwa 981 Jiwa 1934 Jiwa

b. Kondisi Sosial Ekonomi

Desa Sisundung merupakan Desa Pertanian. Oleh karena itu sebagian besar hasil ekonomi dan mata pencaharian penduduk Desa Sisundung adalah dari hasil pertanian. Jumlah penduduk yang bermatapencaharian sebagai petani adalah 528 jiwa, selebihnya penduduk tersebut bermatapencaharian sebagai PNS,


(14)

POLRI, pedagang, karyawan swasta, buruh perkebunan, guru, wiraswasta dan lain-lain.

c. Pendidikan

Tabel 3.2

Tabel Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pendidikan No Tingkatan Pendidikan Laki-Laki Perempuan

1 Belum Sekolah 183 209 2 Tidak Tamat SD 190 219 3 Tamat SD 193 256 4 Tamat SLTP/sederajat 222 117 5 Tamat SLTA/sederajat 153 158 6 Tamat D-1/sederajat - 7 Tamat D-2/sederajat 3 8 8 Tamat D-3/sederajat 3 5 9 Tamat S-1/sederajat 6 9 10 Tamat S-2/sederajat - - 11 Tamat S-3/sederajat - - 12 Tamat SLB A - - 13 Tamat SLB B - - 14 Tamat SLB C - -

Jumlah 953 981

C. VISI dan Misi Desa Visi Misi Desa Sisundung 1. VISI

Hadir lebih dekat melayani masyarakat demi terwujudnya desa Sisundung yang sejahtera, maju dan mandiri dan menjunjung tinggi norma-norma agama.


(15)

2. MISI

a. Meningkatkan dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya

b. Reformasi aparatur pemerintah desa dengan karakteristik berintegrasi, berkinerja tinggi, bersih dan melayani publik

c. Meningkatkan sumber daya manusia yang produktif dan yang berkemampuan dalam pengembangan IPTEK

d. Membangun masyarakat dengan pole pikiran yang maju

e. Meningkatkan pemerataan, penyebaran pembangunan diseluruh wilayah

f. Meningkatkan ikatan ekonomi dan sosial masyarakat

g. Mewujudkan karakteristik masyarakat dan birokrasi yang berlandaskan kepada norma-norma agama yang berlaku


(16)

D. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa 1. Sturuktur Pemerintah Desa

Gambar 3.1

Gambar Struktur Pemerintah Desa Sisundung STRUKTUR PEMERINTAH DESA

SEKRETARIS DESA Muallim Dalimunthe KEPALA DESA

Ramadhan Dalimunthe S.sos

KAUR KEUANGAN Derliana Dalimunthe KAUR

KESEJAHTERAAN Muhammad Tahir Hrp KAUR

PEMBANGUNAN Ali Usman Siagian KAUR

PEMERINTAHAN Kasmir Dalimunthe

KEPALA DUSUN 1. KaDus Koje : Akhiruddin Harahap 2. KaDus Batu Bujur : Ali Hormat Batubara 3. KaDus Pangaribuan : Yusro Sitompul

4. KaDus Sirame-ramean : Ramadhan Pakpahan  5. KaDus Muara Pardomuan : Pentus Aritonang 


(17)

2. Struktur Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Gambar 3.2

Gambar Struktur BPD Sisundung

STRUKTUR BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) SIDUNDUNG

KETUA Sutan Dalimunthe SE

WAKIL KETUA Rombang Harahap

SEKRETARIS Ismail Dalimunthe

ANGGOTA BPD 1. Deddi Arman Harahap 2. Asrin Harahap

3. Paruntungan Batubara 4. Marahot Siregar 5. Mustaqim Nebaho

6. Lisda Wardani Dalimunthe 7. Bida Sari


(18)

3. Struktur Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Gambar 3.3

Gambar Struktur LPMD Sisundung

STRUKTUR LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (LPMD) SISUNDUNG

 

KETUA Paima Situmorang WAKIL KETUA

Juni Arwan Hrp SEKRETARIS

Parulian Lubis BENDAHARA Hotma Sari Simamora

SEKSI-SEKSI AGAMA Ismail Dalimunthe PKK Rosmina Lubis KAMTIBMAS Firdaus Lubis PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Rahmat Siregar LINGKUNGAN HIDUP Raden Harahap PEMBANGUNAN PERTANIAN Sabri Siregar S.pd PEMUDA DAN

OLAHRAGA Habib Dalimunthe

KESEHATAN PENDUDUK & KB Wardah Harahap S.Keb


(19)

E. Sarana dan Prasarana Desa

Gambaran umu sarana yang terdapat di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan ini dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, antara lain sarana umum, sarana pendidikan, sarana keagamaan dan sarana kesehatan.

1. Sarana Umum

Sarana umu yang dimiliki oleh Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat saat ini dapat dilihat dalam tabel berikut beserta jumlahnya :

Tabel 3.3

Tabel Jumlah Sarana Umum

No Sarana Jumlah

1 Kantor Desa 1 Unit 2 Gedung Pertemuan - 3 Lapangan Olah Raga 2 Unit

Jumlah 3 Unit 2. Sarana Pendidikan

Dalam hal peningkatan sumber daya manusia, maka dalam bidang pendidikan sarana dimiliki oleh Desa Sisundung adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Tabel Jumlah Sarana Pendidikan

No Sarana Jumlah

1 PAUD 1 Unit

2 TK 1 Unit

3 SD 1 Unit

4 SLTP -

5 SLTA -

6 Madrasyah 1 Unit


(20)

3. Sarana Keagamaan

Dalam memenuhi kebutuhan religi masyarakat di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan yang mana masyarakatnya memeluk agama yang berbeda, yaitu Islam dengan Kristen, maka berikut merupakan tabel jumlah sarana keagamaan di Desa Sisundung :

Tabel 3.5

Tabel Jumlah Sarana Keagamaan

No Jenis Tempat Ibadah Jumlah

1 Mesjid 1 Unit

2 Musholah 6 Unit

3 Gereja 1 Unit

Jumlah 8 Unit

4. Sarana Kesehatan

Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan seperti kesehatan yang baik, maka berikut merupakan tabel jumlah sarana keasehatan di Desa Sisundung :

Tabel 3.6

Tabel Jumlah Sarana Kesehatan

No Sarana Jumlah

1 Puskesmas 1 Unit 2 Posyandu 1 Unit

Jumlah 2 Unit

5. Prasarana Jalan

Jalan di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan sudah ada yang aspal. Panjang jalan yang sudah diaspal ada sekitar km. Sarana transportasi dari dan ke desa ini masih jarang, kalau mau cepat harus menggunakan ojek kalau angkot masih sangat jarang. Paling ada cuma pagi sama sore hari. Selain jalan aspal yang menghubungkan antar


(21)

dusun ke dusun terdapat juga jalan tanah yang mana apabila hujan turun keadaan jalan akan becek.


(22)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Metode kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ilmu sosial. Penelitian kualitatif menggunakan observasi terstruktur maupun tidak terstruktur dan interaktif sebagai alat pengumpulan data, terutama wawancara mendalam dan peneliti menjadi instrument utamanya.

Data yang diperoleh tersebut berbentuk kata-kata dan di analisis dalam terminologi respon-respon individual, kesimpulan deskriptif atau bisa keduanya. Tujuan analisis adalah untuk mengorganisasikan data ke dalam makna, interpretasi individual untuk mengorganisasikan data ke dalam makna, interpretasi individual atau kerangka kerja yang menjelaskan fenomena-fenomena yang dikaji. Kesimpulan yang dirumuskan tidak dimaksudkan untuk menggeneralisasikannya kedalam populasi yang lebih besar.

Penelitian ini dilaksanakan untuk membangun pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan. Temuan-temuan kualitatif dapat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan antar satu variabel dengan variabel lainnya. Pada konteks ini, statement-statement rasional digunakan dalam kerangka pengembangan teori.

Setelah dilakukan penelitian dan melakukan pengumpulan data maka telah dikumpulkan sejumlah data, baik data primer yang diperoleh hasil wawancara dari berbagai responden dan data skunder yang diperoleh dari hasil observasi dan


(23)

dokumen-dokumen milik Pemerintah Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatandan tinjauan pustaka lainnya. Data-data yang dikumpulkan tersebut merupaakan data yang diperlukan untuk mengetahui Peranan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dalam Pembangunan Desa di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan..

A. Identitas Informan

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah pihak-pihak yang menduduki jabatan dalam Pemerintahan Desa Sisundung, Struktur Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Sisundung, Kepala Dusun dan Tokoh Masyarakat Desa Sisundung yang merupakan informan kunci dan informan tambahan. Peneliti telah mewawancarai responden sebanyak 14 warga berdasarkan jenis kelamin, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa dan jabatannya, Pemerintahan Desa san jabatannya, Kepala Dusun, Tokoh Masyarakat dan masyarakat dalam Peranan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Pembangunan Desa. Dalam penelitian ini terdiri dari 9 orang yang jadi informan berjenis kelamin laki-laki dan 5 informan yang berjenis kelamin perempuan.

Dalam hal ini peneliti merumuskan identitas informan kedalam tiga bagian yang masing-masing adalah sebagai berikut :

1. Identitas informan berdasarkan jenis kelamin

Untuk mendistribusikan identitas informan berdasarkan jenis kelamin, peneliti mengelompokkannya kedalam dua bagian yaitu perempuan dan laki-laki. Disini kita dapat melihat bagaimana klasifikasi antara informan yang berjenis kelamin perempuan dan berjenis kelamin laki-laki pada Desa Sisundung


(24)

Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Tabel Identitas Informan berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi

(Orang)

Persentase (%)

1 Laki-laki 9 Orang 64,29% 2 Perempuan 5 Orang 35,71%

Jumlah 14 Orang 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa laki-laki memiliki pemahaman yang tinggi tentang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa. Akan tetapi dapat dilihat juga kalau partisipasi perempuan juga lumayan tinggi, perempuan juga menyampaikan aspirasinya sangat beragam atau ide atau usulan-usulan dalam rangka perbaikan pembangunan desa, partisipasi yang berbentuk tenaga seperti menghadiri pertemuan-pertemuan, atau ikut bekerja dalam pembangunan desa. Hal ini membuktikan bahwa perempuan telah ikut berpartisipasi dalam rangka pembangunan demi kemajuan Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.

2. Identitas Informan Berdasarkan Usia

Disini kita dapat melihat bagaimana variasi tingkat usia informasi di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, dimana peneliti mengelompokkannya kedalam empat bagian dengan rentang usia antara 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun dan usia lebih dari 51 tahun. Untuk lebih jelasnya, dapat kita lihat pada tabel berikut ini :


(25)

Tabel 4.2

Tabel Identitas Informan Berdasarkan Usia No Usia (Tahun) Frekuensi

(Orang)

Persentase (%) 1 21-30 Tahun 2 orang 14,2 % 2 31-40 Tahun 3 orang 21,4 % 3 41-50 Tahun 4 orang 28,6 % 4 > 51 Tahun 5 orang 35,8 % Jumlah 14 0rang 100 %

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa informan yang memiliki rentang usia lebih dari 51 tahun yang termasuk kedalam golongan orang tua paling banyak mendominasi baik dalam hal pemahaman maupun partisipasinya terhadap pemerintahan desa baik secara langsung maupun tidak langsung seperti penyampaian pendapatnya pada saat rapat/musyawarah LPMD.

3. identitas Informan Berdasarkan Jabatan

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melihat identitas informan melalui jabatan informan Pemerintahan Desa, Struktur Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kepala Dusun, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(26)

Tabel 4.3

Tabel Identitas Informan Berdasarkan Jabatan

No Nama Jabatan

1 Ramadhan Dalimunthe S.Sos Kepala Desa 2 Muallim Dalimunthe Sekretaris Desa 3 Paima Situmorang Ketua LPMD 4 Parulian Lubis Sekretaris LPMD 5 Hotma Sari Simamora Bendahara LPMD

6 Rosmina Lubis Katua bidang PKK LPMD 7 Akhiruddin Harahap Kepala Dusun Koje 8 Ali Hormat Batubara Kepala Dusun Batu Bujur

9 Pentus Aritonang Kepala Dusun Muara Pardomuan 10 Aman Dalimunthe Tokoh Masyarakat/Pemuka Agama 11 Amin siregar Masyarakat

12 Imelda Roza Situmorang S.Pd Masyarakat 13 Esnaria Munthe Masyarakat 14 Mini Lubis Masyarakat

Pemerintah Desa merupakan unsur penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan program pembangunan. Pemerintah desa sangat erat hubungannya dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam pembangunan desa, pemberdayaan dan partisipasi masyarakat.

Kepala Dusun merupakan perangkat desa yang dalam hal ini bertugas menampung aspirasi, ide-ide ataupun masukan dari masyarakat baik dari segi pembangunan ataupun yang lainnya, di masing-masing dusun yang kemudian akan dimusyawarahkan bersama dan hasilnya akan disampaikan ketika


(27)

Musrenbang desa. Kemudian LPMD yang akan mengelola dan mengevaluasi pembangunan.

Masyarakat dalam hal ini merupakan masyarakat yang memahami tentang peranan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan desa.

B. Hasil Wawancara

Tahapan dalam proses wawancara adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan dokumen tertulis tentang lokasi yang akan diteliti. Dalam hal ini Desa Sisundung Kecamatan Angkola barat Kabupaten Tapanuli selatan. 2. melakukan wawancara dengan informan yang tentunya memiliki wawasan

tentang masalah yang diteliti. Dalam hal ini, yang menjadi informan kunci adalah Ketua LPMD Sisundung, dan yang menjadi informan tambahan adalah Kepala Desa, Sekretaris Desa, Sekretaris LPMD, Bendahara LPMD, Katua PKK LPMD, Kepala Dusun, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat sebanyak 14 orang.

Tipe wawancara yang digunakan peneliti adalah terstruktur dimana sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu menyusun daftar pertanyaan yang berhubungan dengan judul atau masalah yang akan diteliti. Namun dalam proses sendiri, peneliti tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan baru sehingga dapat menggali lebih dalam. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan beberapa informan.


(28)

1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Fasilitator Agar dapat melihat peran LPMD sebagai fasilitator di Desa Sisundung, ada beberapa indikator yang harus dikaji didalamnya, yaitu sebagai berikut :

a. Masyarakat Ikut Merencanakan Pembangunan

Untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang masyarakat ikut merencanakan pembangunan, maka peneliti mengajukan wawancara kepada semua informan dengan pertanyaan : apakah selama ini Bapak/Ibu/Saudara pernah ikut merencanakan pembangunan dalam Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) yang akan dilaksanakan di Desa Sisundung? Adapun jawaban yang diperoleh dari Ketua PKK LPMD dan Kepala Dusun Koje seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :

“pernah, rapat mengenai perencanaan pembangunan melalui LPMD di desa ini sebenarnya tidak terlalu rutin dilakukan, tapi saya selaku masyarakat di desa ini sekaligus bagian dari struktur LPMD di desa ini saya wajib menghadiri rapat LPMD di desa ini”.

(wawancara pada tanggal 05 Pebruari 2016 dengan bidang PKK LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Ibu Rosmina Lubis).

“Pernah, karena sebelum program perencanaan dilakuka di desa, biasanya harus dari tingkat bawah dulu, yaitu MUSRENBANG ditingkat Dusun baru ketingkat yang lebih tinggi”.

(wawancara pada tanggal 06 Pebruari 2016 dengan Kepala Dusun Dusun Koje Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Akhiruddin Harahap).

Dengan pertanyaan yang sama, penulis mendapatkan jawaban yang sama dari Kepala Dusun Batu Bujur dan Masyarakat Dusun Koje seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :

“iya, saya pernah ikut membahas masalah pembangunan di Desa Sisundung”. (Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Kepala Dusun Dusun Batu Bujur Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Ali Hormat Batubara).


(29)

“Pernah, tapi tidak rutin . pernah beberapa kali kami menghadiri undangan rapat yang diadakan di dusun saya”.

(wawancara pada tanggal 05 Pebruari 2016 dengan Ibu Imelda Roza Situmorang S.pd, Masyarakat Dusun Koje Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan).

Jawaban yang berbeda diberikan oleh Masyarakat Dusun Pangaribuan dan Masyarakat Dusun Batu Bujur seperti dalam petikan hasil wawancara berikut : “Saya tidak pernah ikut, karena saya tidak tahu informasi pembangunan yang ada

di desa ini”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Ibu Esnaria Munthe, masyarakat Dusun Paangaribuan Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan).

“Tidak, menurut saya untuk rapat itu bisasanya ada perwakilan dari setiap dusun (Kepala Dusun), setelah itu informasi yang didapat dari hasil rapat tersebut Kepala Dusun menyampaikannya kepada kami”.

(Wawancara pada tanggal 05 Pebruari 2016 dengan Bapak Amin Siregar, Masyarakat Dusun Batu Bujur Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan).

Untuk memperkuat data maka ditanyakan secara langsung kepada Key Informan (Fasilitatos LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan) dengan pertanyaan yang diajukan sebagai berikut : Bagaimana partisipasi masyarakat dalam menjalankan program LPMD di Desa Sisundung? Adapun jawaban yang diperoleh dari Ketua LPMD Sisundung yaitu :

“Partisipasi masyarakat pada saat sekarang ini sudah sangat berkurang dalam program LPMD, karena kurangnya kesadaran dari masing-masing individu, rasa kebersamaan dan gotong royong juga sangat berkurang. Hal ini karena mereka menganggap LPMD sudah digaji pemerintah kemudian mereka menganggap itu memang sudah tugas dari LPMD itu sendiri”.

(Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 dengan Ketua LPMD, fasilitator Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Paima Situmorang)

.

b. Masyarakat Ikut Menentukan Prioritas Usulan Program

Untuk memperoleh informasi yang jelas maka diberikan wawancara pada semua informan dengan pertanyaan yang diajukan sebagai berikut : Apa saja yang


(30)

bapak/ibu lakukan dalam menentukan prioritas dalam penyelenggaraan program pemerintah yang akan dilaksanakan di Deda Sisundung? Adapun jawaban yang diperoleh dari Bendahara LPMD dan katua PKK LPMD seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :

“Berbicara mengenai prioritas dalam pembangunan, ialah apa yang menjadi masalah dimasyarakat itulah yang paling dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri”.

(Wawancara pada tanggal 06 Pebruari 2016 dengan Bendahara LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Ibu Hotma Sari Simamora).

“Yang saya lakukan dalam menentukan prioritas penyelenggaraan program di Desa Sisundung hanya untuk kepentingan masyarakat umum”.

(Wawancara pada tanggal 05 Pebruari 2016 dengan bidang PKK LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Ibu Rosmina Lubis).

Selanjutnya penulis juga mewawancarai Sekretaris LPMD dan Kepala Dusun Batu Bujur seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :

”Penentuan prioritas dapat dilihat terlebih dahulu apa yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk kepentingan bersama dan ikut mensosialisasikan apa saja yang sudah programkan pemerintah kemudian disesuaikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat”.

(Wawancara pada tanggal 07 dengan Sekretaris LPMD, Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Ramadhan Pakpahan).

“Program prioritas dalam LPMD melakukan MUSRENBANG di tingkat desa satu kali dalam satu tahun”.

(Wawancara pada tangggal 05 Pebruari 2016 dengan Kepala Dusun Dusun Batu Bujur Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Ali Hormat Batubara).

Kemudian untuk memperoleh data yang lebih kuat, maka diberikan wawancara langsung kepada key informan (Fasilitator LPMD, Ketua LPMD Sisundung ) dengan pertanyaaan yang diberikan sebagai berikut : Menurut Bapak apakah program LPMD ini benar-benar dibutuhkan atau tidak di Desa Sisundung


(31)

Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan ? Jawaban yang diperoleh dari Ketua LPMD Sisundung yaitu :

“Sangat dibutuhkan, tapi kadang-kadang masyarakat hanya hadir tidak peduli dengan program LPMD di desa ini. Masyarakat Mereka berpikir LPMD tidak bisa berbuat apa-apa, padahal LPMD ikut berperan aktif dalam program yang dilakukan oleh pemerintah di desa ini”.

(Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 dengan Ketua LPMD, Fasilitator Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan,, Paima Situmorang).

2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Sebagai Mediator Agar dapat melihat peran LPMD sebagai mediator di Desa Sisundung, ada beberapa indikator yang harus dikaji didalamnya, yaitu sebagai berikut :

a. Masyarakat Ikut Dalam Rapat yang Diadakan

Untuk memperoleh informasi yang lebih jelas tentang partisipasi masyarakat ikut di dalam rapat yang diadakan oleh LPMD Sisundung, penulis memberikan wawancara kepada semua informan dengan pertanyaan sebagai berikut : Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti rapat yang diadakan LPMD di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan? Adapun jawaban yang diperoleh dari Kepala Desa Sisundung dan Ketua PKK LPMD seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :

“Jelas saya hadir, karena saya juga Kepala Desa disini dan berdasarkan absen hadir yang saya lihat masyarakat memang ada yang datang, akan tetapi tidak semua Dusun yang hadir”.

(Wawancara pada tanggal 05 Pebruari 2016 denga Kepala Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Ramadhan Dalimunthe S.Sos).

“Ya, LPMD mengadakan rapat membahas program apa saja yang dilakukan di Desa Sisundung, dan pengurus selalu memberikan undangan kepada setiap Kepala Dusun / perwakilan dari setiap dusun”.

(Wawancara pada tanggal 05 Pebruari 2016 dengan Bidang PKK LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Ibu Rosmina


(32)

Selanjutnya penulis juga meminta pernyataan dari Kepala Dusun Muara Pardomuan seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :

“Pernah, kebetulan saya adalah Kepala Dusun yang ikut berperan dalam kegiatan LPMD di desa ini”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Kepala Dusun Dusun Muara Perdomuan Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Pentus Aritonang).

Penulis juga meminta pernyataan dari Sekretaris Desa Sisundung seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :

“Iya, saya pernah ikut rapat biasanya diadakan di Sekretarian LPMD Sisundung bersama dengan warga”.

(Wawancara pada tanggal 06 Pebruari 2016 denga Sekretaris Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Muallim Dalimunthe).

Dengan pertanyaan yang sama, penulis mendapatkan jawaban dari Masyarakat Dusun Muara Pardomuan, Tokoh Masyarakat dari Dusun Sirame-ramean dan Masyarakat Dusun Pangaribuan seperti dalam petikan wawancara berikut :

“Tidak pernah, tetapi saya pernah hadir dalam musyawarah di dusun saya, tapi saya tidak tahu apakah tujuannya sama atau tidak”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Ibu Mini Lubis, Masyarakat Dusun Muara Pardomuan Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan).

“Iya, saya pernah ikut. Disitulah kami bisa menyampaikan unek-unek kami akan tetapi musyawarah jarang sekali dilakukan”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Bapak Aman Dalimunthe, Tokoh Masyarakat dari Dusun Sirame-ramean Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan,).

“Saya tidak pernah ikut, karena menurut saya setiap rapat pasti perwakilan dari setiap dusun, jadi biarkan sajalah Kepala Dusun yang mengurusnya”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Ibu Esnaria Munthe, masyarakat Dusun pangaribuan Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan,).


(33)

Untuk memperkuat data diberikan wawancara secara langsung kepada Fasilitator LPMD Sisundung (Key Informan) dengan pertanyaan yang diajukan : Menurut Bapak apakah masyarakat pernah mengikuti setiap diadakannya rapat LPMD di Desa Sisundung ? adapun jawaban yang diperoleh dari Ketua LPMD Sisundung yaitu :

“Pernah, masyarakat yang ikut rapat ditingkat desa hanyalah mereka yang mewakili dari setiap dusun, kemudian perwakilan dari setiap dusun tersebut mengusulkan beberapa kebutuhan dari dusunnya masing-masing, seperti sarana / prasarana yang mereka butuhkan”.

(Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 dengan Ketu LPMD Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Paima Situmorang).

b. Masyarakat Ikut Memberikan Informasi Bagi Berjalannya Program Pembangunan

Untuk mendapatkan informasi penulis memberikan wawancara kepada semua informan berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan yaitu : selama berjalannya program LPMD, apakah Bapak/Ibu pernah memberikan informasi bagi berjalannya program pembangunan? Adapun jawaban yang diperoleh dari Ketua bidang PKK LMD seperti dalam kutipan hasil wawancara berikut :

“Iya, dari musyawarah kami bisa membagi informasi dan mendapatkan informasi dari masyarakat, saya juga memberikan informasi akan tetapi informasi yang saya berikan belum tentu sama dengan yang lain, ia kan! Kalau lah masyarakat semakin banyak yang hadir, maka semakin banyak kami bisa mendapatkan informasi. Intinya masyarakat juga lah yang menentukannya”.

(Wawancara pada tangggal 05 Pebruari 2016 dengan bidang PKK LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Ibu Rosmina Lubis).

Keterangan tambahan diperoleh dari Masyarakat Dusun Koje dan Masyarakat Dusun Batu Bujur, seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :


(34)

(Wawancara pada tanggal 05 Pebruari 2016 dengan Ibu Imelda Roza Situmorang S.pd, Masyarakat Dusun Koje Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan,).

“Pasti, bila ada kesempatan pasti saya menyampaikan informasi yang bisa kami sampaikan kepada LPMD, tetapi tergantung bagaimana pihak LPMD menanggapinya”.

(Wawancara pada tanggal 05 Pebruari 2016 dengan Bapak Amin Siregar, masyarakat Dusun Batu Bujur Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan,).

Kemudian diperkuat pula keterangan yang diberikan oleh Key Informan selaku Fasilitator LPMD. Dengan pertanyaan sebagai berikut : Menurut Bapak apakah ada hambatan dalam mensosialisasikan program LPMD dan apakah masyarakat juga mau memberikan pendapatnya? Jawaban yang diperoleh dari Ketua LPMD Sisundung yaitu :

“Masyarakat sangat kurang pengetahuannya mengenai LPMD, dimana sumber daya masyarakat Desa Sisundung yang masih sangat rendah dan kurang, dan untuk informasi dari masyarakat kami hanya mendapatkannya dari Kepala Dusun masing-masing”.

(Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 dengan Ketua LPMD, Fasilitator Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Paima Situmorang).

3. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Motivator Agar dapat melihat peran LPMD sebagai motivator di Desa Sisundung, ada beberapa indikator yang harus dikaji didalamnya, yaitu sebagai berikut :

a. Masyarakat Memanfaatkan Pembangunan yang Sudah Dibangun

Partisipasi masyarakat yang masih tergolong rendah apabila msayarakat tidak mau ikut bekerja dan bergabung didalam membangun serta mensukseskan pembangunan yang dibuat oleh LPMD, seperti halnya yang dikatakan oleh seseorang yang pernah ikut berpartisipasi dengan pertanyaan sebagai berikut : Berikan penjelasan apakah selama ini Bapak/Ibu sudah memanfaatkan tempat


(35)

yang sudah dibangun LPMD desa Sisundung? Adapun jawaban yang diperoleh dari Bendahara LPMD Sisundung seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :

“Iya, contohnya perbaikan jalan dan memanfaatkan gedung untuk kegiatan isra’ mi’rat, maulid nabi ataupun kegiatan yang lainnya yang sifatnya kepentingan desa dan masyarakat sekitar”.

(Wawancara pada tanggal 06 Pebruari 2016 dengan Bendahara LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Ibu Hotma Sari Simamora).

Hal ini sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh masyarakat dari Dusun Muara Pardomuan Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan yang mengatakan :

“Sudah, seperti Kamar Mandi Umum yang sudah dibangun di dusun saya tinggal dimana kamar mandi tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena tempat kami tinggal masih ada di daerah pedalaman”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Ibu Mini Lubis, masyarakat Dusun Muara Pardomuan Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan).

Jawaban yang diperoleh dari Masyarakat Dusun Sirame-ramean seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :

“Ya, menurut saya cukup dimanfaatkan. Seperti perbaikan jalan, jembatan dan lain-lain”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Bapak Aman Dalimunthe, tokoh masyarakat Dusun Sirame-ramean Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan).

Untuk memperkuat data dengan permasalahan di atas diberikan wawancara langsung kepada fasilitator LPMD selaku Key Informan dengan pertanyaan sebagai berikut : Menurut penilaian Bapak, apakah selama ini masyarakat sudah memanfaatkan tempat yang dibangun oleh LPMD Sisundung? Adapun jawaban yang diperoleh dari Ketua LPMD Sisundung sebagai berikut :

“Menurut penilaian saya masyarakat sudah memanfaatkan pembangunan dengan maksimal, prasarana yang sudah dibangun dimanfaatkan oleh masyarakat desa Sisundung”.


(36)

(Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 dengan Ketua LPMD, Fasilitator Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan , Bapak Paima Situmorang).

b. Masyarakat Ikut Merawat Pembangunan yang Sudah Dibuat

Untuk memperoleh data maka diberikan wawancara kepada informan. Adapun jawabanyang diperoleh dari semua informan hampir sama.

Partisipasi masyarakat didalam perawatan pembangunan yang telah dibuat merupakan rasa peduli karena masyarakatlah yang menikmati hasil pembangunan tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Bendahara LPMD Sisundung dan Sekretaris Desa Sisundung, berikut kutipan wawancaranya :

“Kembali kesetiap kesadaran masyarakat itu sendiri, tapi saya berharap agar

lebih sadar dalam menjaga fasalitas yang sudah di berikan. Saya melihat memang sebahagian masyarakat mau menjaga fasilitas yang sudah dibangun, tetapi ada juga yang tidak peduli sama sekali.

(Wawancara pada tanggal 06 Pebruari 2016 dengan Bendahara LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Ibu Hotma Sari Simamora).

“Yang mau hanya sebahagian, karena rasa memiliki kurang. Mareka berpikir apabila nanti fasilitas yang sudah ada kemudian rusak pemerintah akan membantu lagi. Mereka tidak merasa rugi, karena mereka pikir biaya pembangunan itu dari pemerintah bukan dari uang mereka”.

(Wawancara pada tanggal 06 Pebruari 2016 dengan Sekretaris Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Muallim Dalimunthe).

Selanjutnya hal yang senada juga diungkapkan oleh tokoh masyarakat Dusun Sirame-ramean yang menjelaskan bahwa :

“Kurang menjaga, sebahagian besar msyarakat hanya menggunaka dan kalau soal menjaga di serahkan kepada pemerintah”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Bapak Aman Dalimunthe, tokoh masyarakat Dusun Sirame-ramean Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan).


(37)

Jawaban dari informan lain, yaitu dari Masyarakat Dusun Muara Pardomuan dan Masyarakat Dusun Koje seperti dalam hasil wawancara petikan berikut :

“Kalau saya sendiri, saya berusaha menjaga dan merawat yang sudah ada sebisa saya”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Ibu Mini Lubis, masyarakat Dusun Muara Pardomuan Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan).

“Tentunya iya, karena itu kan untuk kami juga, jadi kami masyarakat harus sadar karena untuk kepentingan kami. Mudah-mudahanlah semua masyarakat ini bisa menjaganya”.

(Wawanca pada tanggal 06 Pebruari 2016 dengan Ibu Imelda Roza Situmorang S.pd, masyarakat Dusun Koje Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan).

Hal senada juga di utarakan oleh Kepala Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, berikut kutipan wawancaranya :

“Masalah menjaga ini lah yang menjadi masalah terbesar di lingkungan masyarakat kami, bangunan yang sudah dibangun sudah difasilitasi. Jangankan untuk menjaga, malah sebahagian besar mereka mengabaikan fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah”.

(Wawancara pada tangggal 05 Pebruari 2016 denga Kepala Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Ramadhan Dalimunthe S.Sos).

Untuk memperkuat data maka diberikan wawancara langsung kepada Key Informan (Fasilitator LPMD) dengan pertanyaan yang diajukan sebagai berikut : Menurut penilaian Bapak, Apakah masyarakat Desa Sisundung mau ikut merawat pembangunan yang telah dibuat LPMD Desa Sisundung? Adapun jawaban yang diperoleh dari Ketua LPMD Sisundung yaitu :

“Iya, memang harus seperti itu. Maksudnya setelah pembangunan selesai dan didalam musyawarah desa serah terima kemudian masyarakat membentuk TIM atau dengan sebutan TP3 (Tim Pemeliharaan, Pelestarian dan Pembangunan”. (Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 dengan Ketua LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Paima Situmorang).


(38)

4. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagai Dinamisator

Agar dapat melihat peran LPMD sebagai Dinamisator di Desa Sisundung, ada beberapa indikator yang harus dikaji didalamnya, yaitu sebagai berikut :

a. LPMD Melakukan Pemantauan dan Pengawasan Terhadap Kegiatan Program Pembangunan

Untuk mengetahui seberapa jauh LPMD melaksanakan fungsinya maka penulis mengajukan pertanyaan sebagai bahan wawancara sebagai berikut : Menurut Bapak/Ibu apakah selama berjalannya program LPMD di Sisundung ada pemantauan atau pengawasan oleh anggota LPMD? Adapun jawaban yang diperoleh dari Kepala Desa Sisundung dan Kepala Dusun Batu Bujur seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :

“Menurut saya, selama ini LPMD tidak ada melakukan pengecekan, baik bangunan-bangunan yang sudah dibangun, mereka anggota LPMD melakukan pengecekan saat di awal saja”.

(Wawancara pada tanggal 05 Pebruari 2016 dengan Kepala Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Ramadhan Dalimunthe S.Sos).

“Sebahagian besar pembangunan fisik yang telah dibangun di daerah kami cuma begitu adanya, berjalan dengan semestinya. Saya sebagai Kepala Dusun di Dusun Batu Bujur belum pernah melihat ketua atau anggota LPMD melakukan pengecekan secara langsung dilapangan”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Kepala Dusun Dusun Batu Bujur Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Ali Hormat BatuBara).

Untuk memperoleh data yang lebih kuat maka penulis memberikan pertanyaan secara langsung kepada Key Informan (Fasilitator LPMD) berkaitan dengan pertanyaan : Sebagai fasilitator atau pendamping program LPMD apakah ada pemantauan dari anggota LPMD di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan? Adapun jawaban yang diberikan oleh Ketua LPMD Sisundung sebagai berikut :


(39)

“Ini masalahnya, selama ini dari pihak fasilitator tidak pernah ada melakukan pemantauan , disini juga tidak ada aturan yang mengikat dari pihak yang berwenang. Yang paling penting itu sudah melakukan apa yang di programkan, selebih dari itu bagus atau tidaknya tergantung bagaimana masyarakat menanggapinya”.

(Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 dengan Ketua LPMD, Fasilitator Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Paima Situmorang).

b. LPMD Melakukan Evaluasi pada Program Pembangunan

Penulis mengajukan pertanyaan kepada Informan dan Key Informan sebagai berikut : Menurut Bapak/Ibu apakah selama berjalannya program LPMD di Sisundung ada Evaluasi terhadap Program Pembangunan? Adapun jawaban yang diperoleh dari Kepala Dusun Muara Pardomuan seperti dalam hasil wawancara petikan berikut :

“Baik atau tidaknya hasil dari pembangunan, masyarakat lah yang menentukan. Kalau dari pihak LPMD tidak ada melakukan pengecekan kembali”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Kepala Dusun Dusun Muara Pardomuan Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Pentus Aritonang).

Hal senada juga diutarakan oleh informan lain Masyarakat Dusun Batu Bujur seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :

“Yang saya ketahui, selama ini belum ada penilaian apa yang dibuat itulah yang masyarakat terima, karena masyarakat kurang juga mengambil tau tentang kegiatan yang ada di daerah sendiri”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Bapak Amin Siregar, masyarakat Dusun Batu Bujur Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan).

Untuk memperkuat data dengan permasalahan di atas diberikan wawancara langsung kepada Fasilitator LPMD selaku Key Informan dengan pertanyaan sebagai berikut : Berapa lama pemantauan tersebut berjalan? Adapun jawaban yang diperoleh dari Ketua LPMD Sisundung sebagai berikut :


(40)

“Jika tidak adanya pemantauan dari pihak LPMD, berarti tidak ada juga jangka waktu yang dilakukan oleh pihak LPMD”.

(Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 denga Ketua LPMD, Fasilitator Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Paima Situmorang).

5. Kendala yang Dihadapi oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)

Berkaitan dengan bahasan ini, maka peneliti memberikan pertanyaan terkait dengan kendala yang dihadapi LPMD di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Pertanyaannya adalah, Apa saja yang menjadi kendala yang Bapak/Ibu hadapi dalam menjalankan fungsi LPMD sebagai Fasilitator, Mediator, Motivator dan Dinamisator? Jawaban yang diperoleh dari Bendahara LPMD Sisundung seperti dalam petikan hasil wawancara berikut :

“Kendala yang kami hadapi ialah terdapat dalam hal pemahaman keanggotaan LPMD sendiri akan fungsinya sebagai Fasilitator, Mediator, Motivator dan Dinamisator ada sebagian kecil anggota yang belum memahami akan fungsinya”. (Wawancara pada tanggal 09 Pebruari 2016 dengan Bendahara LPMD Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Ibu Hotma Sari Simamora).

Demi mendapatkan data yang lebih kuat, maka peneliti menanyakan pertanyaan yang sama kepada Key Informan (Fasilitator LPMD, Ketua LPMD Sisundung), kutipan wawancaranya sebagai berikut :

“Kendala yang kami hadapi di desa ini ialah, adanya kendala internal dan eksternal. Kendala internalnya sendiri ialah di keanggotaan LPMD sendiri yaitu dalam hal perbedaan pendapat antar anggota mengenai pembangunan namun hal ini dapat segera diatasi dengan baik sehingga perbedaan tersebut dapat berubah menjadi satu keputusan yang baik. Kendala eksternalnya ialah masih kuarangnya kesadaran akan pentingnya partisipasi masyarakat dan gotong royong terhadap pembangunan. Kami sangat membutuhkan kesadaran masyarakat yang lebih tinggi lagi”.


(41)

(Wawancara pada tanggal 09 Pebruari 2016 dengan Ketua LPMD Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Paima Situmorang).


(42)

BAB V ANALISIS DATA

A. Hasil Analisis Data

Pada bab ini, peneliti menganalisis data-data yang telah dikumpulkan dan disajikan pada bab sebelumnya. Adapun jenis metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis data kualitatif, dimana data dan fakta yang didapatkan di lapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisis yang rasional.

Dari seluruh data yang telah disediakan secara menyeluruh yang diperoleh secara penelitian, baik melalui wawancara, studi kepuatakaan, serta observasi terhadap fenomena-fenomena yang terjadi yang ada kaitannya dengan Peranan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dalam Pembangunan Desa di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Penelitian ini mengkaji tentang Perana Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dalam menjalankan fungsinya sebagai Fasilitator, Mediator, Motivator dan Dinamisator.

Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Ketua LPMD Sisundung, sedangkan yang menjadi informan tambahan adalah Kepala Desa, Anggota LPMD, Kepala Dusun, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat Desa Sisundung sebanyak 15 orang. Dimana metode wawancara ini ditujukan untuk memperkuat validalitas data yang diperoleh.


(43)

Selanjutnya dalam analisis data ini, akan menjabarkan masalah-masalah yang ditemukan dilapangan, untuk dianalisis terhadap setiap data yang ada dan penguraian-penguraian masalah akan dijabarkan dibawah ini.

1. Lembaga Pemberdayaan Masarakat Desa sebagai Fasilitator

Bagian pertama yang dikaji untuk mengetahui peranan LPMD adalah kemampuan dalah merencanakan pembangunan. Peranan LPMD sebagai fasilitator di desa adalah memfasilitasi segala aktivitas masyarakat mengenai program pembangunan yang direncanakan kemudian untuk dilaksanakan. Peran LPMD di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli selatan memang terlihat sebagai fasilitator didalam upaya menyususun rencana-rencana pembangunan hal ini ditandai dengan program LPMD dalam melaksanakan rapat / musyawarah antara perangkat dusun yang mewakili warga masyarakat dengan pemerintah desa. Oleh karena itu Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) ini juga melakukan inisiatif untuk mengupayakan pembangunan dan upaya pencarian solusi terhadap persoalan yang ada di Desa Sisundung. Supaya bisa menjalankan fungsinya sebagai fasilitator yang baik ada beberapa indikator yang harus dikaji didalamnya sebagai berikut ini :

a. Masyarakat Ikut Merencanakan Pembangunan

Masyarakat yang ikut merencanakan pembangunan merupakan bentuk tanggungjawab untuk menumbuhkan rasa peduli dengan program yang akan dilaksanakan di daerah mereka demi tercapainya pembangunan, baik pembangunan fisik maupun ekonomi. Masyarakat boleh ikut merencanakan pembangunan yang akan dilaksanakan desa dan juga harus bertanggung jawab


(44)

dengan program yang telah mereka ajukan dalam MUSRENBANG tingkat Desa dan seterusnya.

Masyarakat yang aktif di dalam menggerakkan kemajuan pembangunan desa memainkan peranan penting dalam pembangunan khususnya LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, untuk memperkuat data maka ditanyakan secara langsung kepada Key Informan (Fasilitator LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten tapanuli Selatan) dengan pertanyaan yang diajukan sebagai berikut : Bagaimana partisipasi masyarakat dalam menjalankan program LPMD di Desa Sisundung? Adapun jawaban yang diberikan :

“Partisipasi masyarakat pada saat sekarang ini sudah sangat berkurang dalam program LPMD, karena kurangnya kesadaran dari masing-masing individu, rasa kebersamaan dan gotong royong juga sangat berkurang. Hal ini karena mereka menganggap LPMD sudah digaji pemerintah kemudian mereka menganggap itu memang sudah tugas dari LPMD itu sendiri”.

(Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 dengan Ketua LPMD, fasilitator Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Paima Situmorang). (Halaman : 55)

Berdasarkan dari observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan maka ditarik kesimpulan bahwa Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai fasilitator dalam hal perencanaan pembangunan melalui LPMD belum maksimal, menunjukkan bahwa masyarakat yang masih kurang aktif dan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut merencanakan pembangunan. Ini dikarenakan masih kurangnya minat serta ketertarikan masyarakat.

b. Masyarakat Ikut Menentukan Prioritas Usulan Program

Prioritas usulan yang ingin dibuat harus sesuai dengan kabutuhan masyarakat dan juga sudah mendesak untuk dilaksanakan. Ikut menentukan prioritas usulan yang ingin dibuat merupakan bentuk peran masyarakat yang


(45)

sangat penting karena masyarakat yang lebih mengetahui pembangunan seperti apa yang dibutuhkan dari masing-masing dusun dan yang paling mendesak untuk dilaksanakan. Melalui usulan program yang disampaikan masyarakat kepada forum musyawarah akan ditindak lanjuti melalui musyawarah prioritas usulan di tingkat desa.

Masyarakat memiliki rasa peduli dengan kemajuan pembangunan dapat dilihat dengan keikutsertaannya di dalam memberikan usulan program LPMD, seperti dengan ikut menentukan prioritas usulan program yang ingin dibuat yaitu dengan hadir ketika rapat / musyawarah di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.

Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan masyarakat maka, penulis mencoba menyimpulkan bahwa Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Fasilitator dengan masyarakat ikut menentukan prioritas usulan program adalah masih kurang maksimal, ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam ikut menentukan prioritas usulan program yang ingin dibuat masing-masing. Jelas, jika hanya kepala-kepala dusun yang menyampaikan usulan program, akan ada yang membawa kepentingan masing-masing dusun. Akan lebih baik jika LPMD sebagai fasilitator juga harus melakukan observasi langsung kepada masyarakat agar dapat melihat dan menentukan prioritas usulan program apa yang akan dilaksanakan. Sebagian kecil masyarakat perwakilan yang ditunjuk hadir dari sebagian dusun, tetapi tidak terlihat respon yang aktif. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua LMPD Sisundung bahwa dalam penentuan usulan rapat prioritas masyarakat, mereka


(46)

hanya hadir dan ikut mendengarkan saja tetapi tidak peduli dengan program LPMD. Masyarakat berpikir bahwa LPMD tidak bisa berbuat apa-apa.

2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Mediator LPMD sebagai mediator dalam pembangunan mempunyai tugas dalam mensosialisasikan hasil-hasil usulan rencana pembangunan yang sudah ditetapkan dan dijadikan rancangan pembangunan jangka menengah dan rancangan pembangunan desa. LPMD Sisundung mensosialisasikan hasil rancangan yang akan diusulkan dalam musyawarah pembangunan melalui sosialisasi kerumah-rumah warga dan juga melalui bentuk undangan rapat. Supaya bisa menjalankan fungsinya sebagai mediator yang baik ada beberapa indikator yang harus dikaji didalamnya sebagai berikut ini :

a. Masyarakat Ikut Dalam Rapat yang Diadakan

Kegiatan LPMD tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada peran serta dari masyarakat itu sendiri, karena masyarakat tidak akan mau menghadiri rapat jika tidak ada orang yang menggerakkannya. LPMD bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam pembangunan dimana tempat mereka tinggal.

Masyarakat yang ikut dalam rapat merupakan utusan dari setiap dusun masing-masing sebagai perwakilan untuk membawa aspirasi masyarakat mengenai program pembangunan yang dibutuhkan. Masyarakat yang ikut dalam rapat / musyawarah yang diadakan merupakan orang-orang yang dipercaya di dalam pelaksanaan kegiatan LPMD yang telah disepakati di Desa Sisundung Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.


(47)

“Ya, LPMD mengadakan rapat membahas program apa saja yang dilakukan di Desa Sisundung, dan pengurus selalu memberikan undangan kepada setiap Kepala Dusun / perwakilan dari setiap dusun”.

(Wawancara pada tanggal 05 Pebruari 2016 dengan Bidang PKK LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Ibu Rosmina Lubis). (Halaman : 57)

Dari hasil wawancara dengan Ibu Rosmina Lubis dapat dilihat bahwa ia selalu menghadiri rapat supaya bisa mengusulkan apa-apa saja yang menjadi kegiatan prioritas yang akan dilakukan di Desa Sisundung. Kemudian penulis juga meminta pernyataan dari informan dengan pertanyaan yang sama.

“Iya, saya pernah ikut rapat biasanya diadakan di Sekretarian LPMD Sisundung bersama dengan warga”.

(Wawancara pada tanggal 06 Pebruari 2016 denga Kepala Dusun Dusun Pangaribuan Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Yusro Sitompul). (Halaman : 58)

Dari kutipan wawancara di atasdapat kita lihat bahwa yang bersangkutan mengikuti yang diadakan oleh LPMD disebabkan karena mereka menyadari bahwa program yang akan diadakan ini untuk kemajuan bagi daerahnya sendiri. Hal ini karena rasa tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi. Masyarakat yang ikut dalam rapat dan mengetahui adanya kegiatan rapat yang akan dilaksanakan karena kesadaran mereka sendiri bagaimana pentingnya LPMD untuk mengadakan rapat, untuk pembangunan yang lebih baik di daerahnya.

Untuk memperkuat data diberikan wawancara secara langsung kepada Fasilitator LPMD Sisundung (Key Informan) dengan pertanyaan yang diajukan : Menurut Bapak apakah masyarakat pernah mengikuti setiap diadakannya rapat LPMD di Desa Sisundung ? adapun jawaban yang diperoleh yaitu :

“Pernah, masyarakat yang ikut rapat ditingkat desa hanyalah mereka yang mewakili dari setiap dusun, yang duduk hanyalah perwakilan dari setiap dusun mereka”.


(48)

(Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 dengan Ketu LPMD Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Paima Situmorang). (Halaman : 58)

Dari hasil wawancara maka dapat disimpulkan bahwa Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Mediator sudah berjalan dengan semestinya, dapat dilihat dari partisipasi masyarakat yang ikut rapat sebab mereka menyadari pentingnya program yang dibuat LPMD untuk masyarakat. Dengan demikian Peran LPMD sudah berjalan karena LPMD sudah mengadakan rapat / musyawarah di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli selatan untuk mendapatkan informasi-informasi yang terbaru.

b. Masyarakat Ikut Memberikan Informasi Bagi Berjalannya Program Pembangunan

Masyarakat yang berpartisipasi dalam program pembangunan juga harus menerima informasi termasuk sosialisasi menganai kegiatan yang akan dibuan oleh pihak LPMD, kagiatan pembangunan yang dibuat tidak akan berjalan dengan baik jika masyarakat tidak ikut memberikan informasi mengenai pembangunan yang akan dibuat maupun memberikan informasi yang diperoleh dari orang lain yang tidak hadir pada saat rapat / musyawarah LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.

Dari hasil wawancara dapat di simpulkan sudah terselenggaranya sosialisasi LPMD dalam memberitahukan apa-apa saja yang menjadi tujuan diadakannya LPMD. Sehingga sebahagian warga telah mengetahui informasi mengenai LPMD. Semua masyarakat ketika diadakan rapat harus memberikan partisipasinya, atau mendapatkan informasi dari orang lain mengenai adanya kegiatan yang akan dilaksanakan oleh LPMD melalui musyawarah / rapat.


(49)

Partisipasi masyarakat dalam ikut memberikan informasi bagi berjalannya program pembangunan merupakan kesukarelaan yang diberikan secara pribadi oleh seseorang yang melihat dan mengetahui tentang apa saja yang berkaitan dengan LPMD.

Kemudian diperkuat pula keterangan yang diberikan oleh Key Informan selaku Fasilitator LPMD.

“Masyarakat sangat kurang pengetahuannya mengenai LPMD, dimana sumber daya masyarakat Desa Sisundung yang masih sangat rendah dan kurang, dan untuk informasi dari masyarakat kami hanya mendapatkannya dari Kepala Dusun masing-masing”.

(Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 dengan Ketua LPMD, Fasilitator Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Paima Situmorang). (Halaman : 60)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua LPMD Sisundung dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah memberikan informasi hanya sebatas yang mengikuti rapat / musyawarah saja. Sedangkan bagi masyarakat yang masih kurang peduli dan tidak mau tahu dengan program, maka tidak akan mendapatkan informasi LPMD. Dapat dikatakan bahwa Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Mediator sudah berjalan akan tetapi belum ke masyarakat banyak, hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat hanya orang-orang yang aktif saja dan yang peduli dengan pembangunan yang dibuat oleh pihak LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.

3. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Motivator Motivator ini dipandang sebagai ujung tombak dan pionir pembangunan


(50)

pemberdayaan masyarakat. Motivator ini bisa para tokoh yang ada dimasyarakat maupun segenap aparat pemerintahan yang ada di desa atau kelurahan, kecamatan bahkan ditingkat kabupaten atau kota. banyak hal yang harus dipersiapkan baik persiapan ketahanan personal, kemampuan memahami lingkungan dan modal sosialnya, kemampuan mengajak, memobilisasi, menjembatani, serta kemampuan untuk menjadi fasilitator. Sehingga peran motivator sangat penting dan strategis. Supaya bisa menjalankan fungsinya sebagai motivator yang baik ada beberapa indikator yang harus dikaji didalamnya sebagai berikut ini :

a. Masyarakat Memanfaatkan Pembangunan yang Sudah Dibangun

Pembangunan di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan tidak akan terwujud jika masyarakat belum memiliki kesadaran untuk ikut berpartisipasi dan tidak lupa dukungan dari pihak Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai lembaga yang memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi. Partisipasi masyarakat yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan adalah dengan ikut bekerja dalam melaksanakan pembangunan. LPMD bertujuan untuk memberdayakan masyarakat. Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, diberikan wawancara langsung kepada semua informan. Kesimpulan dari jawaban informan adalah partisipasi masyarakat masih tergolong rendah apabila masyarakat tidak mau ikut bekerja dalam pembangunan di daerahnya serta mensukseskan pembangunan yang sudah dibuat oleh pihak LPMD sendiri. Program LPMD adalah program yang ditujukan untuk masyarakat maka partisipasi masyarakat untuk ikut bekerjasangat berpengaruh dalam pelaksanaan pembangunan yang akan dibuat. Seperti pembangunan yang sudah dibuat adalah perbaikan jalan,


(51)

penyediaan sarana kamar mandi umum yang sudah dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat Sisundung. Sesuai dengan jawaban yang diberikan salah satu masyarakat Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan yang menyatakan :

“Sudah, seperti Kamar Mandi Umum yang sudah dibangun di dusun saya tinggal dimana kamar mandi tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena tempat kami tinggal masih ada di daerah pedalaman”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Ibu Mini Lubis, masyarakat Dusun Muara Pardomuan Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan). (Halaman : 61)

Dari wawancara diatas terlihat bahwa masyarakat setempat telah memanfaatkan pembangunan yang sudah dibuat. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan baik dengan masyarakat ataupun dengan Key Informan dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat sudah memanfaatkan pembangunan yang sudah dibuat di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.

b. Masyarakat Ikut Merawat Pembangunan yang Sudah Dibuat

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan masing-masing dusun yang telah dibuat ditujukan supaya mereka ikut merawat pembangunan yang sudah dibuat. Masyarakat perlu memberikan partisipasinya demi tercapainya program LPMD yang telah berjalan di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Semua masyarakat yang ikut menikmati hasil pembangunan yang sudah dibuat harus ikut merawatnya. Jika hasil pembangunan yang sudah dibuat tidak dirawat masyarakat maka bantuan akan dihentikan sehingga masyarakat tidak memperoleh fasilitas lagi. Partisipasi masyarakat didalam merawat pembangunan yang sudah dibuat merupakan rasa kepedulian


(52)

hasil wawancara penuulis menyimpulkan bahwa masyarakat belum memiliki kesadaran untuk merawat bangunan yang telah dibuat. Tingkat kesadaran masyarakat untuk merawat bangunan yang telah dibuat masih sangat rendah.

“Masalah menjaga inilah yang menjadi masalah terbesar di lingkungan masyarakat kami, bangunan yang sudah dibangun sudah difasilitasi. Jangankan untuk menjaga, malah sebahagian besar mereka mengabaikan fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah”.

(Wawancara pada tangggal 05 Pebruari 2016 denga Kepala Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Ramadhan Dalimunthe S.Sos). (Halaman : 63)

Untuk memperkuat data maka diberikan wawancara langsung kepada Key Informan (Fasilitator LPMD) dengan pertanyaan yang diajukan sebagai berikut : Menurut penilaian Bapak, Apakah masyarakat Desa Sisundung mau ikut merawat pembangunan yang telah dibuat LPMD Desa Sisundung? Adapun jawaban yang diperoleh yaitu :

“Iya, memang harus seperti itu. Maksudnya setelah pembangunan selesai dan didalam musyawarah desa serah terima kemudian masyarakat membentuk TIM atau dengan sebutan TP3 (Tim Pemeliharaan, Pelestarian dan Pembangunan”. (Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 dengan Ketua LPMD Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Paima Situmorang). (Halaman : 63)

Berdasarkan observasi dan hasil wawancara dengan semua informan maka dapat disimpulkan bahwa Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Motivator sudah baik, tetapi sangat bertolak belakang dengan keadaan masyarakat di Desa Sisundung dalam perawatan pembangunan yang sudah dibuat masih sangat rendah.


(53)

4. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagai Dinamisator

Dalam mengoptimalkan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, LPMD harus lebih bijaksana dalam memantau dan melihat berbagai kegiatan di masyarakat, menempatkan dirinya ditengah-tengah masyarakat supaya bisa terjun mendorong agar masyarakat lebih berperan aktif terlibat dalam kegiatan pembangunan di masing-masing wilayahnya. Supaya bisa menjalankan fungsinya sebagai dinamisator yang baik ada beberapa indikator yang harus dikaji didalamnya sebagai berikut ini :

a. LPMD melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kegiatan program pembangunan

Peran masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan merupakan keikutsertaan dari semua masyarakat dalam membantu berjalannya kegiatan LPMD yang ditunjukkan dengan ikut bekerja demi kemajuan pembangunan di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Keberhasilan suatu pembangunan adalah terwujudnya semua program yang telah direncanakan dengan partisipasi masyarakat baik dalam pelaksanaan kerja, maupun pikiran ataupun yang lainnya yang dapat mensukseskan pembangunan. Untuk itu dari pihak LPMD sendiri harus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan. Supaya apa yang dilakukan oleh masyarakat dapat terarah dengan baik dan sudah sampai dimana program yang sudah difasilitator oleh LPMD tersebut.

Program LPMD adalah program yang ditujukan untuk desa maka perlu partisipasi masyarakat dari setiap dusun untuk ikut bekerja dalam pelaksanaan pembangunan seperti perbaikan jalan, pembangunan lening ataupun yang lainnya.


(54)

Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara dengan masyarakat ataupun Key Informan maka dapat disimpulkan bahwa Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Dinamisator belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat digambarkan dengan hasil wawancara dengan Ketua LPMD yang mengatakan sendiri bahwa jika program pembangunan tersebut sudah selesai maka masyarakatlah yang berhak menanggapi bagaimana baik/tidaknya sebab masyarakat langsung yang memanfaatkan hasil dari program pembangunan tersebut.

b. LPMD Melakukan Evaluasi pada Program Pembangunan

Kegiatan LPMD merupakan peran serta masyarakat dalam memelihara hasil pembangunan, dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah dibangun, melakukan pemeliharaan serta pemantauan dari pihak LPMD itu sendiri secara bersama-sama oleh masyarakat Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan. Peran masyarakat yang ditunjukkan dengan sikap mau ikut memanfaatkan dan merawat dari hasil pembangunan. masyarakat dapat menikmati dan memanfaatkan hasil pembangunan di wilayah mereka.

“Baik atau tidaknya hasil dari pembangunan, masyarakat lah yang menentukan. Kalau dari pihak LPMD tidak ada melakukan pengecekan kembali”.

(Wawancara pada tanggal 07 Pebruari 2016 dengan Kepala Dusun Dusun Muara Pardomuan Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Pentus Aritonang). (Halaman : 65)

“Jika tidak adanya pemantauan dari pihak LPMD, berarti tidak ada juga jangka waktu yang dilakukan oleh pihak LPMD”.

(Wawancara pada tanggal 08 Pebruari 2016 denga Ketua LPMD, Fasilitator Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Paima Situmorang). (Halaman : 65)

Dari hasil kutipan wawancara di atas terlihat jelas bahwa Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Dinamisator belum berjalan


(55)

dengan baik. Setelah terjadi pembangunan hingga selesai tidak ada melakukan pengevaluasian oleh anggota ataupun ketua Lemabaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) itu sendiri.

5. Kendala yang Dihadapi oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)

Di dalam pelaksanaan suatu pembangunan, ditemuinya hambatan atau kendala adalah salah satu yang wajar. Hambatan tersebut bisa berasal dari dalam maupun dari luar. Begitu pula dengan Peranan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dalam Pembangunan Desa di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti melalui wawancara mengenai kendala atau hambatan yang dihadapi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), masing-masing memberikan tanggapan yang berbeda mengenai ini.

“Kendala yang kami hadapi ialah terdapat dalam hal pemahaman keanggotaan LPMD sendiri akan fungsinya sebagai Fasilitator, Mediator, Motivator dan Dinamisator ada sebagian kecil anggota yang belum memahami akan fungsinya”. (Wawancara pada tanggal 09 Pebruari 2016 dengan Bendahara LPMD Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Ibu Hotma Sari Simamora). (Halaman : 66)

Pemahaman akan fungsi merupakan hal yang wajib bagi anggota di seluruh lembaga agar kinerja dapat berjalan dengan baik. Di Desa Sisundung sendiri belum semua anggota LPMD mengetatui fungsinya. Akan tetapi pelaksanaan fungsi ini tidak menjadi masalah yang seruis karena anggota LPMD memiliki hubungan yang harmonis.


(56)

Untuk mengoptimalkan fungsinya, LPMD di Desa Sisundung mengadakan pertemuan minimal satu kali dalam satu bulan untuk memberikan arahan bagi anggota yang belum memahami fungsinya dengan baik, yang mana dilaksanakan pada malan hari karena siang hari semua sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Dengan demikian anggota yang belum memahami fungsinya sebagai anggota LPMD perlahan akan mengetahui akan dapat bekerja dengan lebih efektif dan efisien sehingga fungsi LPMD sebagai Fasilitator, Mediator, Motivator dan Dinamisator dapat berjalan dengan baik. Sehingga apabila ada pembangunan pasti hasilnya akan lebih baik lagi, karena sudah dilakukannya pemantauan, pengawasan dan pengevaluasian selama berjalannya pembangunan yang kemudian akan lebih diketahui bagaimana manfaat program terhadap kelompok sasaran, faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong ataupun yang penghambat dalam kegiatan pembangunan dan ketepatan waktu dalam pelaksanaan pembangunan.

“Kendala yang kami hadapi di desa ini ialah, adanya kendala internal dan eksternal. Kendala internalnya sendiri ialah di keanggotaan LPMD sendiri yaitu dalam hal perbedaan pendapat antar anggota mengenai pembangunan namun hal ini dapat segera diatasi dengan baik sehingga perbedaan tersebut dapat berubah menjadi satu keputusan yang baik. Kendala eksternalnya ialah masih kuarangnya kesadaran akan pentingnya partisipasi masyarakat dan gotong royong terhadap pembangunan. Kami sangat membutuhkan kesadaran masyarakat yang lebih tinggi lagi”.

(Wawancara pada tanggal 09 Pebruari 2016 dengan Ketua LPMD Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan, Bapak Paima Situmorang). (Halaman : 66)

Kendala atau hambatan lain yang dihadapi oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Sisundung disebabkan karena dua faktor yaitu internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya sendiri adalah adanya perbedaan pendapat antar anggota LPMD mengenai pembangunan desa. Perbedaan pendapat ini


(57)

adalah salah satu yang wajar dimana suatu keputusan pasti ada perbedaan pendapat yang dapat diselesaikan melalui musyawarah. Dalam hal ini perbedaan pendapat yang terjadi di LPMD Sisundung selalui dapat diselesaikan dengan mufakat, ini menunjukkan bahwa di internal Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa tidak pernah terjadi konflik yang diakibatkan oleh perbedaan pendapat.

Faktor eksternalnya sendiri adalah masih kurang kesadaran masyarakat akan pentingnya partisipasi dan gotong royong terhadap pelaksanaan pembangunan. Di Desa Sisundung masyarakat masih banyak yang tidak peduli dengan program yang dilakukan oleh pihak Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), masih banyak masyarakat yang tidak mau terlibat dalam pelaksanaan pembangunan. Rasa kebersamaan sudah berkurang, seperti gotong royong sudah tidak ada lagi. Jangankan untuk terlibat dalam pelaksanaan pembangunan, dalam menjaga pembangunan yang sudah dibuat saja mereka tidak peduli. Padahal kesadaran dan gotong royong masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan sangat dibutuhkan demi kesuksesan pembangunan.


(58)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari bab-bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kasimpulan dapam penelitian ini sebagai berikut :

1. Peran Lembaga Pembedayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Fasilitator di Desa Sisundung masih sangat rendah hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam ikut menentukan prioritas usulan program yang ingin dibuat masing-masing. Hal ini terlihat dari hasil wawancara oleh Ketua LPMD Sisundung bahwa dalam penentuan usulan rapat prioritas masyarakat hanya hadir dan tidak peduli dengan program LPMD. Masyarakat berpikir LPMD tidak bisa berbuat apa-apa.

2. Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Mediator sudah berjalan dengan semestinya hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat yang ikut dalam rapat sudah banyak. Denga demikian Peran LPMD sebagai Mediator sudah berjalan karena selaku sebagai lembaga, telah mengadakan rapat dan pihak LPMD juga selalu memberikan undangan rapat kepada setiap kepala dusun kemudian dari rapat tersebut akan mendapatkan informasi-informasi yang baru.

3. Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Motivator sudah baik, tetapi bertolak belakang dengan keadaan masyarakat di Desa Sisundung dalam perawatan hasil pembangunan masih rendah.


(59)

4. Peran Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Dinamisator tidak berjalan dengan baik. Hal ini dapat digambarkan dengan hasil wawancara oleh masyarakat dan Fasilitator yang mengatakan sendiri bahwa jika program pembangunan sudah selesai maka masyarakat sendiri yang menanggapinya.

B. Saran

Bertitik tolak dari kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada Pemerintah Desa agar memberikan perhatian dengan mensosialisasikan program kepada masyarakat, menggerakkan, mengajak, mengundang masyarakat untuk berpartisipasi aktif sehingga LPMD Sisundung tidak berjalan dengan sendirinya serta perlu adanya pemahaman yang baik mengenai fungsi LPMD itu sendiri, supaya fungsi LPMD sendiri dapat berjalan dengan baik dan bisa menghasilkan pembangunan yang sukses.

2. Diharapkan kepada fasilitator LPMD agar lebih memotivasi masyarakat agar kesadaran dan semangat gotong royong masyarakat lebih tinggi lagi dalam pelaksanaan pembangunan.

3. Diharapkan kepada masyarakat untuk terlibat langsung di dalam LPMD Sisundung baik pihak laki- laki maupun pihak perempuan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh Pemerintah untuk ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan.


(60)

4. Diharapkan kepada pihak LPMD Sisundung dan masyarakat harus dapat bekerja sama dengan baik. Baik itu dalam program perencanaan, pelaksanaan kegiatan, mengawasi, merawat dan memberdayakan bangunan yang telah dibuat. Agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil.


(61)

BAB II

METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penilian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti secara sistematis. Pendekatan kualitatip menyajikan data yang mengumpulkan terutama dalam bentuk kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih dari sekedar angka atau frekuensi. Jadi, penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang studi kasusnya mengarah pada deskripsian secara rinci dan mendalam mengenai kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan (H.B Sutopo, 2002).

Dengan demikian metode ini merumuskan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena pada saat penelitian dilakukan atau masalah-masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, dan mencoba menganalisis untuk memberikan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Huta Sisundung Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara.


(62)

C. Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, tidak menggunakan istilah populasi ataupun sampel. Dalam penelitian kualitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu. (Sugiyono, 2005:297). Informan adalah seorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan atau permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat dan terpercaya baik berupa pertanyaan, keterangan atau data-data yang dapat membantu dalam memenuhi persoalan atau permasalahan. Menurut Bagong Suyanto (2005:172), informan penelitian terdiri dari beberapa macam, yaitu :

1. Informan kunci (key informan) adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian ini. 2. Informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan informan kunci, informan utama dan informan tambahan yaitu sebagai berikut :

1. Informan Kunci : Ketua LPMD

2. Informan Tambahan : Kepala Desa, Perangkat desa lainnya, Struktur LPMD, Kepala Dusun, Tokoh Masyarakat dan Masyarakat


(63)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa data primer dan data skunder.

1. Metode pengumpulan data primer yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian secara langsung di lokasi penelitian. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan :

a. Wawancara

Wawancara dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi atau data dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka. Namun, teknik wawancara dapat juga dilakukan dengan memanfaatkan sarana komunikasi lain, misalnya telepon dan internet (Suyanto,2005).

b. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dalam kamus berarti melihat dengan penuh penelitian. Dalam hal pengamatan, apa yang diamati, siapa yang mengamati, kesalahan-kesalahan apa saja yang sering terjadi pada waktu pengamatan perlu diketahui oleh peneliti sebelum melakukan tahap-tahapan penelitian (Suyanto, 2005).

2. Metode penelitian data sekunder yaitu data yang tidak secara langsung dari objek penelitian yang terdiri dari :

a. Penelitian kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan literature seperti buku, karya ilmiah, laporan penelitian, dan sumber-sumber bacaan lainnya.


(64)

b. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang menggunakan catatan-catatan dan rekaman video yang ada dilokasi penelitian atau pada sumber-sumber lain yang terkait dengan obyek penelitian.

E. Teknik Analisa Data

Menurut Miles dan Haberman (dalam Sugiono 2005) terdapat beberapa langkah yang harus dilalui dalam melakukan analisis yaitu :

1. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal-hal yang penting tengtang penelitian dengan mencari tema dengan pola hingga memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. 2. Penyajian Data

Setelah langkah pertama selesai, maka langkah selanjutnya adalah mengujikan data dalam penelitian dengan teks yang bersifat naratif sehingga memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya.


(65)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu konsep perubahan sosial yang terus menerus menuju kearah perkembangan dan kemajuan memerlukan masukan-masukan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui beberapa kegiatan antara lain peningkatan prakarsa dan swadaya masyarakat, perbaikan lingkungan dan perumahan, pengembangan usaha ekonomi, pengembangan Lembaga Keuangan serta kegiatan - kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menaikkan hasil produksinya. Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat bawah yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, pemberdayaan (empowering) adalah memampukan dan memandirikan masyarakat miskin.

Pembangunan desa bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk penciptaan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya masyarakat. Pemerintah menyadari akan pentingnya pembangunan desa. Berbagai bentuk dan program untuk mendorong percepatan pembangunan kawasan pedesaan telah dilakukan oleh pemerintah, namun hasilnya belum signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesehjateraan masyrakat. Oleh karena itu, pembangunan desa harus dilakukan secara terencana dengan baik dan


(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Kerangka Teori ... 8

1. Peranan ... 9

a. Pengertian Peranan ... 9

b. Fungsi Peranan ... 10

2. Kelembagaan ... 10

a. Pengertian Kelembagaan ... 10

b. Unsur-Unsur Kelembagaan ... 11

3. Pemberdayaan Masyarakat ... 12

a. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ... 12


(2)

vi 

d. Faktor-yang mempengaruhi Pemberdayaan Masyarakat ... 19

4. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) ... 20

5. Pembangunan Desa ... 26

6. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dalam Perwujudan Pembangunan di Desa ... 29

F. Defenisi Konsep ... 30

G. Sistematika Penulisan ... 32

BAB II METODE PENELITIAN ... 34

A. Bentuk Penelitian ... 34

B. Lokasi Penelitian ... 34

C. Informan Penelitian ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Teknik Analisis Data ... 37

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 38

A. Gambaran Umum Desa Sisundung ... 38

B. Kondisi Geografis Desa Sisundung ... 38

1. Luas Desa ... 38

2. Kondisi Demografis ... 39

a. Jumlah Penduduk ... 39

b. Kondisi Sosial Ekonomi ... 40

c. Pendidikan ... 41


(3)

D. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa ... 43

E. Sarana dan Prasarana Desa ... 46

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 49

A. Identitas Informan ... 50

B. Hasil Wawancara ... 54

1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Fasilitator ... 55

2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Mediator ... 58

3. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Motivator ... 61

4. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Dinamisator ... 65

5. Kendala yang Dihadapi oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) ... 67

BAB V ANALISIS DATA ... 69

A. Hasil Analisis Data ... 69

1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Fasilitator ... 70

2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Mediator ... 73

3. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Motivator ... 76

4. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai Dinamisator ... 80

5. Kendala yang Dihadapi oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) ... 82

BAB VI PENUTUP ... 85


(4)

viii  B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

LAMPIRAN


(5)

Tabel 3.1 : Tabel Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 3.2 : Tabel Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pendidikan ... 41

Tabel 3.3 : Tabel Jumlah Sarana Umum ... 46

Tabel 3.4 : Tabel Jumlah Sarana Pendidikan ... 46

Tabel 3.5 : Tabel Jumlah Sarana Keagamaan ... 47

Tabel 3.6 : Tabel Jumlah Sarana Kesehatan ... 47

Tabel 4.1 : Tabel Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel 4.2 : Tabel Identitas Informan Berdasarkan Usia ... 52

Tabel 4.3 : Tabel Identitas Informan Berdasarkan Jabatan ... 53


(6)

Gambar 3.1 : Gambar Struktur Pemerintah Desa Sisundung ... 43 Gambar 3.2 : Gambar Struktur BPD Sisundung ... 44 Gambar 3.3 : Gambar Struktur LPMD Sisundung ... 45